PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang terjadinya reformasi 1998 di Indonesia?
2. Apa yang menjadi tuntutan para reformis?
3. Bagaimana upaya para reformis untuk mendesak pemerintah menuju reformasi?
4. Bagaimana kronologis terjadinya reformasi di Indonesia?
5. Apa agenda pemerintah reformasi dalam pembaruan bidang kehidupan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
2. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya reformasi
3. Untuk mengetahui tuntutan para reformis dalam memperjuangkan reformasi
4. Untuk mengetahui upaya para reformis dalam mendesak pemerintahan orde baru
5. Untuk mengetahui kronologis terjadinya reformasi
6. Untuk mengetahui agenda pemerintah dalam pembaruan di awal era reformasi
7. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya reformasi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tujuan Reformasi
1) Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi.
2) Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat.
3) Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
4) Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia.
Salah satu penyebab semakin memburuknya situasi dalam negeri Indonesia adalah
terjadinya bentrokan dan aksi demonstrasi menuntut reformasi Indonesia. Diantara tragedi
bentrokan dan aksi demonstrasi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1.) Tragedi Trisakti
Soeharto mendapatkan surat dari Harmoko, mantan ketua DPR saat itu, ketika sedang
menghadiri konferensi tingkat tinggi antar-negara di Mesir pada tanggal 20 Mei 1998. Isi
surat itu adalah : "Soeharto harus mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI karena
Jakarta tidak aman lagi". Surat ditandatangani oleh 15 orang, termasuk 14 menteri
Kabinet Pembangunan VII, yang merasa telah "meninggalkan" Soeharto.
Puncak kebencian mereka pada zaman orde baru telah meradang dalam gelombang
unjuk rasa mahasiswa yang menimbulkan Tragedi Trisakti pada tanggal 12-20 Mei 1998.
Saat itu, Soeharto Hingga akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan
diri dari jabatan presiden, dan pada akhirnya posisi Soeharto digantikan oleh Baharuddin
Jusuf Habibie yang sebelumnya adalah wakil presiden terakhir pada zaman orde baru.
Gerakan mahasiswa Indonesia 1998 memang begitu monumental, karena telah berhasil
menurunkan Soeharto dari jabatannya.
Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya Soeharto
telah tercapai, namun banyak yang menilai agenda reformasi belum tercapai atau malah
gagal. Sepanjang aksi unjuk rasa itu, ada empat orang yang tertembak aparat kepolisian.
Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (1978 - 1998), Heri Hertanto (1977 - 1998),
Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas
tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,
tenggorokan, dan dada. Mereka telah ditemukan tewas di bekas bangunan mal yang
terbakar.
Alhasil, keluarga keempat mahasiswa yang tertembak mengadukan penembakan oleh
aparat yang mereka anggap sebagai pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berat.
b. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang
politik.Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi.Artinya, kekuasaan
peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk
melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat
pembenaran para penguasa.Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasal 24 UUD
1945 yang menyatakan bahwa‘kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas
dari kekuasaan pemerintah (eksekutif)’.
c. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.Ternyata, ekonomi Indonesia tidak
mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia.Krisis ekonomi Indonesia diawali
dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Pada tanggal 1
Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per dollar
Amerika Serikat.
Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun
menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus
melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang
melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti:
1. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis
ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar
pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.
2. Industrialisasi, pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai negara industri.
Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat Indonesia.Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang sangat
rendah (rata-rata).
3. Pemerintahan Sentralistik, pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya sehingga
semua kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah pusat sangat
menentukan dan pemerintah daerah hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.
d. Krisis Sosial
Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis
sosial.Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya
konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama.Semua itu berakhir pada meletusnya
berbagai kerusuhan di beberapa daerah. Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan
sumbangan terbesar terhadap krisis sosial.Pengangguran, persediaan sembako yang terbatas,
tingginya harga-harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor
yang rentan terhadap krisis sosial.
e. Krisis Kepercayaan
Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto.Ketidakmampuan
pemerintah dalam membangun kehidupan politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan
hukum dan sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada
rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan
ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu,
konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat
Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya
pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya
menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik
didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik,
masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama
terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau
memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan
Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu
munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir
kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak
memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar
yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto
sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan
masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk
menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik
Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden
Soeharto yang datang dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan.
Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum
juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang
hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang
sebenarnya.
Krisis moneter yang melanda negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Ketika nilai tukar rupiah
semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim
bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu
dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu
bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena
pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di
kembalikan begitu saja. Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara,
tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas
ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997
persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-
harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan IMF. Namun,
kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada
15 januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol)
dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak terlepas dari
masalah utang luar negeri. Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi
salah satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak
sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta. Utang yang
menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika
Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat.
Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin
menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di
anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.
Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai tujuan menjadikan
Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil
di masyarakat. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat
pendidikan yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh
menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa
dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada
masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para
konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan
kolusi.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua
bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di
Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada bidang ekonomi. Ini
terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan
ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini
juga dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan
yang berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama. Namun peristiwa yang terjadi di daerah
yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita
yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers
daerah.
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat
pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap
berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21
Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998. Pada April
1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya
(tanpa wakil presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) dan Baharuddin Jusuf
Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui Soeharto dan
melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan selama 29 tahun, Partai Golkar
merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang
menguasai Indonesia selama 25 tahun. Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini
ternyata mendapatkan kecaman dari mahasiswa karena krisis ekonomi yang membuat hampir
setengah dari seluruh penduduk Indonesia mengalami kemiskinan.
Gerakan ini mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis moneter pada pertengahan
tahun 1997. Namun para analis asing kerap menyoroti percepatan gerakan pro-demokrasi pasca
Peristiwa 27 Juli 1996 yang terjadi 27 Juli 1996. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya
beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan
mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat
simpati dan dukungan dari rakyat.
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah
mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak
aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa
yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang
mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan
Hafidhin Royan.
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan
masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak
merakyat. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa
tuntutan, seperti:
Adili Soeharto dan kroni-kroninya,
Laksanakan amandemen UUD 1945,
Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
Tegakkan supremasi hukum,
Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket
undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya :
UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR / MPR
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi
tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang
berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto.
Organisasi mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan Forum Kota
karena mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR.Meski salah satu agenda perjuangan
mahasiswa yaitu menuntut lengsernya sang Presiden tercapai, namun banyak yang menilai
agenda reformasi belum tercapai atau malah gagal. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga
mencuatkan tragedi Trisakti yang menewaskan empat orang Pahlawan Reformasi. Pasca
Soeharto mundur, nyatanya masih terjadi kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa, yang antara
lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang berlangsung hingga dua kali. Gerakan Mahasiswa
Indonesia 1998 juga memulai babak baru dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu era
Reformasi.
Sampai saat ini, masih ada unjuk rasa untuk menuntut keadilan akibat pelanggaran HAM
berupa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh aparat terhadap keempat orang
mahasiswa..
F. Kronologis Peristiwa Reformasi
Secara garis besar, kronologi gerakan reformasi dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Keberanian Amin Rais membongkar kebobrokan sistem pengelolaan PT. Freeport
b. Peristiwa 27 Juli 1996 (KUDATULI) yaitu penyerbuan kantor PDI yang ditempati
Megawati oleh PDI pro-Suryadi
c. Terpilihnya kembali Bpk Soeharto sebagai presiden pada bulan Maret 1998
d. Sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J. Habibie sebagai Presiden dan
Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998-2003. Presiden Suharto membentuk dan
melantik Kabinet Pembangunan VII.
e. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar
demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga barang-barang
kebutuhan (sembako), penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi
kepresidenan.
f. Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta
telah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang
mahasiswa (Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan
Sie) tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka.
Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat para mahasiswa dan kalangan
kampus untuk menggelar demonstrasi secara besar-besaran.
g. Pada tanggal 13-14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan
penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu,
puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar.
h. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan
sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR.
i. Pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia berkumpul di alun-alun
utara Keraton Yogyakarta untuk menghadiri pisowanan agung, guna mendengarkan
maklumat dari Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.
j. Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan
pernyataan berisi ‘anjuran agar Presiden Suharto mengundurkan diri’.
k. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-
tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan
Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Suharto.
l. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden Suharto meletakkan
jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa anggota Mahkamah
Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya
kepada Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI.Pada waktu itu juga B.J. Habibie
dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.
A. Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional.
Lahirnya reformasi di landasi dengan memburuknya situasi dan kondisi dalam sebagian besar
aspek kehidupan rakyat, dimulai dari aspek ekonomi hingga mengobar ke aspek-aspek lainnya
(politik, sosial, hukum, dan lain-lain) sehingga rakyat berpendapat bahwa pemerintahan orde
baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran
dan makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan
lahirnya reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Dari hal tersebut, maka muncullah aksi-aksi separatis dan radikal menentang
pemerintahan orde baru yang diserukan oleh rakyat dan diobori mahasiswa sebagai aksi
penuntutan reformasi dilakukan. Dalam aksinya para reformis menuntut akan adanya
pembaruan yang termaktub dalam TRITURA. Situasi semakin memanas dikala Hak Asasi
Manusia benar-benar dianggap tidak ada, yaitu setelah tertembaknya beberapa mahasiswa di
Kampusnya akibat penuntutan pembaruan tersebut. Kemudian sebagai upaya untuk
meredakan situasi yang brutal, maka Soeharto turun tahta dari jabatan Presiden RI pada
tanggal 21 Mei 1998. Dan sejak saat itulah era reformasi Indonesia dianggap dimulai.
Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan dan keprihatinan
atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial:
1. Reformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat, berbangsa, dan
bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.
2. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan
orde baru, apalagi untuk menurunkan Suharto dari kursi kepresidenan.
3. Namun, karena pemerintahan orde baru pimpinan Suharto dipandang sudah tidak mampu
mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka Suharto diminta untuk mengundurkan
secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan negara Indonesia di masa
yang akan datang.
B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah selayaknya kita untuk memperjuangkan
kemakmuran Indonesia dan mempertahankan NKRI seutuhnya. Baik di era orde lama dan
orde baru yang telah berlalu, maupun reformasi kita harus dapat menjawab tantangan dunia
akan peningkatan kualitas hidup bangsa dengan memaksimalkan potensi dan melakukan yang
terbaik dalam bidang masing-masing demi kemajuan Negara dan Bangsa Indonesia. Peristiwa
yang terjadi dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara , baik kelam atupun
membanggakan adalah proses menuju pendewasaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
besar guna kemakmuran hidup bukan sebagai titik perpecahan akibat segala pengalaman yang
telah terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat menghargai dan melanjutkan perjuangan
para pahlawan pendahulu dalam memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia.
KATA PENGANTAR
Bismilahirrrahmanirrahim
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya, Adapun
tujuan Penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Guru mata
Pelajaran, Maka penyusun diberi judul Makalah Tentang Kosep Ruang dan Waktu Terkait
Peristiwa Reformasi 1998 Di Indonesia
Dengan membuat Makalah ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengetahui serta lebih
memahami tentang Reformasi 1998 di Indonesia dan penyelesaiannya.
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Kami sadar, sebagai Siswa yang masih
dalam proses pembelajaran, penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penyusunan
Makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan diharapkan oleh penyusun.
Semoga Makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, Siswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A.Latar Belakang Masalah............................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Sejarah awal Lahirnya Reformasi........................................................................... 2
B. Krinologis jatuhnya Pemerintah Orde Baru........................................................... 2
C. Tujuan Reformasi................................................................................................... 3
D. Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi............................................................... 3
E. Sebab Umum lahirnya Gerakan Reformasi............................................................ 5
F. Kronologis Peristiwa Reformasi............................................................................. 10
G. Suksesi ( Pergantian Pimpinan )............................................................................. 11
H. Agenda pad Reformasi dalam berbagai Bidang..................................................... 11
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13
A. Kesimpulan............................................................................................................. 13
B. Saran....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
MAKALAH
KONSEP RUANG DAN WAKTU
TENTANG
PERISTIWA REFORMASI 1998 DI INDONESIA
OLEH :
KELOMPOK V
RISMAWATI
SARTIKA DEWI
NUR INDAH SARI
FITRI
MUH. IKBAL MUNANDAR
KELAS X. IPS.2