Anda di halaman 1dari 7

SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK EKONOMI INDONESIA MASA

REFORMASI

(1998-SEKARANG)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Sejarah Indonesia

Oleh :

Indah Sari Marpaung

XII MIA 5

SMA NEGERI 1 SIANTAR NARUMONDA

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan


bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional.Gerakan
reformasi diawali ketika Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden pada tanggal
21 Mei 1998.Tidak sampai menempuh waktu yang lama,sejak pertengahan tahun 1997,ketika
krisis moneter melanda dunia bulan Mei 1998, orde baru akhirnya runtuh.Krisi moneter
membuka jalan bagi kita menuju terwujudnya kehidupan berdemokrasi yang sehat yang selama
ini terkukung oleh sistem kekuasaan orde yang serba menguasai semua sisi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara terbuka
kepada orde baru mulai muncul.Penentangan ini terus bergulir oleh mahasiswa,cendikiawan,dan
masyarakat.Mereka juga menuntut terwujudnya rule of law,good governance serta berjalannya
pemerintah yang bersih. Oleh karena itu ,bagi mereka reformasi merupakan sebuah era suasana
yang senentiasa terus diperjuangkan dan dipelihara.Jdi bukan hanya sebuah momentum,namun
sebuah proses yang harus senantiasa dipupuk.
1.2. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini diharapkan kita dapat:

1. Menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa Reformasi 1998.


2. Menganalisis proses perubahan dan perkembangan sistem demokrasi di Indonesia pada
masa Reformasi .
3. Mengampil pelajaran adanya hubungan timbal balik anatar situasi ekonomi dan poltik
internasional dengan situasi ekonomi dan politik di tanah air.
4. Mendeskripsikan perkembangan IPTEK di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN
A. MASA AKHIR ORDE BARU

1. Krisis Moneter ,Politik ,Hukum, dan Kepercayaan

Krisis moneter adalah keadaan keuangan suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang
ditandai dengan merosotnya nilai tukar uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya.
Sebagian besar negara-negara di dunia pernah mengalami krisis ekonomi, bahkan AS juga
pernah mengalaminya. Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997, merupakan
permulaan peristiwa yang mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia, seperti
Malaysia, Filipina, Korea dan Indonesia.

Sejak berdirirnya orde baru tahun 1966-1998, terjadi krisis rupiah pada  pertengahan tahun 1997
yang berkembang menjadi suatu krisis ekonomi yang  besar. Krisis pada tahun ini jauh lebih
parah dan kompleks dibandingkan dengan krisis-krisis sebelumnya yang pernah dialami oleh
Indonesia. Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar Rp.2.500/US$ terus mengalami
kemerosotan.Presiden Soeharto meminta bantuan dari International Monetary Fund (IMF) pada
Oktober 1997 dengan syarat pemerintah Indonesia menghentikan subsidi dan penutupan 16 bank
swasta. Namun usaha ini tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah, melalui Bank Indonesia dengan
melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus merosot.

Nilai tukar rupiah yang berada di posisi Rp.4000/US$ pada Oktober terus melemah menjadi
sekitar Rp.17.000/ US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa
saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang menyebabkan
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF pada tanggal 15
Januari 1998 dengan ditandatanganinya Letter of Intent (Nota Kesepakatan) antara Presiden
Soeharto dan Direktur Pelaksana IMF Michele Camdesius. Namun, kemudian Presiden Soeharto
menyatakan bahwa paket IMF yang ditandatanganinya membawa Indonesia pada sistem
ekonomi liberal.
Sidang Umum MPR yang dilaksanakan pada Maret 1998 memilih kembali Soeharto sebagai
presiden dengan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Setelah terpilihnya kembali Soeharto
kekuatan-kekuatan oposisi yang sejak lama dibatasi mulai muncul ke permukaan.Gerakan
mahasiswa yang mulai mengkristal di kampus-kampus, seperti ITB, UI dan lain-lain semakin
meningkat intensitasnya sejak terpilihnya Soeharto.
Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya di kampus di berbagai kota, yaitu tuntutan
penurunan harga sembako (sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) serta suksesi kepemimpinan nasional. Di tengah maraknya aksi protes
mahasiswa dan komponen masyarakat lainnya, pada tanggal 4 Mei 1998 pemerintah
mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Dalamkondisi neegara yang krisis presiden Soeharto pada 9Mei 1998 berangkat ke Kairo
untuk menghadiri Konferensi G 15. Di dalam pesawat menejleng keberangkatannya Presiden
Soeharto meminta masyarakat tenang dan memahami kenaikan harga BBM.Namun kerusuan
tidak dapat dipadamkan dan berbagai gelombang protes kalangan masyarakat terus berlangsung

2. Tuntutan dan Agenda Reformasi


Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan, karena tatanan
tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman, baik karena tidak efisien
maupun tidak bersih dan tidak demokratis. Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi
terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Gerakan Reformasi tahun 1998
mempunyai enam agenda yaitu:
1. Suksesi kepemimpinan nasional
2. Amendemen UUD 1945
3. Pemberantasan KKN
4. Penghapusan dwifungsi ABRI
5. Penegakan supremasi hukum,
6. Pelaksanaan otonomi daerah
Pada tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak
peluru aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka adalah Elang
Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan. Penembakan aparat di
Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi
kerusuhan,pembakaran,dan penjarahan di Jakarta dan Solo.
Mulai tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Bahkan, para
demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah. Ratusan ribu
mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap gedung tersebut.
Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto turun dari
jabatannya sebagai presiden. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan
pernyataan pengunduran dirinya.Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden yang
dipegang selama 32 tahun.
Beliau mengucapkan terimakasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.Soeharto
kemudian digantikan oleh B.J. Habibie. Sejak saat itu berakhirlah era Orde baru selama 32 tahun,
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Masa Reformasi.

B. PERKEMBANGAN POLITIK dan EKONOMI

1. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie


Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya menjadi Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 pada hari itu juga wakil presiden BJ Habibie dilantik
menjadi Presiden RI ke-3 di bawah pimpinan Mahkamah Agung di Istana Negara dasar hukum
pengangkatan Habibie adalah berdasarkan TAP MPR No.VII/MPR/1973 yang berisi “jika
presiden berhalangan maka wakil presiden ditetapkan sebagai menjadi presiden”.

Ketika Habibie sebagai presiden Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam
waktu 30 tahun terakhir disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh hutang luar negeri
yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat dari nilai tahun
1997.Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat pusat bisnis perkotaan
khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam ekonomi
Indonesia.Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta prestasi
akibat tertekan selama 32 tahun terakhir.

Tugas yang diemban oleh presiden B.J. Habibie adalah memimpin pemerintahan transisi untuk
menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi yang menyeluruh dan mendasar serta sesegera
mungkin mengatasi kemelut yang sedang terjadi. Dalam menjalankan tugasnya ia berjanji akan
menyusun pemerintah yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan perubahan yang dipilih
oleh gerakan reformasi tahun 1998 pemerintahannya akan menjalankan reformasi secara
bertahap dan konstitusional serta komitmen terhadap aspirasi rakyat untuk memulihkan
kehidupan politik dan demokrasi dan meningkatkan kepastian hukum.

Dalam pidatonya dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998 malam harinya setelah
dilantik sebagai presiden pukul 1930 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui
RRI dan TVRI B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi beberapa poin
penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan menyiapkan informasi dalam ke tiga
bidang yaitu:

1. Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-undangan dalam


rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada PEMILU
sebagaimana yang diamanatkan oleh garis-garis besar haluan negara (GBHN).
2. Di bidang hukum antara lain melinjo kembali undang-undang subversi.
3. Di bidang ekonomi dan mempercepat penyelesaian undang-undang yang menghilangkan
praktik praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
Seperti dituturkan dalam pidato pertamanya bahwa pemerintahannya akan komitmen pada
aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan ekonomi sosial meningkatkan kehidupan politik
demokrasi dan menegakkan kepastian hukum maka fokus perhatian pemerintah Habibie
diarahkan pada tiga bidang tersebut.

a). Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

Sehari setelah dilantik , B.J. Habibie telah berhasil membentuk kabinet yang diberi nama
Kabinet Reformasi Pembangunan.Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri atas 36 Menteri,yaitu
4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator,20 Menteri Negara yang memimpin
Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu.Kabinet Reformasi
Pembangunan terdiri atas berbagai elemen kekuatan politik dalam masyarakat,seperti dari ABRI,
partai politik (Golkar,PP, dan PDI), unsur daerah,golongan intelektual dari perguruan tinggi,dan
lembaga swadaya masyarakat.

Pada sidang pertama Kabinet Reformasi Pembangunan ,25 Mei 1998, B.J. Habibie memberi
pengarahan bahwa pemerintahan harus mengatasi krisis ekonomi dengan dua sasaran
pokok,yakni tersedianya bahan makanan pokok masyarakat dengan berputarnya kembali roda
perekonomian masyarakat.Pusat perhatian Kabinet Reformasi Pembangunan adalah
meningkatkan kualitas,produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat.

Anda mungkin juga menyukai