REFORMASI
(1998-SEKARANG)
Oleh :
XII MIA 5
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara terbuka
kepada orde baru mulai muncul.Penentangan ini terus bergulir oleh mahasiswa,cendikiawan,dan
masyarakat.Mereka juga menuntut terwujudnya rule of law,good governance serta berjalannya
pemerintah yang bersih. Oleh karena itu ,bagi mereka reformasi merupakan sebuah era suasana
yang senentiasa terus diperjuangkan dan dipelihara.Jdi bukan hanya sebuah momentum,namun
sebuah proses yang harus senantiasa dipupuk.
1.2. Tujuan Pembelajaran
PEMBAHASAN
A. MASA AKHIR ORDE BARU
Krisis moneter adalah keadaan keuangan suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang
ditandai dengan merosotnya nilai tukar uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya.
Sebagian besar negara-negara di dunia pernah mengalami krisis ekonomi, bahkan AS juga
pernah mengalaminya. Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997, merupakan
permulaan peristiwa yang mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia, seperti
Malaysia, Filipina, Korea dan Indonesia.
Sejak berdirirnya orde baru tahun 1966-1998, terjadi krisis rupiah pada pertengahan tahun 1997
yang berkembang menjadi suatu krisis ekonomi yang besar. Krisis pada tahun ini jauh lebih
parah dan kompleks dibandingkan dengan krisis-krisis sebelumnya yang pernah dialami oleh
Indonesia. Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar Rp.2.500/US$ terus mengalami
kemerosotan.Presiden Soeharto meminta bantuan dari International Monetary Fund (IMF) pada
Oktober 1997 dengan syarat pemerintah Indonesia menghentikan subsidi dan penutupan 16 bank
swasta. Namun usaha ini tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah, melalui Bank Indonesia dengan
melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus merosot.
Nilai tukar rupiah yang berada di posisi Rp.4000/US$ pada Oktober terus melemah menjadi
sekitar Rp.17.000/ US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa
saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang menyebabkan
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF pada tanggal 15
Januari 1998 dengan ditandatanganinya Letter of Intent (Nota Kesepakatan) antara Presiden
Soeharto dan Direktur Pelaksana IMF Michele Camdesius. Namun, kemudian Presiden Soeharto
menyatakan bahwa paket IMF yang ditandatanganinya membawa Indonesia pada sistem
ekonomi liberal.
Sidang Umum MPR yang dilaksanakan pada Maret 1998 memilih kembali Soeharto sebagai
presiden dengan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Setelah terpilihnya kembali Soeharto
kekuatan-kekuatan oposisi yang sejak lama dibatasi mulai muncul ke permukaan.Gerakan
mahasiswa yang mulai mengkristal di kampus-kampus, seperti ITB, UI dan lain-lain semakin
meningkat intensitasnya sejak terpilihnya Soeharto.
Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya di kampus di berbagai kota, yaitu tuntutan
penurunan harga sembako (sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) serta suksesi kepemimpinan nasional. Di tengah maraknya aksi protes
mahasiswa dan komponen masyarakat lainnya, pada tanggal 4 Mei 1998 pemerintah
mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Dalamkondisi neegara yang krisis presiden Soeharto pada 9Mei 1998 berangkat ke Kairo
untuk menghadiri Konferensi G 15. Di dalam pesawat menejleng keberangkatannya Presiden
Soeharto meminta masyarakat tenang dan memahami kenaikan harga BBM.Namun kerusuan
tidak dapat dipadamkan dan berbagai gelombang protes kalangan masyarakat terus berlangsung
Ketika Habibie sebagai presiden Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam
waktu 30 tahun terakhir disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh hutang luar negeri
yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat dari nilai tahun
1997.Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat pusat bisnis perkotaan
khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam ekonomi
Indonesia.Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta prestasi
akibat tertekan selama 32 tahun terakhir.
Tugas yang diemban oleh presiden B.J. Habibie adalah memimpin pemerintahan transisi untuk
menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi yang menyeluruh dan mendasar serta sesegera
mungkin mengatasi kemelut yang sedang terjadi. Dalam menjalankan tugasnya ia berjanji akan
menyusun pemerintah yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan perubahan yang dipilih
oleh gerakan reformasi tahun 1998 pemerintahannya akan menjalankan reformasi secara
bertahap dan konstitusional serta komitmen terhadap aspirasi rakyat untuk memulihkan
kehidupan politik dan demokrasi dan meningkatkan kepastian hukum.
Dalam pidatonya dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998 malam harinya setelah
dilantik sebagai presiden pukul 1930 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui
RRI dan TVRI B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi beberapa poin
penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan menyiapkan informasi dalam ke tiga
bidang yaitu:
Sehari setelah dilantik , B.J. Habibie telah berhasil membentuk kabinet yang diberi nama
Kabinet Reformasi Pembangunan.Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri atas 36 Menteri,yaitu
4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator,20 Menteri Negara yang memimpin
Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu.Kabinet Reformasi
Pembangunan terdiri atas berbagai elemen kekuatan politik dalam masyarakat,seperti dari ABRI,
partai politik (Golkar,PP, dan PDI), unsur daerah,golongan intelektual dari perguruan tinggi,dan
lembaga swadaya masyarakat.
Pada sidang pertama Kabinet Reformasi Pembangunan ,25 Mei 1998, B.J. Habibie memberi
pengarahan bahwa pemerintahan harus mengatasi krisis ekonomi dengan dua sasaran
pokok,yakni tersedianya bahan makanan pokok masyarakat dengan berputarnya kembali roda
perekonomian masyarakat.Pusat perhatian Kabinet Reformasi Pembangunan adalah
meningkatkan kualitas,produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat.