Di Susun Oleh:
JiTri Indah Wahyuni
Novi Safitri
Ayu Lesna
Santi Purwati
Ika Fitriyani
Lilis Setiawati
Ananda Raffi Saputra
Cipto Prasetyo
Jovan Ardiansyah
Guru Mapel
Agus Triyono. S.pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul
"Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi Indonesia Masa Reformasi (1998-sekarang"
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. yang
telah menjadikan suri tauladan bagi umat di seluruh alam. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan-pembuatan makalah
yang akan datang.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
Bab 2 Pembahasan
A. Masa Akhir Orde Baru
1. Krisis Moneter, Politik, Hukum, dan Kepercayaan
2. Tuntutan dan Agenda Reformasi
B. Perkembangan Politik dan Ekonomi
1. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie
2. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
3. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri
4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
1. Nurtanio: Industri Dirgantara Nasional
2. Teknologi Komunikasi dan Transportasi
3. Revolusi Hijau
4. Dampak Perkembangan Teknologi
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peristiwa Masa Akhir Orde Baru?
2. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Peristiwa Masa Akhir Orde Baru
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi di Indonesia
3. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah, melalui Bank Indonesia
dengan melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus
merosot. Nilai tukar rupiah yang berada diposisi Rp4.000,00/US$ pada Oktober 1997 terus
melemah menjadi sekitar Rp17.000,00/US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak
pada jatuhnya bursa saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di
Indonesia yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-
besaran.
. Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF pada
tanggal 15 Januari 1998 dengan ditandatanganinya Letter of Intent (Nota Kesepakatan)
antara Presiden Soeharto dan Direktur Pelaksana IMF Michele Camdesius. Namun, kemudian
Presiden Soeharto menyatakan bahwa paket IMF yang ditandatanganinya membawa
Indonesia pada sistem ekonomi liberal. Hal ini menyiratkan bahwa pemerintah Indonesia
tidak akan melaksanakan perjanjian IMF yang berisi 50 butir kesepakatan tersebut.
Situasi tarik menarik antara pemerintah dan IMF itu menyebabkan krisis
ekonomi semakin memburuk. Pada saat krisis semakin dalam, muncul ketegangan-
ketegangan sosial dalam masyarakat. Pada bulan-bulan awal 1998 di sejumlah kota terjadi
kerusuhan anti–Cina. Kelompok ini menjadi sasaran kemarahan masyarakat karena mereka
mendominasi perekonomian di Indonesia. Krisis ini pun semakin menjalar dalam bentuk
gejolak-gejolak non ekonomi lainnya yang membawa pengaruh terhadap proses perubahan
selanjutnya.
Sementara itu, sesuai dengan hasil Pemilu ke-6 yang diselenggarakan pada
tanggal 29 Mei 1997, Golkar memperoleh suara 74,5 persen, PPP 22,4 persen, dan PDI 3
persen. Setelah pelaksanaan pemilu tersebut perhatian tercurah pada Sidang Umum MPR
yang dilaksanakan pada Maret 1998. Sidang Umum MPR ini akan memilih presiden dan wakil
presiden. Sidang umum tersebut kemudian menetapkan kembali Soeharto sebagai presiden
untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kalinya dengan B.J. Habibie sebagai wakil
presiden. Dalam beberapa minggu setelah terpilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden RI,
kekuatan-kekuatan oposisi yang sejak lama dibatasi mulai muncul ke permukaan.
Meningkatnya kecaman terhadap Presiden Soeharto terus meningkat yang ditandai lahirnya
gerakan mahasiswa sejak awal 1998.
Gerakan mahasiswa yang mulai mengkristal di kampus-kampus, seperti ITB,
UI dan lain-lain semakin meningkat intensitasnya sejak terpilihnya Soeharto. Demonstrasi-
demonstrasi mahasiswa berskala besar di seluruh Indonesia melibatkan pula para staf
akademis maupun pimpinan universitas. Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya
di kampus di berbagai kota, yaitu tuntutan penurunan harga sembako (sembilan bahan
pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) serta suksesi
kepemimpinan nasional. Aksi-aksi mahasiswa yang tidak mendapatkan tanggapan dari
pemerintah menyebabkan para mahasiswa di berbagai kota mulai mengadakan aksi hingga
keluar kampus. Maraknya aksi-aksi mahasiswa yang sering berlanjut menjadi bentrokan
dengan aparat kemanan membuat Menhankam/Pangab, Jenderal Wiranto, mencoba
meredamnya dengan menawarkan dialog. Dari dialog tersebut diharapkan komunikasi
antara pemerintah dan masyarakat kembali terbuka. Namun mahasiswa menganggap
bahwa dialog dengan pemerintah tidak efektif karena tuntutan pokok mereka adalah
reformasi politik dan ekonomi pengunduran diri Presiden Soeharto. Menurut mahasiswa,
mitra dialog yang paling efektif adalah lembaga kepresidenan dan MPR.
Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis terhadap sektor industri dan
manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk, diperparah oleh musim kemarau
panjang yang disebabkan oleh badai El Nino, yang mengakibatkan turunnya produksi beras.
Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis perkotaan,
khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam
ekonomi Indonesia. Larinya modal, dan hancurnya produksi serta distribusi barang-barang
menjadikan upaya pemulihan menjadi sangat sulit, hal tersebut menyebabkan tingkat inflasi
yang tinggi.
Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya
setelah dilantik sebagai Presiden, pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan
langsung melalui RRI dan TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan
reformasi. Pidato tersebut bisa dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna
menjawab tuntutan Reformasi secara cepat dan tepat. Beberapa point penting dari
pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan menyiapkan proses reformasi dalam ketiga
bidang yaitu:
1) Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundangundangan dalam
rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada PEMILU
sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
2) Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi.
3) Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undang yang
menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
3. Revolusi Hijau
A. KESIMPULAN
1. Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis multidimensional yang melanda
Indonesia sekaligus adanya tuntutan untuk terjadinya perubahan-perubahan di Indonesia
dalam berbagai bidang.
2. Selama masa Reformasi hingga kini, berbagai pembaruan nyatanya memang terjadi.
Pemilu misalnya, berlangsung lebih demokratis. Pembaruan di bidang hukum juga terjadi.
Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri.
3.Terhitung sejak bergantinya era Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu tahun 2014
ada 4 tokoh yang menjadi presiden RI: B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati
Soekarno Putri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
4. Indonesia termasuk negara yang memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
B. SARAN
Dengan pembuatan makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami dengan
baik materi yang telah dipaparkan dan bisa menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, Roeslan. 1971. 25 Tahun Indonesia-PBB. Djakarta: PT. Gunung Agung.
Abdullah, Taufik. ed. 2012. Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional. Bagian I:
Rekonstruksi dalam Perdebatan. Jakarta: Yayasan Obor.
Adams, Cindy. 2000. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Terj. Abdul Bar Salim.
Jakarta: Ketut Masagung Corp.
Akbar, Akhmad Zaini. Beberapa Aspek Pembangunan Orde Baru, Esei-esei dari Fisipol
Bulaksumur, Solo: Ramadhani, 1990.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Atmakusumah (ed). (1982). Takhta Untuk Rakyat, Jakarta: Gramedia. Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional 2011.