Di susun oleh:
KELAS MB 4
KELOMPOK TUJUH (7)
1. RANTO RISTON LASE (2321328)
2. FIHABUDI DRURU (2321146)
3. VYECKRYE MAULANA (2321432)
A. Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional. Lahirnya reformasi oleh karena pemerintah Orde Baru yang sebelumnya
berjalan secara otoriter dan sentralistik yang tidak memberikan ruang demokrasi dan
kebebasan rakyat berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan. Gerakan Reformasi
diawali ketika Presiden Soeharto meletakan jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei
1998. Padahal ia merupakan penguasa Orde Baru yang dapat bertahan 32 tahun lamanya.
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara
terbuka kepada Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus digulirkan oleh
mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat, mereka menuntut pelaksanaan proses
demokratisasi yang sehat dan terbebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
yang muncul dampak tidak diimbanginya pembangunan fisik dengan pembangunan
mental (character building) terhadap para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat
keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat). Mereka juga menuntut
terwujudnya rule of law, good governance, serta berjalannya pemerintahan yang bersih.
Oleh karena itu, bagi mereka reformasi merupakan sebuah era dan suasana yang
senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi bukan hanya sebuah momentum,
namun sebuah proses yang harus senantiasa dipupuk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru?
2. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Sistem dan Struktur Politik dan
Ekonomi pada Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru
2. Untuk mengetahui perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penembakan aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar.
Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan
Solo. Kondisi ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir.
Sementara itu, mulai tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas.
Bahkan, para demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan
daerah. Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang
relatif aman. Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka
menduduki atap gedung tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar
mengambil sikap yang tegas. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko
meminta Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden.
Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi
terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong
oleh hutang luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi
seperempat dari nilai tahun 1997. Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis
terhadap sektor industri dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk,
diperparah oleh musim kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino, yang
mengakibatkan turunnya produksi beras.
Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta frustrasi
akibat tertekan selama 32 tahun terakhir, menciptakan perasaan senang secara umum akan
kemungkinan politik yang sekarang tampak seperti terjangkau. Kalangan mahasiswa dan
kelompok-kelompok pro demokrasi menuntut adanya demokratisasi sistem politik segera
terjadi, meminta pemilihan umum segera dilakukan untuk memilih anggota parlemen dan
MPR, yang dapat memilih presiden baru dan wakil presiden. Di samping tuntutan untuk
menyelenggarakan pemilihan umum secepat mungkin, pemerintah juga berada di bawah
tekanan kuat untuk menghapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme yang menandai Orde
Baru.
Tugas yang diemban oleh Presiden B.J. Habibie adalah memimpin pemerintahan
transisi untuk menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi yang menyeluruh dan
mendasar, serta sesegera mungkin mengatasi kemelut yang sedang terjadi. Naiknya B.J.
Habibie ke singgasana kepemimpinan nasional diibaratkan menduduki puncak Gunung
Merapi yang siap meletus kapan saja. Gunung itu akan meletus jika berbagai persoalan
politik, sosial dan psikologis, yang merupakan warisan pemerintahan lama tidak diatasi
dengan segera.
Menjawab kritik-kritik atas dirinya yang dinilai sebagai orang tidak tepat menangani
keadaan Indonesia yang sedang dilanda krisis yang luar biasa. B.J. Habibie berkali-kali
menegaskan tentang komitmennya untuk melakukan reformasi di bidang politik, hukum
dan ekonomi. Secara tegas Habibie menyatakan bahwa kedudukannya sebagai presiden
adalah sebuah amanat konstitusi. Dalam menjalankan tugasnya ini ia berjanji akan
menyusun pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan perubahan yang
digulirkan oleh gerakan reformasi tahun 1998. Pemerintahnya akan menjalankan reformasi
secara bertahap dan konstitusional serta komitmen terhadap aspirasi rakyat untuk
memulihkan kehidupan politik yang demokratis dan meningkatkan kepastian hukum.
Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik
sebagai Presiden, pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui
RRI dan TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Pidato
tersebut bisa dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab
tuntutan Reformasi secara cepat dan tepat. Beberapa poin penting dari pidatonya tersebut
adalah kabinetnya akan menyiapkan proses reformasi di ketiga bidang yaitu:
A. Kesimpulan
Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia mengalami dampak langsung
dari krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia. Ketika krisis ini melanda Indonesia,
nilai rupiah jatuh secara drastis, dampaknya terus menggerus di segala bidang kehidupan, mulai
dari bidang ekonomi, politik dan sosial. Tidak sampai menempuh waktu yang lama, sejak
pertengahan tahun 1997, ketika krisis moneter melanda dunia, bulan Mei 1998, Orde Baru
akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan bagi kita menuju terwujudnya kehidupan
berdemokrasi yang sehat, yang selama ini terkurung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang
serba menguasai semua sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis ekonomi yang melanda Indonesia
sekaligus adanya tuntutan untuk terjadinya perubahan-perubahan di Indonesia dalam berbagai
bidang. Selama masa Reformasi hingga kini, berbagai pembaharuan nyatanya memang terjadi.
Pemilu misalnya, berlangsung lebih demokratis. Pembaharuan di bidang hukum juga terjadi.
Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri. Terhitung sejak
bergantinya era Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu tahun 2014 ada 4 tokoh yang
menjadi presiden RI: BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo
Bambang Yudhoyono.
B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat memberikan
pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan
berbangsa dan bernegara di masa mendatang. Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk
memberantas berbagai kasus KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh
pemerintahan berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sebagai
salah satu upaya untuk menegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Gonggong, Anhar dan Musya Asy’arie (ed). 2005. Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi.
Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.