Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa
Reformasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kita selaku umatnya. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa
Reformasi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa
yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Akhir Orde Baru
1. Krisis Moneter, Politik, Hukum, dan Kepercayaan
2. Tuntutan dan Agenda Reformasi
B. Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi
1. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie
2. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
3. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Lahirnya
reformasi oleh karena pemerintah Orde Baru yang sebelumnya berjalan secara otoriter dan
sentralistik yang tidak memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh
dalam proses pembangunan. Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden Soeharto meletakan
jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998. Padahal ia merupakan penguasa Orde Baru yang
dapat bertahan 32 tahun lamanya.
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara terbuka kepada
Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus digulirkan oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat, mereka menuntut pelaksanaan proses demokratisasi yang sehat dan terbebas dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang muncul dampak tidak diimbanginya
pembangunan fisik dengan pembangunan mental (character building) terhadap para pelaksana
pemerintahan (birokrat), aparat keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat).
Mereka juga menuntut terwujudnya rule of law, good governance, serta berjalannya pemerintahan
yang bersih. Oleh karena itu, bagi mereka reformasi merupakan sebuah era dan suasana yang
senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi bukan hanya sebuah momentum, namun
sebuah proses yang harus senantiasa dipupuk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini adalah sebagai
berikut:
- Bagaimana keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru?
- Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada
Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru
- Untuk mengetahui perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Akhir Orde Baru
1. Krisis Moneter, Politik, Hukum, dan Kepercayaan
Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997, merupakan permulaan peristiwa yang
mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Filipina, Korea dan
Indonesia. Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar Rp2.500/US$ terus mengalami
kemerosotan. Situasi ini mendorong Presiden Soeharto meminta bantuan dari Internasional
Monetary Fund (IMF). Persetujuan bantuan IMF dilakukan pada Oktober 1997 dengan syarat
pemerintah Indonesia harus melakukan pembaruan kebijakan-kebijakan, terutama kebijakan
ekonomi. Di antara syarat-syarat tersebut adalah penghentian subsidi dan penutupan 16 bank
swasta. Namun usaha ini tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah, melalui Bank Indonesia dengan
melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus merosot.
Nilai tukar rupiah yang berada di posisi Rp4000/US$ pada Oktober terus melemah menjadi
sekitar Rp17.000/US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa
saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang menyebabkan
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF pada tanggal 15
Januari 1998 dengan ditandatanganinya Letter of Intent (Nota Kesepakatan) antara Presiden
Soeharto dan Direktur Pelaksana IMF Michele Camdesius. Namun, kemudian Presiden Soeharto
menyatakan bahwa paket IMF yang ditandatanganinya membawa Indonesia pada sistem ekonomi
liberal. Hal ini menyiratkan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan melaksanakan perjanjian IMF
yang berisi 50 butir kesepakatan tersebut. Situasi tarik menarik antara pemerintah dan IMF itu
menyebabkan krisis ekonomi semakin memburuk.
Pada saat krisis semakin dalam, muncul ketegangan-ketegangan sosial dalam masyarakat. Pada
bulan-bulan awal 1998 di sejumlah kota terjadi kerusuhan anti Cina. Kelompok ini menjadi
sasaran kemarahan masyarakat karena mereka mendominasi perekonomian di Indonesia. Krisis
ini pun semakin menjalar dalam bentuk gejolak-gejolak non ekonomi lainnya yang membawa
pengaruh terhadap proses perubahan selanjutnya.
Sementara itu, sesuai dengan hasil Pemilu ke-6 yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 1997,
Golkar memperoleh suara 74,5%, PPP 22,4%, dan PDI 3%. Setelah pelaksanaan pemilu tersebut
perhatian tercurah pada Sidang Umum MPR yang dilaksanakan pada Maret 1998. Sidang umum
MPR ini akan memilih presiden dan wakil presiden. Sidang umum tersebut kemudian menetapkan
kembali Soeharto sebagai presiden untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kalinya dengan
B.J. Habibie sebagai wakil presiden.
Dalam beberapa minggu setelah terpilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden RI, kekuatan-
kekuatan oposisi yang sejak lama dibatasi mulai muncul ke permukaan. Meningkatnya kecaman
terhadap Presiden Soeharto terus meningkat yang ditandai lahirnya gerakan mahasiswa sejak awal
1998. Gerakan mahasiswa yang mulai mengkristal di kampus-kampus, seperti ITB, UI dan lain-
lain semakin meningkat intensitasnya sejak terpilihnya Soeharto.
Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa berskala besar di seluruh Indonesia melibatkan pula para
staf akademis maupun pimpinan universitas. Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya
di kampus di berbagai kota, yaitu tuntutan penurunan harga sembako (sembilan bahan pokok),
penghapusan monopoli, kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) serta suksesi kepemimpinan
nasional.
Aksi-aksi mahasiswa yang tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah menyebabkan para
mahasiswa di berbagai kota mulai mengadakan aksi hingga keluar kampus. Maraknya aksi-aksi
mahasiswa yang sering berlanjut menjadi bentrokan dengan aparat keamanan membuat
Menhankam/Pangab, Jenderal Wiranto, mencoba meredamnya dengan menawarkan dialog. Dari
dialog tersebut diharapkan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat kembali terbuka.
Namun mahasiswa menganggap bahwa dialog dengan pemerintah tidak efektif karena tuntutan
pokok mereka adalah reformasi politik dan ekonomi pengunduran diri Presiden Soeharto.
Menurut mahasiswa, mitra dialog yang paling efektif adalah lembaga kepresidenan dan MPR.
Di tengah maraknya aksi protes mahasiswa dan komponen masyarakat lainnya, pada tanggal 4
Mei 1998 pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Kebijakan yang diambil pemerintah bertentangan dengan tuntutan yang berkembang saat itu.
Sehingga naiknya harga BBM dan tarif dasar listrik semakin memicu gerakan massa, karena
kebijakan tersebut berdampak pula pada naiknya biaya angkutan dan barang kebutuhan lainnya.
Dalam kondisi negara yang sedang mengalami krisis, Presiden Soeharto, pada 9 Mei 1998,
berangkat ke Kairo (Mesir) untuk menghadiri Konferensi G 15. Di dalam pesawat menjelang
keberangkatannya Presiden Soeharto meminta masyarakat tenang dan memahami kenaikan harga
BBM. Selain itu, ia menyerukan kepada lawan-lawan politiknya bahwa pasukan keamanan akan
menangani dengan tegas setiap gangguan yang muncul. Meskipun demikian kerusuhan tetap tidak
dapat dipadamkan dan gelombang protes dari berbagai kalangan komponen masyarakat terus
berlangsung.
B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat memberikan pelajaran
penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa mendatang. Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk memberantas
berbagai kasus KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh pemerintahan
berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sebagai salah satu upaya
untuk menegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Gonggong, Anhar dan Musya Asy’arie (ed). 2005. Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi.
Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.
Lane, Max. 2012. Malapetaka di Indonesia; Sebuah Esei Renungan Tentang Pengalaman Sejarah
Gerakan Kiri. Terj. Chandra Utama. Yogyakarta: Djaman Baroe.
Prawiro, Radius. 2004. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi, Pragmatisme dalam Aksi
(edisi revisi). Jakarta: Primamedia Pustaka.
Ricklefs, MC. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Suasta, Putu. 2013. Menegakkan Demokrasi Mengawal Perubahan. Jakarta: Lestari Kiranatana.
MAKALAH
Sistem Dan Struktur Politik-Ekonomi Indonesia Masa Reformasi
(1998- Sekarang)
Di susun oleh :
- Muhammad Faisal
- Ripaul Padilah
- Shany Agiska Handiani
XII IPA
SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH CIANJUR