Anda di halaman 1dari 30

Dinamika Politik dan Ekonomi di Indonesia

Pada Masa Reformasi (1998- Sekarang )

Disusun Oleh :
1. Afifah Elbas (02)
2. Anin Ditanova (06)
3. Assyerliena Dyah Ayu A (07)
4. Changnara Syifa Aurelia (08)
5. Dinno Rizki Fauzi H (12)
6. Muhammad Faa’iz K. (22)
7. Ridho Firmansyah (32)

SMA NEGERI 1 BOYOLANGU


Jalan Ki Mangun Sarkoro,Beji,kec. Boyolangu
Email : smbaoy-smile@yahoo.co.id
2023/2024

Page | 1
A. PENDAHULUAN
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusinal. Lahirnya
reformasi oleh karena pemerintah Orde Baru yang sebelumnya berjalan secara otoriter dan
sentralistik yang tidak memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh
dalam proses Pembangunan. Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden Soeharto
meletakkan jabatannya sebagai Presiden pada 21 Mei 1998. Mengapa? Padahal ia merupakan
penguasa Orde Baru yang dapat bertahan 32 tahun lamanya.
Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia mengalami dampak langsung
dari krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia. Ketika krisis ekonomi melanda
Indonesia,nilai rupiah jatuh secara drastis,dampaknya terus menggerus di segala bidang
kehidupan,mulai dari bidang ekonomi,politik,dan sosial. Tidak sampai menempuh waktu yang
lama,sejak pertengahan tahun 1997,ketika krisis moneter melanda dunia,bulan Mei 1998,Orde
Baru akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan bagi kita menuju terwujudnya kehidupan
berdemokrasi yang sehat,yang selama ini terkukung oleh sistem kekuasaan. Orde Baru yang
serba menguasai semua sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara terbuka
Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus digulirkan oleh mahasiswa,cendekiawan,dan
Masyarakat. Mereka menuntut pelaksanaan proses demokratisasi yang sehat dan terbebas dari
praktik korupsi,kolusi,dan nepotisme (KKN) yang muncul dampak tidak diimbanginya
pembangunan fisik dengan Pembangunan mental (character building) terhadap para pelaksana
pemerintahan (birokrat),aparat keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat).
Mereka juga menuntut terwujudnya rule of law,good governance serta berjalannya
pemerintahan yang bersih. Oleh karena itu,bagi mereka reformasi merupakan sebuah era dan
suasana yang senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi,bukan hanya sebuah
momentum,namun sebuah proses yang harus senantiasa dipupuk.

Page | 2
B. POKOK PEMBAHASAN

Peristiwa yang Terjadi


Krisis
Masa Akhir Moneter,Politik,Hukum
Orde Baru dan Kepercayaan

Tuntunan dan
Agenda
Reformasi

Pembahasan Mengenai
C

Era
B.J.Habibie

Sistem dan Struktur Era Abdurrahman


Politik Ekonomi Indonesia Wahid
Masa Reformasi

Era Megawati
Soekarnoputri
Pembahasan Mengenai

Perkembangan Politik Era Susilo Bambang


dan Ekonomi Yudhoyono

Era Joko
Widodo

Pembahasan Mengenai

Perkembangan IPTEK
di Indonesia

Page | 3
C. LATAR BELAKANG

1. Krisis Moneter

Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997,merupakan permulaan
peristiwa yang mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia,seperti
Malaysia,Filiphina,Korea,dan Indonesia. Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar
Rp2.500,00/US$ terus mengalami kemerosotan. Situasi ini mendorong Presiden Soeharto
meminta bantuan dari International Monetary Fund (IMF). Persetujuan bantuan IMF dilakukan
pada Oktober 1997 dengan syarat pemerintah Indonesia harus melakukan pembaruan
kebijakan-kebijakan,terutama kebijakan ekonomi. Di antara syarat-syarat tersebut adalah
penghentian subsidi dan penutupan 16 bank swasta. Namun usaha ini tidak menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah,melalui Bank Indonesia dengan
melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus merosot.
Nilai tukar rupiah yang berada di posisi Rp4.000,00/US$ pada Oktober 1997 terus melemah
menjadi sekitar Rp17.000,00/US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada
jatuhnya bursa saham Jakarta,bangkrutnya Perusahaan-Perusahaan besar di Indonesia yang
menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF pada tanggal
15 Januari 1998 dengan ditandatanganinya Letter of Intent (Nota Kesepakatan) antara Presiden
Soeharto dan Direktur Pelaksana IMF Michele Camdesius. Namun,kemudian Presiden
Soeharto menyatakan bahwa paket IMF yang ditandatanganinya membawa Indonesia pada
sistem ekonomi liberal. Hal ini menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan
melaksanakan perjanjian IMF yang berisi 50 butir kesepakatan tersebut. Situasi tarik-menarik
antara pemerintah dan IMF itu menyebabkan krisis ekonomi semakin memburuk.

Page | 4
Pada saat krisis semakin dalam,muncul ketegangan-ketegangan sosial dalam Masyarakat.
Pada bulan-bulan awal 1998 di sejumlah kota terjadi kerusuhan anti-Cina. Kelompok ini
menjadi sasaran kemarahan Masyarakat karena mereka mendominasi perekonomian di
Indonesia. Krisi ini pun semakin menjalar dalam bentuk gejolak-gejolak non ekonomi lainnya
yang membawa pengaruh terhadap proses perubahan selanjutnya.

2. Krisis Politik,Hukum,dan Kepercayaan

Proses pemungutan pada pemilu kali ini dilaksanakan untuk memilih anggota DPR RI,
DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Peserta pada pemilu ini adalah Golkar, PPP dan PDI,
protes yang mulai kencang berhembus dalam masyarakat membuat PPP dan PDI semakin
berani untuk menyuarakan pendapatnya guna mengkritik pemerintah yang berkuasa. Sumber
utama yang disoroti dalam protes rakyat ini adalah maraknya praktik KKN dalam pemerintahan
ditambah kentalnya peran militer di parlemen lewat ABRI. Sebenarnya pemerintah sudah
berusaha mengurangi gelombang protes tersebut dengan menerbitkan UU NO. 5/1995 yang
isinya adalah mengurangi kursi ABRI di Parlemen, namun langkah tersebut tidak mampu
meredam berbagai protes yang terlanjur meluas dikalangan masyarakat. Sebab pada
pelaksanaan di lapangan pemerintah masih melakukan berbagai upaya untuk memenangkan
Partai Golkar dalam proses pemungutan suara. Hal tersebut tentunya beralasan karena pada
Pemilu 1992 Golkar dan PDI mempunyai perbedaan perolehan suara yang tidak terlampau
jauh, oleh sebab itu kehadiran PDI dinilai dapat membahayakan posisi Golkar sebagai alat
politik pemerintahan kala itu (Thoha, 2014).
Pemilu 1997 sudah diprediksi oleh sebagian kalangan tidak akan lebih demokratis jika
dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, sebab saat sebelum berlangsungnya pemilu kondisi
negara sedang tidak stabil mengakibatkan berbagai konflik rasial muncul dibanyak daerah
akibat negara yang sedang mengalami krisis. Sehingga apabila dilihat lagi maka pemerintah
dapat lebih mudah menekan aspirasi yang muncul dari rakyat akibat kondisi negara yang
sedang kacau, selain itu pada proses kampanye sendiri sudah terlihat bahwa himpunan massa
yang begitu besar dari Golkar diberi berbagai kemudahan dalam menjalankan strategi
kampanye yang diusung.

Page | 5
Posisi birokrasi yang kurang adil terus meluas hingga ke tingkat daerah yang dimana
kemenangan partai Golkar merupakan tanggung jawab struktural dengan taruhan jabatan yang
dimiliki oleh setiap kepala daerah. Sebagai contoh dari pernyataan tersebut ialah, saat masa
kampanye berlangsung maka banyak atribut partai yang bukan Golkar akan dicopot dan
dihilangkan begitu saja. Praktik tersebut sering terjadi diberbagai daerah sebagai langkah
mendukung Golkar untuk dapat memobilisasi masyarakat umum kala itu, langkah tersebut
tentu mendapat banyak tantangan utamanya dari pendukung PPP yang sering melakukan protes
terhadap kantor birokrasi yang ada di wilayahya. Strategi macam ini menjadikan banyak
masyarakat sudah tidak menaruh kepercayaan terhadap pemilu yang akan digelar sebab dalam
prosesnya Golkar sudah menjadi semacam mesin politik pemerintah dari banyak pemilu yang
sudah berlangsung sebelumnya (Azwar, 2008:57).
Perolehan suara Golkar yang sangat tinggi pada pemilu 1997 tidak lepas dari konflik internal
yang terjadi di kubu partai PDI. Konflik ini berawal dari perebutan kepemimpinan yang terjadi
dalam partai tersebut, terpilihnya Megawati Soekarnoputri pada tahun 1993 menjadi awal
terjadinya dualisme dalam kubu partai. Di lain sisi Soerjadi mengklaim dirinya sebagai
pimpinan berdasar pada suara dari sebagian anggota pengikutnya, konflik internal dalam tubuh
PDI terus meruncing hingga menjelang pada saat sebelum berlangsungnya pemilu. Pada 1996
Soerjadi yang mendapat dukungan pemerintah berhasil menduduki jabatan sebagai ketua,
megawati yang tersingkir bersama pengikutnya berusaha untuk membuat partai baru (PDI-P)
dan mendaftarkan diri pada Pemilu 1997. Namun pendaftaran tersebut ditolak dan kehadiran
PDI-P dianggap sebagai partai ilegal, lewat situasi tersebut maka banyak simpatisan dari kubu
PDI-P yang akhirnya mendukung PPP yang akhirnya dikenal sebagai gerakan “Mega-Bintang”.
Konflik internal ini terbukti ampuh untuk kembali menaikan suara Golkar pada Pemilu 1997
sehingga menjadi pemenang dengan presentase perolehan suara yang mutlak (Denny, 2006).
Hasil dari pemilu sendiri menempatkan Golkar di urutan pertama dengan perolehan 74,51
persen suara, diikuti PPP dengan 22,43 persen suara dan terakhir ditempati oleh PDI yang
hanya memperoleh 3,06 persen suara. Pada pemilu yang dihelat 29 Mei 1997 ini golkar
mendapat kemenangan mutlak yang disusul dengan gelombang protes dan kerusuhan di
berbagai daerah sebab kemenangan Golkar kali ini dinilai sarat akan kecurangan. Hasil pemilu
pada tahun 1997 tentu menjadi pukulan bagi PDI sebab pada pemilu sebelumnya tepatnya 1992
hanya partai ini yang dapat menjadi perbandingan dari kuatnya partai Golkar dengan berbagai
macam strateginya (Friyanti, 2005).
Krisis kepercayaan terjadi dalam beberapa minggu setelah terpilihnya kembali Soeharto
sebagai Presiden RI,kekuatan-kekuatan oposisi yang sejak lama dibatasi mulai muncul ke
permukaan. Meningkatnya kecaman terhadap Presiden Soeharto terus meningkat yang ditandai
lahirnya gerakan mahasiswa sejak awal 1998. Gerakan mahasiswa yang muali mengkristal di
kampus-kampus,seperti ITB,UI dan lain-lain semakin meningkat intensitasnya sejak
terpilihnya Soeharto.

Page | 6
Demontrasi-demontrasi mahasiswa berskala besar di seluruh Indonesia melibatkan pula
para staf akademis maupun pimpinan universitas Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-
aksinya di kampus di berbagai kota yaitu ;
1. Tuntutan penurunan harga sembako (Sembilan bahan pokok)
2. Penghapusan monopoli
3. Penghapusan KKN
4. Suksesi kepemimpinan nasional
Aksi-aksi mahasiswa yang tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah menyebabkan
para mahasiswa di berbagai kota mulai mengadakan aksi hingga keluar kampus. Maraknya
aksi-aksi mahasiswa yang sering berlanjut menjadi bentrokan dengan apparat keamanan
membuat Menhankam/Pangab,Jenderal Wiranto,mencoba meredamnya dengan menawarkan
dialog. Dari dialog tersebut diharapkan komunikasi antara pemerintah dan Masyarakat kembali
terbuka. Namun mahasiswa menganggap bahwa dialog dengan pemerintah tidak efektif karena
tuntutan pokok mereka adalah reformasi politik dan ekonomi pengunduran diri presiden
Soeharto. Menurut mahasiswa,mitra dialog yang paling efektif adalah Lembaga kepresidenan
dan MPR.
Di tengah maraknya aksi protes mahasiswa dan komponen Masyarakat lainnya,pada
tanggal 4 Mei 1998 pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar
Listrik. Kebijakan yang diambil pemerintah bertentangan dengan tuntutan yang berkembang
saat itu. Sehingga naikknya harga BBM dan tarif dasar Listrik semakin memicu gerakan
massa,karena kebijakan tersebut berdampak pula pada naikknya biaya angkutan dan barang
kebutuhan lainnya
Dalam kondisi negara yang sedang mengalami krisis,Presiden Soeharto,pada 9 Mei
1998,berangkat ke Kairo (Mesir) untuk menghadiri Konferensi G 15. Di dalam pesawat
menjelang keberangkatannya Presiden Soeharto meminta Masyarakat tenang dan memahami
kenaikan harga BBM. Selain itu,ia menyerukan kepada lawan-lawan politiknya bahwa pasukan
keamanan akan menangani dengan tegas setiap gangguan yang muncul. Meskipun demikian
kerusuhan tetap tidak dapat dipadamkan dan gelombang protes dari berbagai kalangan
komponen Masyarakat terus berlangsung.

Page | 7
3. Tuntutan dan Agenda Reformasi

Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan,karena
tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman,baik karena tidak
efisien maupun tidak bersih dan tidak demokratis. “Reformasi atau mati”. Demikian tuntutan
yang ditorehkan oleh para aktivis mahasiswa pada spanduk-spanduk yang terpampang di
kampus mereka,atau yang mereka teriakan saat melakukan aksi protes melalui kegiatan unjuk
rasa pada akhir April 1998. Tuntutan tersebut menggambarkan sebuah titik kulminasi dari
gerakan aksin protes yang tumbuh di lingkungan kampus secara nasional secara awal tahun
1998. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan tekanan agar pemerintah mengadakan perubahan
politik yang berarti,melalui pelaksanaan reformasi secara total.
Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi terjadinya krisis multidimensi yang
dihadapi bangsa Indonesia. Gerakan ini pada awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-
kampus besar. Namun mahasiswa akhirnya harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak
mendapatkan respon dari pemerintah. Gerakan Reformasi tahun 1998 mempunyai enam
agenda,yaitu;
1. SUKSESI KEPEMIMPINAN NASIONAL
A. Pengertian :
• Dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang mengenal peradaban,membentuk
suatu komunitas yang di dalamnya terdapat pemimpin dan yang dipimpin.
Kepemimpinan ini sering menimbulkan sebuah permasalahan tersendiri
terutama pada proses alih kepemimpinan yang biasa dikenal dengan Suksesi
Kepemimpinan.
• Titik kritis dalam suksesi kepemimpinan ini diantaranya ;
a. Bagaimana mendapatkan seorang calon pemimpin yang sadar akan
posisinya sebagai pemimpin yang memiliki makna bahwa pemimpin
itu pelayan.

B. Penyebab :
a. Terpilihnya kembali Presiden Soeharto untuk ketujuh kalinya menimbulkan
gelombang protes di seluruh Indonesia.

Page | 8
b. Mayarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan Presiden
Soeharto yang dianggap menjadi penyebab terjadinya krisis multidimensi
di Indoensia
c. Kenaikan harga BBM dan tarif dasar Listrik pada tanggal 4 Mei 1998
d. Pemerintah tak menggubris harapan Masyarakat agar mendahulukan
program efisiensi Pertamina dan PLN serta transparansi biaya produksi
BBM dan Listrik,sebelum menaikkan harga dua kebutuhan primer rakyat
tersebut
2. AMANDEMEN UUD 1945
3. PEMBERANTASAN KKN
4. PENGHAPUSAN DWIFUNGSI ABRI
5. PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM
6. PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh


Reformasi Amien rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan
tetapi,beliau membatalkan rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di
Kawasan tersebut. Di Yogyakarta,Surakarta,Medan dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat
berdemonstasi. Ketua MPR/DPR Harmoko kembali meminta Soeharto mengundurkan diri .
Pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran diri dan
digantikan B.J.HABIBIE. Sejak saat itu berakhirlah era Orde Baru selama 32 tahun, dan
Indonesia memasuki era baru yang dikenal Masa REFORMASI.

Page | 9
PEMERINTAHAN PADA MASA
REFORMASI

B.J.Habibie Abdurrahman Megawati Susilo Bambang


Wahid Joko Widodo
Soekarnoputri Yudhoyono

1. Masa Pemerintahan B.J.Habibie (1998-1999)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Teknologi
b. Mengusung Kabinet dengan nama “Kabinet Reformasi
Pembangunan”
c. Pelantikan tanggal 21 Mei 1998
d. Keberhasilan :
1. Menurunkan harga dolar di tahun 1998
2. Memimpin pembuatan pesawat N-250 Gatot Kaca
3. Membuat Teori yang Bernama Teori Habibie
4. Meletakkan dasar-dasar reformasi bagi bangsa dan negara
Indonesia
e. Penyebab Lengser :
1. Lepasnya Timor-Timur dari Indonesia
2. Pertanggungjawab B.J.Habibie yang ditolak MPR

Page | 10
Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik
Indonesia pada 21 Mei 1998,pada hari itu juga Wakil Presiden B.J.Habibie dilantik menjadi
Presiden RI ketiga dibawah pimpinan MA di Istana Negara. Dasar hukum pengangkatan
Habibie adalah berdasarkan TAP MPR No.VII/MPR/1973 yang berisi “jika Presiden
berhalangan,maka Wakil Presiden ditetapkan menjadi Presiden.”
Ketika Habibie naik sebagai Presiden,Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi
terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir,disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh
utang luar negeri (Rp 938,8 triliun) yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah
menjadi ¼ dari nilai tahun 1997.
Mandat MPR kepada Presiden B.J.Habibie :
1. Memimpin pemerintahan transisi
2. Melaksanakan agenda reformasi secara menyeluruh dan mendasar
3. Sesegera mungkin menyelesaikan berbagai kemelut yang sedang terjadi

Kondisi Pada Saat Pemerintahan B.J.Habibie :


1. Ketegangan politik menurun
2. Desakan untuk memberlakukan demokratisasi dalam sistem politik makin kuat
3. Muncul desakan untuk mengadakan pemilih guna memilih anggota legislatif
4. Desakan untuk mengusut berbagai kasus KKN yang terjadi pada masa Orde
Baru makin kuat

Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998,malam harinya setelah dilantik
sebagai Presiden,pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan
TVRI, B.J.Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Beberapa point
penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan menyiapkan proses reformasi dalam
ketiga bidang yaitu;
1. Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-
undangan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang
bernuansa pada PEMILU sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN)
2. Di bidang Hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi
3. Di bidang Ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undnag yang
menghilangkan praktik-pratik monopoli dan persaingan tidak sehat

Page | 11
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan B.J.Habibie :
A. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

Kabinet ini terdiri atas 36 Menteri,yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri
Koordinator ,20 Menteri Negara yang memimpin Departemen,dan 12 Menteri Negara yang
memimpin tugas tertentu. Dalam Kabinet Reformasi Pembangunan tersebut terdapat sebanyak
20 orang yang merupakan Menteri pada Kabinet Pembangunan era Soeharto. Kabinet
Reformasi Pembangunan terdiri atas berbagai elemen kekuatan politik dalam Masyarakat
,seperti dari ABRI,partai politik (Golkar,PPP,dan PDI),unsur daerah,golongan intelektual dari
perguruan tinggi,dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Pada sidang pertama Kabinet Reformasi Pembangunan,25 Mei 1998,B.J.Habibie
memberikan pengarahan bahwa pemerintah harus mengatasi krisis ekonomi dengan dua
sasaran pokok,yakni;
1. Tersedianya bahan makanan pokok Masyarakat dan berputarnya kembali roda
perekonomian Masyarakat
2. Meningkatkan kualitas,produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat,dengan
memberi peran Perusahaan kecil,menengah dan koperasi,karena terbukti
memiliki ketahanan ekonomi dalam menghadapi krisis.
Dalam sidang pertama kabinet itu juga,Habibie memerintahkan bahwa departemen-
departemen yang terkait secepatnya mengambil langkah persiapan dan pelaksanaan
reformasi,khususnya menyangkut reformasi di bidang politik,bidang ekonomi,dan bidang
hukum. Perangkat perundang-undangan yang perlu diperbarui antara lain Undang-Undang
Pemilu,Undang-Undang tentang Partai Politik dan Golkar,UU tentang susunan dan kedudukan
MPR,DPR dan DPRD,UU tentang Pemerintahan Daerah.

Page | 12
B. Sidang Istimewa MPR 1998

Di tengah maraknya demonstrasi mahasiswa,pada 10-13 November 1998,MPR


mengadakan sidang Istimewa untuk menetapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan
reformasi di segala bidang. Ketetapan-Ketetapan MPR sebagai berikut;
1. Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD 1945 tanpa melalui
referendum
2. Pencabutan Keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib (Tap MPR
No.XVIII/MPR/1998)
3. Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa
tugas,masing-masing lima tahun (Tap MPR No. XIII/MPR/1998)
4. Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum,ketentuan untuk memeriksa
kekuasaan pemerintah,pengawasan yang baik dan berbagai perubahan terhadap
Dwifungsi ABRI
5. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia,mendorong kebebasan
mengeluarkan pendapat,kebebasan pers,kebebasan berserikat,serta pembebasan
tahanan politik dan narapidana politik

C. Reformasi Bidang Politik


1. Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas
2. Kebebasan berpolitik dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik
3. Pencabutan Ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media
masa cetak,sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui
mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit
4. Dalam hal menghindarkan munculnya penguasa yang otoriter dengan masa
kekuasaan yang tidak terbatas diberlakukan pembatasan masa jabatan
Presiden

Page | 13
D. Pelaksanaan Pemilu 1999

Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang diikuti oleh 48 partai
politik). Sebelum menyelenggarakan pemilu yang dipercepat itu,pemerintah mengajukan RUU
tentang partai politik,tentang pemilu,dan tentang susunan dan kedudukan MPR,DPR,dan
DPRD.
Tidak seperti yang diprediksi dan dikhawatirkan oleh banyak pihak,ternyata Pemilu 1999
bisa terlaksana dengan damai tanpa ada kekacauan yang berarti meski diikuti partai yang jauh
lebih banyak,pemilu kali ini juga mencatat masa kampanye yang relatif damai dibandingkan
dengan pemilu sebelumnya.
Berdasarkan Keputusan KPU,Panitia Pemilihan Indonesia (PPI),pada 1 September 1999
melakukan pembagian kursi hasil pemilu,yaitu :
1. 5 partai besar menduduki 417 kursi di DPR,atau 90,26% dari 462 kursi yang
diperebutkan
2. PDI-P muncul sebagai pemenang pemilu dengan meraih 153 kursi
3. Golkar meraih 120 kursi
4. PKB 51 kursi
5. PPP 48 kursi
6. PAN 34 kursi

E. Reformasi Bidang Ekonomi


Dua arah kebijakan pokok di bidang ekonomi,diantaranya;
1. Penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah
dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan harga
terjangkau
2. Berputarnya roda perekonomian nasional dan pelaksanaan reformasi
ekonomi

Tujuan Reformasi Ekonomi ;


1. Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan
2. Memperkuat basis sektor riil ekonomi

Page | 14
3. Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita
akibat krisis

F. Membebaskan tahanan politik

Pada masa pemerintahannya,Presiden B.J.Habibie memberikan amnesti dan abolisi


kepada beberapa tahanan dan narapidana politik masa Orde Baru,seperti Sri Bintang
Pamungkas yang masuk penjara karena mengkritik kebijakan Presiden Soerhato. Selain Sri
Bintang Pamungkas,Presiden B.J.Habibie membebaskan Muchtar Pakpahan (Ketua Serikat
Buruh Sejahtera Indonesia) yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di
Medan pada 1994. Presiden B.J.Habibie menyatakan penahanan tokoh-tokoh yang
berseberangan dengan pemerintah dapat mencederai sistem demokrasi.

G. Referendum Timor Timur


Kebijakan penting Presiden B.J.Habibie
pada masa pemeritahannya adalah penyelesaian
masalah Timor-Timur dengan cara yang dapat
diterima Masyarakat Internasional. Presiden
B.J.Habibie menawarkan dua pilihan kepada
rakyat Timor-Timur. Pilihan pertama adalah
otonomi luas,sedangkan pilihan kedua adalah
rakyat Timor-Timur Merdeka dan terpisah dari
Indonesia. Berdasarkan hasil referendum,
sebagian besar rakyat Timor-Timur memilih
Merdeka dari Indonesia.
Pada 4 September 1999 Sekjen PBB,Kofi Annan yang berkedudukan di New
York,Amerika Serikat,mengumumkan hasil referendum di Timor-Timur. Hasil
referendum tersebut yaitu 79% penduduk memilih Merdeka dari Indonesia pada
21% tetap memilih menjadi bagian Indonesia dengan status otonomi luas.
Menghadapi kenyataan tersebut,Presiden B.J.Habibie meminta MPR membahas
hasil jajak pendapat tersebut dan menuangkannya dalam ketetapan yang
memberikan pengakuan terhadap Keputusan rakyat Timor-Timur sesuai hasil
perjanjian New York. Ketetapan yang dimaksud ialah mengesahkan pemisahan
Timor-Timur dari Indonesia secara terhormat.

Page | 15
2. Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Pluralisme
b. Mengusung Kabinet dengan nama “Kabinet Persatuan
Nasional”
c. Pelantikan tanggal 20 Oktober 1999
d. Keberhasilan :
1. Menjalin hubungan dengan negara-negara kuar dengan
seringnya berkunjung ke luar negeri sehingga terjadi
Politik Bebas Aktif
2. Memberikan kebebasan kepada setiap orang dari suku
manapun termasuk Tionghoa untuk aktif berperan dalam
perekonomian
3. Terciptanya kerukunan antar umat dan suku bangsa
4. Mengeluarkan Keppres tentang Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu
5. Membuat nota kesepakatan dengan GAM
e. Penyebab Lengser :
1. Dituduh menyelewengkan dana
2. Membuat kebijakan yang kontroversial
3. Mengeluarkan Dekrit Presiden 22 Juli 2001
4. Ancaman Presiden terhadap DPR
5. Ketegangan antara pendukung Presiden dan pendukung
diselenggarakannya Sidang Istimewa MPR

Terpilihnyan Gus Dur sebagai Presiden tidak terlepas dari Keputusan MPR yang
menolak laporan pertanggungjawaban Presiden B.J.Habibie. Berkat dukungan partai-partai
Islam yang tergabung dalam Poros Tengah, Abdurrahman Wahid mengungguli calon presiden
lain yakni Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden yang dilakukan melalui

Page | 16
pemungutan suara dalam Rapat Paripurna ke-13 MPR. Megawati Soekarnoputri sendiri terpilih
menjadi wakil presiden setelah mengungguli Hamzah Haz dalam pemilihan wakil presiden
melalui pemungutan suara pula. Ia dilantik menjadi Wakil Presiden pada tanggal 21 Oktober
1999.
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid:
A. Memisahkan Polri dari ABRI
 Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,Polri dipisahkan
dari militer sehingga Polri dan ABRI tidak lagi menjadi entitas Tunggal.
Pemisahan ini dilakukan agar kepolisian lebih fokus sebagai pelayan
Masyarakat dalam bidang keamanan. Selain itu,pemisahan tersebut
bertujuan melakukan reformasi ABRI sebagai penjaga pertahanan.
Selanjutnya,pemerintah mengubah nama ABRI menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

B. Mengakui Agama Konghucu dan Menjamin


Hak Hidup Masyarakat Tionghoa
 Pada 1979 pemerintah megeluarkan
instruksi yang menyatakan konghucu bukan
agama dan pemerintah tidak mengakui
Konghucu sebgai agama resmi. Sejak saat
itu meskipun Konghucu tidak diakui,agama
tersebut tidak dilarang oleh pemerintah. Etnik Tionghoa masih bisa
memeluk agama tersebut walaupun tidak dapat mengadakan perayaan
secara terbuka.
 Pada 17 Januari 2000 Presiden Abdurrahman Wahid menerbitkan
Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 mengenai pemulihan hak-hak
sipil penganut agama Konghucu. Melalui peraturan tersebut,pemerintah
Indonesia secara resmi mengakui Konghucu sebagai salah satu agama di
Indonesia.

C. Menjamin Kebebasan Pers


 Presiden Abdurrahman Wahid meneruskan kebijakan Presiden
B.J.Habibie dalam bidang pers. Kebijakan tersebut terlihat dari adanya
penghapusan Departemen Penerangan yang dianggap menghalangi
kebebasan berekspresi dan berpendapat. Akhirnya,melalui kebijakan
tersebut pers mengalami perkembangan pesat.

D. Mengatasi Upaya Disintegrasi Irian Jaya (Papua)


 Dalam menghadapi tuntutan mengenai
pelaksanaan referendum Irian Jaya,Presiden

Page | 17
Abdurrahaman Wahid menghendaki bentuk otonomi daerah. Untuk
mengatasi permasalahan ini,Presiden Abdrurrahaman Wahid berangkat ke
Jayapura untuk bertemu dengan pemimpin-pemimpin lokal serta
Masyarakat Irian Jaya. Presiden Abdurrahman Wahid memutuskan
mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua. Upaya tersebut menunjukkan
pemerintah telah merespons sebagian besar keinginan Masyarakat Irian
Jaya

E. Membangun Kerja Sama dengan Negara Lain


 Pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid berusaha melepaskan bangsa
Indonesia dari kondisi kritis. Dalam kondisi tersebut,Presiden
Abdurrahaman Wahid berupaya membangun kembali mitra ekonomi
dengan negara luar. Presiden Abdurrahman Wahid melakukan diplomasi
ke luar negeri secara intensif. Pada tiga bulan masa pemerintahannya
hampir semua mitra ekonomi Indonesia di empat benua telah dikunjungi.
Kunjungan tersebut membawa dampak positif bagi negara,yaitu
memulihkan perekonomian dan mendorong aliran investasi ke Indonesia

Page | 18
3. Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri (2001-2004)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Ibu Penegak Konstitusi
b. Mengusung Kabinet dengan nama “Kabinet Gotong
Royong”
c. Pelantikan tanggal 23 Juli 2001
d. Keberhasilan :
1. Mengakhiri program bersama IMF
2. Menerbitkan paket Kebijakan Ekonomi
3. Memperbaiki kinerja ekspor
4. Melawan teroris
5. Menurunkan garis kemiskinan
e. Penyebab Lengser :
1. 2002-2003 pencapaian Megawati menurun
2. Mengalami kegagalan (39,38%- 60,62%)
dalam pemilihan Presiden 2004

Megawati Soekarnoputri merupakan putri Presiden pertama Indonesia,Soekarno.


Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden perempuan pertama di Indonesia. Dalam
menjalankan tugasnya sebagai presiden,Megawati dibantu oleh Hamzah Haz sebagai wakilnya.
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri :
A. Membentuk Agenda Pemerintahan melalui Kabinet Gotong Royong

Page | 19
 Kabinet Gotong Royong dilantik pada10 Agustus 2001. Kabinet ini
2
disebut zaken kabinet karena menterinya dijabat oleh tokoh-tokoh
3
professional di bidangnya.
 Kebijakan Presiden Megawati yang tertuang dalam Kabinet Gotong
Royong :
1. Membuktikan sikap secara tegas untuk menghapus KKN
2. Menunjukkan kesungguhan dalam menyusun langkah-langkah
untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari penderitaan akibat
krisis berkepanjangan
3. Meneruskan Pembangunan politik untuk melakukan perbaikan
dalam mengunjungi tinggi kedaulatan rakyat
4. Menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan supremasi
hukum dan menciptakan situasi sosial kultural yang kondusif
5. Menjaga pertahanan keamanan serta hak-hak asasi manusia

B. Melakukan Reformasi di Bidang Politik dan Hukum


 Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri,MPR
memberikan penegasan kepada Mahkamah Agung (MA) sebagai
kekuasaan yang bersifat independen. Oleh karena itu,MA diharapkan
menjadi penegak hukum yang mampu menembus sistem birokrasi yang
selama masa pemerintahan sebelumnya sering disalahgunakan
 Dalam bidang Hukum,pemerintah memberikan penegasan kepada
Mahkamah Agung (MA) sebagai Lembaga bersifat
independen,merencanakan pembentukan MK selambat-lambatnya pada
17 Agustus 2003,dan melakukan kebijakan reformasi,salah satunya
melalui peningkatan kesejahteraan hakim
Untuk membersihkan Indonesia dari praktik korupsi,pemerintah
membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 27 Desember
2002. Selain itu,Pemerintah membentuk pengadilan khusus untuk kasus
korupsi yaitu Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)

C. Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah


 Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri terjadi
beberapa konflik yang menyita perhatian publik,salah satunya konflik
Aceh. Upaya pemerintahahan Presiden Megawati Soekarnoputri menjaga
kedaulatan NKRI juga diuji saat Indoenesia bersengketa dengan Malaysia
terkait Pulau Sipadan dan Ligitan.

Page | 20
D. Melakukan Reformasi di Bidang Ekonomi
 Beberapa Kebijakan Ekonomi
1. Mengatasi masalah utang Indonesia peninggalan Orde baru
2. Menaikkan pendapatan perkapita cukup signifikan
3. Melakukan privatisasi BUMN
4. Memperbaiki kinerja ekspor

E. Melaksanakan Pemilu 2004


 Pemilu diikuti 24 partai politik dengan sistem perwakilan berimbang.
 5 Partai Politik yang mendapat suara terbanyak :
1. Partai Golkar (24.480.757 atau 21,58% suara)
2. PDI-P (21.026.629 atau 18,53% suara)
3. PKB (11.989.564 atau 10,57% suara)
4. PPP (9.248.764 atau 8,15% suara)
5. Partai Demokrat (8.455.225 atau 7,45% suara)
6. Partai Keadilan Sejahtera (8.325,020 atau 7,34% suara)
7. PAN (7.303.324 atau 6,44% suara)
 Pemilu 2004 diselenggarakan dua tahap untuk memilih anggota legislatif
serta memilih Presiden dan Wakil Presiden. Dalam pemilihan
Presiden,pemilu dilaksanakan dua putaran karena pada putaran pertama
tidak ada calon yang mengantongi suara lebih dari 50%.

Page | 21
4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla (2004-2009)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Perdamaian
b. Mengusung Kabinet dengan nama “ Kabinet Indonesia
Bersatu 1”
c. Pelantikan tanggal 20 Oktober 2004
d. Keberhasilan :
1. Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi
makro-ekonomi yang relatif baik
2. Utang negara juga kini telah berada dalam situasi
yang jauh lebih aman
3. Indonesia berhasil mencetak sejumlah prestasi
ekonomi. Anggaran Pembangunan kini mencapai
Rp1.842,5 triliun,tertinggi dalam Sejarah Indonesia
e. Penyebab Lengser :
1. Penyelenggaraan pemilu pada 2009

Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden pertama RI yang dipilih secara langsung
oleh rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono yang sering disapa SBY dan Jusuf Kalla dilantik oleh
MPR sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI ke -6. Terpilihnya pasangan SBY dan Jusuf Kalla
diikuti dengan berbagai aksi protes mahasiswa,diantaranya aksi yang dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Udayana,Depansar,Bali yang meminta agar Presiden terpilih segera
merealisasikan janji-janji mereka selama kampanye Presiden.

Page | 22
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan SBY dan Jusuf Kalla
A. Kebijakan dalam Bidang Politik
1. Mengatasi Masalah Disintegrasi Bangsa
 Konflik Aceh menjadi fokus pemerintahan ini. Pemerintah berusaha
menyelesaikan konflik Aceh dengan cara damai,adil,dan bermartabat.
Oleh karena itu,pemerintah Indonesia berusaha melakukan perbincangan
damai dengan tokoh-tokoh GAM di Helsinki,Finlandia. Pembicaraan ini
diakhiri dengan penandatanganan memorandum kesepahaman pada 15
Agustus 2005.

2. Mencegah Aktivitas Illegal Logging (Pembalakan Liar)


 Aktivitas ini mendapat perhatian cukup signifikan dari pemerintahan
SBY-Jusuf Kalla. Pemrintahan SBY-Jusuf Kalla membentuk kelompok
kerja (pokja) penanganan Illegal Logging beranggotakan lintas Menteri di
bawah koordinasi Menko Kesra untuk lebih mengefektifkan
pemberantasan illegal logging.

3. Memberantas Terorisme
 Belum sepenuhnya dapat diatasi. Penangkapan yang dilakukan terhadap
pelaku teror hanya menyentuh pada kulit terluar bukan orang
sesungguhnya. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan negara lain
untuk mencegah penyebaran paham-paham radikal sebagai penyebab aksi
teror.

B. Kebijakan dalam Bidang Hukum


 Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan prioritas utama
Kabinet Indonesia Bersatu 1. Atas dasar tersebut,presiden mengeluarkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pemberantasan
Korupsi.

C. Kebijakan dalam Bidang Ekonomi


1. Menetapkan sektor ekonomi sebagai agenda utama dengan tujuan
mewujudkan Indonesia Sejahtera melalui program perbaikan iklim
investasi.
2. Mengeluarkan kebijakan revitalisasi pertanian dengan target
swasembada gula pada 2008,swasembada daging pada 2010,dan
swasembada kedelai pada 2010.
3. Menaikkan harga BBM
4. Memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada keluarga tidak
mampu

Page | 23
5 Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Boediono ( 2009-2014)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Perdamaian
b. Mengusung Kabinet dengan nama “Kabinet Indonesia Bersatu
2”
c. Pelantikan tanggal 20 Oktiber 2009
d. Keberhasilan :
1. Dinilai sukses mendorong ekonomi tumbuh dengan rata-
rata 5-6%
2. Investasi dalam PDB meningkat dari sebelumnya 23%
menjadi 31% pada tahun 2013
3. Persentase angka kemiskinan menurun
4. Tingkat pengangguran terbuka menurun
e. Penyebab Lengser :
1. Penyelenggaraan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara demokratis pada 9 Juli 2014.

Kebijakan Pada Masa Pemerintahan SBY dan Boediono


1. Memperbaiki Pelayanan Publik
 Peningkatan pelayanan publik merupakan slaah satu tindak lanjut
reformasi birokrasi yang dilaksanakn oleh Kabinet Indonesia Bersatu 1.
Program-program tersebut antara lain :
a. OSS (One Stop Service)
b. Mekanisme pengaduan
Page | 24
c. Standar kompetensi jabatan
d. Pelayanan pertahanan

2. Memperkuat Sistem Politik


 Membentuk Sekretariat Gabungan (Setgab) yang beranggotakan Partai
Demokrat dan partai politik pendukung pemerintah seperti
Golkar,PKS,PKB, dan PAN. Pembentukan Setgab bertujuan menyatukan
visi dan misi agar arah Pembangunan berjalan seiring kesepakatan
bersama

3. Mewujudkan Good Governance


 Seperti pemberantasan korupsi di seluruh elemen pemerintahan mulai
Tingkat desa hingga pemerintah pusat. Pada masa Pemerintahan SBY-
Boediono kondisi perekonomian terus berkembang dengan fundamental
makin kuat.
 Pendapatan domestik bruto makin meningkat sehingga pada 2013
Indonesia menduduki peringkat ke-16 ekonomi dunia. Angka kemiskinan
dan pengangguran terus ditekan di tengah gejolak perekonomian dunia.

4. Memajukan Pendidikan
 Usaha perbaikan pendidikan dilakukan dengan memberdayakan para
sarjana. Perekrutan lulusan perguruan tinggi melalui program Sarjana
Mendidik di Daerah Terluar,Tertinggal,dan Terdepan (SM3T)

Page | 25
6. Masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (2014-2019)

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Infrastruktur
b. Mengusung Kabinet dengan nama “Kabinet Kerja”
c. Pelantikan tanggal 26 Oktober 2014
d. Keberhasilan :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata
Kelola pemerintahan yang bersih,efektif,demokratis,dan
terpercaya
3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonoimi domestik
4. Pemerataan ekonomi dengan Pembangunan jalan tol
Pasuruan-Probolinggo
e. Penyebab Lengser :
1. Penyelenggaraan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara demokratis pada 17 April 2019

Pada pemilihan presiden 2014 pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih
sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 mengungguli perolehan suara
pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Setelah pelantikan,pada 26 Oktober 2014
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan daftar nama yang akan
menduduki posisi Menteri dalam pemerintahannya.

Page | 26
Kebijakan pada masa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
A. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
 Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, Presiden Joko Widodo
membangun berbagai infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, bendungan,
pelabuhan, bandara. Fokus pembangunan infrastruktur pun tidak lagi di
Pulau Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia. Presiden Joko
Widodo menaruh perhatian lebih di wilayah perbatasan dengan
membangun pos lintas batas negara (PLBN) dengan fasilitas yang lebih
modern.
 Pemerintah juga membangun pusat ekonomi seperti pasar, stasiun
pengisian bahan bakar umum (SPBU), pelabuhan, dan bandara di sekitar
perbatasan. Presiden Joko Widodo juga menerbitkan Kartu Indonesia
Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS).

B. Kebijakan Ekonomi
 Pada 17 November 2014 Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM). Pengumuman tersebut direspons
dengan aksi demonstrasi di berbagai daerah Kebijakan Presiden Joko
Widodo menaikkan harga BBM dianggap tidak tepat karena pada saat itu
harga minyak dunia mengalami penurunan.
 Pada akhir 2014 pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan berkaitan
dengan harga BBM. Kebijakan tersebut sebagai berikut :
1. Pemerintah menghapus subsidi untuk BBM jenis premium.
2. Pemerintah memberlakukan subsidi tetap Rp 1.000,00 per liter
Untuk BBM jenis solar. Pemerintah berpendapat pencabutan
subsidi BBM digunakan untuk memperbaiki sektor produktif.

C. Kebijakan Kelautan
 Dalam bidang kelautan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan
perlakuan keras terhadap pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
Selain meminta diadakan razia, Presiden Joko Widodo berharap kapal-
kapal asing yang melakukan illegal fishing di perairan Indonesia ditindak
tegas agar tidak mengulangi perbuatannya. Salah satu bentuk usaha
pemerintah untuk memberi efek jera kepada kapal-kapal asing dilakukan
dengan menenggelamkan kapal-kapal tersebut.

Page | 27
D. Kebijakan Pertambangan
 Pada Desember 2018 melalui PT Inalum, pemerintah berhasil
mengambil alih 51% saham PT Freeport Indonesia setelah 51 tahun
Freeport McMoran menguasai 90,4% saham. Presiden menegaskan
kepemilikan mayoritas saham PT Freeport ini akan digunakan untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat. Langkah tersebut merupakan
keberhasilan pemerintah dalam mengeksplorasi sumber daya alam
Indonesia demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

7. Masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin


(2019- sekarang )

INFO SINGKAT :
a. Dikenal sebagai Bapak Infrastruktur
b. Mengusung Kabinet dengan nama “ Kabinet Indonesia Maju”
c. Pelantikan tanggal 20 Oktober 2019
d. Keberhasilan :
1. Berhasil mejaga dan membuat pertumbuhan ekonomi
yang kuat
2. Peningkatan nilai ekpor hasil tambang melalui kebijakan
hilirisasi
3. Berhasil menggejot Pembangunan desa sehingga terjadi
penurunan jumlah desa tertinggal
e. Peyebab Lengser : -

Page | 28
Kebijakan pada masa Pemerintahan Joko Widodo dan Ma’aruf Amin
A. Menstabilkan Tensi politik
=> Pada saat membentuk kabinet, Presiden Joko Widodo mengambil keputusan
mengejutkan 9 Maret 2021 dengan menempatkan Prabowo Subianto sebagai Menteri
Pertahanan. Prabowo Subianto merupakan rival Joko Widodo dalam pemilihan
presiden 2019. Menurut sejumlah pakar politik, langkah Joko Widodo ini bertujuan
meredam tensi politik yang terjadi menjelang hingga setelah pemilihan presiden dan
wakil presiden 2019.

B. Memperkuat Pemberantasan Korupsi


=> Untuk memperkuat pemberantasan korupsi, pemerintah dan DPR sepakat
melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu isi revisi undang-undang tersebut adalah
pembentukan Dewan Pengawas KPK. Meskipun mendapat kritikan dari berbagai pihak,
pemerintah dan DPR akhirnya mengesahkan revisi undang-undang ini pada 17 September
2019. Revisi undang-undang ini kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2019.

C. Memperkuat perekonomian
=> Dalam bidang ekonomi, pemerintah membuka seluas-luasnya investasi. Badan
Koordinasi Penanaman ) menargetkan pencapaian investasi pada 2020 sebesar Rp880 triliun
atau 11% lebih tinggi
=> Modal (BKPM daripada tahun 2019. Selanjutnya, agar perekonomian di daerah
makin kuat pemerintah membuka investasi di sektor manufaktur dan investasi di kawasan
industri atau kawasan ekonomi khusus (KEK). Salah satu keputusan penting lain yang diambil
Presiden Joko Widodo adalah rencana pemindahan ibu kota negara. Presiden Joko Widodo
berencana memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu
tujuan pemindahan ibu kota adalah pemerataan ekonomi. Presiden Joko Widodo ingin
membangun pusat pemerintahan baru yang terkoneksi dengan pusat ekonomi. Pemindahan ibu
kota ditargetkan selesai pada 2024. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo membentuk Badan
Otoritas Pemindahan Ibu Kota untuk mengurus segala keperluan terkait pemindahan ibu kota
negara.

D. Memperbaiki Kondisi Sosial


=> Meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan fokus utama dalam program
pemerintahan Joko Widodo. Salah satu upaya peningkatan kesejahteraan adalah menghapus
rekrutmen tenaga honorer dalam instansi pemerintahan. Pemerintah juga mempertimbangkan
mengangkat tenaga honorer yang sudah lama mengabdi menjadi calon aparatur sipil negara.

Page | 29
E. Memperbaiki Pendidikan
=> Dalam bidang pendidikan pemerintah memutuskan menghapus sistem ujian nasional
mulai tahun 2021. Akan tetapi, akibat pandemi virus Corona (Covid-19) pelaksanaan ujian
nasional mulai dihapuskan pada 2020, setahun lebih awal dari rencana sebelumnya.
Selanjutnya, pemerintah akan menerapkan skema baru sebagai penentu kelulusan bagi siswa
pada jenjang akhir sekolah.

TERIMA KASIH

Page | 30

Anda mungkin juga menyukai