Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SEJARAH

ERA REFORMASI

XII MIPA 3

KELOMPOK 1

ANGGOTA
1. Annisa Sharfina (11)
2. Azya Maharani Oktaputri (13)
3. Luthfi Mahesa Putra (20)
4. Ranti Kurnia Sari (33)
5. Zahra Haura Khamillah (39)
6. Azizah Salsabila Fauzi (12)
7. Rifsa Suci Ramadhan (35)
8. Rafi Mubarok (31)

TP 2022/2023
REFORMASI

A. Latar Belakang Reformasi

Kepemimpinan Soeharto semakin menjadi sorotan sejak terjadinya Tragedi Trisakti


pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa tertembak mati dan memicu Kerusuhan Mei
1998 sehari kemudian.

Tekanan dari para massa terhadap Soeharto pun memuncak ketika sekitar 15.000
mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang berakibat proses politik nasional
lumpuh.

Soeharto yang saat itu sudah terdesak masih berusaha untuk menyelamatkan kursi
kepresidenannya dengan melakukan perombakan kabinet dan membentuk Dewan
Reformasi.

Tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini membuat Presiden
Soeharto tidak memiliki pilihan lain selain mengundurkan diri.

Pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden Soeharto secara resmi menyatakan dirinya
berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Melalui UUD 1985 Pasal 8, Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden BJ Habibie
disumpah untuk menjadi penggantinya di hadapan Mahkamah Agung.

Sejak saat itu, kepemimpinan beralih dari Soeharto ke BJ Habibie dan terbentuk Era
Reformasi.Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden di tahun 1998 adalah pertanda Orde
Baru telah berakhir dan disusul dengan lahirnya era Reformasi.Pada era Reformasi ini,
masih ada beberapa pejabat yang beranggap bahwa Orde Baru belum berakhir, karenanya
era Reformasi disebut juga dengan era pasca Orde Baru.

Adapun asal kata reformasi sendiri tersusun atas dua kata, yakni re yang berarti kembali,
dan formasi berarti susunan.Maka era Reformasi dapat dikatakan sebagai era yang
menyusun kembali. Perihal yang disusun kembali dalam era ini adalah sistem pemerintahan
Negara Indonesia.

Lahirnya era Reformasi ini bertujuan untuk mengubah segala bidang yang menyimpang
pada masa Orde Baru atau sebelum tahun 1998.Era ini lahir tepat setelah presiden
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan kemudian digantikan oleh wakil
presidennya, yakni B.J. Habibie.

Krisis finansial yang terjadi pada tahun 1997 atau yang lebih dikenal dengan krisis moneter,
menjadi faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya era Reformasi dan runtuhnya Orde
Baru.Tidak hanya itu, Indonesia juga dilanda kemarau dan didukung dengan jatuhnya
komoditas ekspor. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat memporak-porandakan
negara Indonesia pada masa itu.
Krisis finansial Asia yang turut melanda Indonesia menjadikan rakyat Indonesia tidak puas
atas kepemimpinan presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa yang terjadi di seluruh Indonesia pun menjadi pemicu demonstrasi
besar-besaran. Dikarenakan desakan dari dalam dan luar negeri, Soeharto pun
memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
Melansir buku berjudul Implikasi Tata Kelola Sektor Publik Era Reformasi karya Muslim
Afandi dkk, ada begitu banyak krisis yang melanda Indonesia pada saat itu, yakni krisis
ekonomi, krisis politik, krisis hukum, krisis keamanan dan sosial budaya serta krisis
kepercayaan.
Namun krisis ekonomi menjadi faktor utama runtuhnya Orde Baru dan lahirnya era
Reformasi.

B. Agenda Reformasi

Agenda reformasi terdiri dari:


1. Adili Soeharto dan kroni - kroninya
Selama Soeharto memimpin, kondisi perekonomian di Indonesia karut-marut,
terutama setelah mengalami krisis moneter tahun 1998. Akibatnya, para mahasiswa
melakukan gerakan untuk menurunkan Soeharto dari jabatannya. Mereka menuntut adanya
reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia dan salah satu agendanya adalah
mengadili Soeharto dan para kroninya. Hal ini dilakukan karena selama 32 tahun Soeharto
memimpin, marak terjadi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang menyebabkan
kerugian besar bagi pemerintah Indonesia

2. Tegakkan supremasi hukum


Pada era Orde Baru, hukum dibuat hanya untuk menghukum rakyat, sementara para
pejabat tinggi dapat berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Hal ini tentu merugikan
rakyat Indonesia. Supremasi hukum berupaya untuk menegakkan dan memosisikan hukum pada
tingkatan tertinggi. Oleh karena itu, pada era Reformasi, rakyat menuntut hukum bisa ditegakkan
lebih tegas guna mengatur siapa saja, termasuk para pejabat negara.

3. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN


Pada masa kepemimpinan Soeharto, terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) secara
masif, yang menyebabkan Indonesia tidak lagi mampu berjalan sesuai dengan harapan bangsa.
Oleh sebab itu, rakyat Indonesia menuntut agar KKN dihapuskan guna menciptakan
pemerintahan yang bersih.

4. Pelaksanaan amandemen UUD 1945


Isi agenda reformasi yang selanjutnya adalah melakukan amendemen atau perubahan
terhadap UUD 1945. Sewaktu Soeharto berkuasa, tidak ada hukum yang diterapkan untuk
membatasi jabatan atas presiden atau menteri. Oleh sebab itu, Soeharto bisa dibilang dapat
memimpin selama yang ia mau. Apabila amendemen UUD 1945 tidak dilakukan, maka pemimpin
selanjutnya juga dapat melakukan hal yang sama.
5. Penghapusan dwifungsi ABRI
Dwifungsi menyebutkan bahwa ABRI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga
keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara.
Adanya dwifungsi menimbulkan permasalahan pada masa Orde Baru. Pasalnya, dapat dikatakan
bahwa ABRI menjadi sebuah kekuatan besar yang tidak memihak rakyat sipil. Oleh sebab itu,
pada era Reformasi, rakyat meminta dwifungsi ABRI dihapuskan.

6. Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya


Pada masa Orde Baru, hanya melakukan pengembangan di satu titik saja, yaitu di Pulau
Jawa. Maka dari itu, pada era Reformasi, diharapkan dapat membuka jalan bagi otonomi daerah.
Dengan melebarkan otonomi daerah, diharapkan setiap wilayah dapat mengembangkan
daerahnya sendiri.

Dari 6 Agenda reformasi di atas, yang dianggap telah berhasil dilaksanakan ada 3 agenda
yaitu pelaksanaan amandemen UUD 1945, penghapusan dwifungsi ABRI, dan pelaksanaan
otonomi daerah seluas–luasnya. Adapun yang dapat dikatakan belum tercapai adalah adili
Soeharto dan kroni-kroninya, penegakan supremasi hukum, serta pemerintahan yang bersih
dari KKN. Hal ini dikarenakan penegakan hukum termasuk terhadap Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme termasuk kroni-kroni Soeharti masih belum sepenuhnya maksimal dan tuntas.

C. Tujuan Reformasi

Tujuan Dilakukannya Reformasi


Pada umumnya, dengan adanya sebuah tujuan dalam reformasi sebagai membuat
perbaikan di berbagai bidang kehidupan masyarakat hingga mereka yang menjadi lebih baik
dan lebih bertarget di masa depan. Menurut konsep reformasi, beberapa tujuan dalam
reformasi diantaranya ialah:
•Melakukan adanya sebuah perubahan yang bertahap dan serius sehingga dengan
semua elemen terhadap kalangan masyarakat memiliki nilai-nilai baru dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa.
•Dapat menghilangkan atau mengubah kebiasaan dengan cara hidup yang tidak
sejalan dengan semangat reformasi. Contohnya dalam sebuah perilaku Kolusi
Korupsi Nepotisme (KKN), sikap otoriter, penyelewengan, penyimpangan, dan lain
sebagainya.
•Dapat meningkatkan semua bidang kehidupan masyarakat dan negara, termasuk
ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan dan pertahanan.
•Restrukturisasi terhadap seluruh struktur negara, termasuk dalam konstitusi dan
undang-undang, yang sejauh ini telah menyimpang dari berbagai arah dalam
perjuangan dan cita-cita terhadap rakyat dan negara.
•Reformasi merupakan adanya sebuah perubahan dalam keseimbangan secara
hidup lama, dalam keseimbangan hidup baru yakni menjadi lebih baik. Pemerintah
Orde Baru tidak mampu, atas dasar Pancasila dan konstitusi 1945.

● Tujuan Politik
Tujuan politik dari adanya reformasi adalah membangun masyarakat dan
pemerintahan yang demokratis dan tidak semena-mena. Semua lapisan dan
golongan harus bekerja sama, saling menghargai untuk kemajuan pembangunan.

● Tujuan Ekonomi
Melakukan pembangunan merata pada seluruh daerah yang ada di Indonesia, bukan
hanya di Jawa, karena sebelum masa reformasi pembangunan hanya dipusatkan di
Jawa, khususnya Jakarta. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
umum sesuai dengan UUD 1945 alinea empat.

● Tujuan Hukum
Merapikan hukum menjadi bersih dan adil untuk semua masyarakat, dan
menghindari adanya korupsi, kolusi, nepotisme, kekuasaan sewenang-wenang atau
otoriter, penyimpangan, dan penyelewengan yang lain yang berkembang saat masa
orde baru.

● Tujuan Sosial
Membentuk adanya persatuan kelas dan golongan, tanpa memandang latar
belakang kesukuan, agama, tingkat ekonomi, dan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai