Anggota:
Cahya Amelia Sani (M011221122)
Devi Damayanti (M011221129)
Ainun Mardyyah Ramdhani (M011221136)
Sandwi Samart (M011221143)
Fernando Daud Ikeda Tangdialla (M011221150)
Rahmadani (M011221157)
Nurul Fatimah Azzahra S Tayeb (M011221164)
Hilda Binti Hidayat (M011221172)
Sitti Nurhaliza (M11221179)
Dosen Pengampu :
Dr. Wadzibah Nas, SE,MM.
Menurut SBY, reformasi bukanlah revolusi, sebuah gerakan perubahan tanpa ada
kekerasan dan korban. Ia mengatakan, reformasi tidak boleh mengganti dan menjebol
kerangka bernegara dari sebuah bangsa. Reformasi adalah sebuah gerakan yang diaggap tidak
berjalan dengan baik. SBY menyebut ada 10 alasan yang mendorong reformasi yaitu
kekuasaan yang relative absolut, demokrasi yang lemah, dan konsentrasi kekuasaan yang
terlalu berfokus di pusat dan tidak memperhatikan daerah.
Tujuan Adanya Masa Reformasi:
1. Dengan adanya masa reformasi digunakan untuk menata kembali segala struktur
pemerintahan dan kenegaraan, termasuk didalamnya yaitu perundang-undangan serta
konstitusi yang menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai serta cita-cita yang
diharapkan seluruh masyarakat Indonesia.
2. Dengan adanya masa reformasi diharapkan melakukan perubahan serius serta
bertahap dalam menemukan berbagai nilai baru dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan juga bernegara.
3. Dengan adanya masa reformasi diharapkan adanya perbaikan dalam berbagai bidang
kehidupan yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
4. Dengan adanya masa reformasi diharapkan dapat menghapus dan menghilangkan
berbagai kebiasaan dan cara hidup masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan
hukum yang ada, seperti KKN, kekuasaan yang otoriter, segala penyimpangan yang
terjadi dan penyelewengan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Pada era reformasi ini juga memberikan dampak pada NKRI yaitu :
Kebebasan menyampaikan pendapat
Setelah masa reformasi, orang-orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya.
Presiden BJ Habibie memberikan ruang bagi siapapun yang ingin menyampaikan
pendapat, baik dalam bentuk rapat umujm maupun unjuk rasa atau demonstrasi.
Namum bagi orang-orang yang ingin melakukan ujuk rasa, harus terlebih dahulu
untuk mendapatkan izin dari pihak kepolisian untuk menentukan lokasi dimana
demonstrasi dilakukan. Hal ini dilakukan karena mengacu dengan UU No. 28 Tahun
1997 tentang kepolisian Republik Indonesia.
Reformasi bidang hukum
Pada masa pemerintahan BJ Habibie dilakukan reformasi bidang hukum, dimana
reformasi hukum ini di sesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.
Tindakan tersebut dianggap baik oleh masyarakat luas, karena reformasi hokum yang
berlaku di Indonesia cenderung bersifat konservatif, ortodoks dan elitis.
Masalah Dwifungsi ABRI
Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di perwakilan rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap, yaitu dari yang tadinya berjumlah 75 orang menjadi 38
orang. Dahulu, ABRI terdiri dari empat Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan
Udara, dan Kepolisian RI. Namun sejak tanggal 5 Mei 1999, Polri telah memisahkan
diri dari ABRI dan berganti nama menjadi kepolisian negara, istilah ABRI juga
berubah menjadi TNI.
Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa
reformasi ini termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah
agar kekuasaan presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang
lebih stabil. Masa reformasi Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J.
Habibie (masa memimpin 1998-1999), Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001),
Megawati Soekarno Putri (masa memimpin 2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa
memimpin 2004-2014) dan Joko Widodo (masa memimpin 2014-sekarang).
Pasca reformasi, banyak daerah di Kepulauan Indonesia yang ingin melepaskan diri
dari Indonesia. Hal tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak era sebelum reformasi, baik era
orde baru maupun orde lama. Alasan beberapa daerah ingin lepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah ketimpangan dalam pembangunan ekonomi, penegakkan hukum
yang tidak adil, hingga adanya keterlibatan negara lain. Beberapa daerah tersebut antara lain;
Timor-Timur, Aceh, Maluku, hingga Papua. Dalam upaya mencapai tujuannya untuk
memerdekakan diri dari Indonesia, daerah tersebut membentuk sebuah gerakan separatis,
seperti Gerakan Aceh Merdeka dan Organisasi Papua Merdeka.
Dengan demikian, alasan beberapa daerah ingin lepas dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah ketimpangan dalam pembangunan ekonomi, penegakkan hukum yang tidak
adil, hingga adanya keterlibatan negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, Gramedia.com (2021). Pengertian Orde lama, Orde baru & Reformasi.
https://www.ksap.org/sap/sejarah-reformasi-nkri/
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/reformasi/item181