Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 4

Felicia Rosalind
Olivia C. Khotiera
Ivan D. H. Situmorang
Refalina Gunawan
Reyna H. Elbela
Vincent Gunawan

Kelas XI IPA 2
Demokrasi Pada Masa Reformasi

Indonesia merupakan negara yang menganut bentuk pemerintahan demokrasi. Dalam


perkembangannya, Indonesia melalui beberapa perubahan. Demokrasi yang terjadi di Indonesia
semakin berkembang dari demokrasi terpimpin, orde lama, orde baru hingga demokrasi
reformasi. Bentuk pemerintahan demokrasi reformasi masih digunakan hingga saat ini.
Mengutip dari pernyataan As’ad Said Ali, 2009:99. Bahwa hal paling dasar dari pelaksanaan
demokrasi reformasi adalah perbaikan pada poin-poin lemah yang ada dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Yang membuat wajah konstitusi terlihat berbeda dari batang tubuh aslinya. Seperti
dilihat, perbaikan tersebut telah membawa kehidupan lebih baik bagi masyarakat Indonesia.

Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan yang terlaksana pada saat reformasi adalah presidensial. Dimulai pada
tahun 1998 sampai sekarang. Dan berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sistem presidensial berarti negara Indonesia
dipimpin oleh presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, serta
dipilih rakyat melalui pemilihan umum. Pada era ini, pemerintahan memberikan ruang gerak
kepada partai politik dan DPR untuk turut serta mengawasi pemerintahan secara kritis.

Pemerintah Pada Masa Reformasi


Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden pada Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Tetapi
penyimpangan-penyimpangan pada masa pemerintahan Orde Baru membawa Indonesia pada
krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang tidak kunjung reda. Krisis moneter membawa
akibat terjadinya krisis politik, di mana tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu
kecil. Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akibatnya
pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto terperosok ke dalam kondisi yang
diliputi berbagai tekanan politik baik dari luar maupun dalam negeri. Dari dunia internasional,
terutama Amerika Serikat, secara terbuka meminta Soeharto mundur dari jabatannya sebagai
Presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori oleh mahasiswa turun ke jalan
menuntut Soeharto lengser dari jabatannya.
Tekanan massa mencapai puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung
DPR/MPR. Akibatnya proses politik nasional praktis lumpuh. Soeharto ingin menyelamatkan
kursi kepresidenan dengan menawarkan berbagai langkah. Seperti perombakan (reshuffle)
kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi pada akhirnya Presiden Soeharto tidak punya
pilihan lain kecuali mundur dari jabatannya. Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana
Merdeka menyatakan berhenti sebagai Presiden. Dengan menggunakan UUD 1945 pasal 8,
Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di
hadapan Mahkamah Agung. Karena DPR tidak dapat berfungsi akibat mahasiswa mengambil
alih gedung DPR. Kepemimpinan Indonesia segera beralih dari Soeharto ke BJ Habibie. Hal ini
merupakan jalan baru demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati diliputi
kontroversi tentang status hukumnya, pemerintahan Presiden BJ Habibie mampu bertahan
selama satu tahun kepeminpinan.

Peran pemerintah pada masa reformasi


Peran Pemerintah Pusat dibatasi untuk menangani hanya hal-hal yang berhubungan
dengan pertahanan, kebijakan luar negeri, kebijakan fiskal-moneter dan makroekonomi,
peradilan dan agama. Yang tidak kalah penting adalah bahwa Daerah menerima bagian
pendapatan yang lebih besar dari produksi sumber daya alam lokal. Sebelumnya, Daerah selalu
merasa tidak nyaman melihat mayoritas pendapatan dari sumber daya alam lokal mengalir
kepada para pemangku kepentingan di Ibukota Jakarta. Namun, karena tidak setiap daerah di
Indonesia diberkati dengan sumber daya alam yang melimpah, kesenjangan di antara daerah
kaya dan miskin meningkat.

Sejumlah tindakan reformasi penting adalah:


- Dimulainya kebebasan pers
- Pemberian izin pendirian partai-partai politik dan serikat-serikat buruh baru
- Pembebasan tahanan-tahanan politik
- Pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode lima tahun
- Desentralisasi kekuasaan ke daerah
Timor Timur telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1975 tetapi diinvasi
oleh Indonesia pada tahun berikutnya. Hal ini tidak mengakhiri keinginan Timor Timur untuk
merdeka. Habibie memiliki sikap terbuka terhadap kemerdekaan Timor Timur. Dia menyatakan
bahwa jika Timor Timur menolak status provinsi otonomi khusus di Indonesia, maka Timor
Timur dapat merdeka.
Langkah-langkah reformasi ini menyiratkan peningkatan signifikan dalam checks and
balances demokratis yang mengakhiri kemungkinan kembalinya rezim otoriter. Kebijakan-
kebijakan reformasi ini menempatkan kekuasaan di tangan rakyat, bukan Pemerintah Pusat.
Selain itu, cabang-cabang eksekutif dan legislatif dipisahkan dengan lebih ketat.

Berikut ini karakteristik demokrasi pada periode reformasi:


- Pemilu lebih demokratis
Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari sebelumnya. Sistem Pemilu terus
berkembang memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan hak politik dalam Pemilu.
Puncaknya pada 2004 rakyat bisa langsung memilih wakilnya di lembaga legislatif serta presiden
dan wakil presiden dipilih secara langsung. Pada 2005 kepala daerah pun (gubernur dan bupati
atau walikota) dipilih langsung oleh rakyat.
- Rotasi kekuasaan dari pemerintah pusat hingga daerah
- Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
- Pola rekrutmen politik terbuka
Rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Setiap warga negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat menduduki jabatan
politik tanpa diskriminasi.
- Hak-hak dasar warga negara terjamin
Sebagian besar hak dasar rakyat bisa terjamin seperti adanya kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan pers dan sebagainya.

Kelebihan dan kekurangan masa reformasi

kelebihan
- Diberikannya kebebasan pers dan dalam berpendapat
Kebebasan pers di Indonesia lahir setelah Orde Baru tumbang pada 1998  dan munculnya pasal
28 F UUD 1945, melalui amandemen kedua, yang berbunyi,” setiap orang berhak
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan mengungkapkan segala jenis saluran  yang tersedia.”
- Pemberantasan kkn
Salah satu tuntutan dari reformasi 1998 adalah pemberantasan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme
(KKN). Memang, di jaman orde baru, praktek KKN tumbuh sangat subur. Di jaman orde baru,
yang kekuasaannya sangat sentralistik, praktek korupsi banyak berpusat di Soeharto dan
kroninya. Namun sekarang ini, seiring dengan desentralisasi, praktek korupsi menyebar luas ke
daerah dan berlangsung sangat massal.
- Diberlakukannya pembatasan masa jabatan presiden
Pembatasan masa jabatan Presiden merupakan isu penting dalam perubahan UUD 1945.
Pembatasan dilakukan untuk menghindari masa jabatan yang tidak terbatas sebagaimana terjadi
pada Orde Lama dan Orde Baru. Semakin lama masa jabatan, maka semakin besar peluang
terjadinya penyalahgunaan maupun penyelewengan, sebagaiamana diingatkan oleh Lord Acton,
bahwa power tends to corrupt.
- Bebas mendirikan partai politik

Partai politik pada masa reformasi jumlahnya menjadi banyak, contohnya pemilu pada tahun
2004. Ini dikarenakan masyarakat sudah mengenal atau tahu sedikit tentang partai politik
sehingga membuat masyarakat memiliki berbagai macam pandangan. Apalagi setelah reformasi,
masyarakat dibebaskan untuk menyalurkan pendapat dan aspirasinya

Kekurangan
- Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan public, serta cenderung lambat
mengambil kebijakan dan Tindakan
Sentralisasi hanya menguntungkan sebagian kecil elit-elit daerah yang bisa diajak kerja sama
oleh oknum-oknum pusat. Tuntutan desentralisasi ini sangat keras disuarakan oleh daerah-
daerah, khususnya yang kaya sumber daya alam, antara lain Riau, Kalimantan, Aceh, dan Papua,
karena bila dirunut kebijakan sentralisasi ini tak lepas dari gurita Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
dari pusat ke daerah-daerah, dimana pengusaha kroni-kroni Soeharto diduga memiliki
kepentingan dalam mengeksploitasi sumber daya alam di daerah-daerah sehingga daerah merasa
tidak diperlakukan adil.
- Pendidikan politik rakyat masih rendah
Pengetahuan warga tentang lingkungan politik terutama yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
sebagai warga negara masih kurang, disamping itu penilaian warga terhadap sistem politik dan
perilaku politik juga masih rendah

- Masih adanya KKN

Lembaga pemerintah ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK), ditugaskan untuk
membebaskan Indonesia dari korupsi dengan menyelidiki dan mengusut kasus-kasus korupsi
serta memantau tata kelola negara (yang menerima kekuasaan yang luas untuk melakukan
tugasnya).

Namun, opini-opini mengenai prestasi KPK masih diperdebatkan. Para pengkritik menekankan
bahwa KPK lebih fokus untuk menangani tokoh profil yang lebih rendah (tokoh kecil dan tidak
penting), meskipun selama beberapa tahun terakhir, terutama menjelang akhirnya pemerintahan,
ada beberapa kasus tokoh profil tinggi seperti menteri, pejabat kepolisian berpangkat tinggi,
hakim dan bendahara partai dari Partai Demokrat-nya Yudhoyono yang telah diciduk.

- Terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban


Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan Yang layak
tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri jika keadaannya seperti ini maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban
Demokrasi Reformasi dalam Naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005-2025
Setelah lengsernya masa pemerintahan presiden Soeharto pada tahun 1988.
Selanjutnya, bangsa Indonesia memasuki orde reformasi yang berlangsung sejak 1988 sampai
sekarang.
Penyelenggaraan demokrasi reformasi bisa dilihat dalam RPJP (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang) 2005-2025. Berikut ini adalah penjelasannya
Pelaksanaan pemilu secara langsung. Dimana rakyat memiliki hak untuk memutuskan memilih
presiden, wakil presiden, dan anggota dewan seperti DPR, DPRD, PDP, dan kepala daerah.
Dengan kata lain, berdasarkan voting terbanyak.
Berakhirnya masa transisi dalam demokrasi. Ini dapat dilihat dari perkembangan pesat yang telah
dicapai sistem demokrasi Indonesia sejak tahun 1998. Dimana demokrasi mengalami kemajuan
dari sebelumnya.
Suksesnya penyelenggaraan asas desentralisasi. Sehingga hubungan antara pemerintah pusat
dengan daerah-daerah otonom juga berlangsung baik.
Hubungan sipil atau masyarakat biasa dengan militer terjalin dengan baik. Dimana setiap pihak
saling menghargai peran masing-masing dalam menciptakan sebuah situasi damai
Meningkatnya kesadaran masyarakat. Ini dibuktikan dengan aktivitas publik yang semakin aktif
dalam menyuarakan aspirasi, dan berpartisipasi mengambil peran di kehidupan sosial serta
politik nasional. Sehingga wawasan masyarakat akan dunia politik juga menjadi semakin
berkembang. Situasi ini diharapkan bisa membuat publik menjadi lebih open mind.
Sumber
https://cerdika.com/demokrasi-reformasi/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/130000269/demokrasi-indonesia-periode-
reformasi-1998-sekarang-?page=all
http://tyo244.blogspot.com/2017/03/kekuranga-dan-kelebihan-era-reformasi.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/130000269/demokrasi-indonesia-periode-
reformasi-1998-sekarang-?page=all
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/sistem-pemerintahan-indonesia-20
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5de886891f2b5/pembatasan-masa-jabatan-presiden-
oleh--roziqin-matlap/
https://hukum.tempo.co/read/1059485/kebebasan-pers-di-indonesia/full&view=ok
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/reformasi/item181

Anda mungkin juga menyukai