Anda di halaman 1dari 6

Demokrasi Amerika, Demokrasi Liberal Bergaya “Cowboy”

Amerika selama ini dikenal dunia sebagai negara empunya demokrasi, bahkan sering disebut sebagai
negara paling hebat demokrasinya. Demokrasi menjadi satu dari dua asas ideologi Amerika Serikat.
Dasar lainnya adalah ekonomi liberal yang tercermin dalam bentuk kapitalisme. Demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara
demokrasi langsung atau melalui demokrasi perwakilan. Arti umum demokrasi adalah rakyat memiliki
kekuasaan, hak dan turut dalam mengambil keputusan serta mempunyai otoritas untuk mengawasi
pelaksanaannya. Namun kiprahnya di dunia Internasional ternyata tidak mencerminkan jiwa sejati
sebagai negara demokrasi. Banyak standard ganda dalam berdemokrasi digunakan sehingga Demokrasi
Amerika bisa disebut demokrasi liberal ala Cowboy. Demokrasi bergaya Cowboy dengan slogan
demokrasi sejati tetapi bergaya kapitalis imperialisme.

Demokrasi liberal atau demokrasi konstitusionaladalah sistem politik yang melindungi secara
konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.Dalam demokrasi liberal, keputusan-
keputusan mayoritas dari proses perwakilan atau langsung diberlakukan pada sebagian besar bidang-
bidang kebijakan pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah
tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.

Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan oleh penggagas teori kontrak sosial
seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau. Semasa Perang Dingin, istilah
demokrasi liberal bertolak belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Pada zaman sekarang
demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan dengan demokrasi langsung atau demokrasi
partisipasi. Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan demokrasi barat banyak
dipraktekkan di Amerika Serikat, Britania Raya dan Kanada.
DEMOKRASI DI NEGARA JEPANG
Demokrasi di negara jepang sudah ada sejak pemerintahan di zaman meiji. Hal ini di tandai dengan
pembukaan kembali hubungan antara jepang dengan orang asing setelah runtuhnya pemerintahan
tokugawa. Hal ini juga membawa perubahan besar pada bidang perpolitikan di jepang. Karena
kebanyakan orang yang datang ke jepang menganut sistem demokrasi yang membebaskan
masyarakatnya mengeluarkan pendapat, sehingga masyarakat jepang juga ingin menerapkan sistem
demokrasi di jepang, untuk menjadikan negara yang kuat. Hal ini di dasari karena pada zaman tokugawa
yang bisa mengeluarkan pendapat hanya orang-orang yang berkuasa.

Atas dasar pemikiran-pemikiran inilah masyarakat mulai memikirkan tentang pembentukan


pemerintahan yang berdasarkan demokrasi. Pergerakan demokrasi ini diawali oleh golongan para bekas
samurai yang terjadi di pusat pemerintahan di Tokyo dan didaerah Tosa. Terjadi gerakan ini karena
perbedaan pendapat antara pemimpin di perintahan meiji mengenai hubungan diplomasi dengan
pemerintahan korea. Pergolakan ini mengakibatkan beberapa pemimpin mengundurkan diri dari
pemerintahan, diantaranya adalah Itagaki Taisuke dan Saigo Takamori. Setelah mereka menyerahkan
jabatannya kepada pemerintah, mereka mulai melakukan pergerakan di bidang demokrasi di daerah
asalnya masing-masing yaitu didaerah Tosa dan Kagoshima. Pergerakan demokrasi yang di bawa oleh
Itagaki di bidang politik yang menuntut pemerintahan dalam keputusan peraturan wajib militer dan
pembaharuan pajak yang merugikan setiap golongan masyarakat . karena gerakan ini mendapat
dukungan dari segala golongan masyarakat sehingga dapat bantuan dana untuk segalan gerakan
demokrasi.

Dalam pembahasan proses terbentuknya demokrasi di jepang secara garis besar menurut Prof. Oguma
menjelaskan problematika dan dinamika perkembangan nation hood, demokrasi dan keterkaitan
keduanya. Menurutnya “bahwa demokrasi yang dicapai Jepang saat ini bukanlah hasil yang dicapai
secara instant. Usaha untuk mencapainya membutuhkan tidak hanya upaya yang keras namun juga
proses yang panjang”[1]. Prof.Oguma kemudian membagi proses yang panjang tersebut ke dalam tiga
periode; masa sebelum perang , masa perang, dan masa sesudah perang. Masa sebelum perang meliputi
masa pasca Restorasi Meiji 1868 hingga tahun 1941, masa perang meliputi tahun 1941 hingga 1945, dan
masa pasca perang meliputi tahun 1945 hingga sekarang.
Demokrasi Singapura
Tanggal 5 Agustus 1955, Singapura menjadi sebuah negara yang merdeka. Sebelumnya Singapura
bergabung dengan Malaysia menjadi sebuah negara federal (negara bagian Malaysia tahun 1953-1955).
Karena konflik politik, akhirnya Singapura keluar dari federasi Malaysia. Hal ini terjadi pada tahun 1955.
Ketika itu orang-orang Melayu mempunyai program Malay for Malayu, membuat Singapura yang 75%
penduduknya etnis Tionghua tersinggung dan ingin membentuk negara sendiri.

Sistem pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi parlementer dengan model westminder.
Presiden adalah kepala negara. Sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana menteri (prime
minister). Parlemen dibagi menjadi dua kamar: Kongres atau Majelis Tinggi dan Majelis Rendah (House
of Low) yang semula mempunyai 81 anggota.

Pemilihan anggota parlemen dilaksanakan 4 tahun sekali. Anggota parlemen memilih PM. Sedangkan
PM sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet berdasarkan rangking dan mendapat persetujuan
dari pemerintah. Sampai tahun 1991, secara seremonial pemilihan presiden dilakukan setelah pengisian
anggota parlemen. Di dalam konstitusi Singapura, diamanatkan untuk melakukan pemilihan langsung
terhadap posisi presiden. Jadi kekuasaan seorang presiden semakin kuat (The Encyclopedia Britannica.
Log, Cit, hal. 769-788).

Dalam suatu tatanan kehidupan masyarakat bangsa yang demokratis, peran rakyat di arena politik
nasional, melalui pembentukan sebuah pemerintahan, ditempuh melalui general election. Dalam pemilu
tersebut, rakyat memilih wakil-wakilnya untuk memerintah.

Negara yang mempunyai jumlah penduduk statis (4 juta jiwa) itu terdiri dari 75% etnis China, 15%
Melayu, 5 % India. Panggung politik Singapura tetap didominasi oleh People Action Party/Partai Aksi
Rakyat (PAP), partai yang didirikan oleh mantan PM Lee Kuan Yew. PAP merupakan the ruling party.
Kubu oposisi baru bisa memperoleh kursi di parlemen pada pemilu 1981. Ketika itu Partai Pekerja
mampu memasukkan kadernya lewat pemilu susulan.

Dalam setiap pemilu, negara ini menggunakan sistem distrik dalam setiap pesta demokrasi. Pemikiran
politik Lee Kuan Yew mampu menciptakan strong governance, yakni bagaimana membuat sistem politik
memberikan ruang terhadap reformasi politik -memperkuat lembaga presiden, dan memberi jaminan
kursi kepada oposisi. Dengan strategi ini, pada satu pihak diharapkan dapat menjamin kestabilan sistem,
dan pada sisi lain diharapkan mampu membatasi pengaruh oposisi. Akan tetapi tindakan ini bukan
bermakna melakukan liberalisasi politik.

Jadi, kubu oposisi tidak berkembang, memang sudah dirancang oleh arsitek politik Singapura. Ada dua
alasan mengapa kubu oposisi tidak mampu mempunyai pengaruh yang signifikan dalam kehidupan
politik. Pertama, pihak oposisi tidak mempunyai tokoh yang handal dan setara dengan Lee Kuan Yew,
Gooh Tjoh Tong, BG Lee. Kedua, kubu oposisi tidak mudah memberikan wacana alternatif, sebab ruang
lingkupnya sudah dibatasi. Jadi, dalam situasi politik seperti sekarang ini, PAP membuat suatu tim yang
solid.
Sistem Demokrasi di Indonesia
Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, sehingga budaya demokrasi sudah mengakar
di benak masyarakat Indonesia . Sistem ini memang sudah dianut oleh bangsa Indonesia sejak
kemerdekaan Republik Indonesia . Lalu apakah yang dimaksud dengan demokrasi ? Demokrasi adalah
pemerintahan rakyat . Artinya pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat . Segala kebijakan
mengenai putusan pemerintah haruslah dirundingkan dengan rakyat .

Istilah demokrasi itu sendiri berasal dari negara Yunani, demos yang artinya rakyat, dan kratos yang
artinya kekuasaan . Kata demokrasi itu sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles, yaitu sebagai
bentuk suatu pemerintahan yang mengatur bahwa kekuasaan itu berada di tangan rakyat .

Negara Indonesia adalah salah satu negara yang menganut demokrasi dalam sisitem pemerintahannya .
Indonesia sudah membuktikan hal tersebut dnegan mengadakan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung . Selain itu masyarakat Indonesia bebas menyelenggarakan pertemuan dan bebas
berbicara unutk mengeluarkan pendapat, kritikan, atau bahkan mengawasi jalannya siistem
pemerintahan .Kebebasan dalam memeluk agama pun merupakan sebuah perwujudan dari negara
demokratis .

Dalam membangun sebuah negara yang demokratis tidaklah mudah . Hal tersebut dikarenakan
pembangunan sebuah sistem demokrasi dalam suatu negara dimungkinkan akan mengalami kegagalan .
Akakn tetapi, di negara ini, sisitem demokrasi yang dijalankan terbilang mengalami kemajuan . Bisa
dilihat dari bebasnya berkeyakinan, berpendapat, atau kebebasan untuk berkumpul tanpa ada yang
membatasi .

Tetapi meskipun negara ini telah berhasil dalam menjalan sistem demokrasinya, tampaknya dewasa  ini
sistem demokrasi tersebut banyak disalahgunakan dan kurang berjalan sebagaimana mestinya . Hal
tersebut membuat bangsa ini mengalami banyak persoalan . Contohnya saja dalam kehidupan berpolitik
. Sistem demokrasi yang sesungguhnya tampaknya sudah tidak berlaku lagi . Tetap saja ada unsur
kekuatan dan kelemahan yang menentukan hasil akhir dari sebuah demokrasi . Siapa yang paling
berkuasa maka dialah yang akan mendapatkan jabatan atau peranan tertentu . Bukan lagi murni dari
hasil keyakinan dan pendapat orang banyak .

Sistem demokrasi yang dijalankan oleh suatu negara tentu memberikan dampak positif dan negatifnya .
Dampak positifnya adalah demokrasi memberikan harapan dalam emnciptakan suatu kebebasan,
keadilan, dan kesejahteraan . Tetapi dampak negatif dari sistem ini adalah dapat meningkatnya angka
pengangguran, kemacetan lau lintas, korupsi dan lain sebagainya . Sebenarnya demokrasi adalah sisitem
yang buruk di antara alternatif yang lebih buruk . Akan tetapi, jika semua berjalan dengan lancar, maka
semuanya juga akan lancar .

Apabila sebuah negara ingin melakuakn sebuah perubahan, maka sistem demokrasi adalah gagasan
yang dinamis keren aprosesnya teru-menerus . Negara yang sukses menjalankan demokrasi adalah
negara yang mampu menerapkan kebebasan, keadilan, dan kesejahtaraan yang sebenar-benarnya .
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia yang menganut sistem pemerintahan secara demokrasi,
perlu menjaga dan menjalankan sistem tersebut sesuai dengan aturannya, sehingga sistem demokrasi
tersebut dapat terwujud secara utuh di dalam sebuah sistem pemerintahan Indonesia menuju
masyarakat yang sejahtera, aman, dan damai .

Demokrasi RRC Beri Inspirasi Negara Lain

Sistem demokrasi yang diterapkan RRC memungkinkan ekonomi dan politik di negara itu tumbuh dengan
mengesankan dan memberi inspirasi bagi negara lain.
 
"Demokrasi dengan karakter China membuat ekonomi dan politik RRC tumbuh seiring dan sejalan," kata ketua
delegasi RRC untuk Forum Demokrasi Bali (BDF) IV, Prof Dong Yunhu di Nusa Dua, Bali dalam wawancara dengan
Antara seusai penutupan BDF IV, Jumat. Dia mengatakan setiap negara bisa memiliki pandangan berbeda tentang
demokrasi dan juga bagaimana menerapkannya berbeda-beda.

”RRC yang merupakan negara berpenduduk terbesar di dunia telah mengkombinasikan nilai-nilai universal dengan
tradisi China menjadi demokrasi yang berlaku saat ini,” kata Dong yang antara lain didampingi seorang wakil
Kedutaan Besar RRC di Jakarta, Liu Quan. Dengan kombinasi itu, katanya, RRC terus meningkatkan perekonomian
dan stabilitas di dalam negeri untuk kesejahteraan rakyat. "Banyak negara terinspirasi dengan apa yang dicapai oleh
RRC," kata Dong.

Dikatakan, apa yang dicapai RRC di bidang perekonomian dan stabilitas tak terlepas dari sejarah panjang negara di
Asia itu untuk mencapai demokrasi.

Negara yang dijuluki Tirai Bambu itu mengalami pasang-surut antara lain perang saudara untuk mencapai posisinya
saat ini dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen.

RRC juga pernah mengalami kemunduran sampai Deng Xiao Ping naik menjadi pemimpinnya.

Deng merupakan tokoh di balik keberhasilan RRC karena meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan negara itu
dengan berbagai kebijakan reformasi.

Partisipasi masyarakat, misalnya, tampak dari para petani yang mengajukan usulan ke tingkat atas dan pemerintah
mengadopsinya menjadi kebijakan nasional. Laksana Buah  Dalam kesempatan tersebut, Dong memberikan ilustrasi
bahwa demokrasi itu laksana buah-buahan; ada apel, pisang dan anggur.
"Kita memilih apel, pisang atau anggur karena bersesuaian dengan kebutuhan kita," katanya. Menurut dia, tak boleh
ada pihak yang memaksakan apel, pisang atau anggur kepada pihak lain kalau tak cocok dengan kemauannya.
"Begitu juga halnya dengan demokrasi. Ada negara yang meniru demokrasi yang berlaku di negara lain, dalam
perjalanannya negara itu gagal menerapkan demokrasi," katanya

Anda mungkin juga menyukai