(1950–1959)
SMPN 2 MALANG
1
Kelas : IX G
Kelompok : 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
4
PEMBAHASAN DAN ISI
A. Pengertian
1. Demokrasi
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara. Jadi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah
negara tersebut.
5
4) Kepartaian, yaitu bahwa partai politik adalah media atau sarana
antara dalam praktik pelaksanaan demokrasi
b. Macam-macam demokrasi
Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:
a) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman
Yunani Kuno. Pada masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan
aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan demikian,
pemerintah dapat mengetahui – secara langsung pula – aspirasi dan
persoalan-persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Tetapi
dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
1) Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat
sekaligus dalam membicarakan suatu urusan
2) Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang
semakin rumit dan kompleks
3) Musyawarah tidak akan efektif, sehingga sulit menghasilkan
keputusan yang baik
b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk
duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakil
mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakilan berlainan menurut
konstitusi negara masing-masing.
2. Demokrasi Parlementer
6
diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden
menjabat sebagai kepala negara. Demokrasi liberal dikenal pula sebagai
demokrasi parlementer karena pada saat itu berlangsung sistem
pemerintahan parlementer
Demokrasi sistem parlementer semula lahir di Inggris pada abad XVIII dan
dipergunakan pula di negara-negara Belanda, Belgia, Prancis, dan Indonesia (pada
masa UUDS 1950) dengan pelaksanaan yang bervariasi, sesuai dengan konstitusi
negara masing-masing. Negara-negara Barat banyak menggunakan demokrasi
parlementer sesuai dengan masyarakatnya yang cenderung liberal. Ciri khas
demokrasi ini adalah adanya hubungan yang erat antara badan eksekutif dengan
badan perwakilan rakyat atau legislatif. Para menteri yang menjalankan
kekuasaan eksekutif diangkat atas usul suara terbanyak dalam sidang parlemen.
7
kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian lebar. Kepentingan
umum pun diabaikan. Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi
Barat karena pada umumnya dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Kaum
komunis bahkan menyebutnya demokrasi kapitalis karena dalam pelaksanaannya
kaum kapitalis selalu dimenangkan oleh pengaruh uang (money politics) yang
menguasai opini masyarakat (public opinion).
a. Kelebihan
8
legislatif
b. Kekurangan
9
mempelajari sejarah pelaksanaan demokrasi di Indonesia sehingga dapat
dijadikan tolak ukur dalam penentuan sistem pemerintahan yang baik, yang
sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan belajar dari sejarah, kita
dapat memetik ilmu serta dapat menganalisis baik buruknya dampak yang
ditimbulkan dari berbagai pelaksanaan demokrasi yang berbeda-beda di Indonesia.
10
Indonesia menghadapi berbagai rongrongan untuk mempertahankan
kemerdekaannya. Padahal pada masa ini terdapat indikasi dan keinginan kuat
dari para pemimpin negara untuk membentuk pemerintahan demokratis.
Namun karena Indonesia harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
maka belum bisa sepenuhnya mewujudkan pemerintahan demokratis sesuai
dengan UUD 1945. Akhirnya dalam perjalanannya terjadilah berbagai
penyimpangan-penyimpangan. Contohnya saja beberapa bulan setelah
Proklamasi kemerdekaanadanya kesempatan besar untuk mendirikan partai
politik, sehingga bermunculanlah partai-partai politik Indonesia. Dengan
demikian kita kembali kepada pola sistem politik multipartai.
Pada zaman awal kemerdekaan ini, partai politik tumbuh menjamur
dengan berbagai haluan ideologi politik yang berbeda satu sama lain. Hal ini
dikarenakan adanya Maklumat Pemerintah Republik Indonesia 3 November
1945 yang berisi anjuran mendirikan partai politik dalam rangka memperkuat
perjuangan kemerdekaan. Akhirnya secara resmi muncul 10 partai politik.
Bukan hanya itu, tetapi penyimpangan konstitusional juga sempat terjadi
dengan berubahnya sistem kabinet presidensiil menjadi sistem kabinet
parlementer atas usul badan pekerja KNIP yakni pada tanggal 11 November
1945.
Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Maklumat pemerintah tanggal
14 November 1945 yang mengubah sistem pemerintahan presidensiil menjadi
parlementer berdasarkan asas-asas demokrasi liberal yang di pimpin oleh
perdana mentri Syahrir. Dalam kabinet ini mentri-mentri tidak lagi menjadi
pembantu dan bertanggung jawab kepada Presiden, tetapi bertanggung jawab
kepada KNIP.Disamping itu, KNIP menjadi lembaga yang menjadi cikal bakal
DPR yang berfungsi sebagai badan legislatif. Hal ini sesuai dengan Pasal 4
Aturan Peralihan dalam UUD 1945 dan maklumat Wakil Presiden Nomor X pada
tanggal 16 Oktober 1945 yang memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan
legislatif dan bersama-sama dengan Presiden berfungsi menetapkan Garis-
garis Besar Haluan Negara. Hal ini dilakukan karena MPR dan DPR belum
terbentuk.
Bagi bangsa Indonesia, hak untuk menentukan nasib sendiri
merupakan hak yang harus dipertahankan dan diperjuangkan. Sebagai
konsekuensinya, banyak perlawanan-perlawanan dari rakyat kepada tentara
11
sekutu dan NICA dimana-mana. Terbukti dengan adanya pertempuran di
Bandung, Surabaya, dan tempat-tempat lain yang mereka datangi.
Munculnya perlawanan-perlawanan sengit tersebut memaksa Belanda
melakukan perundingan dan perjanjian dengan Indonesia. Akhirnya setelah
melalui perjuangan panjang, Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia
dengan disetujuinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27
Desember 1949 di Istana Dam, Amsterdam. Namun, bangsa Indonesia harus
menerima berdirinya negara yang tidak sesuai dengan cita-cita proklamasidan
kehendak UUD 1945, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah
menjadi Negara Republik Indonesia Serikat berdasarkan konstitusi RIS.
12
b) Badan Legislatif yangdibagi menjadi dua bagian yakni Senat dan Dewan
Perwakilan Rakyat, dan
c) Badan Yudikatif terdiri dari Dewan Pengawas Keuangan dan MA.
Rancangan konstitusi RIS pada saat itu berada di bawah pengawasan
PBB, dengan menetapkan :
a) Menentukan negara yang berbentuk serikat (federalistis) yang dibagi dalam
16 derah bagian, yakni :
1. Negara Republik Indonesia
2. Negara Indonesia Timur
3. Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta
4. Negara Jawa Timur
5. Negara Madura
6. Negara Sumatera Timur
7. Negara Sumatera Selatan
b) Wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung dalam federasi,
yaitu:
1. Jawa Tengah
2. Kalimantan Barat (Daerah Istimewa)
3. Dayak Besar
4. Daerah Banjar
5. Kalimantan Tenggara
6. Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)
7. Bangka
8. Belitung
9. Riau
Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan yang liberalistis atau
pemerintahan yang berdasarkan demokrasi parlementer. Mukaddimah
konstitusi RIS telah menghapuskan semangat jiwa, maupun isi pembukaan
UUD proklamasi. Sebenarnya dari awal tidak seluruh rakyat setuju terhadap
pemberlakuan sistem pemerintahan parlementer yang menggunakan
konstitusi RIS, namun keadaanlah yang memaksa demikian. Banyak aturan di
dalam konstitusi tersebut yang menyimpang dari isi jiwa dan cita-cita bangsa
Indonesia. Selain itu, dasar pembentukannya juga sangat lemah dan tidak
13
didukung oleh suatu ideologi yang kuat dan satu tujuan kenegaraan yang jelas
Olehkarenatidak mendapatkan dukungan rakyat terhadap sistem
pemerintahan ini, akhirnya dalam waktu singkat RIS mulai goyah. Sistem
federal seperti apapun juga telah dianggap rakyat sebagai alat Belanda untuk
memecah belah bangsa Indonesia agar Belanda dapat berkuasa di Indonesia,
sehingga tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyatakan kembali
ke Negara Kesatuan dengan UUDS 1950.
14
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3) Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk
Konstituante
4) Mencapai konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan
serta membentuk peralatan negara yang kuat dan daulat
5) Menyempurnakan organisasi Angkatan perang dan pemulihan bekas –
bekas anggota tentara dan gerilya dalam masyarakat
6) Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat secepatnya
7) Mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai
dasar bagi pelaksanaan ekonomi nasional yang sehat
8) Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha
– usaha meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat
b) Hasil
Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama
kalinya mengenai masalah Irian Barat.
d) Berakhirnya kabinet
Adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan
pemerintah No. 39 tahun 1950 mengenai DPRD yang terlalu
menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga
Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
b) Hasil
Tidak terlalu berarti sebab programnya melanjutkan program Natsir,
hanya saja terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan
programnya, seperti awalnya program menggiatkan usaha keamanan dan
ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan
ketentraman.
d) Berakhirnya kabinet
17
b) Kendala yang dihadapi
1) Masalah Angkatan Darat yang dikenal dengan Peristiwa 17 Oktober
1952. masalah ini dilatarbelakangi oleh: (1) masalah ekonomi
(perkembangan ekonomi dunia kurang menguntungkan hasil ekspor
Indonesia), dan (2) reorganisasi (profesionalisasi tentara) yang
menimbulkan kericuhan di kalangan militer yang akhirnya menjurus ke
arah perpecahan. Peristiwa 17 Oktober 1952 merupakan upaya
pemerintah untuk menempatkan TNI sebagai alat sipil sehingga
muncul sikap tidak senang dikalangan partai politik sebab dipandang
akan membahayakan kedudukannya. Peristiwa ini diperkuat dengan
munculnya masalah intern dalam TNI sendiri yang berhubungan
dengan kebijakan KSAD A.H. Nasution yang ditentang oleh Kolonel
Bambang Supeno sehingga ia mengirim petisi mengenai penggantian
KSAD kepada menteri pertahanan yang dikirim ke seksi pertahanan
parlemen sehingga menimbulkan perdebatan dalam parlemen. Konflik
semakin diperparah dengan adanya surat yang menjelekkan kebijakan
Kolonel Gatot Subroto dalam memulihkan keamanana di Sulawesi
Selatan. Keadaan ini menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai
daerah menuntut dibubarkannya parlemen. Sementara itu, TNI-AD yang
dipimpin Nasution menghadap presiden dan menyarankan agar
parlemen dibubarkan, tetapi saran tersebut ditolak. Akhirnya muncullah
mosi tidak percaya dan menuntut diadakan reformasi dan reorganisasi
angkatan perang dan mengecam kebijakan KSAD. Inti peristiwa ini
adalah gerakan sejumlah perwira angkatan darat guna menekan
Soekarno agar membubarkan kabinet.
2) Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah
perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan perjanjian KMB,
pemerintah mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia
dan memiliki tanah-tanah perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang
telah ditinggalkan pemiliknya selama masa penjajahan Jepang telah
digarap oleh para petani di Sumatera Utara dan dianggap sebagai
miliknya. Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953 muncullah aksi
kekerasan untuk mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap
telah mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para petani tidak mau
18
pergi sebab telah dihasut oleh PKI. Akibatnya terjadi bentrokan senjata
dan beberapa petani terbunuh. Intinya dari peristiwa Tanjung Morawa
merupakan peristiwa bentrokan antara aparat kepolisian dengan para
petani liar mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur
(Deli).
3) Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang
banyak terlebih setelah terjadi penurunana hasil panen sehingga
membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras.
4) Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang
mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan karena rasa
ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak
seimbang.
5) Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena jatuhnya harga
barang-barang eksport Indonesia sementara kebutuhan impor terus
meningkat.
c) Berakhirnya kabinet
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari
Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Selain itu, peristiwa
tersebut dijadikan sarana oleh kelompok yang antikabinet dan pihak
oposisi lainnya untuk mencela pemerintah sehingga Wilopo harus
mengembalikan mandatnya pada presiden.
b) Hasil
1) Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang
akan diselenggarakan pada 29 September 1955.
d) Berakhirnya Kabinet
b) Hasil
1) Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September
1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih
Konstituante). Terdapat 70 partai politik yang mendaftar tetapi hanya
27 partai yang lolos seleksi. Hasil seleksi ini menghasilkan empat
partai politik besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU,
Masyumi, dan PKI.
21
dilakukan oleh polisi militer.
4) Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan Kabinet
Burhanuddin.
5) Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat
Kolonel A.H. Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Darat pada
tanggal 28 Oktober 1955
d) Berakhirnya kabinet
Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin pun
dianggap selesai. Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang cukup
terhadap kabinet sehingga kabinet pun jatuh. Sehingga dibentuk kabinet
baru yang harus bertanggungjawab pada parlemen yang baru pula.
Tanggal 3 Maret 1956, Kabinet Burhanudin mengembalikan mandatnya
kepada presiden. Kabinet ini merupakan kabinet peralihan dari DPR.
Sementara ke DPR hasil Pemilu.
22
9) Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif
10) Melaksanakan keputusan KAA.
b) Hasil
Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak
dari periode planning and investment, hasilnya adalah pembatalan seluruh
perjanjian KMB.
d) Berakhirnya kabinet
23
7. Kabinet Djuanda ( 9 April 1957-10 Juli 1959 )
Kabinet ini merupakan zaken kabinet yatu kabinet yang terdiri dari para pakar
yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena kegagalan konstituante dalam
menyusun Undang-Undang Dasar pengganti UUDS 1950 serta terjadinya
perebutan kekuasaan politik.Dipimpin oleh Ir. Juanda.
a) Program kerjanya disebut Panca Karya (Kabinet Karya ), yaitu :
1) Membentuk dewan nasional
2) Normalisasi keadaan RI
3) Melanjutkan pembatalan KMB
4) Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI
5) Mempercepat pembangunan
b) Hasil
1) Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi
Djuanda, yang mengatur mengenai laut pedalaman dan laut teritorial.
Melalui deklarasi ini menunjukkan telah terciptanya Kesatuan Wilayah
Indonesia karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan yang
utuh dan bulat.
2) Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan
menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam
masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Dengan dibentulnya
Dewan Nasional merupakan titik tolak untuk menegakkan sistem
demokrasi terpimpin.
3) Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah. Musyawarah ini membahas masalah
pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang,
dan pembagian wilayah RI.
4) Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi
masalah krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.
24
daerah semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan
daerah menjadi terhambat. Munculnya pemberontakan seperti
PRRI/Permesta.
25
merdeka, dan ikut berperan dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan
dari penjajah. Oleh karena itu partai ini telah mempunyai basis masa yang
kuat.
b) Masyumi dan Nahdatul ulama adalah partai politik yang berlandaskan
agama islam. Karena Indonesia mempunyai jumlah penduduk muslim
yang besar maka basis masa dari kedua partai politik ini juga kuat.
c) PKI dekat dengan orang-orang pemerintahan diantaranya Ir. Soekarno.
Dan PKI juga membentuk beberapa perkumpulan dibawah naungannya
diantaranya serikat buruh, Gerakan Wanita Indonesia
Tanpa kita sadari, ternyata masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering
disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik
memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara
melalui sistem parlementer yang berujung pada sistem partai politik yang
multipartai. Berikut dampak positif dannegatif adanya multipartai.
b) Dampak Positif :
1) Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia.
2) Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar, karena wewenang
pemerintah di pegang oleh partai yang berkuasa
3) Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan
pemerintahan
c) Dampak Negatif :
1) Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompok
sendiri, bukan banyak rakyat.
2) Ada kecenderungsn persaingan tidak sehat, baik dalam parlemen
maupun kabinet yang berupa saling menjatuhkan.
Walaupun pemilu dapat berlangsung dengan aman, lancar dan tertib, tetapi
keadaan politik dan keamanaan belum stabil,hal ini di sebabkan oleh :
1) Badan kontituante gagal menyusun UUD
Partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga
kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan program kerjanya.
Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjaan dengan baik.
2) Sering terjadi pertentangan antar politik
Rapuhnya Koalisi antar partai sehingga sering terjadi pergolakan politik di
parlemen.
26
3) Anggota DPR hasil pemilu belum dapat memenuhi harapan rakyat
Peranan partai politik pada masa tersebut sudah menjadi sarana penyalur
aspirasi rakyat, namun kurang maksimal karena situasi politik yang panas
dan tidak kondusif. Dimana setiap partai hanya mementingkan
kepentingan partai sendiri tanpa memikirkan kepentingan yang lebih luas
yaitu kepentingan bangsa
4) Partai politik hanya mempertahankan keyakinan partainya
Partai politik pada zaman liberal diwarnai suasana penuh ketegangan
politik, saling curiga mencurigai antara partai politik yang satu dengan
partai politik lainnya. Hal ini mengakibatkan hubungan antar politisi tidak
harmonis karena hanya mementingkan kepentingan (Parpol) sendiri
5) Kebijakan-kebijakan yang dalam pandangan parlemen tidak
menguntungkan Indonesia ataupun dianggap tidak mampu meredam
pemberontakan-pemberontakan di daerah
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem
ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada
pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez
passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing
dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem
ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
27
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
28
sejumlah pemberontakan menjadi bertambah gawat. Atas dasar pertimbangan
menyelamatkan Negara dari bahaya, Presiden Soekarno terpaksa melakukan
tindakan inkontitusional. Tindakan presiden tersebut berupa pengeluaran dekrit
yang dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Tindakan itu didukung oleh
militer karena mereka sudah direpotkan oleh sejumlah pemberontakan akibat
krisis politik. Lebih lanjut dekrit presiden 5 Juli dikeluarkan dengan berbagai
pertimbangan diantaranya:
1. Anjuran untuk kembali kepada UUD 1945 tidak memperoleh keputusan dari
Kontituante
Sedangkan yang menjadi keputusan dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah:
a. Konstituante dibubarkan
b. UUD 1945 berlaku kembali sebagai UUD Republik Indonesia
c. Membentuk MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
29
BAB III
30
Demokrasi awal yang diberlakukan di Indonesia adalah demokrasi
parlementer dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan parlemen. Demokrasi
ini berlaku sejak kurun waktu 1945-1959 (yakni bermula dari pasca kemerdekaan
Indonesia sampai dengan munculnya dekrit presiden 5 Juli 1959).
B. Saran
Sejarah merupakan acuan yang menjadi pijakan untuk menuju ke masa depan
yang lebih gemilang. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya kita
harus berupaya untuk mengisi kemerdekaan bangsa dengan cara
mempertahankannya. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari sejarah
pelaksanaan demokrasi Indonesia. Hal ini menjadi penting manakala dijadikan
referensi untuk membentuk sistem pemerintahan yang lebih baik melalui hikmah
dan pelajaran yang didapatkan dari sejarah itu sendiri.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://onespiritz.wordpress.com/2010/12/11/masa-demokrasi-parlementer-1950-
1959/
http://brantar.blogspot.co.id/2014/05/ppt-indonesia-pada-masa-demokrasi.html
https://www.google.com/search?q=Demokrasi+Parlementer+ppt&ie=utf-8&oe=utf-
8#q=Demokrasi+Parlementer++pada+masa+di+indonesia+ppt
https://www.academia.edu/People/Demokrasi_Parlementer
https://www.academia.edu/Documents/in/Sejarah_Pelaksanaan_Demokrasi_Parlem
enter
https://www.google.com/search?q=Demokrasi+parlementer+masa+di+indonesia&ie
=utf-8&oe=utf-8#q=Demokrasi+parlementer+academia
https://www.academia.edu/8638920/PEMAHAMAN_DAN_PENERAPAN_DEMOKRAS
I_DI_INDONESIA
https://www.google.com/search?q=Demokrasi+parlementer+masa+di+indonesia&ie
=utf-8&oe=utf-8
http://karw21anto.wordpress.com/tugas-2/semester-1/penyebab-jatuhnya-7-
kabinet-di-indonesia/
32
http://amru-milicevic.blogspot.com/2011/10/kabinet-kabinet-yang-memerintah-
selama.html
http://www.scribd.com/doc/99701659/Kabinet-Indonesia-Masa-Demokrasi-Liberal
33