Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA

“DEMOKRASI”

Oleh :

NAMA : VICTORIA GAUWAN RANTETANA

NIM : 122190104

KELAS : D
A. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan
1. Pengertian Demokrasi Secara Etimologis
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demokratia, dari dua kata, demos
yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuatan. Jadi secara harafiah demokrasi
berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya (pemerintahan rakyat).
Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, bentuk pemerintahan kota di Yunani
berdasarkan demokrasi, yaitu demokrasi yang tulen yang diartikan sebagai
pemerintahan yang sungguh-sungguh melaksanakan kehendak rakyat. Dalam
demokrasi yang tulen, dijaminlah hak-hak kebebasan tiap-tiap orang dalam suatu
negara.

2. Pengertian Demokrasi Secara Umum


Menurut Hans Kelsen, pada dasarnya demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat
dan untuk rakyat. Artinya, yang melaksanakan kekuasaan negara demokrasi ialah
wakil-wakil rakyat yang terpilih. Rakyat yang memilh yakin bahwa segala kehendak
dan kepentingannya akan diperhatikan dalam melaksanakan kekuasaan negara.
Demokrasi dilaksanakan dengan tindakan yang dalam pelaksanaan kekuasaan
negara tidak bertentangan dengan kehendak dan kepentingan rakyat, dan berusaha
memenuhi segala keinginan rakyat. Banyaknya kekuasaan demokrasi tidak ditentukan
dengan angka, tetapi sebanyak mungkin untuk memperoleh suara rakyat, asal tidak
menyimpang dari dasar-dasar pokok demokrasi.

3. Ciri - ciri Demokrasi


Ciri demokrasi sekarang yaitu tiap-tiap keputusan selalu berdasarkan atas suara
terbanyak. Maka selalu timbul perjuangan tiap-tiap golongan untuk mendapatkan
suara terbanyak.
Syarat-syarat terselenggaranya pemerintahan demokratis, yaitu :
 adanya perlindungan konstitusi yang menjamin hak individu untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin
 badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
 kebebasan untuk menyatakan pendapat
 Pendidikan kewarganegaraan (civic education).
Demokrasi menurut International Commision of Jurist (ICJ) adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang terpilih dan
bertanggung jawab atas pemilih melalui suatu proses pemilihan yang bebas.
Henry B. Mayo mengatakan bahwa sistem politik yang demokratis terjadi apabila
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.
Demokrasi juga mengandung unsur-unsur moral yang mengandung nilai-nilai,
yaitu :
a). menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b). menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang mengalami perubahan
c). menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur
d). membatasi pemakaian kekerasan sampai tingkat minimum
e). mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
f). menjamin tegaknya keadilan.
4. Kompromi dalam Demokrasi
Dengan adanya kritik-kritik dari kaum oposisi terhadap cara melaksanakan
pemerintahan dan kebijaksanaan pemerintah itu, maka timbullah suatu kompromi atau
persesuaian pendapat untuk perbaikan kebijaksanaan pemerintah.
Kompromi merupakan faktor penentu untuk demokrasi yang didalamnya terdapat
kelemahan juga kekuatan. Kelemahannya adalah usaha-usaha pemerintah terpaksa
harus berhenti dahulu untuk mengadakan kompromi itu. Sedangkan kekuatannya
karena dengan adanya kompromi itu, kehendak dan kepentingan rakyat golongan
kecil dapat ikut diperhatikan, perhatian pemerintah menjadi lebih luas meliputi
sebagian besar rakyat banyak yang didalamnya termasuk golongan kecil.

5. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila pada hakikatnya adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang
Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradap, berpersatuan Indonesia, dan
yang bersama-sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Negara
Indonesia adalah negara demokrasi yang bersifat monodualis, yaitu massa sebagai
suatu kesatuan hanya menganggap manusia sebagai makhluk sosial.
Rumusan sila keempat Pancasila sebagai dasar negara dan dasar politik negara
terkandung tiga unsur, yaitu kerakyatan, permusyawaratan/perwakilan, dan
kedaulatan rakyat. Demokrasi politik berkaitan dengan penyelenggaraan negara dalam
bidang politik, sedangkan demokrasi sosial ekonomi berkaitan dengan
penyelenggaraan negara dalam bidang sosial eknomi untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama.
Demokrasi Pancasila mengandung beberapa aspek, yaitu :
a). formal, artinya partisipasi rkyat dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan
mempergunakan demokrasi perwakilan
b). material, artinya paham demokrasi yang memberikan penegasan bahwa manusia
sebagai makhluk Tuhan mempunyai martabat yang sama
c). normatif, paham demokrasi yang berdasar pada norma-norma persatuan dan
solidaritas, serta keadilan
d). optatif, artinya menitikberatkan pada tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera
e). organisasi, artinya mewujudkan demokrasi dalam lembaga-lembaga negara
f). semangat, artinya demokrasi pancasila dibutuhkan warga negara dalam
berkepribadian, bersikap rasional, dan tekun dalam pengabdian.

B. Wujud Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan


1. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer menitikberatkan pada hubungan antara
pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif, dimana kepala negara mempunyai
kedudukan yang tidak dapat diganggu gugat.
Ciri-ciri sistem pemerintahan perlementer adalah :
a). terdapat hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif
b). Eksekutif yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai
peserta pemilihan umum yang menduduki mayoritas kursi di parlemen
c). kepala negara hanya nerkedudukan sebagai kepala negara saja, tidak sebagai
kepala pemerintahan. Ia mempunyai wewenang untuk menunjuk formatur
kabinet, membubarkan kabinet bila keadaan negara mengkehendaki
d). sistem parlemen seperti ini disebut sebagai sistem parlementer yang murni.
2. Sistem Pemerintahan Presidensiil (fixed executive)
Sistem pemerintahan presidensiil (fixed executive) menghendaki adanya
pemisahan kekuasaan secara tegas, khususnya antara badan pemegang kekuasaan
legislatif. Ciri-ciri utama dari sistem pemerintahan presidensiil adalah :
a). terdapat pemisahan yang tegas antara badan legislatif dengan badan eksekutif
dan kedudukan kepala negara sekaligus sebagai kepala eksekutif
b). presiden dan parlemen masing-masing dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum
c). presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, sebaliknya presiden tidak
dapat membubarkan parlemen
d). presiden dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir oleh MPR atas
usul DPR, apabila melakukan tindakan yang tercela
e). disebut juga sistem pemerintahan presidensiil murni.
Sistem pemerintahan presidensiil yang tidak murni misalnya, Indonesia yang
menyebut sistem pemerintahannya bukan parlementer, tetapi kenyataannya juga
mengatur bahwa presiden dapat diberhentikan oleh MPR. Sedangkan sistem
pemerintahan parlementer yang tidak murni, misalnya Perancis, dimana presiden
dipilih langsung oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum, demikian juga
parlemennya. Presiden mempunyai kekuasaan yang besar dalam seluruh kehidupan
negara dan pemerintahan.

3. Demokrasi dan Agenda Reformasi


Reformasi memiliki makna suatu gerakan untuk menata kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada bentuk yang semula, sesuai dengan nilai-nilai
ideal yang dicita-citakan oleh rakyat. Reformasi juga diartikan menolak segala
sesuatu yang berhubungan dengan politik orde baru atau keinginan untuk bebas.
Tiga sektor utama yang harus direformasi, yaitu :
a). sektor ekonomi : untuk menciptakan kestabilan harga dan pengadaan sembako
b). sektor politik : bertujuan untuk menurunkan semua orang dari kekuasaan,
yaitu orang yang masih mewakili budaya politik Soeharto
c). sektor hukum : harus menjernihkan berbagai penyelewengan, manipulasi, dan
distorsi (pemutarbalikan fakta) dalam politik selama ini.
Hasil agenda reformasi, yaitu :
1). kesamaan persepsi dalam beberapa hal yang bersangkutan dengan tuntutan
reformasi, terutama reformasi dalam bidang pemerintahan negara, politik,
ekonomi, dan hukum.
2). menghimpun gagasan dalam upaya membangun suatu masyarakat Indonesia baru
yang otonom, mandiri, terbuka, menghargai pluraisme, bertoleransi, bebas,
demokratis, dan beradap
3). memberikan wawasan agar reformasi bisa dilakukasn secara gradual dan
konstitusional.
Evaluasi terhadap keseluruhan kelembagaan, peraturan, kebijakan, kelaaziman,
dan praktek yang bertentangan dengan semangat menghadirkan prinsip kedaulatan
rakyat harus dilakukan untuk membangun struktur masyarakat dan pemerintahan serta
sistem moralitas yang demokratis.
Menjawab Pertanyaan

1) . Macam-macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia :


 Demokrasi Liberal/Parlementer : Undang-Undang Dasar Sementara mulai 17
Agustus 1950. UUDS diberlakukan dengan waktu yang tidak tentu sampai
Dewan Konstituante yang dibentuk presiden berhasil merumuskan konstitusi
baru. Dari sinilah Indonesia menganut demokrasi liberal atau demokrasi
parlementer. Demokrasi liberal adalah demokrasi yang representatif pada
perwakilan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan, namun mengakui hak
individu dan kebebasannya Ciri-ciri demokrasi liberal yaitu :
a). menganut paham demokrasi
b). memiliki lembaga perwakilan rakyat
c). tidak menganut sistem presidensial
d). adanya pemilu
e). banyak partai politik.

 Demokrasi Terpimpin : setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden tahun 1959,


Indonesia kembali kepada UUD 1945. Namun, pada masa ini tidak sepenuhnya
dilaksanakan. Presiden yang sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan tentang
demokrasi terpimpin pada saat sidang Dewan konstituante tahun 1957-1965,
melaksanakan idenya. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi di
mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara.
Ciri-ciri demokrasi terpimpin, yaitu :
a). adanya perwakilan rakyat dan sistem pemerintahan presidensil
b). kekuasaan presiden tak terbatas
c). dibentuknya poros Nasakom
d). penyederhanaan partai
e). ABRI berperan serta dalam politik.

 Demokrasi Pancasila : merupakan paham demokrasi yang bersumber dari


pembukaan keperibadian dan falsfah hidup Pancasila. Landasan dari demokrasi
Pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945. Demokrasi Pancasila pada masa orde lama mulai berlaku sejak Maret
1966 - Mei 1998 Ciri-ciri demokrasi pancasila, yaitu :
a). kedaulatan berada ditangan rakyat
b). masyarakatnya berasaskan kekeluargaan dan gotong royong
c). pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
d). tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi
e). menjunjung tinggi hak dan kewajiban.

 Demokrasi Era Reformasi : kekuasaan pemerintahan prde baru berakhir. Presiden


baru, K.H. Abdurrahman Wahid dipilih secara demokrasi oleh sidang DPR/MPR
tahun 1999. Selanjutnya, demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan versi baru
dengan harapan Indonesia menjadi lebih baik. Ciri-ciri era reformasi :
a). melaksanakan pemilu secara langsung
b). amandemen UUD 1945
c). pengembalian tugas ABRI
2) . Demokrasi dapat berlangsung dengan baikapabila :
a). adanya kesadaran dan partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan
dengan mempergunakan demokrasi
b). mengerti tentang paham demokrasi yang memberikan penegasan bahwa manusia
sebagai makhluk Tuhan mempunyai martabat yang sama
c). hidup berdasar pada norma-norma persatuan dan solidaritas, serta keadilan
d). mewujudkan masyarakat yang sejahtera
e). mewujudkan demokrasi dalam lembaga-lembaga negara
f). menerapkannya dalam berkepribadian, bersikap rasional, dan tekun dalam
pengabdian.

3) . Secara etimologi arti singkat dari soko guru adalah tiang penyangga utama. Sebab
apabila diartikan perkata. Soko adalah tiang penyangga. Sedangkan guru adalah
utama. Dengan kata lain, ketika dihubungkan pada pembahasan ini yang menjadi
pertanyaan yang banyak dicari oleh banyak orang, maka yang dimaksud pengertian
soko guru universal adalah pilar-pilar pondasi untuk membangun sistem yang
demokratis, serta menegakkan berdirinya demokrasi.
Macam- macam soko guru demokrasi adalah :
a). kedaulatan rakyat, yaitu rakyat dapat memegang teguh hak-haknya, seperti hak
untuk hidup, hak untuk bekerja, hak untuk berpendapat, dan lain-lain.
b). kebijakan berdasarkan persetujuan rakyat, yaitu segala kebijakan pemerintah
harus atas keinginan dan kehendak rakyat
c). kekuasaan mayoritas, yaitu dalam demokrasi ketika musyawarah untuk
mufakat, terdapat suara terbanyak dalam hal ini mayoritas yang menjadi
keputusan dari segala kebijakan pemerintahan berjalan
d). hak-hak minoritas, yaitu pemerintah harus menjaga hak minoritas untuk
mencapai negara yang demokrasi
e). jaminan hak asasi manusia, yaitu hak untuk kehidupan dan pekerjaan layak
yang harus terus diawasi dan ditinjau oleh pemerintah
f). pemilihan bebas dan jujur, yaitu pemilihan umum harus dilaksanakan dengan
jujur dan pemilih mempunyai hak bebas pilih
g). persamaan di depan hukum, yaitu pemerintah menjamin kesamaan posisi di
hadapan hukum agar terciptanya keadilan
h). proses hukum yang wajar, yaitu  hukum harus disesuaikan dan tidak
dilebih-lebihkan (wajar) sebagai kepentingan membuat masyarakat jera
i). pembatasan pemerintah secara konstitusional, yaitu segala komando, sistem
pemerintahan, dan lain-lain telah terkandung dalam UU sebagai kesepakatan
bersama
j). pluralisme sosial, ekonomi, dan politik, yaitu kita harus bersama-sama
menjunjung perbedaan yang ada pada setiap masyarakat atau tidak boleh
mendiskriminasi
k). nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat, yaitu negara demokrasi
harus memerhatikan asas gotong royong dan pemerintah harus berperan penuh
dalam nilai toleransi, pragmantisme, kerjasama, dan mufakat.
4. Pemilu distrik, proporsional, dan campuran :
 Pemilu distrik : dalam sistem pemilihan ini, sebuah negara dibagi dalam beberapa
distrik atau daerah pemilihan dimana jumlah wakil rakyat yang dipilih jumlahnya
sama dengan jumlah distrik tersebut. Dalam sistem ini, berlaku frasa (the winner
takes all) yaitu kandidat terpilih adalah dia yang mendapatkan suara terbanyak
dalam sebuah pemilihan tanpa memperhitungkan selisih perolehan suara. Selama
ini sistem distrik dianggap menguntungkan dalam hal penyederhanaan jumlah
partai politik karena suara-suara partai kecil sulit untuk memenangkan pemilihan
(prinsip the winner takes all tersebut), sehingga pemerintahan dan sistem politik
relatif lebih stabil. Namun sistem distrik juga dianggap memiliki kelemahan
terutama dalam hal sistem ini dianggap kurang representatif atau mewakili suara
dari kelompok-kelompok minoritas karena tidak memiliki wakil yang diakibatkan
berlakunya prinsip the winner takes all tersebut. Kandidat terpilih juga
dikhawatirkan hanya mementingkan kepentingan rakyat di distriknya untuk
mengamankan dalam mendulang suara dalam pemilihan berikutnya, sehingga
harapan agar wakil rakyat dapat mementingkan kepentingan rakyat di distrik lain
semakin kecil. 

 Pemilu proporsional : dalam sistem pemilihan ini, mempertimbangkan proporsi


jumlah kursi dengan jumlah penduduk/pemilih di sebuah daerah pemilihan.
Dalam sistem ini, daerah pemilihan yang memiliki jumlah penduduk yang besar
akan mendapatkan jumlah kursi yang lebih besar pula dalam sebuah lembaga
perwakilan. Selain itu, dipertimbangkan juga proporsi perolehan suara partai
politik untuk dikonversi menjadi kursi yang diperoleh oleh partai politik. Dengan
demikian, partai politik dapat mencalonkan lebih dari satu kandidat dalam daerah
pemilihan, juga terbuka peluang bagi partai-partai kecil untuk mendulang kursi
dalam daerah pemilihan tersebut. Sistem proporsional menjawab kelemahan-
kelemahan yang ditemukan dalam sistem distrik yaitu dianggap lebih mewakili
suara semua kelompok masyarakat karena suara kandidat yang kalah tetap
diperhitungkan, sehingga potensi suara hilang dapat diminimalisir dan partai-
partai kecil tetap dimungkinkan untuk memiliki wakil di lembaga perwakilan. 

 pemilu campuran : dalam sistem pemilihan ini, sebagian anggota lembaga


perwakilan dipilih melalui sistem distrik, sedangkan sebagian lainnya dipilih
melalui sistem pemilihan proporsional. Hal ini dijumpai dalam sistem
pemerintahan sebuah negara yang lembaga legislasinya menganut bikameralisme.
Sistem pemilihan campuran menggabungkan antara keterwakilan dengan kondisi
geografis dalam suatu negara, sehingga pemilihan tidak menghilangkan suara
minoritas juga memiliki mekanisme keterwakilan berdasarkan wilayah untuk
meningkatkan representasi kedaulatan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai