Anda di halaman 1dari 9

Macam-Macam Budaya Demokrasi

Macam-macam budaya demokrasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang seperti
berikut.

Macam-Macam Budaya Demokrasi


a. Budaya Demokrasi Ditinjau dari Cara Penyaluran Kehendak Rakyat Ditinjau dari
cara penyaluran kehendak rakyat atau bentuk partisipasi rakyat, ada tiga macam
demokrasi sebagai berikut.

1) Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung adalah suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat
secara langsung dalam membicarakan atau menentukan sesuatu urusan negara
(pembuatan kebijakan politik). Demokrasi langsung pernah dilakukan pada zaman
Yunani. Pada masa sekarang demokrasi langsung sulit untuk dilakukan karena jumlah
penduduknya terlalu banyak. Demokrasi langsung hanya dapat dilakukan dalam lingkup
masyarakat kecil dan sederhana seperti di tingkat rukun tetangga (RT), sedangkan di
tingkat negara demokrasi langsung hanya dilakukan dalam hal-hal tertentu. Misalnya,
referendum (meminta pendapat seluruh rakyat) atas persoalan-persoalan yang mendasar
dalam kehidupan bernegara, pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden serta
wakil-wakil rakyat yang duduk di parlemen.

2) Demokrasi Tidak Langsung (Demokrasi Perwakilan)

Demokrasi perwakilan adalah suatu sistem demokrasi dalam menyalurkan aspirasi rakyat
melalui wakil-wakilnya yang ada dalam DPR. Dalam hal ini rakyat tidak terlibat secara
langsung dalam pembuatan keputusan politik, tetapi didelegasikan atau dilimpahkan
kekuasaannya kepada orang-orang yang dipilihnya melalui pemilu yang bebas, jujur, dan
adil.
3) Demokrasi Campuran
Demokrasi campuran merupakan sistem demokrasi gabungan antara demokrasi langsung
dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya di DPRD kemudian wakil itu
dikontrol oleh rakyat dengan sistem referendum. Itulah contoh bentuk demokrasi
campuran.

b. Budaya Demokrasi Ditinjau dari Segi Ideologi

Dari segi ideologi, ada dua macam demokrasi sebagai berikut.

1) Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional mencerminkan suatu kekuasaan pemerintahan yang terbatas


dan tidak banyak campur tangan serta tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh konstitusi. Demokrasi konstitusional
dianut oleh negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, India, Pakistan, Indonesia,
Filipina, Singapura.

2) Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)

Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan demokrasi yang berlandaskan


ajaran komunisme dan marxisme yang dikembangkan oleh Karl Mark dan Leninisme.
Ciri yang menonjol dari demokrasi rakyat ini adalah tidak mengakui hak asasi warga
negaranya. Demokrasi rakyat mempunyai cita-cita ingin mencapai kehidupan tanpa kelas
sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Dalam demokrasi rakyat, negara dianggap sebagai
alat untuk mencapai komunisme yaitu untuk kepentingan kolektifisme. Demokrasi rakyat
ini bertentangan dengan demokrasi konstitusional.

Itulah macam-macam budaya demokrasi yang ditinjau dari berbagai sudut pandang. Dari
berbagai macam budaya demokrasi tersebut, budaya demokrasi mana sajakah yang
pernah diterapkan negara Indonesia?
PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI

Dalam hal ini sudah dibahas di atas tentang pengertian budaya, yaitu merupakan pola
sikap dan tingkah laku manusia dalam upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia. Sedangkan demokrasi berasal dari
bahasa yunani, demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti memerintah.
Demokrasi berarti pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat, maksudnya sistem
pemerintahan yang rakyat memegang peranan yang menetukan, karena pemerintahan itu
merupakan pemerintahan rakyat. menurut Abraham Lincoln,menyatakan bahwa
demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal darri rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. dalam negara demokrasi, rakyat memiliki hak dan kewajiban yang sederajat
dalam ikut serta mengelola negara. Agar demokrasi bisa berjalan sebagaimana mestinya,
setiap warga negara harus mau dan mampu bekerjasama, saling menghargai, saling
mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui
keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi. Tanpa adanya sikap tersebut
demokrasi tidak ada artinya.

Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami sebagai pola sikap
dan tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada nilai-nilai kerjasama saling
menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan,
mengakui keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi dalam mengelola
pemerintahan negara guna mencapai tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam
Undang-Undang Dasar.

MACAM-MACAM DEMOKRASI
o Demokrasi Berdasarkan Cara Penyaluran Pendapat Rakyat dibedakan : a).
Demokrasi langsung yaitu sistem demokrasi yang mengikutsertakan
rakyat secara langsung dalam pemerintahan. Demokrasi langsung dalam
penyelenggaraan pemerintahan dapat dilaksanakan jika jumlah penduduk
relatif sedikit,wilayahnya btidak luas, dan masalah yang dibicarakan masih
sederhana. b). Demokrasi tak langsung ( demokrasi perwakilan) yaitu
sistem demokrasi yang tidak mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan
secara langsung, melainkan melalui beberapa orang yang dianggap dapat
mewakili seluruh rakyat. c). Demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum, yaitu gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi tak
langsung (demokrasi perwakilan). Rakyat memilih wakilnya untuk duduk
di DPR, tetapi kerjanya DPR dikontrol oleh rakyat dengan sistem
referendum. Referendum adalah pemungutan suara rakyat untuk
mengetahui kehendaknya secara langsung.
o Demokrasi Berdasarkan Titik Berat Masalah Yang Diatur dibedakan : a).
Demokrasi formal yaitu demokrasi yang menitikberatkan persamaan
bidang politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi. b). Demokrasi material yaitu
demokrasi yang menitikberatkan persamaan dibidang ekonomi, sedangkan
persamaan kedudukan di bidang politik diabaikan. c). Demokrasi
gabungan yaitu demokrasi yang mengambil sisi baik dari demokrasi
formal dan demokrasi material untuk digabungkan.
o Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara
dibedakan : a). Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer. b).
Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan.
o Demokrasi Berdasarkan Paham atau Prinsip dibedakan: a). Demokrasi
liberal, yaitu demokrasi yang didasari dan dijiwai oleh paham yang
menekankan pada kebebasan individu dengan mengabaikan kepentingan
umum. Demokrasi leberal disebut juga demokrasi kapitalis, karena dalam
pelaksanaan demokrasi kaum kapital selalu menang karena pengaruh uang
untuk mempengaruhi dan menguasai opini politik. b). Demokrasi sosialis
yaitu demokrasi yang didasari da dijiwai oleh paham sosialis/komunis.
c).Demokrasi pancasila yaitu demokrasi khas indonesia yang
bersumberkan pada tata nilai sosial budaya bangsa indonesia. Demokrasi
pancasila didasari dan dijiwai paham pancasila yang berasaskan
musyawarah untuk mufakat.
o CIRI-CIRI NEGARA YANG MENGANUT ASAS DEMOKRASI

Sistem pemerintahan negara yang menganut asas demokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :

1) Memiliki lembaga perwakilan atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau
majelis yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat.

2) Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis dilaksanakan pemilu untuk


jangka waktu tertentu.

3) Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis yang
bertugas mengawasi pemerintah.

4) Susunan kekuasaan badan atau majelis ditetapkan alam undang-undang dasar


negara.

5) Adanya partisipasi efektif rakyat dalam pembuatan keputusan publik yang


menyangkup nasib dan kepentingan mereka.

6) Adanya persamaan kedudukan dihadapan hukum.

7) Adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas.

8) Adanya pembagian pendapatan yang adil.

9) Adanya ketersediaan dan keterbukaan informasi.

10) Adanya kontrol sosial untuk mengawasi pemerintah.

Demokrasi Pancasila
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat


tanpa oposisi [1] dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi
terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar
Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando
Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap
usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-
lembaga negara.[2]
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara
universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:

pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi


adanya pemilu secara berkesinambungan
adanya peran-peran kelompok kepentingan
adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan


rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945[4]. Sebagai demokrasi pancasila terikat
dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.[4]

Daftar isi
1 Prinsip Demokrasi Pancasila
2 Tujuh Sendi Pokok
3 Fungsi Demokrasi Pancasila
4 Demokrasi Deliberatif
5 Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
6 Referensi

Prinsip Demokrasi Pancasila

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[3]:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia


2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan
yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan[3]:

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan


kekuasaan belaka (machtstaat) b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum
dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas) c. Kekuasaan yang tertinggi
berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi Pokok

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang
menjadi landasan, yaitu[5]:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat


absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi
oleh ketentuan konstitusi.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara


yang tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh
rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai
tugas pokok, yaitu[5]:

Menetapkan UUD;
Menetapkan GBHN; dan
Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu[5]:

Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden
Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
Mengubah undang-undang.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden
selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis.
Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling
bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan
undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang
legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:

Hak tanya/bertanya kepada pemerintah


Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6 Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung


jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.


Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan
hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.

7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota
DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].

Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:

Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya:
Ikut menyukseskan Pemilu
Ikut menyukseskan pembangunan
Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
Menjamin tetap tegaknya negara RI
Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional
Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
negara
Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

Presiden adalah mandataris MPR,


Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan[7]. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
deliberatif[7].

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama[7]:

1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan


pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.
2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama
hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang
dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait
memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan
pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk
mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang


timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik
hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untuk
mencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses
yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu
ketertiban sosial dan stabilitas nasional[7].

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang


Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7]
Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan
alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan
yang sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan
dalam Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima
tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam
Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7]
Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal
33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7] Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui
wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.[7]

Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan
baik.[7] Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan
peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat
pengakuan dan penghargaan

Anda mungkin juga menyukai