Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DEMOKRASI PARLEMENTER

OLEH:

Nama :Putri Silitonga

Kelas :IX-H

Bidang Studi :Ilmu Pengetahuan Sosial

Guru Pendamping:Bu.PN

SMP N 1 SIDAMANIK

T/A 2021/2022
A.DEMOKRASI
1.Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna


rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk
berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.

2.Ciri-ciri Demokrasi

Adapun yang menjadi ciri ciri dari demokrasi itu sendiri antara lain:

1. Memiliki Perwakilan Rakyat


Indonesia memiliki lembaga legislatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang telah
dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat
kemudian diwakilkan melalui anggota DPR ini.

2. Keputusan Berlandaskan Aspirasi dan Kepentingan Warga Negara


Seluruh Keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah berlandaskan kepada aspirasi dan
kepentingan warga negaranya, dan bukan semata-mata kepentingan pribadi atau kelompok
belaka. Hal ini sekaligus mencegah praktek korupsi yang merajalela.

3. Menerapkan Ciri Konstitusional


Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana hal tersebut juga
tercantum dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta pun harus
diterapkan dengan seadil-adilnya.

4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum


Pesta rakyat harus digelar secara berkala hingga kemudian terpilih perwakilan atau pemimpin
untuk menjalankan roda pemerintahan.

5. Terdapat Sistem Kepartaian


Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya partai,
rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi menjadi penerus aspirasi.
Tujuannya tentu saja agar pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat.
3.Tujuan Demokrasi

Adapun tujuan dari Demokrasi mencakup antara lain sebagai berikut:

1. Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi. Negara yang
menganut sistem pemerintahan demokrasi, dimana rakyatnya memiliki kebebasan untuk
memberikan pendapat dan menyuarakan aspirasi dan ekspresi mereka.

2. Menciptakan Keamanan dan Ketertiban


Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan, ketertiban dan ketentraman di
lingkungan masyarakat. Demokrasi akan menjamin hak-hak setiap warga negara dan
mengedepankan musyawarah untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin keamanan bersama
di lingkungan masyarakat.

3. Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan


Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan dilibatkan dalam setiap
proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum secara langsung hingga memberi aspirasi
terkait kebijakan publik. Rakyat yang didorong aktif terlibat dalam bidang politik guna
memajukan kinerja pemerintahan negara tersebut.

4. Membatasi Kekuasaan Pemerintahan


Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, ada di tangan
rakyat.

Artinya rakyat berhak memberi aspirasi dan kritik pada pemerintahan. Sistem pemerintahan
demokrasi juga bertujuan membatasi kekuasaan pemerintahan, agar tidak menimbulkan
kekuasaan absolut atau diktator. Dengan demokrasi diharapkan akan menciptakan pemerintah
yang bertanggung jawab, dimana Pemerintahan hanya berfungsi sebagai wakil rakyat yang
ditugasi untuk merangkum semua kebutuhan rakyat.

5. Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang terjadi, akan diselesaikan
dengan musyawarah. Sehingga diharapkan dengan menganut sistem demokrasi bisa mencegah
adanya perselisihan antar kelompok dan dapat menyelesaikan segala masalah secara damai.
4.Macam-macam Demokrasi

Demokrasi terdiri dari beberapa jenis antara lain:

1. Demokrasi Parlementer
2. Demokrasi Langsung
3. Demokrasi Tidak Langsung
4. Demokrasi Pancasila
5. Demokrasi Presidensial

5.Contoh-contoh sikap demokrasi

1. Bersikap adil kepada semua orang

2. Jika dalam berorganisasi, selalu mengedepankan musyawarah dalam pengambilan


keputusan

3. Selalu menghargai perbedaan pendapat

4. Saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia

5. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong

6.Prinsip Prinsip Demokrasi

1. Negara berdasarkan konstitusi


2. Jaminan Perlindungan HAM
3. Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
4. Pergantian Kekuasaan Berkala
5. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak
6. Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan
7. Jaminan Kebebasan Pers
B.DEMOKRASI PARLEMENTER
1.Pengertian Demokrasi Parlementer

Demokrasi Parlementer adalah sistem pemerintahan di mana parlemen negara punya


peran penting. Pada sistem ini, rakyat memiliki keleluasaan untuk ikut campur urusan politik dan
boleh membuat partai. Selain itu, para anggota kabinet juga diperbolehkan mengkritik
pemerintah jika tidak setuju terhadap sesuatu.

Negara Indonesia ternyata pernah menganut sistem ini mulai 17 Agustus 1945 sampai 5
Juli 1959. Tokoh-tokoh Indonesia yang mempercayai dibutuhkannya Demokrasi Parlementer
atau dikenal Demokrasi Liberal di antaranya, Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.

Menurut keduanya, sistem pemerintahan tersebut mampu menciptakan partai politik yang
bisa beradu pendapat dalam parlemen serta dapat menciptakan wujud demokrasi sesungguhnya,
yakni dari rakyat, bagi rakyat, dan untuk rakyat. Dengan kata lain, Mohammad Hatta dalam
Demokrasi Kita, Pikiran-Pikiran Tentang Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat (2008:122)
menambahkan, Indonesia berbentuk republik berlandaskan kedaulatan rakyat.

Terdapat sejarah tentang kelahiran paham Demokrasi Parlementer yang dikatakan


berawal dari Demokrasi secara umum di salah satu kota polis, Athena, di zaman Yunani Kuno,
hingga meluas ke Eropa, dan akhirnya dikenal dunia. Selain itu, ada juga ciri-ciri, kekurangan,
dan kelebihan dari sistem tersebut.

2.Sejarah Demokrasi Parlementer

Cikal-bakal sistem Demokrasi Parlementer terlacak di zaman peradaban Yunani Kuno,


tepatnya di sebuah kota polis yang disebut Athena. Dalam makalah Demokrasi, Dulu, Kini, dan
Esok (2009) karya Wasino, terungkap bahwa polis dikenal saat itu sebagai tempat pusat ilmu dan
pembelajaran.

Di sana, pembuatan keputusan terkait masalah masyarakat dan kehidupan kota dilakukan
dengan mencari suara terbanyak (musyawarah). Akan tetapi, seiring hilangnya peradaban Yunani
Kuno, sistem demokrasi ini juga turut memudar (Faud Hasan, Bab Pengantar, dalam Plato,
ApologiaL Pidato Sicrates yang diabadikan Plato, 1986:29-31).

Di zaman abad pertengahan yang beralih ke modern, Eropa mengalami masa Reinesance
atau zaman pencerahan. Demokrasi yang semula kehilangan eksistensi mulai digali kembali di
daratan Eropa. Bukan hanya itu, bahkan pemikiran sistem tersebut menjadi unsur fundamental
yang dikatakan sebagai pedoman hidup beberapa tokoh. Simon Petrus L. Tjahjadi dalam
Petualangan Intelektual (2014:271-277) mengungkapkan, tokoh yang terkenal dalam sistem
demokrasi adalah John Locke, Rossoeau, dan Montesque.

Teori yang didasari oleh para filsuf Yunani Kuno saat itu dirancang ulang sedemikian
rupa oleh mereka hingga melahirkan berbagai macam aliran, salah satunya demokrasi
parlementer. Setelah itu, banyak negara Eropa dan dunia yang menggunakan Demokrasi dalam
sistem pemerintahannya.

Di Indonesia, Mohammad Hatta mengamini bahwa sistem dengan memperhatikan suara


masyarakat dibutuhkan untuk mencari penyelesaian masalah negara. Misalnya dalam bidang
politik, ia menekankan adanya musyawarah.

Di ranah ekonomi, ia menyarankan dibutuhkannya gerakan gotong royong membangun


ekonomi rakyat bersama. Sementara itu, untuk bidang sosial, ia menyarankan untuk memberi
jaminan terhadap perkembangan SDM. Singkatnya, rakyat diprioritaskan sejahtera ketika
menjadi bagian negara.
3.Ciri ciri sistem Demokrasi Parlementer

1. Pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri dan presiden atau raja berperan sebagai kepala
negara.

2. Lembaga eksekutif, presiden, dipilih oleh lembaga legislatif. Lalu, raja dipilah berdasarkan
peraturan atau undang-undang.

3. Perdana menteri punya hak istimewa (prerogatif) yang bisa mengangkat dan menurunkan
menteri.

4. Menteri terbatas tanggung jawabnya pada lembaga legislatif.

5. Lembaga eksekutif bertanggung jawab atas kekuasaan legislatif.

6. Lembaga legislatif bisa menurunkan lembaga eksekutif.

7. Parlemen dianggap penguasa utama negara.

4.Kekurangan Sitem Demokrasi Parlementer

1. Jabatan kuasa eksekutif (kabinet) bergantung pada dukungan parlemen yang berakibat suatu
waktu bisa dijatuhkan parlemen.

2. Periode pemerintahan eksekutif tidak selalu berjalan sesuai tergantung suara dari parlemen.

3. Waktu pelaksanaan Pemilu (Pemilihan Umum) selalu berubah-ubah.

4. Eksekutif berpotensi mengendalikan parlemen ketika mayoritas pendukung atau teman


partainya ternyata banyak yang menjadi parlemen.

5. Parlemen dijadikan wadah kaderisasi para calon eksekutif. Mereka dimanfaatkan untuk
mengisi jabatan eksekutif dan menteri dengan pengalamannya selama parlemen.

5.Kelebihan Sistem Demokrasi Parlementer

1. Pembentukan kebijakan dapat dilakukan dengan cepat karena adanya musyawarah antara
eksekutif dan legislatif yang merupakan satu bagian partai.

2. Pelaksanaan, tanggung jawab dan pembuatan kebijakan jelas.

3. Pengawasan parlemen terhadap kabinet ketat sehingga mengurangi potensi kesalahan dalam
pelaksanaan pemerintahan.
4. Keputusan jika terjadi suatu masalah dapat didapatkan tanpa memakan banyak waktu.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/

https://tirto.id/sejarah-demokrasi-parlementer-ciri-ciri-kekurangan-kelebihan-gaC3

Anda mungkin juga menyukai