Anda di halaman 1dari 24

Demokrasi

Indonesia

a. Bentuk-Bentuk Demokrasi
b. Demokrasi di Indonesia
c. Demokrasi dan Pendidikan
Demokrasi.
Rahmadhona Fitri Helmi, S.Ap,
MPM

Institut Teknologi Padang


Bentuk-Bentuk
Demokrasi
A. Dilihat dari cara penyaluran kehendak
rakyat.
1) Demokrasi langsung
Dimana rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya
dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya. Demokrasi
langsung pernah dijalankan di negara-negara kota pada zaman
Yunani kuno.
2) Demokrasi tidak langsung (demokrasi perwakilan)
Dimana rakyat menyampaikan kehendakannya melalui dewan
perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan di jalankan oleh negara-
negara pada zaman modern.
B. Dilihat dari prinsip ideologi.
1) Demokrasi Liberal
Lebih menitikberatkan pada kebebasan bergerak, berpikir dan
mengeluarkan pendapat (kebebasan individu) dengan mengabai
kan kepentingan umum.

Kelebihan: Menjunjung tinggi persamaan hak pada bidang politik.


Kelemahan demokrasi liberal:
- adanya kesenjangan yg lebar antara golongan ekonomi kuat
dan golongan ekonomi lemah.
- golongan ekonomi kuat dapat membeli suara rakyat dan suara
DPR.
2)  Demokrasi Rakyat/ Komunis
Demokrasi ini menitik beratkan pada paham kesamaan yang
menghapuskan perbedaan kelas diantara sesama rakyat. Didasari
dan dijiwai oleh paham sosialisme/komunisme yang mengutamakan
kepentingan negara atau kepentingan umum.

Kelebihan:
 kesenjangan ekonomi kecil.
 menjunjung tinggi persamaan dalam bidang ekonomi.
Kelemahan:
- persamaan hak bidang politik kurang diperhatikan.
- Tidak adanya kompetisi dan tidak diakuinya hak milik pribadi
menyebabkan etos kerjanya kurang baik.
3)  Demokrasi Pancasila     
Demokrasi yg berprinsip mengambil kebaikan dan membuang
kelemahan dari demokrasi Liberal dan Komunis. Demokrasi ini
bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia serta
berasaskan musyawarah untuk mufakat dengan mengutamakan
keseimbangan kepentingan.

Dalam demokrasi Pancasila:


- hak milik pribadi diakui, namun hak milik pribadi juga berfungsi
sosial
- upaya mensejahterahkan rakyat jangan sampai menghilangkan
derajat dan HAM.
C. Dilihat dari hubungan antar-alat
kelengkapan Negara
1. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum.
Rakyat memilih para wakilnya untuk duduk di parlemen, tetapi
dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum.

2. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer


Adanya hubungan yang erat antara badan eksekutif dan legislatif.
Para menteri yang menjalankan kekuasaan eksekutif diangkat atas
usul legislatif, sehingga bertanggung jawab kepada parlemen.
Kedudukan presiden/ raja sebagai kepala negara yang tidak
menjalankan pemerintahan.  Kedudukan eksekutif berada dibawah
parlemen dan sangat bergantung pada dukungan parlemen.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
Kedudukan legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga kedua badan
tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam
demokrasi parlementer.
Menteri-menteri diangkat oleh presiden dan berkedudukan
sebagai pembantu presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden. Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Jabatan presiden dan para menteri tidak
tergantung pada dukungan parlemen dan tidak dapat
diberhentikan oleh parlemen.
4. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan
inisiatif rakyat
Gabungan antara demokrasi perwakilan dan demokrasi langsung.
Badan perwakilan tetap ada, tetapi dikontrol oleh rakyat, baik
melalui referendum yang bersifat obligator maupun fakultatif.
Demokrasi di Indonesi
a
Demokrasi  Masa Awal Kemerdekaan
Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan ini, terbatas pada
interaksi politik di Parlemen dan berfungsinya pers yang mendukung
revolusi kemerdekaan.
Pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar, yakni:
1. Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh.
2. Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk
menjadi diktator.
3. Dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan
terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi
peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-
masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik bangsa.
Demokrasi Parlementer 1950-1959
• Masa ini merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam
kehidupan politik di Indonesia.
• Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan
yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.
Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya
sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah  yang
mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.
• Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan tingkat otonomi
yang tinggi  dalam proses rekruitmen baik pengurus/pimpinan
partainya maupun para pendukungnya.
Demokrasi parlementer gagal karena:

(1) dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi


terhadap pengelolaan konflik;
(2) basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah;
(3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan
kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang
dengan proses politik yang  berjalan.
Demokrasi  Terpimpin (1959-1965)
Karakteristik utama demokrasi terpimpin:

1. Menggabungkan sistem kepartaian, dengan  terbentuknya DPR-


GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik  nasional
menjadi sedemikian lemah. 
2. Basic Human Right menjadi sangat lemah.
3. Masa puncak dari semnagt anti kebebasan pers.
4. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubunga
n antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin:

1. Adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu


absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri
pemimpin.
2. Tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari
legislatif terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk. 2008:132-136)
Demokrasi  Pancasila (Orde Baru)
1965-1998
Masa Orde Baru ditandai oleh:
1. Dominannya peranan ABRI.
2. Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik.
3. Pembatasan peran dan fungsi partai politik,
4. Campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan
publik,
5. Massa mengambang,
6. Monolitisasi ideologi negara,
7. Inkorporasi lembaga nonpemerintah.
Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah


terjadi.
2. Rekruitmen politik bersifat tertutup.
3. PemilihanUmum.
4. Pelaksanaan hak dasar waega Negara.
(Rukiyati, dkk. 2008:114-117)
 Demokrasi  Masa Reformasi
(1998-Sekarang).
 Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan diamandemennya UUD
1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber
utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru
 Pada masa pemerintahan Habibie ini muncul beberapa indikator
kedemokrasian di Indonesia, yaitu:
– Diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik
untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan.
– Diberlakunya system multi partai dalam pemilu tahun 1999.
Karakteristik Demokrasi Masa Reformasi:

1. Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari


yang sebelumnya.
2. Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat
sampi pada tingkat desa.
3. Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan
secara terbuka.
4. Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya
kebebasan menyatakan pendapat.
Demokrasi yang berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
kemajuan berarti dari segi prosedural. Pemilu legislatif, pemilu
presiden, hingga Pilkada dapat berlangsung dengan bebas,
transparan, demokratis, dan paling penting dalam suasana damai.

Check and balance di antara lembaga-lembaga eksekutif dengan


legislatif juga berlangsung sangat dinamis. Kebebasan berpendapat
dan berserikat jauh lebih baik dibanding masa Orde Baru.

Hal paling mendasar adalah dibenahinya beberapa kelemahan dala


m Batang Tubuh UUD 1945 yang kemudian membuat wajah konstit
usi kita tampil berbeda dibanding Batang Tubuh UUD 1945 yang asl
i (As’ad Said Ali, 2009: 99).
Demokrasi dan
Pendidikan Demokras
i
 Warga negara yang berpendidikan dan memiliki kesadaran politik
tinggi sangat sangat diharapkan negara demokrasi.

 Pendidikan demokrasi pada hakikatnya membimbing warga


negara/masyarakat agar semakin dewasa dalam berdemokrasi
dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar perilaku
nya mencerminkan kehidupan yang demokratis.
Dalam pendidikan demokrasi ada 2 hal yang harus ditekankan, yaitu:

1. Demokrasi sebagai konsep.


Berbicara mengenai arti, makna dan sikap perilaku yang tergolong
demokratis,
2. Demokrasi sebagai praksis.
Demokrasi sudah menjadi sistem. Sebagai suatu sistem kinerja
demokrasi terikat suatu peraturan main tertentu. Apabila dalam
dua sistem itu ada orang yang tidak mentaati aturan main yang
telah disepakati bersama, maka aktivitas itu akan merusak
demokrasi dan menjadi anti demokrasi. (Sunarso. 2004:3). 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai