Anda di halaman 1dari 26

BAB 2

SISTEM DAN DINAMIKA


DEMOKRASI PANCASILA

KELAS XI
MIPA/IPS
KONSEP DAN NILAI DEMOKRASI

Asal bahasa Latin :


DEMOS = rakyat
CRATEIN/CRATOS = pemerintahan

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana


semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum
KONSEP DASAR DEMOKRASI, Abraham lincoln

FOR

FROM
THE PEOPLE

BY
Inti dari demokrasi
adalah kedaulatan rakyat
 Rakyat mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengelola negara, sehingga kemajuan sebuah negara
merupakan tanggungjawab seluruh rakyatnya.

 Kewajiban rakyatnya :
1. Menghargai dan menjunjung tinggi hukum
2. Menjunjung tinggi ideologi dan konstitusi negara
3. Mengutamakan kepentingan negara
4. Ikut serta dalam berbagai bentuk kegiatan politik
5. Mengisi kemerdekaan dan aktif dalam pembangunan
ASAS DEMOKRASI

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam


pemerintahan {adanya jaminan terhadap rakyat untuk
dapat berpartisipasi di dlm menentukan kebiajakan negara dgn
perlindungan hukum berupa perundang-undangan yg berlaku}

2. Pengakuan harkat dan martabat


manusia {jaminan hukum terhadap pelaksanaan HAM yang
terdapat dlm konstitusi yaitu pasal 27 s/d 34 UUD 1945 dan
peraturan2 pelaksana lainnya}
Ciri-Ciri Pokok Pemerintahan yang
Demokratis
1. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan
kepentingan rakyat ( ciri2nya: adanya konstitusi,
perwakilan, pemilu dan partai politik)

2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan


(sesuai teori Trias Politika, adanya Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif)

3. Adanya pertanggungjawaban oleh pelaksana


pemerintah/eksekutif
Prinsip-Prinsip Demokrasi
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan
keputusan
2. Tingkat persamaan/kesetaraan diantara warga
negara
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan yang
diakui dan dipakai oleh warga negara
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum
5. Pemilu berkala
Sebagai sistem kenegaraan, DEMOKRASI
sbg sistem yg memiliki 11 pilar atau soko
guru :
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasar persetujuan dari yg diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan HAM
6. Pemilihan yg bebas dan jujur
7. Persamaan didepan hukum
8. Proses hukum yg wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
KLASIFIKASI DEMOKRASI

1.Berdasarkan titik perhatiannya


( demokrasi formal, demokrasi material dan
demokrasi campuran/gabungan )

2. Berdasarkan ideologi
( demokrasi konstitusional/ liberal dan demokrasi rakyat/
komunis )

3. Berdasarkan proses penyaluran


kehendak rakyat
( demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung )
KLASIFIKASI DEMOKRASI

1. Berdasarkan titik perhatiannya :


a. Demokrasi formal/demokrasi liberal, banyak
dianut di negara-negara Eropa dan Amerika
cirinya :
1) kekuatan hukum yang sama dalam bidang politik
tanpa adanya pertimbangan perbedaan ekonomi

2) individu dalam masyarakat diberi kebebasan


yang luas dalam bernegara
3) semua orang dianggap memiliki derajat dan hak
yang sama
b. Demokrasi material/demokrasi timur
atau proletar . Banyak dianut oleh
banyak negara komunis
cirinya :
1) mengutamakan paham
kebersamaan
2) menghapus perbedaan kelas
dalam kehidupan ekonomi
masyarakatnya
3) hak pribadi tidak diakui
4) segala sesuatu adalah milik
negara
c. Demokrasi campuran/demokrasi gabungan.
banyak dianut oleh negara-negara non
blok.
cirinya :
1) persamaan individu diakui
2) hal-hal tertentu atau segala sesuatu
yang bersifat umum diatur oleh negara

Catatan dari demokrasi campuran adalah :


Mengambil hal-hal positif dari demokrasi formal
dan material dan membuang hal-hal yang
negatif dari kedua demoktrasi tersebut
2. Berdasarkan ideologi
a. Demokrasi kostitusional/ liberal
banyak dianut oleh negara-negara
Amerika, Inggris, Spanyol dan
Perancis. Indonesia sendiri
mengimplementasikannya.
Cirinya :
1). Kekuasaan pemerintahannya
terbatas. (dibatasi oleh konstitusi )
2). Pemerintahan tidak bisa ikut campur
atau sewenang-wenang terhadap rakyatnya
3). Hak individu dan minoritas dihormati
b. Demokrasi rakyat/ demokrasi proletar
dianut oleh negara china dari dulu
sampai sekarang.
cirinya :
1). Tidak adanya pengakuan terhadap hak
pribadi
2). Kehidupan masyarakatnya tanpa kelas sosial
3). Negara dijadikan alat untuk mencapai
kepentingan kolektifisme dan melakukan
pemaksaan bahkan kekerasan untuk mencapai
masyarakat yang dicita-citakan merupakan
alat yang sah
3. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi Langsung
yaitu demokrasi yang mengikutsertakan setiap
warga negranya dalam permusyawaratan untuk
menentukan kebijaksanaan umum, negara atau
uu secara langsung.

b. Demokrasi tidak langsung


yaitu demokrasi yang dilaksanakan melalui
sistem perwakilan
Pengertian dan Prinsip Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang di dasarkan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. (dengan dijiwai 4 sila
lainnya)
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
bersumber dari pandangan hidup atau falsafah hidup
bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian
rakyat Indonesia sendiri. Dari falsafah hidup bangsa
Indonesia, kemudian akan timbul dasar falsafah negara
yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercermin,
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Tiga karakter utama Demokrasi Pancasila


Kerakyatan, Permusyawaratan dan Hikmah kebijaksanaan
 Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila :
1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yg bertanggungjawab
secara moral kpd Tuhan YME, diri sendiri dan
orang lain
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah
mufakat
6. Mengutamakan persatuan nasional dan
kekeluargaan
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
DINAMIKA PELAKSANAAN DEMOKRASI
DI INDONESIA

1. PERIODE 1945 – 1949

Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila


seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan karena negara dalam
keadaan darurat dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden
menjadi berubah fungsi sebagai MPR. Sistem kabinet yang
seharusnya Presidensil dalam pelaksanaannya menjadi
Parlementer seperti yang berlaku dalam Demokrasi Liberal.
2. PERIODE 1949 – 1959
Pada periode ini berlaku Konstitusi RIS. Sistem pemerintahan yang
dianut ialah Demokrasi Parlementer (Sistem Demokrasi Liberal).
Karena pada umumnya rakyat menolak RIS, sehingga tanggal 17
Agustus 1950 Presiden Soekarno menyatakan kembali ke Negara
Kesatuan dengan UUDS 1950.
Karena Kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak
berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan
kepentingan partai atau golongannya.

1950 dengan sistem Demokrasi Liberal jg tidak cocok, karena tidak


sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden
menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta
merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959
mengumumkan dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan
berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.
3. PERIODE 1959 – 1965

Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD
yang digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem demokrasi
terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden tidak bertanggung jawab
kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR.
Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila oleh
presiden ditafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di
tangan ‘Pemimpin Besar Revolusi”.

Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan presiden


menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan
kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI)
yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.
Penyimpangan Masa Orde Lama
(Berlakunya demokrasi Liberal)
1.Penyimpangan ideologi
2.Pemusatan kekuasaan kepada Presiden

3.Pengangkatan presiden seumur hidup (TAP


MPRS No. III/MPR/1963)
4.Pembubaran DPR hasil pemilu 1955 oleh
presiden dan menggantikannya dengan DPR-GR
5.Hak budget DPR tidak berfungsi

6.Perubahan kebijakan LN RI dari bebas aktif


menjadi “Poros Jakarta –Peking”
4. PERIODE 1965 – 1998
Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde Baru yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Secara
tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi
lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945.
PENYIMPANGAN :
a.Kekuasaan presiden tidak tak terbatas

b.KKN

c.Kebebasan bicara dibatasi, praktek demokrasi menjadi semu (pemilu tdk


demokratis), peran media masa yg terbatas.
d.Lembaga negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah.

e.Sistem peradilan yang kurang independen

f.Kurang kontrolnya sipil terhadap militer

Lahirlah gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi


dalam berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri
Soeharto sebagai presiden.

f
5. PERIODE 1998 – SEKARANG

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada


dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang
tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-
lembaga tinggi dengan menegaskan fungsi, wewenang
dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas
antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR - MPR hasil Pemilu 1999 yang telah
memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Perilaku yang mendukung tegaknya
nila-nilai demokrasi

1.membisakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan


main atau hukum yang berlaku;
2.membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala
hal;
3.membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan
musyawarah;
4.membiasakan diri mengadakan perubahan secara
damai tidak dengan kekerasan;
5.membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin
melalui cara-cara yang demokratis;
6. selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani
luhur dalam musyawarah;
7. selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan
musyawarah baik kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, bangsa dan negara bahkan secara
pribadi;
8. menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban;
9. menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung
jawab;
10. menghormati hak orang lain dalam menyampaikan
pendapat;
11. membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat
membangun.
TERIMAKASIH
DAN
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai