Anda di halaman 1dari 20

DEMOKRAS

I
INDONESIA
KELOMPOK 5
1. David Sutendi (C1A021004)
2. Lusi Undriana (C1A021038)
3. Amalia Salsabila (C1A021041)
4. Titis Rahma Aulia (C1A021072)
5. Westi Nur Setiawati (C1A021085)
PENGERTIAN
DEMOKRASI
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti kekuasaan
atau berkuasa atau memerintah. Dengan demikian, demokrasi berarti kekuasaan rakyat. Rakyatlah yang berkuasa atau
kedaulatan di tangan rakyat. Hakikat demokrasi adalah kebebasan, kesederajatan/ kesetaraan, keterbukaan, etika dan
norma kehidupan yang harus dijunjung tinggi (Lemhannas, 1999).

• Kebebasan adalah bahwa rakyat, baik individu maupun kelompok, memiliki kebebasan untuk menyampaikan
pendapat/ keinginan, bebas untuk berkumpul dan berorganisasi/berserikat.
• Kesederajatan berarti hak dan kewajiban yang sama/setara di depan hukum.
• Keterbukaan berarti bahwa pelaksanaan pemerintahan dan langkah-langkah pengelolaan keputusan rakyat harus
diketahui rakyat (transparan).
• Etika dan norma kehidupan harus dijunjung tinggi berarti bahwa semua rakyat harus dilindungi. Pembentukan
lembaga dan keputusannya didasarkan pada etika dan norma yang dibuat oleh rakyat/wakil-wakilnya.
PRINSIP DEMOKRASI
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru
demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah :
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Pengertian Demokrasi
Pancasila
Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham kekeluargaan
dan gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat.Dasar demokrasi
pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Ciri – ciri Demokrasi
Pancasila
1) Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.

2) Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.

3) Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat minoritas.

4) Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara menyelesaikan masalah.

5) Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan suara terbanyak.
Prinsip Demokrasi
Pancasila
1) Memastikan adanya perlindungan HAM.
2) Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.
3) Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau kekuasaan
lainnya.
4) Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk menyalurkan aspirasi
rakyat.
5) Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD 1945. Berperan
sebagai pelaksana dalam PEMILU.
6) Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.
7) Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, masyarakat, dan negara.
8) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
9) Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat.
Asas Demokrasi
Pancasila
A. Asas Kerakyatan. Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki
kesadaran dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan
cita-citanya yang satu.
B. Asas Musyawarah. Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia
memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan
untuk mencapai kesepakatan bersama.Dalam hal ini, musyawarah menjadi media
untuk mempersatukan pendapat dengan memberikan pengorbanan dan kasih
sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.
Norma-Norma dalam
Demokrasi Pancasila
a. Keterbukaan berarti adanya saling keterbukaan antara penguasa Negara
dengan warga Negara , antargolongan dan antarwarga Negara.
b. Keadilan menyelengarakan keadilan perlu diperhitungkan adanya kesamaan
dan perbedaan antar manusia. Prinsip keadilan ini membatasi kekuasaan
manusia terhadap manusia, mencegah tindakan sewenang-wenang dan
menciptakan ketertiban dan perdamaian.
c. Kebenaran adalah kesamaan antara gagasan dan pernyataan dalam kata dan
perbuatan, antarakepribadian dan pengakuannya. Norma keadilan akan lebih
berarti bagi manusia apabila dibarengi dengan norma kebenaran.
Pelaksanaan
Demokrasi di
Indonesia
Sejak merdeka, bangsa Indonesia pernah
melaksanakan tiga macam demokrasi yaitu
Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, dan
Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Liberal (1950-
1959)
Demokrasi liberal atau demokrasi parlementer berlaku pada tahun 1950-
1959. Pada saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUDS 1950. Berdasarkan
UUDS 1950, sistem pemerintahan dan demokrasi yang diterapkan di
Indonesia, yaitu sistem parlementer dan demokrasi liberal. Artinya, kabinet
menterinya diajukan oleh parlemen (DPR) dan bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR). Di dalam sistem parlementer ini, kepala pemerintahan adalah
perdana menteri dan presiden hanya sebagai kepala negara.
Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Akhirnya, pada
tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945, serta tidak berlakunya
UUDS 1950.
Masa demokrasi liberal ini membawa dampak
yang cukup besar, yaitu:
1. Pembangunan tidak berjalan lancar karena kabinet selalu silih
berganti.
2. Tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara
terpaksa bersikap mengambang di antara kepentingan banyak partai.
3. Di dalam sistem multi partai, tidak pernah ada lembaga legislatif,
yudikatif, dan eksekutif yang kuat.
4. Munculnya pemberontakan di berbagai daerah (DII/TII, Permesta,
APRA, RMS).
5. Memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan saat
itu.

1st
Demokrasi Terpimpin (1959—
1966)
Demokrasi terpimpin atau demokrasi terkelola yaitu seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpin negara saja. Menurut TAP MPRS No. VIII/MPRS/1965, demokrasi terpimpin adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
berasaskan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong bagi semua kekuatan nasional yang
progresif revolusioner dengan berporoskan Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme). Pada
saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 dan Presiden Sukarno berkedudukan sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang berlandaskan pada sistem presidensial. Di mana
para menteri berada di bawah wewenang presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Demokrasi Pancasila
(1966—sekarang)
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merupakan perwujudan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Demokrasi Pancasila memiliki tiga karakter utama, yaitu kerakyatan, permusyawaratan dan hikmat
kebijaksanaan. Tiga karakter utama tersebut merupakan cita-cita penerapan kehidupan demokrasi.
Kerakyatan, dengan memberikan kesempatan bagi rakyat untuk bebas mengemukakan pendapatnya dan
terlibat dalam proses pengambilan keputusan seperti dalam pemilu. Permusyawaratan, yang mewujudkan
negara kesatuan yang dapat mengatasi paham perseorangan atau golongan. Dan juga hikmat
kebijaksanaan, yaitu keinginan agar demokrasi yang diterapkan didasarkan pada nilai ketuhanan,
perikemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan.
CONTOH
A.
DEMOKRASI
Demokrasi di lingkungan keluarga
• Berlaku Adil Terhadap Seluruh Anggota Keluarga
• Setiap Anggota Keluarga Bebas Mengeluarkan Pendapat
• Mengatasi Masalah Keluarga dengan Musyawarah
• Mendahulukan Kepentingan Bersama

B. Demokrasi di lingkungan pendidikan


• Pemilihan Ketua Organisasi/kelas dengan Musyawarah atau Voting
• Saling Menghargai Pendapat Orang Lain
• Tidak Adanya Diskriminasi
• Ikut serta dan berpartisipasi dengan event yang diadakan
• Memenuhi kewajiban mahasiswa, seperti mengerjakan tugas, datang tepat
waktu, dan membayar UKT.
C. Demokrasi di lingkungan masyarakat
• Melaksanakan Hak dan Kewajiban di Tengah Masyarakat
• Ikut Berpartisipasi Dalam Menjaga Keamanan dan Ketertiban
• Mengikuti kegiatan yang diadakan di daerah lingkungan
masyarakat tempat tinggal.
• Musyawarah Rutin
• Ikut serta dalam pemilihan ketua RT dan ketua RW
• Ikut serta membayar iuran RT/ RW dan desa yang sudah
disepakati bersama.

D. Demokrasi dalam Bernegara


• Ikut serta dalam Pemilu
• Pemimpin Mampu Menjalankan Tugas Sesuai dengan Amanat
• Pemimpin Mendengarkan Aspirasi Masyarakat
• Saling Menghargai Satu Sama Lain
• Taat Membayar Pajak
• Mendahulukan Kepentingan Negara
KEPEMIMPINAN
DEMOKRATIS
Menurut Woods (2004) dalam Laliasa et al. (2018), gaya kepemimpinan demokratis
merupakan kemampuan mempengaruhi untuk orang lain agar mau bekerjasama dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan
dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Menurut Susanti (2015),
indikator untuk mengukur gaya kepemimpinan demokratis adalah :
• Kemampuan mendorong para bawahan untuk menggunakan daya kognitif dan
daya nalarnya dalam pemecahan berbagai masalah yang dihadapi.
• Mendorong penggunaan daya inovasi dan kreatifitas dalam pelaksanaan tugas.
• Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah.
• Hubungan antara pimpinan dan bawahan terjalin dengan baik.
Pendidikan Demokratis Di
Indonesia
Pendidikan demokrasi sangat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama bagi kalangan mahasiswa.
Bagaimana tidak, dengan adanya demokrasi akan mendukung mahasiswa dalam bersikap dan berperilaku baik di
lingkungan keluarga, kampus, maupun masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa berperan penting dalam menjaga
keutuhan NKRI dengan mampu menjalankan demokrasi yang benar. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di
lingkungan kampus akan mendorong mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap demokrasi yang ada di Indonesia.

Adanya pendidikan demokrasi ini, mahasiswa akan diberikan pembelajaran mengenai bagaimana demokrasi
di Indonesia, maka nantinya diharapkan mahasiswa akan mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
untuk melaksanakan demokrasi yang baik sehingga mahasiswa dapat menjadi warga negara yang demokratis.
Pendidikan demokrasi yang baik perlu mengembangkan keterampilan mahasiswa baik itu keterampilan individu,
intelektual, maupun sosial. Dalam hal ini pendidikan demokrasi di kalangan mahasiswa dilaksanakan dengan
membimbing mahasiswa agar dapat bersikap dewasa agar nantinya dapat mengamalkan nilai-nilai demokrasi dengan
benar.
Studi Kasus
Perkuat Jati Diri Bangsa dengan Demokrasi Pancasila yang
Kekinian
JawaPos.com - Indonesia menuju perjalanan emas pada 2045. Pada usia 100 tahun itu, bangsa ini
diharapkan sudah sejajar dengan bangsa maju lainya di dunia. Menuju ke arah itu, ideologi bangsa dituntut
untuk mengimbangi kemajuan teknologi modern yang serba digital ini. Ketua Pusat Studi Ekonomi Pancasila
(PSEP) Universitas Trilogi Jakarta Setia P Lenggono mengatakan, Pancasila mesti diberi ruang interpretasi
kekinian tanpa meninggalkan substansi azalinya yang hakiki. Ruang-ruang publik mesti dibuka untuk
memberikan cara baru memaknai Pancasila di era digital dan kekinian.
“Sehingga nantinya Pancasila dapat dicerna sesuai style kebutuhan generasi milineal. Upaya ini
merupakan kewajiban moral semua komponen bangsa. Mesti upaya memasyarakatkan dan membumikan nilai-
nilai Pancasila diupayakan terus menerus,” ujar Lenggono melalui keterangan tertulisnya. Pernyataan Setia P
Lenggono itu dikemukakan dalam webinar yang digelar Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PSEP) Universitas
Trilogi, Jakarta, Kamis (15/7). Webinar itu juga membedah buku “Sistem Ekonomi Pancasila dan Sistem
Demokrasi Pancasila. Lenggono memaparkan, di tengah merebaknya liberalisasi, demokrasi Pancasila
terlupakan. Padahal demokrasi Pancasila adalah jati diri bangsa yang dibangun dari sistem sosial budaya,
pandangan hidup, dan kekhasan historis.
TB Massa Djaffar selaku penulis buku Sistem Demokrasi Pancasila menguraikan,
demokrasi Pancasila sebagai identitas bangsa Indenesia. Menurut dia, sebuah sistem demokrasi
sesungguhnya kompleks. Selain menyangkut akar filosofis juga dipengaruhi latar belakang
identitas politik, suku, dan agama. Pancasila menjembatani semua itu. Pancasila membuat
Indonesia menjadi bang yang religius dan punya kolektivitas tinggi (gotong royong). Massa
melanjutkan, secara epistemologi demokrasi pancasila dikonstruksi sebagai cita-cita suatu bangsa
dalam konstitusi UUD 1945.

Jika dicermati esensi demokrasi Pancasila ini ialah bagaimana mewujudkan demokrasi
kesejahteraan. Tak ada suatu bangsa di dunia ini tanpa ideologis dalam membangun ekonomi dan
politiknya, Negara sekelas Tiongkok telah masuk sistem ekonomi pasar. Ia tetap saja meletakkan
dasar ideologinya dalam sistem sosialisme komunis. Kata kunci bagi Indonesia agar demokrasi
Pancasila ini diterapkan secara konsisten dijalankan adalah komitmen politik dan bukan lip
service. Termasuk terus menggali kearifan lokal dalam memperkuat demokrasi Pancasila ditataran
implementasi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai