Anda di halaman 1dari 13

Integrasi Nasional

dan Pluralisme
1. Pidah Febriyanti (C1A021006)
2. Atsiila Salma Nazifah Khoerunissa (C1A021043)
3. Bagus Dwi Prasetyo (C1A021066)
4. Wiwin Novitasari (C1A021084)
5. Ghisella Sharla Martiza Revikashah (C1A021100)
PENGERTIAN
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional terdiri dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. “Integrasi” berasal dari
bahasa Inggris integration artinya pembauran. Kata “Nasional” berasal dari bahasa Inggris
nation artinya bangsa, rakyat, atau negara. Maka secara etimologi, integrasi nasional berarti
pembauran bangsa dalam persatuan dan kesatuan yang utuh.
Negara Indonesia memiliki aneka ragam suku bangsa, budaya, sistem sosial, norma, dan
adat-istiadat. Oleh sebab itu, perlu ada pembauran yang menyatu dengan tidak
menghilangkan ciri khas keberagamannya. Secara teoritis, Paul B. Horton dan Chester L.
Hunt (2006) menyebutkan integrasi sebagai proses pembangunan masyarakat yang mana
segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan
budaya dan ekonomi. Sedangkan integrasi nasional menurut Saafaroedin Bahar (1996 dalam
Ristek Dikti 2016) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh
unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
Bentuk-bentuk Integrasi Nasional
Integrasi
Wilayah
Dalam implementasi konsepsi Integrasi Ideologi
wawasan nusantara, integrasi
nasional merupakan Integrasi Politik
perwujudan kepulauan
nusantara sebagai satu
kesatuan wilayah nusantara,
Integrasi Ekonomi
politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan
Integrasi Sosial
keamanan. Budaya
Integrasi Pertahanan
Keamanan
FAKTOR-FAKTOR INTEGRASI NASIONAL

FAKTOR PENDORONG
• Rasa senasib dan seperjuangan akibat faktor-faktor sejarah
• Ancaman dari luar
• Adanya ideologi nasional
• Adanya rasa cinta tanah air

FAKTOR PENGHAMBAT
• Kurangnya kesadaran dalam diri masyarakat Indonesia
• Timbulnya etnosentrisme
• Masyarakat Indonesia bersifat heterogeny
• Mulai hilangnya budaya asli Indonesia
Perkembangan Integrasi Nasional
di Indonesia
Model Model Model Integrasi
Imperium Integrasi Nasional
Majapahit Kolonial Indonesia

Model integrasi ini bersifat Integrasi model kolonial ini tidak


Merupakan proses berintegrasinya bangsa
kemaharajaan (imperium) mampu menyatukan segenap Indonesia sejak bernegara merdeka tahun
Majapahit. Struktur keragaman bangsa Indonesia tetapi 1945. Integrasi ini dimaksudkan untuk

kemaharajaan yang begitu hanya untuk maksud menciptakan membentuk kesatuan yang baru yakni

luas ini berstruktur kesetiaan tunggal pada penguasa bangsa Indonesia yang merdeka

konsentris. kolonial.
ANCAMAN TERHADAP
INTEGRASI NASIONAL
Melalui integrasi nasional, diharapkan nantinya akan tercipta keselarasan sehingga tidak akan
ada konflik yang muncul akibat perbedaan dan keanekaragaman kebudayaan, suku, ras, dan
agama. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri, perbedaan-perbedaan tersebut juga akan melahirkan
berbagai macam ancaman baru bagi integrasi bangsa baik dari dalam negeri, maupun luar
negeri. Beberapa bentuk ancaman-ancaman terhadap integrasi nasional adalah sebagai berikut :
a. Ancaman di Bidang Ideologi
b. Ancaman di Bidang Politik
c. Ancaman di Bidang Ekonomi
d. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
e. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
PERWUJUDAN INTEGRASI
NASIONAL DI MASYARAKAT

Saling Menghargai Antar Masyarakat Menaati Undang-undang yang Berlaku


Menumbuhkan kehidupan bermasyarakat yang Masyarakat yang dalam hidupnya senantiasa
harmonis dan terciptanya integrasi nasional menaati undang-undang yang berlaku akan dapat
dengan mudah menciptakan sikap integrasi
nasional

Gotong Royong Antar Masyarakat Akulturasi dan Asimilasi


Ditumbuhkan melalui kegiatan kerja bakti, Akultulturasi adalah perpaduan dua budaya atau lebih yang

membantu masyarakat yang mempunyai hajatan, berbeda dalam suatu wilayah. Sementara asimilasi adalah

dan sebagainya. Gotong royong mampu perpaduan dua budaya atau lebih yang tidak membawa

menumbuhkan rasa integrasi nasional tambahan karakteristik dalam budaya yang baru
PENGERTIAN
PLURALISME
Secara Etimologi, pluralisme terdiri dari dua kata yaitu plural yang berarti beragam dan isme yang
berarti paham, sehingga memiliki arti paham atas keberagaman. Pluralisme merupakan kata jamak
atau tidak satu atau dalam kebudayaan berarti banyak kebudayaan yang berbeda-beda dalam
sebuah masyarakat.
Secara umum, pluralisme merupakan sebuah paham yang menghargai adanya perbedaan di tengah
kehidupan masyarakat dan mengizinkan kelompok berbeda itu tetap menjaga budayanya sebagai
ciri khas. Pengertian pluralisme juga bisa diartikan sebagai kesediaan menerima keberagaman
untuk hidup toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, agama, adat dan
pandangan hidup. Pluralisme mengimplikasikan tindakan yang fokus pada pengakuan kebebasan
beragama, berfikir atau mencari informasi, sehingga suatu kelompok membutuhkan kematangan
kepribadian untuk mencapai pluralisme.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pluralisme adalah keadaan masyarakat yang
majemuk (bersangkutan dalam sistem sosial dan poitiknya), berbagai kebudayaan yang berbeda-
beda dalam suatu masyarakat.
DAMPAK PLURALISME

Dampak Positif Dampak Negatif

a. Memahami adanya a. Menimbulkan persaingan

perbedaan dalam b. Menimbulkan sikap

masyarakat individualisme

b. Kehidupan masyarakat
menjadi lebih modern
c. Meningkatkan daya turis
STUDI KASUS
Konflik Bersenjata Papua Antara KKB Papua dengan TNI
Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, tepatnya sejak April 2021, Indonesia tengah dilanda oleh
konflik internal. Konflik tersebut melibatkan anggota TNI dan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)
Papua. KKB Papua merupakan kelompok separatis yang berasal dari Papua
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyebutkan bahwa,
Kelompok bersenjata KKB Papua telah melakukan berbagai macam pemberontakan, pembunuhan, dan
kekerasan sehingga kelompok ini ditetapkan sebagai organisasi teroris. Pernyataan tersebut selaras
dengan yang dikemukakan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo hingga pimpinan lembaga negara atas
kian masifnya kekerasan yang dilakukan KKB belakangan ini.
"Sejalan dengan itu semua dengan pernyataan-pernyataan mereka itu maka pemerintah
menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif di
kategorikan sebagai teoris," ujar Mahfud dalam konferensi pers dikutip dari kanal YouTube Kemenko
Polhukam, Kamis (29/4/2021).
Salah satu hal yang dianggap menjadi penyulut utama pemberontakan serta berbagai
pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok itu adalah keinginan untuk merdeka. Direktur
Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan jika konflik senjata ini
juga disebabkan adanya perebutan sumber daya ekonomi. Pasalnya, Intan Jaya khususnya di
Distrik Supaga merupakan daerah potensi tambang emas. Munculnya rencana penambangan Blok
Wabu oleh PT Aneka Tambang Tbk inilah yang dikhawatirkan semakin meningkatkan konflik
bersenjata di Intan Jaya.
Selain itu, mengutip dari pernyataan Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk
Papua, Yorrys Raweyai menyebutkan ada kekecewaan berkepanjangan dari generasi ke generasi
yang melatarbelakangi KKB Papua. Kurangnya mediasi, dialog dan kesepakatan antara
pemerintah dan sejumlah ormas di Papua turut menyebabkan kasus ini tak pernah usai. Yorrys
juga menegaskan jika selalu dibiarkan, maka dikhawatirkan 10 tahun mendatang pun, situasi
seperti ini tidak akan menemui titik akhir.
Konflik ini merupakan salah satu ancaman besar terhadap integrasi nasional yang jika tidak
segera diatasi dan dicari titik terangnya, akan membahayakan kedaulatan bangsa Indonesia
PENGARUH PLURALISME
TERHADAP INTEGRASI NASIONAL
Indonesia sebagai bangsa yang diidentifikasi memiliki kemajemukan masyarakat berdasar pada agama,
suku, adat, budaya, dan kondisi kekinian yang dipengaruhi oleh ekonomi. Kemajemukan itulah yang
nantinya melahirkan struktur sosial masyarakat. Struktur sosial masyarakat adalah model pelapisan
masyarakat atau penggolongan masyarakat dalam segmen-segmen berdasar karakteristik tertentu, yang
kemudian membudaya. Struktur sosial masyarakat berperan sebagai pembeda dan pengelompokkan
penduduk atau masyarakat dalam jenjang sosial yang bersifat hierarkis (Herwanto, 2013).
Sejak Indonesia merdeka dengan berdiri di atas empat pilar utama, bertindak sebagai landasan berpikir
dan pemahaman bahwa kemajemukan (pluralisme) dapat menjadi alasan untuk menatap masa depan
bangsa dalam integrasi nasional yang saling menguatkan oleh sikap tolerir dan kesadaran sebagai satu
kesatuan yang terikat dalam instrumen hukum Indonesia. Karena itulah, kemudian Indonesia membawa
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa yang diambil dari Kitab Sutasoma karya
Mpu Tantular. Karena Indonesia itu beragam, karena Indonesia itu kaya, karena Indonesa itu satu. Kita
mengharapkan adanya kesadaran pluralitas secara rasional, mengedepankan saling menghargai demi
terwujudnya kesatuan persatuan bangsa. Serta optimisme kuat, mengolah keberagaman dalam suatu
wadah entitas karakter nasional sebagai national power bangsa Indonesia.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai