NASIONAL
Kelompok 10
Esternia Gladys Suwarno (5552200019)
Siti Apriliani Sari (5552200081)
Tiara Putri Amelia (5552200110)
A
Integrasi Nasional dan
Pluralitas Masyarakat
Indonesia
Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi satu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat
kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa.
Tipe Integrasi
Menurut Myron Weiner
o Horizontal o Vertikal
masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh
adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan adanya perbedaan- perbedaan vertikal antara
perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
agama, adat, serta perbedaan-perbedaan tajam.
kedaerahan.
Faktor-faktor terjadinya
perbedaan dalam Faktor historis merupakan faktor yang berkaitan
masyarakat Indonesia dengan sejarah asal mula terbentuknya
masyarakat Indonesia
Faktor ekologis merupakan faktor yang terkait
dengan kondisi fisik geografis Indonesia,
Faktor perubahan sosial yang terjadi seiring
dengan perjalanan waktu masyarakat membangun
kehidupan bersama.
4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik yang cukup besar, baik konflik yang bersifat
vertikal maupun bersifat horizontal. Konflik vertikal di sini dimaksudkan sebagai konflik antara
pemerintah dengan rakyat, termasuk didalamnya adalah konflik antara pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat. Sedangkan konflik horizontal adalah konflik antarwarga masyarakat atau
antarkelompok yang terdapat dalam masyarakat.
B
Strategi
Integrasi
Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang ditetapkan oleh politik nasional. Strategi nasional disusun untuk melaksanakan politik
nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Jenis-jenis
Strategi Integrasi
Contoh Asimilasi :
Perkawinan antarsuku sehingga terjadi pembauran dari
kebudayaan masing-masing individu sehingga muncul
kebudayaan baru.
2. Strategi Akulturasi Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan
atau lebih sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di
mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam
kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa
kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur
budaya pembentuknya.
Contoh Akulturasi :
Pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni
asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Contohnya
candi Borobudur.
3. Strategi Pluralis
Paham pluralis merupakan paham yang menghargai
terdapatnya perbedaan dalam masyarakat. Paham pluralis
pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan
memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang
ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang.
Contoh Pluralisme :
Presiden Abdurrahman wakhid yang menjadikan hari raya
agama minoritas khonghucu sebagai hari raya libur
nasional.
C
Implementasi Integrasi
Nasional Indonesia
Bentuk Implementasi Integrasi Nasional
Toleransi Antarumat
Beragama
Bentuk Implementasi Integrasi Nasional
Pembangunan
TMII
Bentuk Implementasi Integrasi Nasional
Akulturasi dan
Asimilasi Budaya
Bentuk Implementasi Integrasi Nasional
Menaati
UU
Sejak awal berdirinya negara Indonesia, para pendiri negara menghendaki
persatuan di negara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan
di dalamnya. Artinya bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia
dilakukan dengan tetap memberi kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan
yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang secara bersama-sama.
Dipakailah semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi
tetap satu adanya. Semboyan tersebut sama maknanya dengan istilah “unity in diversity”, yang
artinya bersatu dalam keanekaragaman, sebuah ungkapan yang menggambarkan cara menyatukan
secara demokratis suatu masyarakat yang di dalamnya diwarnai oleh adanya berbagai perbedaan.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut segala perbedaan dalam masyarakat
ditanggapi bukan sebagai keadaan yang menghambat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan
sebagai kekayaan budaya yang dapat dijadikan sumber pengayaan kebudayaan nasional kita.
TERIMA
KASIH