Oleh: Nadzwa Azzahrah Raehani Wamidzil Hidayah (A1D022218), Zaki Amin Nurohman
Mubarok (A1D022219), Nasyifa Hanum Pramesti (A1D022222), Muhammad Faiz Ramdhani
F (A1D022223), M.Rifqi Runan Ramahesa (A1D022224), Farrel Samuel (A1D022225)
Abstrak
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam macam perbedaan,
mulai dari pulau yang terdiri kurang lebih sekitar 17.000 pulau, suku, ras, budaya, bahasa serta
agama. Perbedaan ini dapat membuat semangat persatuan dan juga dapat memicu perpecahan.
Semangat persatuan terjadi ketika kekurangan suatu kelompok dalam ditutup oleh kelebihan
yang dimiliki kelompok lain. Adapun perpecahan seringkali terjadi ketika salah satu kelompok
telah terprovokasi terutama oleh pihak luar. Maka Integrasi Nasional sangatlah penting untuk
diupayakan agar kedaulatan bangsa Indonesia tidak mudah terpecah belah baik dari pihak
dalam maupun pihak luar dan tentunya memiliki semangat persatuan yang tiada henti sampai
kapanpun. Namun perlu diketahui dan diingat, Integrasi Nasional jangan hanya sekedar nama
saja, perlu adanya penerapan yang jelas yang dilakukan oleh semua pihak agar upaya yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Pendahuluan
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan setiap negara. Karena integrasi
masyarakat merupakan syarat mutlak bagi negara untuk membangun kehormatan bangsa guna
mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara selalu dirundung konflik
1
atau pertikaian, banyak kerugian yang ditimbulkan, baik kerugian fisik maupun materil seperti
rusaknya sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian
spiritual dan emosional seperti emosional, khawatir, takut, cemas, bahkan stres mental. Di sisi
lain, negara memiliki banyak kemungkinan sumber daya yang harus digunakan untuk
melaksanakan pembangunan yang memajukan kesejahteraan masyarakat, pengorbanan harus
dilakukan untuk menyelesaikan konflik. Oleh karena itu, sulit bagi suatu negara yang terus-
menerus mengalami konflik untuk dapat maju.
Pembahasan
Strategi Nasional
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami oleh semua negara,
terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam usianya yang masih relatif muda dalam
membangun negara bangsa (nation state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda
dalam negara masih rentan dan tersulut untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Kuatnya
ikatan primordial menjadikan masyarakat lebih terpancang pada ikatan-ikatan primer yang
lebih sempit seperti ikatan keluarga,ikatan kesukuan, ikatan sesama pemeluk agama, dan
sebagainya. Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional yang mendasar pada
ikatan yang lebih luas dan melewati batas-batas kekeluargaan, kesukuan, dan keagamaan
menjadi lebih sulit untuk diwujudkan. Dalam rangka mengupayakan integrasi nasional yang
mantap ada beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu:
1. Strategi Asimilasi
2. Strategi Akulturasi
3. Strategi Pluralisme
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas
unsur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat. Strategi asimilasi, akulturasi, dan
pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dai yang
paling kurang, dan yang paling besar penghargaanya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam
masyarakat, didalam upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut, yakni:
1. Strategi Asimilasi
2
Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi
satu kebudayaan yang baru, dimana dengan pencampuran tersebut maka masing-masing
budaya pembentuknya. Ketika asimilasi menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti
bahwa negara mengintegrasikan masyarakat dengan mengupayakan agar unsur-unsur
budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi
menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan strategi yang
demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan tanpa
mengunggulkan unsur-unsur budaya kelompok atau budaya local tertentu dalam
masyarakat negara yang bersangkutan. Contoh dari asimilasi adalah perkawinan antarsuku
sehingga terjadi pembauran dari kebudayaan masing-masing individu sehingga muncul
kebudayaan baru.
1) Sikap toleransi
2) Keseimbangan dalam bidang ekonomi
3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yag berkuasa dalam masyarakat
5) Ada persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6) Adanya perkawinan campuran (amalgamasi)
7) Adanya musuh bersama dari luar
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
3
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentukannya. Apabila akulturasi
ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa
negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya
bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Contoh dari akulturasi adalah masjid Demak yang merupakan hasil akulturasi antara
budaya Islam dengan budaya Hindu. Terdapat beberapa arsitektur bercorak Hindu, namun
tindak meninggalkan fungsi utama masjid itu sendiri.
3. Strategi Pluralis
4
yang sama, sehingga masing-masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Contoh dari Pluralisme adalah kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid yang menjadikan
hari raya agama minoritas Khonghucu sebagai hari raya libur nasional.
Untuk di Indonesia sendiri, penerapan strategi integrasi nasional adalah asimilasi dan
akulturasi.
1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai- nilai sosial
tertentu yang bersifat fundamental dan krusial.
2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial yang saling
mengawasi dalam berbagai aspek sosial yang potensial.
3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok sosial yang terhimpun
didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.