Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA INTEGRITAS DAN KETAHANAN

NASIONAL UNTUK MASYARAKAT PLURALIS

NAMA : SOPHA KHOERON NISA

NIM : 041679814

JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI

Jl. Raya Panyileukan No.1A, Cipadung Kidul,


Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan keanekaragaman, yang terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa , agama dan kepercayaan, dan
lain-lain. Secara geografis indonesia terdiri dari pulau-pulau dari yang terbesar sampai ke
pulau yang terkecil, dari segi wilayah indonesia dapat dibagi tiga yaitu Indonesia Barat ,
Indonesia Tengah , dan Indonesia Timur. Dari hal ini tergambar jelas tentang bagaimana
upaya yang akan kita lakukan untuk mempersatukan dan mempertahankan perbedaan ini
menjadi suatu kesatuan yang utuh. Suatu negara tidak mungkin bisa mempertahankan
integritasnya jika kelompok yang ada di dalamnya tidak bersatu.
Saat ini pula bangsa indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang
kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman
disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum merdeka. Kesadaran akan pentingnya
kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu diwujudkan melalui pemahaman
integrasi nasional.
Konsep integrasi pada dasarnya sejalan dengan kondisi Indonesia pada saat ini ketika
konflik antar etnis, antara daerah, antar agama, suku, partai politik, antar pelajar, serta konflik
lainnya yang mengatasnamakan kepentingan sendiri diberbagai daerah yang ada di Indonesia.
Memang pada pelaksanaannya sangat sulit mempersatukan atau mengintegrasikan suatu
masyarakat yang majemuk seperti bangsa Indonesia.
Pada makalah ini saya akan membahas beberapa hal yang terdiri dari subtema berkaitan
dengan integrasi nasional terutama berkaitan dengan pluralitas masyarakat indonesia.

1.2 Tujuan
Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberi gambaran , wawasan, dan pengetahuan tentang
pentingnya integrasi nasional yang berkaitan dengan kemajemukan bangsa ini.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian integrasi nasional ?
2. Pentingnya integrasi dalam masyarakat Indonesia yang plural?
3. Apa yang dimaksud dengan Pluralitas Masyarakat Indonesia?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?
5. Startegi integrasi yang tepat bagi bangsa Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi Nasional terdiri dari istilah Integrasi dan Nasional. Integrasi berasal dari
bahasa inggris “Integration” yang berarti kesempurnaan dan keseluruhan. Integrasi memiliki
dua pengertian, yaitu (1) Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam
suatu sistem sosial tertentu dan (2) membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur
tertentu.
Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka integrasi nasional
mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagi aspek sosial budaya
ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat
menjamin terwujudnya keselarasan , keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan
bersama sebagai suatu bangsa.
Integrasi nasional merujuk kepada seluruh unsur dalam rangka melaksanakan
kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya ekonomi, maka pada intinya integrasi nasional
lebih menekankan persatuan persepsi dan perilaku diantara kelompok – kelompok dalam
masyarakat.
Dengan demikian, integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat – masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Tentang integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai
integrasi, yaitu :
a. Integrasi merunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. integrasi merunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
c. Integrasi merunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah, mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.
d. Intergasi merunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara ketertiban sosial.
e. intergasi merunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi
mecapai tujuan bersama.
2.2 Pentingnya Intergasi
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara,
salah satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mecapai tujuan yang diharapkan. seperti halnya pada era
reformasi tahun 1998, berbagai macam perbedaan suku,budaya,dan agama bahkan
kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga dengan
adanya integrasi usaha menyatukan berbagai macam perbedaan dapat dilakukan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau petentangan. Persamaan kepentingan kebutuhan untuk
bekrja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasi. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
seperti perbedaan suku, agama, budaya, dan perbedaan kepentingan adalah meyimpan potensi
konflik, terlebih apabila perbedaan – perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara
dan sikap yang tepat.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Oleh
sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat
Indonesia lebih memilih untuk suatu trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi
tidak terwujud , Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalisasi, masyarakat
Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi
dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat – tempat ibadah, dan lain
sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya
intergasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang sama disebutkan dalam
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

2.3 Pengertian Masyarakat Pluralis


Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-
kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka
hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sebenarnya
berbicara tentang konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep
kemajemukan atau keberagaman, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri
bahwa pluralisme itu merupakan suatu kondisi masyarakat yang majemuk.Kenyataan bahwa
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat pluralis atau masyarakat majemuk merupakan
suatu hal yang sudah sama-sama dimengerti. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh
Clifford Geertz, masyarakat majemuk adalah merupakan masyarakat yang terbagi-bagi ke
dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, masing-masing masing-
masing sub sistem terikat ke dalam oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial (Geertz, 1963:
105 dst).
Menurut Pierre L. van den Berghe masyarakat majemuk memiliki karakteristik (Nasikun,
1993: 33):
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer;
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar;
d.Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain;
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi;
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Meskipun pendapat dari Piere sebagaimana yang telah tertulis di atas tidak secara
utuh mewakili kenyataan yang ada pada masyarakat Indonesia namun pendapatnya dapat
digunakan sebagai acuan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada di Indonesia.
Masyarakat Indonesia sangat unik yang ditandai dengan dua ciri, yakni :
1. secara horizontal yang ditandai dengan kenyatan kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan-perbedaan suku bangsa , perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan yang
bersifat kedaerahan.
2. secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal
antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. (Nasikun, 1993: 28). Dalam
dimensi horizontal kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari adanya berbagai
macam suku bangsa seperti suku bangsa Jawa, suku bangsa Sunda, suku bangsa Batak, suku
bangsa Minangkabau, suku bangsa Dayak, dan masih banyak yang lain.
Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia masing masing memiliki adat-istiadat,
budaya, dan bahasanya yang berbeda satu sama lain, yang sekarang dikenal sebagai adat-
istiadat, budaya, dan bahasa daerah. Kebudayaan suku selain terdiri atas nilai-nilai dan
aturan-aturan tertentu, juga terdiri atas kepercayaan-kepercayaan tertentu, pengetahuan
tertentu, serta seni yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Keberagaman suku bangsa di Indonesia disebabkan oleh keadaan geografis Indonesia
yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang sangat banyak dan letaknya
yang saling berjauhan. Karena isolasi geografis antara satu pulau dengan pulau yang lain,
mengakibatkan masing-masing penghuni pulau dalam waktu yang cukup lama
mengembangkan kebudayaannya sendiri-sendiri terpisah satu sama lain. Di situlah secara
perlahan-lahan identitas kesukuan itu terbentuk, atas keyakinan bahwa mereka masing-
masing berasal dari satu nenek moyang, dan memiliki kebudayaan yang berbeda dari
kebudayaan suku yang lain.
Di Indonesia juga terdapat bermacam-macam agama seperti Islam, Kristen Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Selain keenam agama ini, masih ada juga aliran kepercayaan
lain yang penganutnya lumayan banyak. Ini sebabkan karena Indonesia berada pada jalur
perdagangan yang melintasi dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
2.4 Faktor – faktor dalam Integrasi Nasional
Realitas bangsa Indonesia plural yang menyebabkan bangsa Indonesia terdiri dari
suku, budaya , dan bahasa yang berbeda. Namun ditengah perbedaan yang ada, masyarakat
harus memahami pentingnya integrasi bangsa untuk menjaga keseimbangan kehidupan
bernegara. Antara sebagai hal yang positif dan hal yang negatif atau sebagai rahmat dan
ancaman.
Dengan demikian kita perlu mengetahui faktor-faktor pembentuk maupun faktor yang
dapat menghambat integrasi nasional.
A. Faktor pembentuk integrasi nasional
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah sebagai bangsa
yang pernah dijajah.
2. Adanya ideologi negara yang tercermin dalam symbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya keinginan untuk bersatu dan tekat yang kuat masyarakat Indonesia seperti yang
dinyatakan dalam sumpah pemuda.
4. Adanya ancaman dari bangsa lain yang menyebabkan munculnya rasa nasionalisme.
5. Pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
6. Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa dan tanah air.
7. Pandangan hidup yang sama, yaitu Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
9. Adanya rasa cinta tanah air.
10. Kesepakatan konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan , Pancasila
dan UUD 1945, bendera Merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.

b. Faktor Penghambat Integrasi


1. Kurangnya penghargaan dan perhatian terhadap kenyataan bahwa bangsa Indonesia
sebagai bangsa majemuk yang heterogen.
2. Kurangnya toleransi antar golongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan di luar.
4. Adanya ketidakpuasan dan ketimpangan terhadap pembangunan yang tidak merata.
5. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas .
6. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang mendorong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
7. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(suku,Agama,Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi
dan unjuk rasa.
Untuk mencapai upaya integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antar budaya. Tentunya hal ini akan terwujud jika ada peran pemerintah dan
partisipasi masyarakat yang aktif dalam pembentuk integrasi bangsa Indonesia.

2.5 Strategi Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia


Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang baik, ada beberapa
strategi ditempuh, yaitu :
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, dimana dengan pencampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah integrasi
nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar
unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak
lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.

2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabial akulturasi ini.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal
,walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu besar.

3. Strategi Pluralis
Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan
memberikan kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk
hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan
integrasi nasional negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara
baik suku, agama, budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan
berkembang, serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional diwujudkan
dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Integrasi Nasional merupakan salah satu persoalaan bangsa- bangsa yang ada di dunia
baik negara yang berkembang maupun negara maju. Sama halnya dengan negara Indonesia
sebagai negara yang majemuk yang heterogen, apalagi negara Indonesia masih menjadi
negara yang berkembang dengan tingkat pemahaman masyarakatnya yang belum paham
tentang pentingnya integrasi nasional. Berdasarkan kenyataan yang ada selama ini
masyarakat Indonesia dihadapkan pada situasi yang mencekam dengan adanya konflik antar
suku, antara pemeluk agama, konflik karena kesalahpahaman budaya dan konflik lainnya
yang dapat memicu pertikaian.
Masalah-masalah integrasi yang telah dijelaskan menunjukan tingkat pemahaman
masyarakat sangan minim tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu kita perlu
memahami makna integrasi serta faktor apa saja yang menghambat integrasi bangsa
Indonesia yang majemuk. Tentunya hal yang paling penting dari semua ini adalah adanya
rasa persatuan dan kesatuan meskipun kita berbeda, baik suku, bahasa, budaya, agama yang
dianutnya.

3.2 Saran
Untuk mencapai integrasi tentunya membutuhkan proses yang panjang karena
integrasi membutuhkan pemahaman yang baik akan perbedaan. Dari masalah-masalah yang
ada, kita didorong untuk memahami satu sama lain meskipun kita berbeda-beda. Pemerintah
harus mampu menjaga kestabilan yang ada, baik dari segi pembangunan yang harus merata
maupun segala bentuk pelayanan yang dapat memicu disintegrasi karena pelayan yang
sepihak. Masyarakat juga dituntut tidak tinggal diam melihat fenomena sosial di Indonesia
yang disebabkan perbedaan sehingga memicu perang antar suku, budaya dan yang terjadi
sekarang ini adalah konflik antar agama yang sangat berpotensi memecah bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

Winarno. 2014, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Askara


Nurhayadi dan Tolib 2016, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Pembukuan, Balitang, Kemendikbud.
Direktoral Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.2016, Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Ridetdiksi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia .2012, Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Risetdiksi.

Anda mungkin juga menyukai