Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KEMAJEMUKAN, DAN INTEGRASI SOCIAL DI MASYARAKAT MAJEMUK


INDONESIA

PEMBAHASAN

Kemajemukan

Kemajemukan bisa diartikan dengan beragam atau beraneka ragam. Banyaknya


kelompok dalam suatu wilayah membuat masyarakat akan terbagi berdasarkan golongan atau
klasifikasinya. Sedangkan, sebagai individu sudah selayaknya bersifat dinamis, yang artinya
banyak memiliki perubahan (perkembangan) dan tercipta perbedaan.

Kemajemukan masyarakat Indonesia ditandai dengan keanekaragaman suku, perwujudan


budaya bangsa. Refleksi dari kebudayaan mayoritas lahir dan timbul karena adanya kepentingan
manusia yang berkaitan dengan budaya itu sendiri (Koentjaraningrat,1996:3) dan dapat
dikatakan bahwa esensi dari budaya terkandung nilai luhur dan nilai moral didalamnya.
Kemajemukan masyarakat Indonesia juga dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama
secara horizontal yang ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan
perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta perbedan kedaerahan, dan kedua secara vertikal
ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan bawah yang cukup
(Nasikun, 2007:33).

Masyarakat majemuk terdiri dari aneka kelompok. Kelompok-kelompok biasa


membedakan diri dengan kelompok lain berdasarkan etnisitas. Kelompok-kelompok ini acap
dirujuk sebagai kelompok etnokultural (paham tentang perbedaan dalam masyarakat yang
multikultur) dan dapat didefenisiskan sebagai: pertama, sebagai suatu kelompok harus ada
sejumlah individu yang dapat dikenal, biasanya secara sosial berinteraksi dan melestarikan diri
sendiri dari waktu ke waktu. Kedua, kelompok itu butuh menjadi etnik dalam karakter.
Kemajemukan, yang kata dasarnya adalah majemuk merupakan istilah yang pertama kali
diutarakan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat ‘Indonesia’ pada jaman Hindia
Belanda. Lebih lanjut Nasikun, berdasarkan pendapat Furnivall, menjelaskan masyarakat
Indonesia adalah merupakan majemuk (plural societies), yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari
dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam
kesatuan politik. Sebagai contoh, dalam bidang politik tampak dengan jelas bahwa dalam
masyarakat Indonesia tidak ada kehendak bersama (common will). Masyarakat Indonesia
sebagai keseluruhan terdiri dari elemen-elemen yang terpisah satu sama lain oleh karena
perbedaan ras, masing-masing lebih merupakan kumpulan individu daripada sebagai suatu
keseluruhan yang bersifat organis, dan sebagai individu kehidupan sosial mereka tidak utuh .

Integasi Sosial dalam Masyarakat Majemuk Indonesia

A. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki
keserasian fungsi. Integrasi diartikan sebagai proses pengembangan masyarakat dimana segenap
kelompok bangsa dan etnik dapat menolong secara bersama-sama dalam kehidupan
internasional, agama, budaya, dan ekonomi. Integrasi sosial juga dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. (jurnal, universitas
stekom semarang) https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Integrasi_sosial

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai pembauran hingga


menjadi kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam elemen yang berbeda satu
sama lain mengalami proses pembauran. Jika pembaruan telah mencapai suatu perhimpunan,
maka gejala perubahan ini dinamai integrasi. Dalam bahasa Inggris, integrasi (integration) antara
lain bermakna “keseluruhan” atau “kesempurnaan.”

Dalam sosiologi, integrasi sosial berarti proses penyesuaian unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memiliki keserasian fungsi. Dengan demikian, ada dua unsur pokok integrasi sosial. Unsur
pertama adalah pembauran atau penyesuaian, sedangkan unsur kedua adalah unsur fungsional.
Jika kemajemukan sosial gagal mencapai pembauran atau penyesuaian satu sama lain, maka
kemajemukan sosial berarti disentegrasi sosial. Dengan kata lain, kemajemukan gagal
membentuk (disfungsional) masyarakat. (Eka Hendry Ar (2013). "Integrasi Sosial dalam
Masyarakat Multi Etnik" (PDF). Walisongo. 21 (1): 194. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal
2020-11-06. Diakses tanggal 2020-11-02.)

B. Faktor Pembentuk Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat terbentuk akibat faktor-faktor berikut:


1. Sikap toleransi diantara kelompok-kelompok yang berada dalam suatu masyarakat;
2. Sikap saling menghargai terhadap kebudayaan lain
3. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, yang antara lain
diwujudkan dalam pemberian kesempatan yang sama bagi golongan minoritas dalam
berbagai bidang kehidupan sosial;
4. Pengetahuan akan persamaan unsur-unsur dalam kebudayaan masing-masing kelompok
melalui berbagai penelitian kebudayaan khusus;

C. Bentuk Integrasi Sosial

 Integrasi Normatif , integrasi ini adalah bentuk integrasi yang terjadi karena adanya
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam konsep ini, norma adalah hal yang
mampu mempersatukan masyarakat.
 Integrasi Fungsional, integrasi ini adalah bentuk integrasi yang terbentuk akibat adanyaa
fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan
mengutamakan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
 Integrasi Koersif, integrasi ini terbentuk karena kekuasaan yang dimiliki penguasa.
Dalam integrasi ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan) agar masyarakat
mampu bersatu.

D. Tahapan-Tahapan Inegrasi Sosial

Tahapan integrasi sosial diantaranya:

 Tahap akomodasi
Akomodasi bertujuan untuk mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau
individu, mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer, memungkinkan
terjadinya kerja sama di antara individu atau kelompok sosial, serta mengupayakan
peleburan antara kelompok sosial yang berbeda (terpisah), misalnya melalui
perkawinan campur (amalgamasi).[6]
 Tahap Kerja Sama
Kerja sama bertujuan kelompokkelompok sosial yang berbeda itu saling
menyesuaikan diri, melengkapi, memerlukan, serta tidak memaksakan kehendak
masing-masing yang dapat menimbulkan prasangka yang memicu lahirnya konflik
dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat
multikultural saling bekerja sama melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan secara bersama-sama.[6]
 Tahap Koordinasi
Koordinasi adalah pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan
mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan
keselarasan dalam hubungan di masyarakat. Proses koordinasi mencakup berbagai
aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan
lain-lain.
 Tahap Asimilasi
Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama dengan
tujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi,
pikiran, dan tindakan.[7] Melalui asimilasi, kelompok-kelompok sosial yang berbeda
dalam masyarakat multikultural saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan
intensif dalam waktu yang lama, sehingga masing-masing kelompok sosial itu
berubah dan saling menyesuaikan diri. Dengan demikian integrasi dalam masyarakat
akan terwujud. (Jurnal, universitas stekom semarang)
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Integrasi_sosial
E. Masyarakat Majemuk

Secara umum masyarakat majemuk, merupakan sekumpulan orang-orang atau kelompok


yang berbeda, dan berbaur menjadi satu. Dimana sekumpulan orang-orang atau kelompok
tersebut memiliki perbedaan dalam hal agama, bahasa, kebudayaan, pandangan hidup dan
berbeda dari adat istiadatnya. Meskipun berbeda-beda, umumnya mereka dapat bersatu atas
dasar tujuan dan kesenangan yang sama. Misalnya dalam tujuan berbelanja ke pasar,
mengikuti organisasi tertentu. Saat keluar dari komunitas atau tempat perkumpulan,
meskipun berbeda. Masih sama-sama memiliki kesatuan yaitu masih satu pulau, atau satu
negara. Jadi masih ada persatuan.

Ciri- ciri Masyarakat Majemuk

 Mempunyai struktur budaya lebih dari satu.


 Nilai-nilai dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
 Sering terjadi konflik-konflik sosial yang berbau SARA.
 Struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
 Proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
 Sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Majemuk :

 Keadaan geografis.

Sebagaimana diketahui, secara geografis Indonesia diapit oleh dua benua, yakni benua
Asia dan Australia serta dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini
menyebabkan letak Indonesia berada pada posisi silang dan berbatasan dengan banyak
negara tersebut menjadi salah satu faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.

 Letak Strategis Indonesia.

Letak strategis Indonesia tentu membawakan dampak pada keragaman di Indonesia.


Indonesia yang memiliki posisi strategis di Indonesia membuat negara ini sedari dulu
sudah menjadi jalur perdagangan internasional. Para pedagang tidak hanya membawa
komoditas dagang, tetapi juga membawa pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya
masyarakat Indonesia. Selain itu, para pedagang asing tentunya berasal dari ras yang
berbeda dengan orang Indonesia hingga akhirnya menetap di Indonesia menyebabkan
kemajemukan suku, ras, agama dan bahasa dalam masyarakat bangsa Indonesia.

 Keadaan Transportasi dan Komunikasi

Zaman dahulu belum memiliki teknologi transportasi dan juga komunikasi sehingga
potensi pertukaran budaya sulit dilakukan. Oleh karena itu, masyarakat di setiap daerah
berfokus pada kebudayaan masing-masing. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki
keragaman.

 Sikap Masyarakat terhadap Perubahan

Faktor lain yang menyebabkan keberagaman masyarakat Indonesia, adalah sikap


penerimaan masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun
luar. Setiap masyarakat memiliki sikap yang berbeda-beda, ada masyarakat yang sangat
tertutup dalam menerima perubahan, ada juga yang bersikap sangat terbuka. Hal tersebut
memicu adanya dua kondisi, yaitu memungkinan budaya yang asli dan utuh dan
menghasilkan budaya baru akibat adanya pencampuran dua budaya

 Jenis dan Macam Masyarakat Majemuk

1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, yaitu masyarakat majemuk yang


terdiriatas sejumlah komunitas atau kelompok etnis yang memilki kekuatan kompetitif
seimbang.
2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan, yaitu masyarakatmajemuk yang terdiri
atas sejumlah komunitas atau kelompok etnis yang kekuatan kompetitip tidak seimbang.
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, yaitu masyarakat yang antara
komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai
kekuatan kompetitip di atas yang lain, sehingga mendominasi politik dan ekonomi.
F. Contoh Integrasi Sosial Dalam Masyarakat Majemuk Indonesia
Integrasi Sosial Masyarakat Kampung Nusantara Nusantara Kampung Nusantara
merupakan suatu wilayah yang ada di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, dimana
diwilayah tersebut terdapat penduduk yang berasal dari berbagai suku bangsa, ras dan agama,
mereka tinggal di kampung tersebut selama menjadi siswa SMK Bakti Karya Parigi yaitu
kurang lebih 3 tahun. Penduduk kampung Nusantara ini cukup beragam, bukan hanya dari
aspek suku saja namun juga ras, agama serta budaya yang berbeda. Dengan kondisi seperti ini
masyarakat di kampung Nusantara ini rentan terhadap terjadinya konflik sosial.
Jika keberadaan kampung Nusantara ini tidak dikelola dengan baik, dari adanya perbedaan
suku, agama, ras dan budaya yang terdapat di masyarakat tersebut dapat menjadi sumber
konflik sosial. Tetapi tidak menutup kemungkinan ini dapat juga mengarah kepada
keharmonisan antar masyarakat dalam artian adanya proses integrasi sosial yang cermat
dalam pengelolaannya dan akan berjalan harmonis, aman dan damai dalam proses integrasi
sosial tersebut.
Interaksi sosial jika didukung oleh adanya keragaman kultur dan berbagai macam proses
pembentukan sosial ini akan menjadi kekayaan yang sangat berharga (Umikalsum, Fauzan
2019). Integrasi sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “integrasi” sebagai
pembauran hingga menjadi kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam
elemen yang berbeda satu sama lain yang mengalami proses pembauran. Menurut P.
Soedarno integrasi berasal dari kata integer, yang artinya utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak
gempil, atau bulat padu.secra etimologi seperti yang diungkapkan oleh (Emiliana Sadilah
1997 : 24) integrasi yang berasal dari kata latin yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur
demi suatu keseluruhan.
Jadi integrasi itu merupakan satu pembauran dari elemen-elemen yang berbeda menjadi
satu kesatuan yang utuh pada suatu tempat, yanag terikat oleh suatu sistem. Sedangkan
pengertian sosial Secara sosiologis menurut Talcott Parson (1927-1979) pengertian intergrasi
sosial merupakan bagian dari sudut pandang secara fungsional dan struktural dimana sudut
pandang tersebut pada dasarnya masyarakat yang berada pada sebuah sistem sosial yang
mengikat mereka dalam keseimbangan.
Sedangakan menurut Ritzer (2009:258) pengertian dasar Integrasi sosial yaitu pertama
pengendalian terhadap ketidak sesuaian/konflik dan penyimpangan sosial dan suatu sistem
sosial tertentu, dan kedua proses menyatukan unsur-unsur dalam suatu masyarakat sehingga
tercipta sebuah tatanan sosial. Dari pengertian diatas yang dikemukakan maka integrasi sosial
adalah suatu proses bersatunya masyarakat yang beragam, namun berdampingan serasi dan
selaras dalam kehidupan sosial politik dan budaya. Keragaman yang terdapat di kampung
Nusantara antara penduduk asli dan pendatang ini tercipta pola hubungan atau terjadi proses
penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat, menurut Sabrian (2016). Dari hasil
pengamatan terhadap masyarakat di kampung Nusantara dapat berinteraksi dengan baik
dengan cara saling mempertahankan keharmonisan dengan memegang teguh budaya sendiri
dan memahami budaya teman yang berbeda suku dan masyarakat setempat bagi pendatang
begitu juga bagi penduduk asli sebagai pribumi.
Penduduk asli kampung Nusantara menerima pendatang dengan sikap terbuka dan
menerima dengan baik dan mau mempelajari dengan memahami budaya-budaya masyarakat
pendatang dengan cara saling komunikasi, bertukar dan memperkenalkan budaya dan
adatmasing-masing. Dengan kondisi seperti ini akan timbul rasa kebersamaan dan
keterbukaan diantara masyarakat tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diuraikan
diatas bahwa integrasi sosial akan dapat terjalin pada masyarakat yang didominasi oleh 2
dimensi utama, seperti yang dikemukakan oleh Umukalsum dan Fauzan 2019, yaitu pertama,
dimensi Budaya, melalui dimensi ini masyarakat kampung Nusantara harus ada kesepakatan
antar masyarakat mengenai nilai-nilai dan norma-norma, sehingga mereka dapat saling
menghargai dan nantinya akan tercipta masyarakat yang toleran, gotong royong dan memiliki
sikap terbuka dan kekeluargaan.
Kedua, dimensi sosial – ekonomi, adanya sikap keterikatan dan ketergantungan antar
masyarakat secara fungsional dalam hal-hal sosial ekonomi. Ini akan terlihat dari adanya pola
pada kegiatan yang Nampak sehari-hari seperti berkebun, kegiatan bertani di pesawahan ini
akan mereka kelola bersamasama.
Deskripsi mengenai dimensi integrasi sosial yang dibahas diatas adalah kegiatan yang
memang dilaksanakan oleh masyarakat kampung Nusantara sejak mulai terbentuk, sehingga
mereka satu sama lainnya merasa punya ikatan dan sikap-sikap lainnya seperti terbuka,
kebersamaan, dan kekeluargaan. Pola integrasi sosial yang terjadi di kampung Nusantara yaitu
proseduralis dan asimilasionis kemasyarakatan karena secara prosedural masyarakat kampung
Nusantara terintegrasi dengan cara alami yang dilakukan oleh mereka sendidri, dan dengan
proses pembaruan sehingga timbul jalinan dalam kehidupan saling terikat dan merasa saling
memiliki pada masyarakat tersebut dan muncul masyarakat yang harmonis dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pemerintah daerah dalam hal ini tidak terlalu turut campur dalam proses kegiatan
bermasyarakat, sehingga terbentuk keharmonisan yang terjalin dikampung Nusantara tersebut.
Pemerintah daerah diharapkan sebagai penjamin perdamaian dan kestabilan masyarakat.
Integrasi sosial masyarakat secara asimilasi ini adalah proses integrasi sosial yang saling
berhadapan dan saling mempengaruhi sehingga akan tercipta saling mempengaruhi dan
akhirnya lahir kebudayaan baru. Masyarakat kampung Nusantara melakukan integrasi sosial
dengan saling memahami antar suku, mereka menjalankan kehidupannya dan kebudayaannya
masing-masing dengan menggunakan bahasa nasional sebagai bahasa persatuan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Sosial Masyarakat di Kampung Nusantara,
Terbentuknya Integrasi sosial di Kampung Nusantara dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Adanya sikap toleransi, ini dapat dilihat dari aktivitas keseharian masyarakat
Kampung Nusantara, sehingga dapat timbul kesepakatan dalam masyarakat untuk
hidup bersama dalam satu wilayah sampai timbul adanya integrasi sosial.
2. Keselarasan dalam hal pendidikan dan ekonomi, adanya perasaan memiliki dan rasa
kebersamaan yang tinggi, sehingga timbul keinginan bersama untuk maju bersama
dari adanya perasaan yang sama tersebut akhirnya muncul kesadaran pendidikan dan
kemauan untukmenggali potensi diri.
3. Letak Geografis Kampung Nusantara, secara geografis kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran, kampung Nusantara ini dianggap sebagai kawasan yang
mengkampanyekan perdamaian.
4. Kekerabatan dan persaudaraan, yang dimiliki masyarakat multikultural di kampung
Nusantara terutama para pendatang yang sebagian besarnya adalah kaula muda,
mereka merupakan agen perdamaian yag selalu meneriakan perdamaian disetiap
kegiatan dan kesehariannya.
5. Modernisasi masyarakat multikultural dikampung Nusantara, sikap saling menghargai
keragaman budaya yang ada dikampung tersebut sehingga dapat saling memahami dan
berupaya saling mempelajari budaya yang berlainan.
6. Proses integrasi masyarakat multikultural di kampung Nusantara didukung oleh faktor
internal dan eksternal dalam masyarakat. Maksud dari faktor internal disini adalah
setiap individu memiliki kesadaran terhadap adanya pluralism di masyarakat kampung
Nusantara dan berupaya untuk menentukan atau memutuskan bersama sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma demi terwujudnya keselarasan dalam kehidupan
bermasyarakat, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari para pendukung
terbentuknya integrasi sosial.

(INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT MUTIKULTURAL DI KAMPUNG


NUSANTARA. Eva Nurhayati1; Yus Darusman2, Iman HilmanHilman3)
Pertanyaan Kelompok Kontra :

1. Wira (627)= Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Namun faktanya di Indonesia masih
banyak masyarakat yang tidak toleransi baik itu terhadap Agama, budaya, ataupun
Ras. Contoh nyatanya, terjadi kasus pelarangan pelaksanaan ibadah (pelarangan
ibadah di gereja Lampung), larangan pendirian tempat ibadah (penolakan
pembangunan gereja di kecamatan grogol, kota Cilegon, Banten). Apakah hal
tersebut mencerminkan integrasi sosial yang memiliki keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat?
2. Mia (012)= Dengan kurangnya masyarakat Indonesia dengan literasi ini
bagaimana masyarakat bisa mengetahui kebudayaan” yang lain secara mendalam ?
apakah ada cara lain agar masyarakat mengetahui kebudayaan” lain selain
membaca ?
3. Mita (024) = sikap dinamis yang dimaksud,yang dapat mengurangi konflik yang
indonesia seperti sara yg terjadi?
4. Mita (024) = pertikaian SARA yang terjadi di Indonesia merupakan ekspresi
konflik yang sudah mengakar. Konflik yang terjadi berulangkali antara etnis
Dayak/Melayu dengan etnis Madura baik yang berlangsung di Sanggau Ledo,
Sambas dan Sampit atau pun kekerasan sosial terhadap warga Tionghoa
merupakan contoh nyata yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang
terlibat konflik, karena sifat pertikaiannya yang hampir selalu berulang lalu
Bagaimana cara anda menerapakan sifat dinamis pada generasi muda agar dapt
meminimin konfik yg ada
5. Mia (012) = Dengan adanya konflik" yg terjadi di indonesia apakah hal tersebut
masi dapat meyakinkan bahwa masyarakat majemuk di indonesia dapat hidup
berdampingan?
6. Mia (012) = apakah kemajemukan di indonesia ini dapat membuat negara maju
atau sebaliknya bisa membuat hancur jika tidak terjadi persatuan?

Anda mungkin juga menyukai