Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan
konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik,
budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia
merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik,
bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Pernahkah kalian mendengar
atau membaca peristiwa konflik antarsuku di Indonesia atau konflik yang
mengatasnamakan wilayah atau daerah? Jadikanlah peristiwa konflik tersebut sebagai
pelajaran agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang. Konflik dapat
mengakibatkan perpecahan dan akhirnya merugikan seluruh rakyat Indonesia.

Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia. Jika
masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka
cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi mimpi
yang tak akan pernah terwujud. Kalian harus mampu menghidupkan kembali semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti berbedabeda tetapi tetap satu. Keberagaman
harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa saling
menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Kuncinya terdapat pada komitmen
persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman.

Definisi lain dari integrasi adalah suatu kondisi di mana kelompok-kelompok


etnis untuk beradaptasi dan menjadi komformitas terhadap kebudayaan mayoritas,
namun tetap mempertahankan budaya mereka sendiri. Integrasi memiliki rasa kedua,
yaitu:

 Kontrol atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
 Menciptakan keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

1
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah ketika dikontrol, dikombinasikan, atau terhubung
satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Integrasi sosial mensyaratkan bahwa orang tidak bubar meski menghadapi banyak tantangan,
baik tantangan merupa fisik dan konflik sosial-budaya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan tentang integrasi social?
2. Bagaimana penjelasan tentang integrasi nasional ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang integrasi social
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang integrasi nasional

2
BAB II

PEMBAHASAN

INTEGRASI SOSIAL DAN INTEGRASI NASIONAL

A. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli

 Menurut Soerjono Soekanto : Intergrasi sosial merupakan Sebuah proses sosial


individu atau kelompok yang berusaha memenuhi gol melawan lawan yang disertai
dengan ancaman dan / atau kekerasan.
 Menurut Gillin : Integrasi Sosial adalah Bagian dari proses sosial yang terjadi karena
perbedaan fisik, emosional, budaya dan perilaku.
 Menurut Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) : mendefinisikan integrasi sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut.
 Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung
arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.

 Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi


sosial adalah:

 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-


kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan
pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan
antara satu dengan lainnya.

 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-


norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi
satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut
kebudayaannya.

3
 Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten
serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam
melangsungkan proses interaksi sosial.

2. Bentuk Proses Integrasi Sosial

Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:

 Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirrikhas


kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari pembentukan
tatanan social yang baru yang menggantikan budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini
diterapkan pada kehidupan social yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli
yang bertentangan dengan norma yang mengancam disintegrasi masyarakat akan
digantikan dengan tatanan social barau yang dapat menyatukan beragam latar belakang
social.

 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan


kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam menyikapi interaksi
social, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social masyarakat yang beberapa dapat
dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan
menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi soaial.

3. Macam-macam Integrasi sosial :

 a) Integrasi keluarga

Didalam kehidupan keluarga terdapat anggota-anggota keluarga yang antara anggota satu dan
lainya memiliki peranan dan fungsi. Integrasi keluarga akan tercapai jika antar-anggota keluarga
satu dan lainya menjalankan kedudukan, peranatau fungsinya sebagaimana mestinya. Apabila
antar-anggota keluarga sudah tidak lagi memerankan peranannya sesuai dengan kedudukannya,
maka keluarga tersebut sudah dianggap tidak terintegrasi lagi.

4
 b) Integrasi kekerabatan

Yang dimaksud dengan kekerabatan adalah hubungan sosial yang diikat oleh pertalian darah dan
hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai-nilai, norma-norma, kedudukan serta
peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota kekerabatan yang ada.
Integarsi antar-anggota kekerabtan akan terjadi jika masing-masing anggota kerabat yang ada
mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku didalam sistem kekerabatan tersebut.

 c) Integrasi asosiasi (perkumpulan)

Asosiasi adalah satuan sosial yang ditandai oleh adanya kesamaan kepentingan, atau dengan lain
perkata dapat dikatakan bahwa asosiasi merupakan perkumpulan yang didirikan oleh orang-
orang yang memiliki kesamaan minat, tujuan, kepentingan, dan kegemaran.

 d) Integrasi masyarakat

J.P gillin dan J.L gillin dalam bukunya Cultural Sosiology mendefinisikan masyarakat sebagai
“the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes, dan felling of unity are
operative”. Berangkat dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah : (1)
sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, (2) bertempat tinggal dalam waktu yang
relatif lama, (3) terdapat tata aturan hidup seperti adat, kebiasaan, sikap, dan perasaan kesatuan,
(4) rasa identitas di antara para warganya. integrasi masyarakat akan tercapai jika kehidupan
masyarakat tersebut telah terpenuhi semua unsur-unsur yang tadi begitupun sebaliknya jika salah
satu unsur tidak terpenuhi maka keadaan masyarakat tersebut tidak terintegrasi lagi.

 e) Integrasi suku bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainya karena memiliki
ciri-ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asl-usul dan tempat asal kebudayaan. Dalam
beberapa kepustakaan sosiologi ditekankan bahwa suku bangsa merupakan kesatuan penduduk
yang memiliki ciri-ciri : (1) secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya, (2) memiliki
nila-nilai dasar yang termanifestasikan dalam kebudayaan, (3) mewujudkan arena komunikasi

5
dan interaksi, dan (4) setiap anggota mengenali dirinya serta dikenal oleh lainya sebagai satu
bagian dari kategori yang dapat dibedakan dengan kategori lainnya.

 f) Integrasi bangsa

Yang disebut bangsa adalah kelompok manusia yang heterogen sifatnya tetapi memiliki
kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen. Ernest renan
lebih menekankan bahwa bangsa terbentuk dari orang orang yang mempunyai latar belakang
sejarah, pengalaman sejarah, dan perjuangan serta hasrat untuk bersatu.

4. Syarat Integrasi Sosial

Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat
tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu wilayah atau Negara
tempat mereka tinggal.

Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur kemasyarakatan
yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi lagi adalah pranata-pranata
sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna mempertahankan keberadaan masyarakat
tersebut. Selain itu, karakteristik yang di bentuk sekaligus manandai batas dan corak
masyarakatnya.

Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi


sosial adalah:

1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-


kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan
pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan
antara satu dengan lainnya.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-
norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi
satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut
kebudayaannya.
6
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten serta
tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses
interaksi social.

Contoh Integrasi Sosial Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari hari, dan di
sekolah baik individu, sosial ataupun kelompok :

1. Tidak mengutamakan ego dan kepentingannya


2. Bersilahturami
3. Beribadat
4. Saling tolong-menolong
5. Mengikuti upacara bendera dengan hikmat
6. Melestarikan kebudayaan bangsa dengan mengikuti setiap pementasan
7. Ikut berperan aktif melaksanakan kegiatan siskamling
8. Mengembangkan akhlak dan kepribadian masing masing
9. Bermain dengan teman sebaya.Cth : bermain sepak bola
10. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif
11. Memberi salam pada orang yang dikenal
12. Mengikuti setiap kegiatan di dalam maupun di luar sekolah
13. Sekaten
14. Akulturasi antara budaya Jawa, Islam dan Hindu
15. Bergotong royong
16. Berdiskusi atau kerja kelompok
17. Kebutuhan harus utama bukan keinginan
18. Menanamkan nilai – nilai luhur berbangsa dan bernegara
19. Tidak memaksakan kehendak orang lain
20. Bersosialisasi
21. Mengikuti kegiatan/perlombaan di sekolah dan masyarakat
22. Tidak mengikuti pergaulan yang buruk,seperti narkoba dan diskotek
23. Menjaga dan memelihara lingkungan sekitar
24. Tidak KKN (Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme)
25. Menjadi orang yang berguna di masa akan datang,seperti pejabat negara

7
5. Faktor Penentu Integrasi Sosial

Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuanagan di
masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun
fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan ( di jajah ). Sehingga
muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.

Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan kita yang terkenal yaitu bhineka
tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai ideologi yang sama yaitu
pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia adalah;
(1)Pancasila, (2)Bhineka Tunggal Ika, (3) Rasa cinta tanah air, (4) Perasaan senasib
sepenanggungan. Dengan menyadari keadaan bangsa Indonesia yang majemuk itu, setiap warga
negara harus waspada agar jangan sampai melakukan hal-hal negatif yang dapat memperlemah
persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam
masyarakat, antara lain sebagai berikut:

A. Faktor Internal :

 Kesadaran diri sebagai makhluk sosial


 Tuntutan kebutuhan
 Jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor External :

1. Tuntutan perkembangan zaman


2. Persamaan kebudayaan
3. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
4. Persaman visi, misi, dan tujuan
5. Sikap toleransi
6. Adanya konsensus nilai
8
7. Adanya tantangan dari luar

Munurut Prof. Dr. Ramlan Surbakti, ada 9 faktor yang dapat mempengaruhi kelompok
masyarakat terintegrasi dalam komunitas bersama. Faktor faktor ini diantaranya :

1. Primodial

Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan,
kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa dan istiadat.

2. Sakral

Yang dimaksud sakral dalam konsep ini adalah ikatan-ikatan religius yang dipercayai sebagai
hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena dipercayai sebagai wahyu ilahiyah.
Keyakinan masyarakat yang bersifat sakral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada hal-
hal yang bersifat supranatural.

3. Tokoh

Integrasi bisa tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seorang atau beberapa tokoh
pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinannya yang bersifat karismatik.

4. Bhineka tunggal ika

Bhineka tunggal ika dilihat sebagai pemersatu suatu bangsa yang majemuk untuk mencapai
integritas suatu bangsa. Dalam konsep ini biasanya bangsa di dalam suatu negara terdiri atas
kelompok-kelompok atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan yang tersegmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dan lainnya tidak saling melengkapi akan
tetapi justru lebih bersifat kompetitif.

5. Perkembangan ekonomi

Perkembangan ekonomi melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan yang


mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi, yaitu menghasilkan barang dan
jasa.

6. Homogenitas kelompok

9
Kemajemukan sosial selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial hanya tiap-tiap kehidupan sosial
akan memiliki intensitas (tingkat tinggi dan rendah) yang berbeda-beda. Integrasi antar
kemajemukan sosial ini akan tercapai jika antar elemen pembentuk struktur sosial tersebut
berusaha membentuk integritas sosial dengan menekankan kesadaran untuk mengurangi
intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.

7. Besar kecilnya kelompok

Jika kehidupan sosial relativ kecil, maka akan mudah mencapai integrasi sosial dibandingkan
dengan kelompok yang memiliki intensitas perbedaanya lebih besar.

8. Mobilitas sosiogeografis

Mobilitas sosial artinya perpindahan manusia dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan
berbagai latar belakang tujuan. Pada umumnya mobilitas sosial di indonesia di dominasi oleh
tingginya tingakat urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan.

9. Efektifitas dan efesiensi komunikasi

Cepat lambatnya integrasi sosial akan sangat dipegaruhi oleh tingkat efektivitas dan efesiensi
komunikasi sosial, sebab komunikasi merupakan salah satu prasyarat terjadinya interaksi,
sedangkan interaksi merupakan prasyarat terjadinya integrasi maupun konflik sosial.

10
6. Tahapan Integrasi Sosial

Sebuah proses sosial dalam masyarakat selalu memiliki tahapan-tahapan tertentu yang harus
dilalui. Begitu pula pada integrasi sosial. Tahapan-tahapan yang ada dalam integrasi sosial
adalah tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita
pelajari bersama pada pembahasan berikut ini :

1) Tahap Akomodasi

1. Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih
individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling
mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang
akan timbul atau yang sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).
2. Akomodasi bertujuan untuk mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau
individu, mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer, memungkinkan
terjadinya kerja sama di antara individu atau kelompok sosial, serta mengupayakan
peleburan antara kelompok sosial yang berbeda (terpisah), misalnya melalui perkawinan
campur (amalgamasi).
3.

Dengan akomodasi, kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat multikultural seperti
masyarakat kita ini, dapat hidup berdampingan secara damai tanpa menimbulkan perpecahan.
Selain itu juga memungkinkan terjadinya kerjasama di antara kelompokkelompok sosial yang
yang ada dalam masyarakat tersebut. Hal ini karena di antara kelompok-kelompok sosial yang
berbeda dalam masyarakat dapat saling menyesuaikan diri satu sama lain. Dengan demikian
akan mendorong lahirnya integrasi dalam masyarakat tersebut.

2) Tahap Kerja Sama

1. Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama dapat
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Kerja sama dimaksudkan sebagai

11
suatu usaha bersama antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama.
2. Menurut Charles H. Cooley, kerja sama akan timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai
cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk mencapai kepentingan
kepentingan bersama.

Kerja sama di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat


multikultural mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam integrasi sosial. Mengapa? Dengan
kerja sama berarti kelompokkelompok sosial yang berbeda itu saling menyesuaikan diri,
melengkapi, membutuhkan, serta tidak memaksakan kehendak masing-masing yang dapat
menimbulkan prasangka-prasangka yang memicu lahirnya konflik dalam masyarakat.

3) Tahap Koordinasi

 Kerja sama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam
masyarakat multicultural harus dikoordinasi agar lebih terarah dan bisa mencapai tujuan
demi kebaikan bersama.

 Koordinasi adalah pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan


mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan keselarasan
dalam hubungan di masyarakat. Dalam organisasi kemasyarakatan, koordinasi
merupakan factor yang paling dominan.

 Tanpa koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, mengingat
organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari orangorang dengan sifat dan
kepribadian yang berbeda-beda. Dengan demikian kelancaran jalannya organisasi
ditentukan faktor pendekatan antaranggotanya. Proses koordinasi mencakup berbagai
aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan
lain sebagainya.
12
4) Tahap Asimilasi

Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat multikultural setelah tahap


koordinasi akan tercapai atau tercipta suatu pemahaman bersama, sehingga di antara kelompok-
kelompok tersebut dapat saling menyesuaikan diri. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi
adalah sebuah proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha untuk mengurangi
perbedaanperbedaan yang terdapat di antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan terjadi apabila berikut ini.

1. a) Ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya.


2. b) Saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama.
3. c) Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing mengalami perubahan
dan saling menyesuaikan diri.

Dalam asimilasi ini terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong maupun menghambat
terjadinya asimilasi di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Adapun beberapa faktor
yang dapat mempermudah atau mendorong terjadinya asimilasi, di antaranya adalah sebagai
berikut.

1. a) Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-unsur kebudayaan.


2. b) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi yang dapat mengurangi adanya
kecemburuan sosial.
3. c) Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya.
4. d) Sikap terbuka dari golongan penguasa.
5. e) Adanya perkawinan campur dari kelompok yang berbeda (amalgamation).
6. f) Adanya musuh dari luar yang harus dihadapi bersama.

13
Sementara itu, beberapa faktor yang dapat menghambat atau memperlambat terjadinya asimilasi
adalah sebagai berikut.

1. a) Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ras, teknologi, dan perbedaan
ekonomi.
2. b) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain yang sedang dihadapi.
3. c) Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
4. d) Perasaan primordial sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan
bangsa atau kelompok lainnya.

Melalui asimilasi, kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat multikultural


saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, sehingga
masing-masing kelompok sosial itu berubah dan saling menyesuaikan diri. Dengan demikian
integrasi dalam masyarakat akan tercipta.

7. Pengaruh Interseksi dan Konsolidasi terhadap Integrasi Sosial

Penggolongan masyarakat secara vertical ( stratifikasi / pelapisan sosial ) maupun secara


horizontal ( diferensiasi sosial / kemajemukan ) tidaklah menggunakan dasar –dasar atau faktor –
faktor yang tunggal atau terdiri sendiri tetapi bersifat kumulatif, sehingga sering terjadi interseksi
( persidangan ) dan konsolidasi ( tumpang – tindih ) keanggotaan masyarakat dalam berbagi
kelompok sosial yang ada didalam masyarakat.

Untuk memahami persoalan ini secara jelas lebih dahulu perlu disampaikan pengertian
interseksi, konsolidasi, dan kelompok sosial.

1. Interseksi

Interseksi ( intersection ) dalam Kamus Inggris – Indonesia yang disusun oleh Hasan Shadily,
antara lain diartikan sebagai titik potong atau pertemuan ( of two lines ) dapat pula disebut
persilangan. Sedangkan istilah section ( seksi ) menurut Kamus Sosiologi yang disusun oleh
Soerjono Soekanto antara lain diartikan sebagai suatu golongan etnik dalam masyarakat yang
14
masing – masing adalah seksi. Dari uraian ini maka dapat dirumuskan bahwa interseksi
merupakan persilangan atau pertemuan titik potong keanggotaan dari dua suku bangsa atau lebih
dalam kelompok – kelompok sosial didalam suatu masyarakat yang majemuk.

2. Konsolidasi

Konsolidasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartika sebagai perbuataan ( hal, dan
sebagainya ) memperteguh atau memperkuat ( perhubungan, persatuan, dan sebagainya).
Berdasarkan pengertian tersebut maka konsolidasi diartikan sebagai penguatan atau peneguhan
keanggotaan anggota – anggota masyarakat dalam kelompok – kelompok sosial melaui tumpah –
tindih keanggotaan.

3. Kelompok sosial

Kelompok sosial atau sosial group merupakan pengumpulan ( agregasi ) manusia yang teratur.
Kelompok sosial atau sosial group adalah himpunan atau kesatuan – kesatuan manusia yang
menyangkut hubungan timbal – balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk
saling menolong.

Kriteria yang sistematika tentang kelompok sosial ini dikemukakan oleh Soerjono Soekanto
dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, yaitu sebagi berikut.

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal – balik antara anggota yang satu dengan yang lain.
3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat.

Factor yang sama ini dapat berupa nasib yang sama, tujuan yang sama, idelogi yang sama,
musuh bersama, atau merupakn kelompok etnik ( suku bangsa ).

1. Kelompok tersebut mempunyai struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.


2. Memiliki suatu sistem dan proses tertenu.

 Faktor faktor konflik sosial

Menurut Turner ada beberapa faktor yang memicu terjadinya konflik sosial, diantaranya :

15
1. Ketidakmerataan distribusi sumber daya yang sangat terbatas di dalam masyarakat.
2. Ditariknya kembali legitimasi pengusa politik oleh masyarakat kelas bawah.
3. Adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan kepentingan.
4. Sedikitnya saluran untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat kelah bawah serta
lambatnya mobilitas sosial atas.
5. Melemahnya kekuasaan negara yang disertai dengan mobilitas masyarakat bawah oleh
elite.
6. Kelompok masyarakat kelas bawah menerima ideologi radikal.

Pengertian Disintegrasi Menurut Para Ahli

 Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya
keutuhan atau persatuan; perpecahan. Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan
suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic
Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or
intergrity by or as if by breaking into parts”. Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data
empiris relatif tinggi. Salah satu indikasi dari potensi ini adalah homogenitas ethnik dan
linguistic yang rendah.

 Faktor Disintegrasi

Yang menjadi faktor desintegrasi bangsa adalah kurang adanya rasa nasionalisme yang tinggi,
kurangnya rasa toleransi sesama bangsa, campur tangan pihak asing dalam masalah
bangsa. Selain faktor kemajemukan budaya, penyebab disintegrasi bangsa Indonesia juga terpicu
oleh sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, sehingga
menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga timbul keinginan untuk
memisahkan diri dari NKRI.

 Upaya Mencegah Disintegrasi

16
Untuk mencegah disintegrasi, soal pertama yang harus diselesaikan adalah membangun
kesadaran politik umat. Kedua, Kaum Muslim selayaknya jangan mau didikte oleh pihak asing
dan tunduk pada negara-negara kafir seperti AS. Ketiga, umat Islam harus bersikap menolak
penguasa yang menjadi kepanjangan tangan AS maupun negara-negara kafir penjajah lain.
Keempat, harus ada sistem yang dapat mensejahterakan rakyat. Tingkat kesejahteraan
masyarakat merupakan parameter yang berpotensi melahirkan disintegrasi.

Oleh karena itu diperlukan landasan pemikiran yang terkait, diantaranya

1. Pancasila sebagai landasan Idiil.


2. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional.
3. Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.
4. Ketahanan Nasional sebagai Landasan Konsepsional.
5. Ketetapan MPR Nomor : V / MPR / 2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan
Nasional.

17
B. INTEGRASI NASIONAL
a. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri


keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan
Negara. Kebhinekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman
multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi
maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan
Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam
kemajemukan bangsa.

Apakah kalian tahu letak semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dalam lambang
negara kita? Coba perhatikan lambang negara kita? Semboyan bangsa Indonesia
tersebut tertulis pada kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika
merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu, kita harus benar-benar memahami
maknanya. Selain semboyan tersebut, negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu
bangsa sebagai berikut.

1. Dasar Negara Pancasila


2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
18
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan
Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan
dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat
mewujudkan hal-hal sebagai berikut.

1. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.


2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab.
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah.
4. Pembangunan berjalan lancar.

b. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi Nasional

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman


masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya keberagaman budaya. Misalnya perbedaan
suku bangsa menyebabkan adat-istiadat, bentuk rumah, pakaian serta kesenian yang
memiliki ciri khas yang berbeda.

Bangsa Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya


tersebut. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dipersatukan dalam semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu.

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”.
Integrasi berasal dari bahas inggris, Integrate artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi
artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional
berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.

19
1. Secara Politis

Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

2. Secara Antropologis

Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur


kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.

Pendapat para ahli tentang integrasi. Yaitu sbb:

1. Howard Wriggins

Menurutnya, integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari


suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan
bangsa.

2. Myron Weiner

Menurutnya, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya


san sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu
identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang
secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-
sifat kebudayaan yang berbeda.
20
3. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin

Menurutnya, integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizonntal.

4. J. Soedjati Djiwandono

Menurutnya, integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan


nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional
akan dibahayakan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi
nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu
kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928.

Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila :

1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social


tertentu yang bersifat fundamental dan krusial.

2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling
mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial.

3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang


terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

21
c. Syarat Integrasi

Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.

b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan


nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan


proses integrasi sosial.

d. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional

1 Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah

2 Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda
Pancasila & semboyan Bhineka Tunggal Ika

3 Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa indonesia


seperti yang dinyatakan dalam sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

4 Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalisme


dikalangan bangsa indonesia.

22
5 Penggunaan bahasa Indonesia.

6 Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.

7 Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu


Pancasila.

8 Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi


keagamaan yang kuat.

9 Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.

10 Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.

b Faktor penghambat integrasi nasional

1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.

2) Kurangnya toleransi antargolongan.

23
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari
luar.

4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil


pembangunan.

Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan
partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional.

e. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap


utuh dan bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi terutama
yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim
dan dirgantara, gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara
illegal, kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak, masalah separatisme,
pengawasan pulau-pulau kecil terluar, ancaman terorisme dalam negeri dan sebagainya

f. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan


Kesatuan Bangsa 1. Kesadaran Warga Negara

Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik atau buruk,
benar atau salah, layak atau tidak layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan
berperilaku. Kesadaran warga negara Indonesia saat ini masih perlu pembenahan.
Salah satunya kesadaran dalam bela negara. Memang negara Indonesia tidak sedang
dalam kondisi perang, tetapi kesadaran untuk bela negara harus tetap ada dalam
bentuk lain demi kemajuan bangsa.
24
Pengertian Bela Negara

UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Namun,
sebelum membahas lebih jauh mengenai bela negara, sebaiknya kalian memahami
terlebih dahulu pengertian bela negara. Bela Negara yang dilakukan oleh warga
negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan
dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara.
Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan lain dengan undangundang.

Dasar Hukum Bela Negara

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara.

a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok


Perlawanan Rakyat.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok


Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1988.

25
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30


Ayat (1) dan (2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian sebagai komponen
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat

g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara, Ayat 1: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; Ayat
2: “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud Ayat 1
diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1) Pendidikan Kewarganegaraan,

2) Pelatihan dasar kemiliteran,

3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan

4) Pengabdian sesuai dengan profesi.

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

26
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.

a. Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Pasal 37 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah,
dan tingkat pendidikan tinggi.

b. Pelatihan dasar kemiliteran

Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar
militer adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa
tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki
resimen tersebut, mahasiswa harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Adapun,
siswa sekolah menengah dapat mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar
kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi sejenis lainnya.

c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30


Ayat 2 disebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam usaha
pertahanan dan keamanan rakyat. Prajurit TNI dan Polri merupakan pelaksanaan
dan kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Setiap warga

27
negara berhak untuk mengabdi sebagai prajurit TNI dan Polri melalui syarat-
syarat tertentu.

d. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha
bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional
dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam
pertandingan olahraga.

28
BAB III

KESIMPULAN

integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu,
atau melebur sehingga menjadi satu.

Macam-macam Integrasi sosial :

a) Integrasi keluarga

b) Integrasi kekerabatan

c) Integrasi asosiasi (perkumpulan)

d) Integrasi masyarakat

e) Integrasi suku bangsa

f) Integrasi bangsa

Kebhinekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme


dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi
menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhinneka
Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan
bangsa.

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”.
Integrasi berasal dari bahas inggris, Integrate artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan.

syarat Integrasi

29
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.

b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-


nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan


proses integrasi sosial.

Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

a. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional

Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah, Adanya
ideologi nasional Garuda Pancasila & semboyan Bhineka Tunggal Ika, Adanya tekad
serta keinginan untuk bersatu, Adanya ancaman dari luar, Penggunaan bahasa
Indonesia, Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, Adanya kepribadian
dan pandangan hidup yaitu Pancasila, dll.

b. Faktor penghambat integrasi nasional

Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, Kurangnya


toleransi antargolongan, Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap
ancaman dan gangguan dari luar, Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

http://belajar-ppkn.blogspot.co.id/2016/04/integrasi-nasional-dalam-bingkai.html

https://www.gurupendidikan.co.id/integrasi-sosial/

32

Anda mungkin juga menyukai