Anda di halaman 1dari 7

Tugas akhir Modul 3

Nama : Nurl Hafizah S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan mengingat peserta didik erat kaitannya dengan kegiatan belajar karena
saat belajar peserta didik menggunakan kemampuan mengingat untuk memahami
pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi disimpan dalam
memori berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran melalui
panca indera kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang
singkat dan kemudian dilupakan. Pentingnya pengorganisasian informasi dalam ingatan
manusia agar mempermudah kegiatan belajar dan tetap konsisten dalam sistem
penyelesaian masalah tiap individu. Tanpa adanya pengolahan informasi dari
pengalaman yang ada maka sulit bagi setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
belajar.
Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan tentang pentingnya pengorganisasian
informasi atau pengetahuan dalam ingatan manusia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Bagaimana hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian
informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia
2. Hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan manusia manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemrosesan Informasi dalam Memori


 Pengertian Ingatan
Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap
dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.
Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali. Pada dasarnya juga memori adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia
dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memori memberi manusia
kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memori merupakan
kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran
indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh
bagian otak. Memori yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya informasi yang disimpan.
Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori yaitu,
encoding, storage dan retreival. Encoding merupakan proses yang bertujuan untuk
mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat diproses dan digunakan oleh otak.
Tahap ini melibatkan alat indera untuk mempersepsi stimulus yang masuk. Dalam
proses ini dibutuhkan perhatian. Seseorang bisa memasukkan pengalamannya baik
secara sengaja atau tidak sengaja. Pengalaman yang sengaja misalnya ilmu
pengetahuan, sedangkan pengalaman yang tidak disengaja misalnya pengalaman
yang terjadi sehari-hari.
Storage, yaitu menyimpan pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga
suatu saat dapat ditimbulkan kembali. Pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi
akan meninggalkan jejak dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam
ingatan. Memory traces bisa hilang ataupun rusak karena proses lupa. Sehingga
memory traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan.
Retrieval yaitu menimbulkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam
memori sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini bisa
dilakukan dengan mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize).
Mengenal kembali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mengingat kembali.
Mengingat kembali menuntut seseorang untuk bekerja dua kali, yaitu membangkitkan
kembali informasi yang mungkin sesuai, atau mengenalinya sebagai informasi yang
sebelumnya sudah disimpan. Sedangkan mengenal kembali, informasi yang akan
dipanggil akan langsung dikenali melalui penelusuran isyarat terhadap pilihan item
yang disajikan.
B. Tingkat Pemrosesan Informasi
Informasi akan lebih cepat terlupakan jika diproses pada tingkat yang dangkal, tapi
akan lebih lama diingat jika diproses pada tingkat yang lebih dalam.
1. Tingkat Pemrosesan Informasi Dangkal
Dalam pemrosesan informasi tingkat dangkal, informasi yang diterima didasarkan
pada kualitas tampilan fisik sesuatu hal. Infromasi hanya disimpan pada ingatan
jangka pendek.

2. Tingkat pemrosesan Informasi Mendalam


Dalam Pemrosesan informasi tingkat yang lebih dalam, informasi yang diterima
didasarkan pada pemahaman terhadap arti dari sebuah kata dan makna dari kata
yang diucapkan. Informasi pada tingkat ini akan disimpan pada ingatan jangka
panjang. Tingkat pemprosesan informasi mendalam juga membantu proses recall.

C. Faktor yang mempengaruhi Ingatan


Faktor yang mempengaruhi ingatan :
1. Mood dan emosi
Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain:
a. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari
stimulus lain.
b. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood
alamiah sesuatu hal.
c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok
dengan mood selama retrieval.
2. Atens
Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera
menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan
diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan
tidak akan di proses.
3. Kesamaan Semantik
Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada
short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan
kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang
baru dipelajari.
4. Prinsip pengkodean spesifik
Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten
encoding.
5. Umur
Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat mengingat
peristiwa sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik
dalam mengingat ketika mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan
berpendidikan tinggi. Orang yang lebih tua juga akan lebih akurat dalam
mengingat dibanding orang yang lebih muda.
6. Metamemory
Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang
efektif untuk dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama.

D. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa
pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai bentuk respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh
seseorang, akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci.
Gagasannya mengenai cara mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari
keseluruhan ke rinci yang sering disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan
belajar lebih bermakna bagi siswa.
Kita dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar manusia dan
pengorganisasian memori. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran penting
untuk proses organisasi dan menekankan peran aktif dari peserta didik. Pelajar aktif
dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan hanya pasif
mendaftarkan informasi. Pendekatan organisasi untuk belajar dan memori
mengasumsikan bahwa kita mencoba untuk mengorganisir informasi ke dalam beberapa
pola yang bermakna, dan merancang strategi, rencana dan merumuskan hipotesis
tentang informasi yang dikodekan dan strored dalam memori. Informasi yang disimpan
dalam memori jangka panjang diasumsikan sangat terorganisir untuk memanfaatkan
kapasitas penyimpanan yang tersedia dan membantu dalam pencarian dan
pengambilan informasi. Akibatnya, informasi yang masuk biasanya hati-hati mengatur
kembali sehingga informasi baru yang terintegrasi dan dibuat kompatibel dengan
organisasi yang ada di memori jangka panjang.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh
siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Ketika individu belajar, berlangsung proses mengingat, untuk menyimpan informasi ke
dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan
masalah (materi kreativitas).
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam
memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap
pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi
oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-
elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta
video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan
ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang
mengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam
pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia
berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen
pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi.
Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling
melengkapi. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal
adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar
yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang
berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di
lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta
didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai
dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang
ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan
kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial
dari pembelajaran adalah
a. Membimbing untuk menerima stimulus
b. Memperlancar pengkodean
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan:


1. Penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu
terhadap informasi yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya.
2. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi.
3. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
4. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan
individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

https://cerdasnegerikublogadress.blogspot.com/2018/07/pengorganisasian-informasi-
pengetahuan.html

Anda mungkin juga menyukai