Anda di halaman 1dari 18

ILMU SOSISAL BUDAYA DASAR

(BAB 6-13)

Disusun oleh :

Paradisa Aaliyah Putri


P2.20.40.1.21.048
Dosen Pengampu : Ir. Sodikin Sadek, M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Latihan Bab 6

1. Jelaskan syarat kelompok menurut Baron dan Byrne?

2. Berikan penjelasan tentang kelompok sosial?

3. Jelaskan proses sosial asosiatif dan disosiatif?

4. Hubungan Individual Dan Hubungan Kelompok

5. Berikan penjelasan tentang adaptasi dan akulturasi?

JAWABAN

1. Menurut Baron dan Byrne, syarat-syarat kelompok sosial antara lain:


• Interaksi, artinya setiap anggota harus berinteraksi satu sama lain.
• Interdependen, apa yang terjadi pada satu anggota akan mempengaruhi
anggota lainnya.
• Tujuan bersama, kelompok harus memiliki tujuan yang sama.
• Struktur, kelompok harus memiliki struktur yang jelas.
• Norma, kelompok harus memiliki norma yang diikuti oleh anggotanya.
• Peran, setiap anggota harus memiliki peran yang jelas dalam kelompok.
• Komunikasi, kelompok harus memiliki saluran komunikasi yang baik.
• Ketergantungan, anggota kelompok harus saling bergantung satu sama lain.

2. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama
dan saling berinteraksi. Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran
bahwa ia merupakan bagian dari kelompok tersebut. Selain itu, terdapat
beberapa syarat terbentuknya kelompok sosial, antara lain: adanya hubungan
timbal balik antara anggota, terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh
anggota kelompok sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, dan setiap
anggota memiliki kesadaran bahwa ia merupakan bagian dari kelompok tersebut.
Selain itu, terdapat beberapa ciri kelompok sosial, seperti adanya tujuan
bersama, struktur, norma, peran, dan komunikasi yang baik. Kelompok sosial
juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti kelompok sosial teratur dan
tidak teratur.

3. Proses sosial asosiatif


Proses sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kerja
sama antarpihak. Proses ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu kerja sama, akomodasi,
dan asimilasi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga bentuk proses
sosial asosiatif tersebut:
• Kerja sama: Bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan dan
kerja sama antarpihak.
• Akomodasi: Bentuk interaksi sosial yang mengarah pada penyesuaian
diri antarpihak.
• Asimilasi: Bentuk interaksi sosial yang mengarah pada penggabungan
diri antarpihak.

Proses sosial disosiatif


Proses sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada
pertentangan antara pihak yang terlibat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah
kompetisi, kontravensi, dan konflik. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
ketiga bentuk proses sosial disosiatif tersebut:
• Kompetisi: Bentuk interaksi sosial disosiatif dimana orang-orang atau
kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan yang sama melalui
persaingan yang sportif.
• Kontravensi: Bentuk interaksi sosial disosiatif yang mengarah pada
perbedaan pendapat atau pandangan antarpihak.
• Konflik: Bentuk interaksi sosial disosiatif yang dilakukan individu atau
kelompok dalam mencapai tujuannya disertai dengan paksaan atau
kekerasan.

4. Individu dan kelompok saling terkait dalam hubungan sosial. Interaksi sosial
dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. Hubungan sosial adalah interaksi antar individu,
kelompok, dan antar kelompok dengan lingkungan yang saling berdampak
terhadap satu sama lain dalam kehidupan. Proses sosial asosiatif mengarah pada
kesatuan dan kerja sama antarpihak, sedangkan proses sosial disosiatif mengarah
pada pertentangan antara pihak yang terlibat. Dalam membentuk kelompok
sosial, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti lembaga sosial,
sistem norma, dan pola perilaku.

5. Adaptasi
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri individu atau kelompok dengan
lingkungan baru. Proses ini dapat berbentuk adaptasi internal atau psikologis,
tetapi juga dapat berbentuk adaptasi sosiokultural. Adaptasi psikologis mengacu
pada perasaan well-being atau kesejahteraan individu dalam lingkungan baru,
sedangkan adaptasi sosiokultural mengacu pada penyesuaian perilaku dan
budaya individu atau kelompok dengan lingkungan baru.

Akulturasi
Akulturasi adalah proses perubahan budaya yang terjadi ketika dua kelompok
budaya yang berbeda saling berinteraksi. Proses ini dapat berbentuk akulturasi
budaya atau akulturasi psikologis. Akulturasi budaya terjadi ketika kelompok
budaya yang berbeda saling mempengaruhi dan mengadopsi unsur-unsur budaya
satu sama lain, sedangkan akulturasi psikologis terjadi ketika individu
mengalami perubahan psikologis dalam dirinya akibat interaksi dengan
kelompok budaya yang berbeda.
Latihan Bab 7

1. Jelaskan makna keberagaman?

2. Jelaskan kemajemukan dalam dinamika sosial budaya?

3. Berikan penjelasan tentang kemajemukan budaya di Indonesia?

4. Berikan penjelasan tentang masyarakat Indonesia yang bercorak majemuk


(Plural Society)?
5. Jelaskan dua hal yang ditumbulkan akibat keanekaragaman dari sebuah
masyarakat?
JAWABAN
1. Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat karena adanya banyak perbedaan
dalam berbagai bidang. Keberagaman berarti memahami bahwa setiap individu
memiliki keunikan masing-masing dan tentang bagaimana kita memahami satu sama
lain dan bergerak melampaui toleransi sederhana untuk mau merangkul dan merayakan
dimensi keragaman yang kaya. Di Indonesia, keberagaman adalah bagian dari identitas
bangsa. Banyak faktor yang menyebabkan keberagaman terjadi, seperti kondisi bentang
alam, kondisi iklim, pengaruh kebudayaan asing, dan keberagaman agama.
Keberagaman lebih dari sekadar mengakui dan menghargai perbedaan, tetapi juga
merupakan seperangkat praktik sadar yang meliputi beberapa hal, seperti memahami
bahwa keragaman tidak hanya mencakup cara-cara menjadi, tetapi juga cara-cara
mengetahui. Keberagaman menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam
masyarakat multikultural. Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman
ras berpotensi menimbulkan konflik, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia
diminta menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga
terwujud perdamaian.
2. Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya merujuk pada kondisi masyarakat yang
memiliki banyak perbedaan dalam berbagai bidang, seperti ras, etnik, agama,
pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Kemajemukan ini dapat terjadi karena berbagai
faktor, seperti kondisi bentang alam, kondisi iklim, pengaruh kebudayaan asing, dan
sebagainya. Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertikal.
Kemajemukan horizontal merujuk pada keragaman yang terdapat dalam kehidupan
sosial manusia, seperti pakaian, makanan, dan budaya material lainnya. Sedangkan
kemajemukan vertikal merujuk pada kelompok-kelompok sosial yang dikelompokkan
berdasarkan penghasilan atau ekonomi, pendidikan, pemukiman, pekerjaan, dan
kedudukan sosial politik. Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya merupakan ciri
utama masyarakat majemuk, yaitu berkehidupan secara berkelompok yang
berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam
sebuah satuan politik. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
menjadi inspirasi dan potensi bagi pembangunan bangsa sehingga cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera sebagaimana
yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai. Namun,
kemajemukan juga dapat menimbulkan konflik sosial jika tidak dielola dengan baik.
Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kemauan untuk menerima dan menghargai
perbedaan, ide, dan pendapat orang lain, serta perlunya perlindungan yang lemah dan
tak berdaya, dan kurangnya rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan.
3. Kemajemukan masyarakat Indonesia telah ada sebelum berkembangnya peradaban
dunia. Salah satu contohnya adalah kemajemukan budaya. Setiap daerah di Indonesia
memiliki keunikan budaya tersendiri, seperti tari-tarian, musik, pakaian adat, dan
sebagainya. Kemajemukan budaya di Indonesia juga tercermin dalam Pancasila, yang
menjadi dasar negara Indonesia. Sila-sila Pancasila mencerminkan keberagaman
budaya di Indonesia, seperti sila ke-1 (Ketuhanan Yang Maha Esa), sila ke-2
(Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), dan sebagainya. Kemajemukan budaya di
Indonesia juga tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kuliner, gaya
berpakaian, arsitektur, bahasa, dan sebagainya. Indonesia memiliki berbagai jenis
makanan khas daerah, seperti rendang, sate, nasi goreng, dan sebagainya. Selain itu,
Indonesia juga memiliki berbagai jenis pakaian adat, seperti kebaya, baju kurung, baju
bodo, dan sebagainya. bangsa sehingga cita-cita untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai. Namun, kemajemukan juga
dapat menimbulkan konflik sosial jika tidak dielola dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan kesadaran dan kemauan untuk menerima dan menghargai perbedaan, ide,
dan pendapat orang lain, serta perlunya perlindungan yang lemah dan tak berdaya, dan
kurangnya rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan.
4. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk atau plural society yang memiliki
keragaman budaya. Plural society adalah suatu kondisi masyarakat yang memiliki
banyak perbedaan dalam berbagai bidang, seperti ras, etnik, agama, pekerjaan,
pendidikan, dan sebagainya. Indonesia memiliki lebih dari 1.128 suku bangsa yang
bermukim di ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa di
Indonesia memiliki kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup itu menjadi
budaya serta ciri khas suku bangsa tertentu
5. Keanekaragaman dari sebuah masyarakat dapat menimbulkan dampak positif dan
negatif. Berikut adalah dua hal yang dapat ditimbulkan akibat keanekaragaman dari
sebuah masyarakat:
1) Meningkatkan persatuan dan toleransi masyarakat
Keanekaragaman dalam sebuah masyarakat dapat meningkatkan persatuan dan
toleransi antar masyarakat. Keanekaragaman budaya, suku, etnis, atau adat
istiadat dapat melahirkan kedudukan, status sosial, dan mata pencaharian yang
berbeda. Namun, keanekaragaman yang dimiliki oleh masyarakat ini secara
tidak langsung akan menumbuhkan nilai persatuan dan toleransi antar
masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari adanya upacara adat yang dihadiri oleh
masyarakat dari berbagai suku dan agama, serta adanya kerjasama antar
masyarakat dalam berbagai bidang.
2) Terjadinya konflik dalam masyarakat
Keanekaragaman dalam sebuah masyarakat juga dapat menimbulkan konflik
sosial jika tidak dielola dengan baik. Konflik dapat terjadi karena adanya
perbedaan pandangan, kepentingan, atau nilai antar masyarakat. Konflik sosial
dapat berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat, seperti terganggunya
keamanan dan ketertiban, terhambatnya pembangunan, dan sebagainya. Oleh
karena itu, diperlukan kesadaran dan kemauan untuk menerima dan menghargai
perbedaan, ide, dan pendapat orang lain, serta perlunya perlindungan yang
lemah dan tak berdaya, dan kurangnya rasa persaudaraan, kekerabatan, dan
persahabatan untuk menghindari terjadinya konflik sosial.
TUGAS TAMBAHAN
Contoh budaya yang ada di rumah/lingkungan, di kampus, dan di organisasi

Berikut beberapa contoh budaya yang mungkin ada di rumah atau lingkungan:
1. Budaya Makanan: Cara makan dan jenis makanan yang disukai oleh keluarga atau
komunitas bisa menjadi bagian penting dari budaya. Misalnya, beberapa keluarga
mungkin memiliki tradisi makan malam bersama setiap hari, sementara yang lain
mungkin lebih suka makanan khas tertentu pada hari-hari tertentu.
2. Bahasa dan Komunikasi: Budaya berbicara dan berkomunikasi bisa sangat beragam.
Misalnya, ada keluarga atau komunitas yang berbicara dalam bahasa tertentu di rumah,
atau mereka mungkin memiliki kata-kata atau frasa khas yang hanya mereka mengerti.
3. Tradisi Agama dan Keagamaan: Jika keluarga atau lingkungan memiliki keyakinan
agama tertentu, maka praktik keagamaan seperti ibadah, puasa, atau perayaan
keagamaan bisa menjadi bagian integral dari budaya sehari-hari.
4. Perayaan dan Upacara: Setiap keluarga atau komunitas mungkin memiliki perayaan
atau upacara khusus yang mereka rayakan. Contoh di antaranya adalah ulang tahun,
pernikahan, perayaan liburan, atau upacara adat tertentu.
5. Pendidikan dan Nilai-nilai Pendidikan: Cara keluarga atau komunitas menghargai
pendidikan dan pengetahuan juga merupakan bagian dari budaya. Beberapa keluarga
mungkin menekankan pentingnya pendidikan tinggi, sementara yang lain lebih
menekankan pembelajaran praktis atau keahlian khusus.

Berikut beberapa contoh budaya yang sering ditemui di kampus :


1. Budaya Belajar: Kampus adalah tempat pendidikan, jadi salah satu budaya yang paling
mencolok adalah budaya belajar. Ini mencakup norma-norma akademik, seperti etika
akademik (tidak mencontek, tidak plagiat), gaya belajar yang umum (kuliah, seminar,
tutorial), dan penghargaan terhadap prestasi akademik.
2. Budaya Ekstrakurikuler: Banyak kampus memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler
seperti klub mahasiswa, organisasi siswa, tim olahraga, dan komunitas seni. Budaya ini
mencakup partisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, pertandingan, pertunjukan, dan
berkontribusi pada kehidupan kampus di luar kelas.
3. Budaya Kebebasan Berbicara: Banyak kampus menekankan pentingnya kebebasan
berbicara dan berpendapat. Budaya ini mencakup diskusi, debat, dan pengejaran
pengetahuan tanpa hambatan. Mahasiswa sering didorong untuk mengemukakan
pandangan mereka secara terbuka.
4. Budaya Inovasi dan Riset: Kampus sering menjadi tempat pengembangan inovasi dan
penelitian. Ini mencakup pengembangan proyek-proyek baru, eksperimen, dan
berkontribusi pada pengetahuan ilmiah.
5. Tradisi Kampus: Banyak kampus memiliki tradisi dan perayaan tahunan yang unik. Ini
mungkin mencakup perayaan seperti konvoi, pawai, pesta besar, atau upacara khusus
yang menjadi bagian penting dari budaya kampus.
Berikut beberapa contoh budaya yang sering ditemui dalam organisasi
1. Budaya Kolaborasi: Budaya ini menekankan kerja sama tim, komunikasi terbuka, dan
berbagi pengetahuan. Anggota organisasi merasa nyaman berkolaborasi dan bekerja
bersama dalam mencapai tujuan bersama.
2. Budaya Kepemimpinan : Beberapa organisasi memiliki budaya yang sangat terstruktur
dengan hierarki yang jelas. Kepemimpinan yang kuat dan pengambilan keputusan yang
sentral sering menjadi ciri budaya semacam ini.
3. Budaya Keadilan dan Etika: Organisasi yang menekankan budaya keadilan dan etika
mendorong perilaku etis dan berkomitmen pada norma-norma moral dan sosial yang
tinggi.
4. Budaya Tanggung Jawab: Tanggung jawab di organisasi merujuk pada kewajiban,
etika, dan prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh organisasi dalam menjalankan
operasinya
LATIHAN BAB 8
1. Jelaskan tentang konsep stratifikasi dan diferensiasi?
2. Jelaskan tiga peran sosial?
3. Bagaimana stratifikasi sosial di dalam masyarakat?
4. Jelaskan interaksi sosial dalam pelapisan sosial?
5. Jelaskan bagaimana terjadinya interaksi sosial?
Jawaban :

1. Stratifikasi:

Stratifikasi merujuk pada pembagian atau pengelompokan masyarakat atau kelompok


dalam suatu struktur hierarki berdasarkan berbagai kriteria seperti status, kekayaan,
kekuasaan, atau faktor-faktor lainnya. Stratifikasi sosial, misalnya, dapat mencakup
kelas sosial, kasta, atau kelompok etnis. Dalam sistem stratifikasi, individu atau
kelompok ditempatkan pada tingkat tertentu dalam hierarki sosial, dan akses mereka
terhadap sumber daya, kekuasaan, dan peluang hidup dapat dipengaruhi oleh posisi
mereka dalam struktur tersebut.

Diferensiasi:

Diferensiasi merujuk pada proses di mana suatu sistem atau struktur menjadi lebih
kompleks dan terbagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik atau berbeda
fungsi. Dalam konteks organisasi atau sel, diferensiasi dapat mengacu pada spesialisasi
tugas atau fungsi yang berkembang seiring waktu. Sebagai contoh, dalam
perkembangan embrio, diferensiasi sel menghasilkan sel-sel yang memiliki fungsi
khusus, seperti sel otot, sel saraf, atau sel kulit.
2. Tiga peran sosial

• Peran ideal, yaitu peran yang digagas, dirumuskan atau diharapkan oleh
masyarakat terhadap orang-orang dengan status tertentu.
• Peran dipersepsikan, yaitu peran yang dilaksanakan dalam situasi tertentu.
Misalnya seorang guru ketika mendampingi para siswanya berwidya wisata
berperan seperti halnya kakak atau teman terhadap para siswanya.
• Peran dilaksanakan, yaitu peran yang secara nyata dilaksanakan oleh seseorang
atau sekelompok orang. Dapat terjadi peran yang dilaksanakan tidak sama
dengan peran ideal.
3. Stratifikasi sosial dalam masyarakat merujuk pada pembagian atau hierarki lapisan
berdasarkan faktor-faktor seperti ekonomi, status sosial, kasta, gender, etnis, atau ras.
Ini menciptakan perbedaan akses terhadap sumber daya, kekuasaan, dan peluang.
Contoh stratifikasi melibatkan pembagian masyarakat menjadi kelas sosial (pekerja,
menengah, atas), perbedaan status sosial berdasarkan pendidikan atau pekerjaan, sistem
kasta yang ditentukan oleh kelahiran, serta ketidaksetaraan berdasarkan faktor etnis
atau ras. Stratifikasi sosial dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, hak, dan
kesempatan individu dalam masyarakat.
4. Interaksi sosial dalam pelapisan sosial merujuk pada hubungan dan kontak antara
individu atau kelompok dalam suatu masyarakat yang memiliki struktur atau hierarki
lapisan sosial. Stratifikasi sosial memiliki pengaruh terhadap interaksi social. Simbol
status merupakan salah satu aspek yang menunjukkan perbedaan kelas dalam interaksi
sosial. Simbol status adalah tanda yang menunjukkan status seseorang daiam
masyarakat. Simbol status berfungsi untuk memberitahukan status yang dimiliki
seseorang kepada orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki suatu status
cenderung memperlihatkan apa yang telah diraihnya kepada orang lain melalui
berbagai simbol. Simbol-simbol status yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari
antara lain cara menyapa, bahasa dan gaya berbicara, pola-pola komunikasi non verbal,
dan penyebutan gelar.
5. Interaksi sosial terjadi ketika orang berbicara, berbagi ide, atau hanya berada bersama
dalam kehidupan sehari-hari. Ini muncul karena manusia memiliki kebutuhan untuk
berkomunikasi, mendapatkan dukungan, dan terhubung dengan orang lain. Interaksi
sosial juga dipengaruhi oleh norma dan nilai sosial yang mengatur cara kita berperilaku.
Misalnya, ketika kita berbicara dengan teman atau bekerja sama dalam kelompok, itu
adalah contoh interaksi sosial di mana kita berbagi informasi dan mengikuti norma-
norma tertentu untuk menjaga hubungan yang baik. Jadi, interaksi sosial adalah cara
alami di mana kita berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan
sehari-hari.
LATIHAN BAB 9
1. Jelaskan pengertian nilai, norma dan moral?
2. Jelaskan perwujudan fungsi nilai dan moral?
3. Apa yang dimaksudkan dengan keadilan?
4. Jelaskan keadilan menurut aristoteles?
5. Berikan penjelasan tentang kesejahteraan, keadilan dan ketertiban?
Jawaban

1. Nilai:

Nilai merujuk pada keyakinan atau prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh individu
atau kelompok dalam masyarakat. Nilai mencerminkan apa yang dianggap baik, benar,
atau berharga. Nilai-nilai dapat memengaruhi perilaku dan keputusan seseorang serta
membentuk dasar etika personal atau kelompok.

Norma:

Norma adalah aturan atau panduan perilaku yang diakui dan diharapkan oleh
masyarakat. Norma-norma mencakup cara-cara yang dianggap sesuai atau tidak sesuai
dalam suatu konteks sosial. Norma dapat bersifat formal, seperti hukum, atau bersifat
informal, seperti tata krama atau etika sosial. Pelanggaran terhadap norma dapat
menyebabkan sanksi sosial.

Moral:

Moral berkaitan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku individu
atau kelompok dalam konteks kebaikan dan keburukan. Moral seringkali terkait dengan
pertimbangan etika dan keadilan. Ini melibatkan penilaian tentang apa yang dianggap
benar atau salah dalam tindakan atau keputusan. Moral dapat berasal dari agama,
filosofi, atau nilai-nilai budaya.
2. Nilai dan moral memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan
negara. Nilai adalah prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh individu atau
kelompok dalam menentukan perilaku dan pandangan hidup. Sementara moral adalah
aturan atau prinsip yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Fungsi dari
perwujudan nilai dan moral ini sangat beragam, termasuk dalam pembinaan
kepribadian individu, pembentukan norma-norma dalam masyarakat, serta menentukan
keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, perwujudan
nilai dan moral memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk karakter individu,
norma-norma masyarakat, serta keadilan dan kesejahteraan sosial.
3. Keadilan adalah konsep yang berkaitan dengan kesetaraan, keadilan, dan kepatutan
dalam perlakuan terhadap individu atau kelompok. Istilah ini sering dikaitkan dengan
prinsip-prinsip moral dan hukum yang mengatur hubungan antarindividu dan
antaranggota masyarakat. Keadilan mencakup aspek-aspek seperti kesetaraan,
keadilan, dan kepatutan dalam memperlakukan individu atau kelompok.

4. Sedangkan menurut Aristoteles keadilan dibagi dalam lima bentuk, yaitu


• keadilan komutatif, yaitu perlakuan terhadap seseorang tanpa melihat jasa-jasa yang
dilakukannya,
• keadilan distributif, yaitu perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa
yang telah dibuatnya,
• keadilan kodrat alam, yaitu memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang
lain kepada kita,
• keadilan konvensional, yaitu seseorang yang telah mentaati segala peraturan
perundangundangan yang telah diwajibkan,
• keadilan menurut teori perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha
memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.

5. Kesejahteraan: Kesejahteraan merujuk pada kondisi umum kehidupan yang baik,


sejahtera, dan memadai bagi individu atau masyarakat. Ini melibatkan aspek-aspek
seperti kesehatan, pendidikan, standar hidup, dan akses terhadap berbagai kebutuhan
dasar. Kesejahteraan mencerminkan tingkat kebahagiaan dan kenyamanan hidup dalam
suatu komunitas.

Keadilan: Keadilan melibatkan pemberian hak, kewajiban, dan perlakuan yang adil
kepada setiap individu atau kelompok dalam masyarakat. Konsep ini mencakup
distribusi yang adil dari sumber daya, hak, dan kesempatan, serta penanganan yang
setimpal terhadap pelanggaran atau tindakan melanggar hukum. Keadilan dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, seperti keadilan distributif, keadilan proses, dan keadilan
sosial.

Ketertiban: Ketertiban merujuk pada keadaan di mana aturan, norma, dan hukum
dihormati dan dijalankan. Ini mencakup disiplin, kepatuhan terhadap peraturan, dan
pengakuan terhadap otoritas yang berlaku. Ketertiban menciptakan lingkungan yang
stabil dan aman di mana masyarakat dapat berfungsi secara harmonis.
Latihan bab 10
1. Jelaskan pengertian teknologi?
2. Apa yang dimaksudkan dengan cultural lag?
3. Jelaskan keterpengaruhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi?
4. Jelaskan empat perubahan kecenderungan berpikir yang diakibatkan oleh
perkembangan teknologi?
5. Jelaskan problematika pemanfaatan teknologi di Indonesia?
JAWABAN
1. Teknologi adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan proses untuk
menciptakan solusi atau produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Budaya
memainkan peran penting dalam pengembangan dan penerimaan teknologi.
Teknologi juga memiliki dampak besar pada budaya. Perubahan teknologi dapat
membentuk cara manusia berkomunikasi, bekerja, dan hidup.
2. Cultural lag mengacu pada konsep dalam sosiologi yang menyatakan bahwa
perubahan budaya terjadi lebih lambat daripada perubahan teknologi dalam suatu
masyarakat. Dalam istilah sederhana, cultural lag mencerminkan keterlambatan atau
ketertinggalan budaya dalam merespons perubahan teknologi atau perubahan dalam
keadaan sosial.
Cultural lag menunjukkan adanya ketegangan antara perkembangan
teknologi dan kemampuan budaya untuk mengatasi atau mengakomodasi
perubahan tersebut. Sosiolog menganggap bahwa cultural lag dapat
menyebabkan ketidaknyamanan, konflik, atau perubahan budaya yang
lambat dalam menanggapi perubahan teknologi. Seiring waktu,
masyarakat biasanya akan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut,
tetapi proses ini tidak selalu lancar dan dapat memakan waktu.
3. Ketergantungan masyarakat terhadap kemajuan teknologi merujuk pada sejauh mana
suatu masyarakat membutuhkan, mengandalkan, dan terpengaruh oleh perkembangan
teknologi. Hubungan antara masyarakat dan teknologi bersifat saling memengaruhi,
dan perkembangan di satu bidang dapat memiliki dampak yang signifikan pada aspek-
aspek kehidupan dalam masyarakat.
Ketergantungan masyarakat terhadap kemajuan teknologi menciptakan
dinamika sosial dan budaya yang terus berubah. Sementara teknologi
memberikan kemudahan dan inovasi, terdapat juga tantangan terkait
dengan ketidaksetaraan akses, masalah privasi, dan dampak sosial
ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengelola
dampak ketergantungan ini dengan bijaksana agar teknologi dapat
memberikan manfaat yang seimbang bagi masyarakat.
4. Berikut adalah empat perubahan kecenderungan berpikir yang diakibatkan oleh
perkembangan teknologi:
Cepat Menerima dan Mengakses Informasi:
Perubahan: Teknologi informasi, terutama internet, telah menciptakan akses
instan ke informasi dari berbagai sumber. Dampak pada Kecenderungan
Berpikir: Masyarakat menjadi lebih terbiasa untuk mengakses dan
menilai informasi secara cepat. Ada kecenderungan untuk menerima
berbagai pandangan dengan lebih cepat, tetapi juga risiko kurangnya
pemahaman mendalam karena konsumsi informasi yang serba cepat.
Ketergantungan pada Kecerdasan Buatan dan Otomatisasi:
Perubahan: Kemajuan dalam kecerdasan buatan dan otomatisasi telah
mengubah cara pekerjaan dilakukan dan keputusan dibuat. Dampak pada
Kecenderungan Berpikir: Masyarakat mulai bergantung pada algoritma
dan sistem otomatis untuk memberikan solusi. Ini dapat mempengaruhi
kecenderungan berpikir kritis dan independen karena terlalu bergantung
pada teknologi untuk mengambil keputusan.
Meningkatnya Keterlibatan dalam Komunitas Virtual:
Perubahan: Media sosial dan platform online menciptakan komunitas virtual
yang memungkinkan orang terhubung tanpa batas geografis. Dampak
pada Kecenderungan Berpikir: Orang cenderung berpikir dalam konteks
global dan terlibat dalam diskusi serta pertukaran ide dengan orang-orang
dari berbagai latar belakang. Namun, hal ini juga dapat memengaruhi
interaksi sosial langsung dan membentuk filter gelembung di mana orang
hanya terpapar pada pandangan yang sejalan dengan mereka.
Perubahan dalam Gaya Belajar dan Pengajaran:
Perubahan: Teknologi telah memengaruhi cara kita belajar dan mengajar,
termasuk penggunaan platform pembelajaran online, video
pembelajaran, dan simulasi interaktif. Dampak pada Kecenderungan
Berpikir: Gaya belajar menjadi lebih visual dan interaktif. Orang
cenderung lebih terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang dapat
disesuaikan secara individual. Sebaliknya, guru dan instruktur juga harus
beradaptasi dengan metode pengajaran yang melibatkan teknologi.
5. Beberapa dari masalah ini mencakup:
Kesenjangan Akses: Masih ada kesenjangan akses terhadap teknologi
antara perkotaan dan pedesaan, serta antara wilayah-wilayah tertentu di
Indonesia. Beberapa daerah mungkin mengalami keterbatasan
infrastruktur telekomunikasi dan akses internet.
Ketidaksetaraan Digital: Tidak semua lapisan masyarakat memiliki
tingkat literasi digital yang sama. Beberapa kelompok masyarakat,
terutama yang berada di daerah terpencil atau dengan tingkat pendidikan
rendah, mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan
memanfaatkan teknologi secara efektif.
Kurangnya Keamanan Siber: Terjadi peningkatan ancaman keamanan
siber seperti serangan malware, phishing, dan kejahatan siber lainnya.
Kurangnya kesadaran dan perlindungan terhadap keamanan siber dapat
mengancam privasi dan keamanan data pengguna.
Konten Negatif dan Hoaks: Pemanfaatan media sosial dan platform digital
seringkali diikuti oleh penyebaran konten negatif, hoaks, dan
disinformasi. Ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat, merusak
reputasi, dan menciptakan ketidakpastian.
Masalah Privasi: Pertumbuhan penggunaan teknologi dan data dapat
menghadirkan tantangan terkait privasi. Pengumpulan besar-besaran data
oleh perusahaan atau pemerintah dapat menimbulkan kekhawatiran
terkait dengan penggunaan dan perlindungan data pribadi.
Latihan bab 11
1. Jelaskan kesejahteraan bagi manusia?
2. Jelaskan makna lingkungan bagi manusia?
3. Jelaskan kaitan antara lingkungan manusia dan kesejahteraan?
4. Jelaskan pendapat Marcuse, tentang manusia adalah makhluk yang menurut kodratnya
mendambakan kebahagiaan dan berhak juga atas kebahagiaan?
5. Jelaskan tentang masyarakat dan lingkungan?
JAWABAN
1. Kesejahteraan bagi manusia adalah tujuan yang kompleks dan multidimensional, dan
elemen-elemen di atas saling terkait. Masyarakat yang mendukung kesejahteraan
umumnya menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan dan pemenuhan
kebutuhan individu, sehingga setiap orang dapat mencapai potensi penuh mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Lingkungan bagi manusia adalah tempat keberlangsungan hidup, penyedia sumber
daya alam, penyedia tanah, sumber makanan, tempat hidup, habitat, dan memiliki
hubungan timbal balik dengan manusia. Lingkungan dapat ditinjau dari dua aspek,
yaitu lingkungan hidup atau alam dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan hidup
atau alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alam yang berada di
lingkungan sekitar manusia, seperti faktor abiotik (udara, tanah, air) dan faktor biotik
(hewan, tumbuhan, manusia. Sementara itu, lingkungan sosial budaya terbentuk
mengikuti keberadaan manusia itu sendiri dan menekankan pada aspek manusia
dalam lingkup budaya dan sosialnya
3. Lingkungan memiliki kaitan yang erat dengan kesejahteraan manusia. Lingkungan
yang sehat dan lestari akan mendukung kesejahteraan manusia, sedangkan lingkungan
yang rusak dan tidak lestari akan berdampak buruk pada kesejahteraan manusia.
Kesejahteraan manusia dan lingkungan saling mempengaruhi, dan pemahaman
tentang hubungan ini penting untuk merancang kebijakan dan praktik yang
mendukung kesejahteraan manusia sekaligus menjaga keberlanjutan dan
keseimbangan ekosistem. Dengan merawat lingkungan, manusia juga merawat
kesejahteraannya sendiri dan generasi yang akan datang.
4. Herbert Marcuse, seorang filsuf dan sosiolog, menyatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang menurut kodratnya mendambakan kebahagiaan dan berhak atas
kebahagiaan. Marcuse menyoroti bagaimana sistem sosial, seperti kapitalisme, dapat
memengaruhi persepsi manusia terhadap kebebasan dan kebahagiaan. Ia menekankan
bahwa sistem sosial dapat mengontrol keinginan manusia untuk mencapai
kebahagiaan, sehingga hanya sedikit orang yang bisa menolak perubahan di dalam
lingkungan sosial atau ekonomi. Marcuse juga menyoroti bagaimana perilaku
konsumerisme dan budaya kerja yang berlebihan dapat memengaruhi kebahagiaan
manusia modern.
5. Masyarakat dan lingkungan adalah dua konsep yang saling terkait dan memiliki
pengaruh kuat satu sama lain. Lingkungan merujuk pada semua unsur fisik, biologis,
dan sosial di sekitar kita, sementara masyarakat adalah kumpulan individu yang
berinteraksi dan hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu. Hubungan antara
masyarakat dan lingkungan adalah dinamis dan kompleks.
Latihan bab 12
1. Jelaskan pengertian konstruksi sosial?
2. Jelaskan tiga faktor utama perubahan, yaitu; kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi?
3. Jelaskan keterpengaruhan masyarakat Indonesia terhadap kemajuan teknologi?
4. Jelaskan realitas perubahan sosial budaya di Indonesia?
5. Jelaskan pertentangan peran oleh tiap-tiap individu berdasarkan status yang dimiliki?
JAWABAN
1. Konstruksi sosial adalah teori sosiologi yang menjelaskan penciptaan realitas sosial
melalui tindakan dan interaksi. Teori ini memfokuskan pada cara individu dan
kelompok masyarakat menciptakan pengetahuan dan kenyataan sosial di sekitar
mereka. Menurut Berger dan Luckmann, konstruksi sosial terbentuk melalui proses
eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Proses eksternalisasi terjadi ketika
pemikiran diwujudkan ke dunia melalui bahasa, objektifikasi terjadi saat pemikiran
tersebut diakui sebagai sesuatu yang nyata, dan internalisasi terjadi ketika pemikiran
tersebut diterima sebagai bagian dari diri individu. Contoh dari konstruksi sosial
adalah konstruksi sosial gender, di mana konsep gender merupakan hasil dari
bentukan sosial berdasarkan pemikiran atau pemahaman masyarakat, berbeda dengan
konsep seks yang merupakan kodrat yang manusia bawa sejak lahir dan tidak dapat
diubah.
2. Tiga faktor utama perubahan adalah kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi. Demokratisasi pengetahuan berarti
situasi di mana setiap orang dapat belajar apa saja, ke mana saja, di mana saja, dan
kepada siapa saja. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengemudikan
organisasi dalam menghadapi derasnya arus globalisasi dan kondisi yang tidak
menentu. Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi lainnya, sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Perubahan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia disebabkan oleh tiga faktor utama,
yaitu kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
globalisasi
3. Keterpengaruh masyarakat Indonesia terhadap kemajuan teknologi dapat dilihat dari
berbagai aspek. Salah satunya adalah dalam bidang teknologi komunikasi, seperti
adanya smartphone dan internet, yang membuat manusia semakin meningkatkan cara
komunikasinya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat
menjadikan dunia teknologi semakin canggih. Selain itu, perkembangan teknologi
telah memberikan pengaruh yang besar terutama bagi generasi muda. Secara khusus
untuk Indonesia, kemajuan di bidang teknologi ini sangat berdampak terhadap
berbagai aspek, termasuk di sektor ekonomi. Dari beberapa hal yang sudah dibahas,
disimpulkan bahwa perkembangan teknologi memang menimbulkan hal yang positif
dan negatif. Oleh karena itu, pengaruh masyarakat terhadap kemajuan teknologi dapat
dilihat dari bagaimana teknologi tersebut memengaruhi cara berkomunikasi, akses
informasi, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
4. Perubahan sosial budaya di Indonesia terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
agama, adat-istiadat, bahasa, teknologi, seni, dan nilai-nilai sosial. Perubahan sosial
budaya dapat diartikan sebagai variasi atau modifikasi dari cara-cara hidup yang telah
diterima oleh masyarakat. Faktor pendorong perubahan sosial dan budaya sangat
beragam, salah satunya adalah perkembangan teknologi. Perubahan sosial budaya di
Indonesia dapat dilihat dari beberapa gambaran, seperti perpindahan masyarakat,
peran gender, globalisasi, dan perilaku konsumsi.
5. Status sosial dan peran sosial merupakan dua konsep penting dalam sosiologi yang
digunakan untuk menjelaskan posisi dan perilaku seseorang dalam masyarakat. Setiap
individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing, yang
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Peran sosial adalah pola perilaku yang diharapkan diperbuat oleh
seseorang atau kelompok orang sesuai dengan kedudukan atau statusnya dalam
masyarakat.
Pertentangan peran oleh tiap-tiap individu berdasarkan status yang dimiliki dapat
terjadi karena adanya konflik status. Konflik status adalah pertentangan yang terjadi
dalam diri seseorang sebagai akibat kedudukan yang dimilikinya. Contoh dari konflik
status adalah peran konflik yang bertentangan atau saling mengganggu dengan peran-
peran lainnya, seperti peran sebagai ibu dan pekerja bagi seorang wanita karier.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status dan peran seseorang antara lain budaya,
revolusi, identitas sosial, dan perilaku sosial.
Latihan bab 13
1. Jelaskan subtansif dari budaya lokal?
2. Kerangkakan konstruksi budaya masyarakat Buru?
3. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan Geba Bupolo Geba Maleli?
4. Bagaimana peranan matarumah dan family dalam penyelenggaraan perkawinan?
5. Jelaskan tentang agama orang-orang Buru yang menganut kepercayaan kepada roh-
roh nenek moyang atau leluhur yang disebut Animisme?
JAWABAN
1. Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budidaya masyarakat suatu daerah yang
terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu.
Budaya lokal ini meliputi kebiasaan dan nilai bersama yang dianut masyarakat
tertentu, dan sering dihubungkan dengan kebudayaan suku bangsa. Substansi utama
dalam kebudayaan adalah wujud abstrak dari segala ide dan gagasan manusia yang
muncul di dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri.
Substansi kebudayaan muncul dalam kehidupan masyarakat dan terdiri dari beberapa
unsur, seperti sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kesenian, moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain. Budaya lokal dapat berupa hasil seni,
tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
2. Konstruksi budaya masyarakat Buru merujuk pada cara kerja sosial, budaya, dan
perilaku masyarakat Buru dalam mendidikan dan mengorganisir kehidupan mereka.
• Subtansif Budaya Lokal: Masyarakat Buru memiliki subtansif budaya lokal
yang mencakup berbagai aspek kebudayaan, seperti kepercayaan, kebudayaan,
dan praktik kehidupan sehari-hari.
• Geba Bupolo Geba Maleli: Dalam konteks masyarakat Buru, Geba Bupolo
Geba Maleli merupakan salah satu konsep yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan budaya dan perilaku antara masyarakat Buru dan
masyarakat lainnya.
• Perkawinan: Masyarakat Buru memiliki sistem perkawinan yang berbeda dari
sistem perkawinan lain, seperti perkawinan eksogami keluarga.
• Keragaman Dalam Dinamika Sosial Budaya: Masyarakat Buru menunjukkan
keragaman dalam dinamika sosial budaya, yang mencakup berbagai aspek
seperti kecayaan, kebudayaan, dan praktik kehidupan.
Secara keseluruhan, konstruksi budaya masyarakat Buru melibatkan berbagai
aspek kebudayaan, perilaku, dan sistem belajar yang berbeda dari masyarakat lain,
yang mencakup kecayaan, kebudayaan, perkawinan, keragaman dalam dinamika
sosial budaya, startifikasi dan difrensiasi, fungsi nilai, moral, keadilan, ketertiban,
kesejahteraan, sains teknologi, dan hakikat dan makna lingkungan bagi
kesejahteraan.
3. Geba Bupolo Geba Maleli adalah istilah dalam budaya lokal di Indonesia, khususnya
di daerah Buru. Namun, informasi spesifik tentang makna dari istilah ini tidak tersedia
dalam sumber yang disediakan. Oleh karena itu, untuk informasi lebih lanjut,
disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan sumber yang dapat memberikan
penjelasan yang akurat mengenai makna dari istilah tersebut.
4. Peranan matarumah dan family dalam penyelenggaraan perkawinan melibatkan
beberapa aspek penting, seperti:
1) Kepentingan dalam mengembalikan keseimbangan: Perkawinan adalah
proses perubahan status kemandirian seoarang laki-laki dan seoarang
wanita yang tadinya hidup terpisah setelah melalui upacara atau proses
beralih dan hidup bersama dalam suatu kehidupan bersama sebagai
suami dan istri.
2) Mempertahankan dan meneruskan keturunan: Tujuan perkawinan dalam
hukum adat bagi masyarakat adat yang bersifat kekerabatan adalah untuk
mempertahankan dan meneruskan keturunan menurut garis kebapakan
atau keibu-bapakan, untuk kebahagian rumah tangga keluarga atau
kerabatan, untuk memperoleh nilai-nilai adat budaya, kedamaian, dan
untuk mempertahankan kewarisan.
3) Konstruksi relasi sosial: Ritual pernikahan berfungsi sebagai mekanisme
sosial untuk mengintegrasi pengantin perempuan ke dalam keluarga
besar pengantin laki-laki.
4) Pencegahan pernikahan dini: Orang tua memiliki peranan penting dalam
mencegah pernikahan dini, sejak balita anak dekatkan pada ajaran agama
dan mencegah pergaulan bebas saat anak tersebut remaja.

5. Agama orang-orang Buru, yang menganut kepercayaan kepada roh-roh


nenek moyang atau leluhur, disebut animisme. Animisme adalah
kepercayaan manusia tentang adanya roh-roh gaib yang mengatur,
menaungi, mengayomi, dan mengendalikan kehidupan manusia yang
meliputi roh-roh baik dan roh-roh jahat yang harus dihormati. Berikut
adalah beberapa poin penting tentang animisme:
1) Jiwa atau roh: Animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini,
seperti kawasan tertentu, gua, pohon, atau batu besar, mempunyai jiwa
atau roh yang mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu
manusia.
2) Roh orang yang telah mati: Kepercayaan animisme juga mempercayai
bahwa roh orang yang telah mati bisa masuk ke dalam tubuh hewan,
seperti babi atau harimau, dan dipercayai akan membalas dendam orang
yang menjadi musuh bebuyutan pada masa hidupnya.
3) Pemilihan dinamisme: Selain animisme, masyarakat juga mempercayai
adanya roh-roh nenek moyang yang menguasai alam, sumber air, sungai,
dan lainnya. Dalam religi, manusia mengadakan perjanjian dengan roh-
roh nenek moyang untuk menyenangkan makhluk-makhluk halus
tersebut dan memoleh bantuan dan pertolongan dari makhluk gaib (roh).
4) Upacara-upacara dan pemujaan: Masyarakat prasejarah percaya pada
roh-roh nenek moyang, kelompok atau kepala suku yang telah
meninggal, harus dijaga dengan baik. Selain itu, masyarakat juga harus
melakukan upacara-upacara atau pemujaan untuk mendapatkan kebaikan
dari roh-roh nenek moyang.
5) Kembangan kepercayaan animisme: Teori animisme menjelaskan bahwa
hakikatnya kepercayaan animisme merupakan tahapan pertama
terbentuknya agama. Peradaban dimulai dengan adanya pemikiran
animisme kemudian berkembang menjadi agama.

Anda mungkin juga menyukai