Anda di halaman 1dari 20

Penyebab Konflik Dalam Masyarakat

“Tak ada asap jika tidak ada api”, begitulah kira-kira perumpamaan terjadinya konflik di masyarakat.
Dimana, pasti ada penyebab yang membuat suatu ras, golongan, agama, dan suku dapat terlibat dalam
pertentangan.

Konflik sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “configure” yang memiliki arti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik berarti sebagai sebuah proses sosial yang terjadi diantara dua orang atau bahkan lebih
(bisa juga dalam bentuk kelompok). Pada umumnya, konflik dikenal sebagai suatu bentuk pertentangan
atau perbedaan ide, pendapat, faham, atau juga kepentingan yang terjadi0[[ diantara dua pihak atau
lebih.

Ahli sosiologi di Indonesia, yaitu Soerjono Soekanto ada empat (4) faktor penyebab terjadinya konflik di
masyarakat.

Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lainnya tidak selalu sependapat mengenai pandangan
tertentu. Tentunya hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda,
sehingga perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat.

Perbedaan Kebudayaan

Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam. Perbedaan ini dapat mendorong terjadinya
konflik. Hal ini disebabkan perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing-masing
kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada
rasa saling menghormati satu sama lain.

Perbedaan Kepentingan

Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik, sosial budaya,
ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya. Kenapa bisa terjadi? Pasalnya setiap orang memiliki
maksud, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal. Selain itu, konflik juga dipicu rasa saling tidak
mau mengalah satu sama lain.

Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan
dan perubahan. kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya disorganisasi serta
ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya.
kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas
sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan
karena masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara
pandang antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang
sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.
2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan
politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari
perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas
perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah dilihat
adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu
atau pilkada.
3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda
karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling berbenturan. RG
Squad bisa mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam konflik antara orang-
orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat
dan Afrika Selatan.
4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik
antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan upah.
5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa
kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-masing negara. Konflik
semacam ini sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS dan
negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.

Pengertian Integrasi Sosial Menurut Ahli


 Gillin

Integrasi sosial ialah fenomena sosial yang terjadi karena adanya proses sosial, terutama mengenai
perbedaan unsur budaya, emosional, perilaku, dan keinginan yang akhirnya menimbulkan aspek
masalah sosial sehingga dengan menyadari hal ini masyarakat akan melakukan proses perdamaian
yang dikenal dengan integrasi.

 Soerjono Soekanto

Integrasi sosial adalah satu di antara bentuk proses sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak di
dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat..

 Hendropuspito

Integrasi sosial adalah kesatuan masyarakat yang akhirnya membuat setiap arti masyarakat menjadi
satu dalam visi dan misi.

 Paul B.Horton

Integrasi adalah serangkaian proses sosial dan interaksi sosial terhadap semua kelompok etnis dan ras
yang dapat bersatu sehingga menunjang kehidupan ekonomi dan budaya.

Syarat-syarat Integrasi Sosial

William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya dari suatu integrasi sosial ialah sebagai
berikut:

1. Anggota masyarakat berhasil mengisi kebutuhan di antara mereka. Artinya, kebutuhan fisik dan
sosial mereka terpenuhi oleh sistem sosial.

2. Norma-norma serta nilai sosial tersebut berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, serta dijalankan
secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

3. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama, di mana membahas norma dan nilai-nilai
sosial

Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial


1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif bisa diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat.
Contohnya, bangsa Indonesia dipersatukan prinsip Bhinneka Tunggal İka.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional muncul disebabkan fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Integrasi dapat
terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam masyarakat.
Sebagai contoh, Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku.

3. Integrasi Koersif

Integrasi ini terbentuk karena ada kekuasaan yang dimiliki penguasa. Maksudnya, penguasa
menerapkan cara-cara koersif atau kekerasan. Sebagai contoh integrasi koersif adalah perusuh yang
berhenti mengacau ketika polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan perusuh tersebut.
5 dari 5 halaman

Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial

Faktor Pendorong terjadinya Integrasi Sosial

Faktor Internal

1. Adanya sikap saling menghargai dan toleransi antarindividu dan kelompok.


2. Adanya sikap terbuka terhadap perubahan,
3. Adanya kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang
lain.
4. Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain secara intensif.

Faktor Eksternal
1. Adanya pertambahan populasi penduduk yang heterogen/beragam.
2. Adanya sistem pendidikan yang maju.
3. Adanya sistem masyarakat yang terbuka dengan budaya asing.
4. Adanya musuh dari luar kelompok yang harus dihadapi bersama.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial

Faktor Internal

1. Adanya sikap individu/kelompok yang masih sangat tradisional.


2. Adanya ikatan sosial yang rendah antarindividu dan kelompok.
3. Adanya sikap curiga dan prasangka terhadap kelompok lain.
4. Adanya sifat primordial, yakni merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan
lainnya.

Faktor eksternal

1. Adanya kesenjangan sosial yang memunculkan kecemburuan sosial antarkelompok.


2. Adanya ketidakmerataan pembangunan.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
4. Adanya sistem masyarakat yang tertutup dengan budaya asing.

 Kelompok Sosial:

Pengertian, Syarat Terbentuk, Serta Jenis-Jenisnya ilustrasi kelompok. ANTARA

Kelompok sosial adalah himpunan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara
mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.

. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.

Faktor kedekatan serta kesamaan menjadi faktor utama bagaimana kelompok sosial bisa terbentuk.
Seperti halnya karena kedekatan geografis,
persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu kumpulan masyarakat dapat disebut kelompok sosial, seperti:
Terdapat kesadaran antar setiap anggota kelompok bahwa ia

merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan

Memiliki hubungan timbal balik antar satu anggota dan anggota lainnya

Berikut adalah jenis-jenis dari kelompok sosial.

Kelompok statistik Merupakan kelompok yang tidak memiliki hubungan sosial yang sesungguhnya.
Pengelompokan ini biasanya berdasarkan pada data angka yang telah didapatkan. Kelompok
kemasyarakatan Merupakan kelompok yang memiliki persamaan dalam kelompok, namun tidak terdapat
susunan organisasi serta hubungan sosial antar anggotanya.

Kelompok sosial Suatu kelompok yang setiap anggotanya memiliki kesadaran jenis serta berhubungan
satu dengan lainnya. Namun tidak terikat dalam ikatan organisasi.

Kelompok asosiasi Dalam kelompok sosial ini, setiap anggota memiliki kesadaran bersama
bahwa dalam kelompok. Masing-masing anggota memiliki tanggung jawab atas kepentingan
kelompoknya. Sehingga para anggota melakukan hubungan sosial, komunikasi dan ikatan
organisasi formal.

KELOMPOK SOSIAL TIDAK TERATUR

8  Kelompok sosial tidak teratur merupakan kelompok yang tidak mempunyai struktur atau
organisasi tertentu.

9  KERUMUNAN PUBLIK (CROWD)


Kelompok sosial tidak teraatur pada dasarnya dapat dimasukkan ke dalam dua golongan besar,
yaitu:KERUMUNAN(CROWD)PUBLIK

10  Kumpulan individu yang bersifat sementara.


KERUMUNANKumpulan individu yang bersifat sementara.

11  Bentuk kerumunan yang dapat dijumpai dalam masyarakat, yaitu:


Formal AudiencePlanned Expressive GroupKerumunan yang Berartikulasi Dengan Struktur
SosialIncoveinent AggregationsPanic CrowdsSpectactor CrowdsKerumunan yang Bersifat
SementaraActing MobsImmoral CrowdsKerumunan yang Berlawanan dengan Norma-norma Hukum

12  Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial


Formal AudiencePlanned Expressive GroupFormal Audience atau pendengar formal merupakan
kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan.Planned Expenssive Group
atau kelompok ekspresif adalah kerumunan yang mempunyai persamaan tujuan guna mencapai
sebuah kepuasan atau hiburan.

13  Kerumunan yang Bersifat Sementara


Panic Crowds atau kerumunanorang-orang yag sedang dalamkeadaan panik. Mereka merupakan
orang-orang yangberusaha menyelamatkan diridari suatu musibah.Incoveinent Aggregationsatau
kumpulan yang kurangmenyenangkan. Kehadiranorang lain dianggap sebagaipenghalang
tujuan.Spectactor Crowds atau kerumunanpenonton yang ingin melihat suatukejadian tertentu.
Kerumunan initidak direncanakan terjadi.

14  Kerumunan yang Berlawanan dengan Norma-Norma Hukum


Action Mobs merupakan kerumunan yang bertindak secara emosional, sifatnya tidak terkendali
karena setiap orang tidak mampu mengontrol diri.Immoral Crowds adalah kerumunan yang
bertindak melawan norma-norma masyarakat.

15  PUBLIKKelompok yang terbentuk karena interaksibersifat tidak langsung dan melalui alat media

16  PEMUNGUTAN SUARA SAAT PEMILU MERUPAKAN CONTOH PUBLIK


Contohnya...PEMUNGUTAN SUARA SAAT PEMILUMERUPAKAN CONTOH PUBLIK

Kelompok sosial yang teratur:


Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta memiliki aturan-
aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya adalah memiliki program kegiaan
yang terus menerus dalam pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:

 in group dan outgroup: in group kelompok sosial dimana individu


mengindentifikasi dirinya sendiri. Sedangkan outgroup : diindentifikasi oleh
individu sebagai lawan dr in group.
 Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer : kelompok dimana para
individu saling mngenal satu sama lain dan berinteraksi secara pribadi serta sifat
interaksi nya bersifat tatap muka ( karyawan dalam suatu
perusahaan ). Sedangkan sekunder: merupakan kebalikan dari kelompok primer,
yang dimana hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
 Paguyuban dan petembayan: Paguyuban: merupakan kelompok yang iktannya
berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan kekal contohnya seperti
hubungan antar suku atau ras. Sedangkan patembayan: suatu hubungan kelompok
yang bersifat kontraktual atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu
perusahaan.
 Formal dan informal:perbedaan di keduanya adalah pada letak penyusunan
koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris, dll. Formal memiliki
koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.
 Membership group dan reference group: Membership: suatu individu secara fisik
menjadi kelompok tersebut, sedangkan reference group:  individu tidak tercatat
secara fisik dalam suatu anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian
setiap anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.

Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-ciri, dan Faktor Penyebabnya


Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih
baik sesuai dengan kebutuhan. Sosiolog Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah
perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
tersebut.

perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. 4 ciri perubahan sosial yang paling umum diketahui.

Pertama, setiap masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan
lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.

Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula di
lembaga-lembaga sosial lain.

Ketiga, disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok
masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya sementara.

Keempat, perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini
memiliki kaitan timbal-balik.

Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial:

1. Bertambah dan berkurangnya penduduk Contohnya, ketika penduduk Pulau Jawa bertambah begitu
cepat, maka terjadi perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatan dalam wujud
aturan atau norma. Sebaliknya, di wilayah yang kekurangan penduduk juga terjadi kekosongan
pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2. Adanya penemuan-penemuan baru = inovasi Misalnya penemuan ponsel pintar, membuat masyarakat
memiliki pola baru dalam berkomunikasi di antara individu dan kelompok.

3. Konflik di antara kelompok dalam suatu masyarakat juga bisa jadi penyebab perubahan sosial. Ini
contohnya, pertentangan antara generasi tua dan muda. Pertentangan bisa terjadi karena generasi muda
lebih cepat menerima kebudayaan modern, misalnya.

4. Terjadi pemberontakan atau revolusi di suatu negara Adanya gerakan revolusi maupun pemberontakan
besar juga bisa memicu perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di suatu negara.

Faktor Eksternal Pemicu Perubahan Sosial:

1. Perubahan lingkungan alam fisik terjadi akibat bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya.
Termasuk di dalamnya perubahan alam karena dirusak oleh manusia sendiri. Kondisi ini membuat
manusia akan berpindah ke tempat lain untuk tetap bertahan hidup. Di tempat yang baru, muncul
perubahan sosial dari berbagai sisi.
2. Peperangan yang dimenangkan oleh pihak lawan bisa menyebabkan masyarakat di suatu kawasan
harus menerima kebijakan-kebijakan baru dari pemerintahan pemenang perang. Banyaknya hal baru yang
diberlakukan pemenang perang di daerah talukannya bisa memicu perubahan sosial.

3. Masuknya pengaruh asing lewat proses pertukaran budaya atau media massa sering memengaruhi
masyarakat lokal. Proses ini bisa pula memicu perubahan sosial di dalam masyarakat terjadi.

multikulturalisme itu sendiri adalah suatu pandangan dunia yang


kemudian diimplementasikan dalam kebijakan mengenai kesedian
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa
memperdulikan perbedaan (diferensiasi) seperti perbedaan budaya,
etnik, gender, bahasa, dan agama.

Jenis-jenis Multikulturalisme

Multikulturalisme Otonomis

Berbeda dengan akomodatif, pada jenis otonomis masyarakat plural,


yaitu masyarakat yang memiliki keberagaman seperti dari segi budaya,
ras, dan etnis yang berusaha mewujudkan adanya kesetaraan (equality)
dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom (berdiri
sendiri)

Multikulturalisme Interaktif atau Kritikal

Multikulturalisme interaktif atau kritikal merupakan jenis  dimana


masyarakat kultural tidak berfokus pada kehidupan otonom, namun lebih
fokus pada membentuk penciptaan kolektif (kerjasama tanpa adanya
hirarki) 

Multikulturalisme Isolasionis 

Masyarakat dari berbagai kelompok kultural menjalan hidup secara


otonom (berdiri sendiri) dan terlibat interaksi yang hanya minimal satu
sama lain.

Multikulturalisme Kosmopolitan

Berusaha menghapus semua batas-batas kultural untuk menciptakan


sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terikat pada budaya
tertentu

Ciri Multikulturalisme
Ciri-ciri dari multikulturalisme

1. Mengalami segmentasi (pembagian) dalam kelompok-kelompok


dengan sub kebudayaan yang berbeda. 
2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi menjadi lembaga-
lembaga non komplementer. 
3. Rendahnya konsensus (kesepakatan atau permufakatan bersama)
di dalam anggota kelembagaan. 
4. Terbilang relatif sering terjadi konflik dan juga perdebatan. 
5. integrasi yang cenderung terjadi karena paksaan.
6. dominasi politik pada suatu kelompok lain.

Faktor Terbentuk Masyarakat Multikultural di Indonesia

faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya masyarakat multikultural


di Indonesia.

Letak Wilayah Indonesia

Dari artikel yang membahas mengenai Indonesia Sebagai Poros Maritim


Dunia, kita udah pernah membahas mengenai letak wilayah Indonesia
yang terletak pada 6° LU- 11° LS dan 95° BT – 141° BT, sebagai negara
kepulauan yang dikelilingi berbagai benua dan samudra seperti benua
australia, benua asia, samudera pasifik dan samudera hindia.

Letak dan Keadaan Geografis Indonesia 

Selain letak astronomis wilayah indonesia, keadaan geografis indonesia


yaitu didominasi oleh laut dan memiliki dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan, pantai dan sebagainya, membuat setiap wilayah memiliki
tradisi dan adat istiadatnya sendiri
Perbedaan Kemampuan dan Perkembangan Setiap Wilayah 

Setiap daerah atau wilayah memiliki kekayaan sumber daya alamnya


masing-masing sehingga namun ada juga daerah yang justru
kekurangan sumber daya alam, sehingga tentunya wilayah daerah atau
wilayah yang kaya akan sumber daya alam akan lebih cepat mengalami
kemajuan dan banyak penduduk yang akan berdatangan untuk
mengeksplorasi kekayaan alam tersebut, dan menyebabkan terjadinya
asimilasi kebudayaan. 

Perbedaan Sikap dalam Menyerap Budaya Asing

Pada umumnya masyarakat modern lebih mudah dalam menyerap


unsur budaya asing dibandingkan masyarakat tradisional, dimana hal ini
dipengaruhi oleh cara pikir masyarakat modern yang cenderung lebih
maju sehingga masyarakat modern lebih cepat dalam menerima adanya
perubahan. 

Perbedaan Sistem Religi yang Dianut Masyarakat

Meskipun sama-sama percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, setiap


kepercayaan atau agama memiliki ajaran-ajaran, tata cara ibadah yang
berbeda. Dimana di Indonesia sendiri saat ini diakui 6 agama yaitu
Islam, Buddha, Hindu, Katolik, Kristen, dan Kong hu cu.

Asal-usul Masyarakat yang Berlainan

Anggota masyarakat dalam suatu wilayah tidak mungkin hanya terdiri


dari sekelompok warga dari tempat asal yang sama aja, yang memiliki
kebudayaan serta adat istiadat yang berbeda pula.
Contoh Multikulturalisme

Di indonesia sendiri unsur multikulturalisme terdiri dari, keragaman suku


bangsa, ras, agama dan keyakinan, ideologi, politik, tata krama,
kesenjangan sosial dan kesenjangan ekonomi.

misalnya: toleransi hidup beragama, dimana kita semua tahu bahwa di


indonesia kita ini ,namun kalian tetap bisa saling menghormati dan
menghargai kepercayaan masing-masing. 

Tidak hanya agama, toleransi antar suku, dan ras tertentu juga
merupakan salah satu bentuk multikulturalisme, bahkan mungkin ada
diantara kalian yang mungkin memiliki orang tua yang berasal dari ras,
suku, bahkan kewarganegaraan yang berbeda sehingga kalian secara
sadar maupun tidak sadar akan memahami, mempelajari atau sekedar
tau mengenai budaya dari kedua orang tua kalian bukan?
Stratifikasi Sosial: Arti, Dasar, dan

Dalam setiap masyarakat, pastinya terdapat perbedaan antar individu maupun kelompok. Itu
merupakan fenomena sosial umum yang bersifat horizontal dan vertikal.

Arti stratifikasi sosial (KBBI) stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.

Maximilian Weber berpikir bahwa Amerika Serikat tidak sama seperti Eropa. Di mana tanpa kelas
dengan tingkat mobilitas ke atas yang tinggi.

mendokumentasikan kesenjangan yang mendalam antara kelas pekerja dan kelas bisnis di semua
bidang kehidupan masyarakat.

Akibatnya sistem stratifikasi sosial muncul istilah kelas sosial atas, menengah, dan bawah.

Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati Pattinasarany,
terminologi stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang berati lapisan dan socius yang berarti
masyarakat. Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu-individu
dalam masyarakat.

Pengertian stratifikasi sosial dapat pula berupa pengelompokan masyarakat secara sosial, budaya,
ekonomi atau politik dalam lapisan-lapisan yang jenjang.

Dasar pembeda antar satu posisi sosial dengan posisi sosial lainnya berupa perbedaan ekonomi,
kekayaan, status sosial, pekerjaan, kekuasaan, dan sebagainya. Dasar pembentukan stratifikasi
sosial Stratifikasi sosial dapat terbentuk berdasarkan kekayaan (ekonomi), pendidikan, kekuasaan,
atau keturunan.

Jika itu terjadi maka dasar stratifikasi sosial adalah kekayaan atau ekonomi. Stratifikasi seperti
disebut kelas sosial. Kelas sosial adalah stratifikasi sosial berdasarkan ekonomi. Masyarakat tidak
dapat melepaskan dimensi ekonomi dari dimensi pekerjaan dan pendidikan. Pekerjaan dengan
penghasilan merupakan bagian penting dari ekonomi.

Dasar pendidikan Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula kedudukan
sosialnya dalam masyarakat. Lapisan pada pendidikan tersebut bisa dilihat dari lulusan Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan
Tinggi (PT). Ukuran ilmu pengetahuan masih digunakan di dalam kehidupan masyarakat. Dengan
pendidikan akan menjadi syarat bagi pekerjaan.

Dengan kekuasan yang dimiliki tinggi maka akan dibanding lebih hormat,berbeda jika kekuasaan
yang dimiliki rendah.

Jenis stratifikasi sosial ada dua jenis yang membedakan, yakni:


Stratifikasi sosial tertutup terjadi jika masyarakat tidak dapat beralih dari satu strata ke strata lain.
Pada stratifikasi tersebuta biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menetapkan sistem
kasta maupun feodal. Contoh pada stratifikasi sosial tertutup bisa dilihat pada sistem kasta seperti di
Bali dan India

Stratifikasi sosial terbuka terjadi jika masyarakat dapat beralih dari satu strata ke strata lain. apakah
tiap strata dapat beralih dari atas ke bawah atau sebaliknya? Sebaliknya dari orang yang hanya
memiliki sedikit kekayaan, akhirnya mendapat harta berlimpah.

Jadi yang membedakan stratifikasi sosial tertutup dan Stratifikasi sosial terbuka adalah keterbukaan
stratifikasi sosial diukur dari mudah-tidaknya. Kemudian sering tidaknya seseorang yang mempunyai
status sosial tertentu memperoleh strata yang lebih tinggi

A. Pengertian 

Sebagai contoh, pembedaan masyarakat yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis
suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin tidak ada yang lebih tinggi atau lebih
rendah antara satu dengan lainnya.

Menurut Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan, prestise,
dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat. Artinya, diferensiasi itu bisa menunjukkan
keragaman yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja di Indonesia, ada banyak
keragaman yang sangat banyak dan bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik
dari suku, adat-istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya. Sampai sini kita
ketahui bahwa konsep ini lebih diartikan sebagai keberagaman yang bersifat horizontal,
bukan sebagai pembeda kelas yang bersifat vertikal.
B. Ciri-Ciri 

1. Ciri-ciri Fisik
2. Ciri-ciri Sosial
3. Ciri-ciri Budaya

1. Ciri-ciri fisik berhubungan dengan sifat yang dibawa oleh ras seperti bentuk dan
warna rambut, postur tubuh, warna mata, dan lain sebagainya.

2. Ciri-ciri sosial ialah ciri yang berkaitan dengan fungsi individu dalam bermasyarakat.
Kita semua pasti tahu bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki tugas yang
berbeda berkaitan dengan profesi, pekerjaan, atau mata pencaharian

3. Ciri-ciri budaya berhubungan dengan adat-istiadat maupun kebudayaan yang


berkembang dalam masyarakat. Di Indonesia ada banyak sistem budaya yang menjadi
ciri khasnya masing0masing seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Bali, Sunda,
Madura, Batak, Dayak,
C. Jenis-Jenis 

Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi diferensiasi tingkatan (rank differentiation),


diferensiasi fungsional (functional differentiation), dan diferensiasi adat (custom
differentiation)

1. Diferensiasi tingkatan terjadi pada penyaluran barang atau jasa yang dibutuhkan
di suatu daerah. Hal ini menyebabkan barang atau jasa tersebut memiliki
perbedaan harga. Perbedaan harga tersebut terjadi karena penyalurannya melalui
berbagai tangan untuk sampai ditujuan.
2. Diferensiasi fungsional dapat dilihat di suatu lembaga sosial. Adanya pembagian
kerja yang berbeda-beda yang menyebabkan setiap orang harus melaksanakan
kewajiban sesuai dengan fungsinya.
3. Diferensiasi adat merupakan aturan atau norma yang mengikat di suatu
masyarakat. Adanya norma ini bertujuan untuk mengatur ketertiban masyarakat.
Perbedaan-perbedaan sosial di masyarakat bukan menjadi sebuah konflik, tapi
akan memenuhi kedudukan yang ada sesuai dengan hak masing-masing di
masyarakat tersebut.

 
. Ada proses asosiatif yang meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Kemudian ada
proses disosiatif mencakup persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik sosial.

Proses sosial asosiatif dibedakan menjadi empat, meliputi:  

1. Kerja

2. Akomodasi proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang
semula saling bertentangan.

Terdapat delapan bentuk akomodasi yaitu:

Coersion: terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain terutama terhadap
pihak yang lebih lemah.

Kompromi: terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar
tercapai penyelesaian, semua pihak bersedia memahami keadaan pihak lain.

Arbitrasi: terjadi bila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi dihadirkan pihak
ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan.

Mediasi: hampir sama arbitrasi namun dalam mediasi pihak ketiga bertindak sebagai penengah,
tidak punya wewenang memberi keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
Konsiliasi: bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.

Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Ada keinginan menghindarkan diri dari
perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.

Stalemate: terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.


Ajudikasi: penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.

4. Asimilasi Soerjono Soekanto asimilasi adalah proses sosial yang ditandai usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia. Proses ini meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan,
sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:

Sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.

Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.


Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

Perkawinan campuran (amalgamation).

Adanya musuh bersama dari luar dari luar.

faktor-faktor penghambat asimilasi adalah:

Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.

Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi. Perasaan takut terhadap kekuatan
kebudayaan yang dihadapi.

Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.

Perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit. In-group feeling (perasaan yang kuat terhadap
budaya kelompoknya).

Bila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.

4. Akulturasi Koentjaraningrat sebagai proses sosial yang timbul bila kelompok manusia
kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing. Unsur-unsurnya
kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.

Faktor Penyebabnya Proses Disosiatif adalah keadaan sosial dalam keadaan disharmoni akibat
adanya pertentangan antar-anggota masyarakat. Ketidaktertiban sosial (social disorder)
memunculkan disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota masyarakat tersebut. Maka dari
itu, proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif. Meski proses ini
menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, ketidakhadiran disasosiatif berakibat
stagnasi masyarakat. Proses sosial disosiatif meliputi :

1. Persaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan
berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi bila beberapa pihak
menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian
umum.

2. Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebabnya adanya perbedaan pendirian
antara kalangan tertentu Kontravensi intensif, misal penghasutan atau penyebaran isu. Kontravensi
rahasia, misal pembocoran rahasia. Kontravensi taktis, mengejutkan pihak lain, provokasi, dan
intimidasi.
3. Pertikaian merupakan bentuk lanjut kontravensi artinya perselisihan sudah bersifat terbuka.

. 4. Konflik adalah proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai