Anda di halaman 1dari 6

Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Integrasi sosial dalam kamus sosiologi diartikan sebagai proses penyesuaian unsur-
unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur
yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
Sedangkan menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin atau biasa disebut Gillin,
integrasi sosial adalah suatu bagian dari proses yang terjadi akibat adanya perbedaan
baik berupa fisik, emosional, budaya dan perilaku.
Sementara apa yang dimaksud dengan integrasi menurut Michael Banton adalah sebuah
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat tetapi tidak
memberikan makna yang berarti pada adanya perbedaan ras tersebut.
Sehingga integrasi sosial dapat disimpulkan sebagai proses pembauran, atau
penyesuaian yang berupa suatu pola hubungan terhadap perbedaan berupa fisik,
emosional, budaya, ras, dan perilaku di masyarakat yang menjadi satu kesatuan.

Kalau menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof ada 3 syarat terwujudnya
integrasi sosial :
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan di antara mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai
norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-
hal yang dilarang menurut kebudayaan.
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan
dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

Catatan : Integrasi memiliki 2 fungsi :


 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial.
 Menciptakan kesatuan sosial dalam masyarakat dengan cara menyatukan unsur-unsur sosial
tertentu.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Untuk mencapai integrasi sosial, ada berbagai faktor yang harus terjadi. Berikut
merupakan faktor pendorong integrasi sosial, antara lain:

Toleransi, yaitu satu alat penting dalam masyarakat yang dapat mendorong terjadinya
komunikasi antara kebudayaan yang berbeda sehingga dapat tercapai suatu integrasi di
antara mereka.

Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi, masalah ekonomi seringkali menjadi faktor
pemicu konflik. Maka dari itu, adanya kesempatan yang seimbang dalam ekonomi dapat
mempercepat proses integrasi sosial di masyarakat.
Sikap saling menghargai, suatu masyarakat yang memiliki atau menjunjung tinggi sikap
saling menghargai, akan lebih mudah untuk mencapai integrasi sosial. Misalnya, jika
dalam kelompok masyarakat bersedia mengakui kelemahan dan kelebihan budaya dan
cara pandang masing-masing.

Unsur budaya yang sama, seringkali lebih mudah mendekatkan atau menghilangkan
potensi konflik. Suatu kelompok masyarakat yang mengetahui persamaan unsur budaya
dengan kelompok masyarakat lainnya, lebih mudah berdamai. Umumnya, mereka akan
lebih cepat menghilangkan segala prasangka yang berpotensi menimbulkan konflik.

Musuh bersama dari luar, adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat
kesatuan masyarakat. Dalam situasi menghadapi ancaman, mereka akan bersatu untuk
melawan musuh tersebut. Sehingga, setiap kelompok atau golongan bersedia
melepaskan sisi egois masing-masing demi menghadapi musuh bersama.

Perkawinan campuran, atau pernikahan seringkali menjadi solusi menyelesaikan


konflik. Perkawinan campuran yang terjadi antara dua kebudayaan yang berbeda, dapat
mendorong terciptanya integrasi sosial.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial :

Selain faktor pendorong, ada pula faktor penghambat terjadinya integrasi sosial, di
antaranya:

Sikap Tidak Menghargai, jika adanya perbedaan budaya dalam masyarakat terkadang
kurang dihargai oleh sekelompok masyarakat tertentu. Hal ini seringkali menyebabkan
konflik budaya yang menghambat integrasi sosial.

Kurangnya Kesadaran Menjaga Persatuan dan Kesatuan, seiring perkembangannya,


arus globalisasi berdampak pada sikap individualis pada masyarakat. Seperti yang
terjadi di berbagai negara maju, sikap individualis ini seringkali memicu konflik.
Masyarakat dengan sikap individualis tidak memiliki kepedulian pada kondisi di
sekitarnya, akibatnya kesadaran untuk menjaga persatuan dan kesatuan mulai
berkurang.

Berkurangnya Toleransi, atau sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama
golongan yang berkonflik, membuat masalah susah diselesaikan. Akibatnya, konflik
yang terjadi makin membesar dan terpelihara.

Ketimpangan Sosial dan Ekonomi, adanya ketimpangan dan ketidakmerataan


pembangunan di berbagai daerah, menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi.
Akibatnya, ada kelompok masyarakat yang merasa tidak puas dan memicu terjadinya
konflik sosial.

Kurangnya Keterbukaan, kurangnya sikap terbuka dengan kelompok yang mempunyai


golongan berbeda, dapat menimbulkan prasangka atau pemahaman yang memicu
konflik. Prasangka tersebut menghalangi interaksi sosial dengan kelompok lain,
sehingga integrasi sosial pun sulit untuk didapatkan.
Bentuk-bentuk integrasi sosial :

Integrasi sosial ini pun tidak sama di setiap masyarakat. Integrasi sosial memiliki
beberapa bentuk, yaitu:

Integrasi Normatif, yaitu integrasi yang diakibatkan dari adanya kesepakatan


bersama dalam menentukan norma-norma yang berlaku di masyarakat, misalnya
membuat kesepakatan tidak akan menyerang atau berperang satu sama lain. Contoh
integrasi normatif di Indonesia adalah penerapan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”,
untuk mempersatukan bangsa-bangsa di Indonesia sebagai suatu kesatuan.

Selanjutnya…

Integrasi Fungsional, yaitu integrasi yang terjadi akibat adanya fungsi-fungsi tertentu di
dalam masyarakat. Setiap kelompok mempunyai fungsinya masing-masing, sehingga
masyarakat berintegritas karena saling bergantung untuk memenuhi kebutuhan satu sama
lain. Hal ini biasanya terjadi akibat perbedaan kondisi geografis setiap wilayah, di
mana memiliki kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda. Contohnya
masyarakat kota dan desa saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan pangan
seperti beras dan sayur.

Integrasi koersif, yaitu integrasi yang terjadi berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
penguasa, di mana adanya pihak lain (yang berkuasa atau berwenang) yang
mendorong terjadinya integrasi atau dengan paksaan. Dalam integrasi ini, penguasa
menerapkan cara kekerasan yang menekan kepada masyarakat.

Reintegrasi Sosial

Reintegrasi sosial menjadi suatu upaya untuk membangun kembali kepercayaan sosial
setelah terjadi disintegrasi sosial.

Singkatnya, reintegrasi sosial adalah proses sosial yang bertujuan untuk menyatukan
kembali pihak yang berkonflik, sehingga tercipta kondisi seperti sebelum konflik
terjadi.

Catatan :
 Disintegrasi seringkali terjadi karena perubahan di lingkungan, sosial, ekonomi dan politik di
masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan norma dan nilai pada masyarakat memudar, sehingga
terjadilah konflik.
 Pada prakteknya, tidak mudah mengembalikan kondisi yang sudah terlanjur terjadi. Inilah mengapa
reintegrasi sosial membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerapkannya.
No. 1
Salah satu syarat terwujudnya integrasi sosial adalah ….
A. adanya kebutuhan masyarakat yang tidak mudah untuk dipenuhi
B. masyarakat berhasil menciptakan konsensus
C. norma dan nilai sosial berlaku sebentar
D. konsistensi dalam menjalankan nilai dan norma tergantung keterlibatan masyarakat
E. masyarakat terbagi atas kelompok yang homogen
No. 2
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di masyarakat lama kelamaan akan menjadi
chaos. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat anomie karena ….
A. kondisi masyarakat akan mudah ditangani
B. perubahan yang terjadi mengakibatkan masyarakat sulit mengontrol
C. masyarakat bersikap inklusif
D. tidak adanya batasan atau pegangan tindakan yang baik atau tidak
E. masyarakat mematuhi norma-norma yang berlaku
No. 3
Perhatikan pernyataan berikut!
1. Amalgamasi
2. Sikap primordial yang sangat kuat
3. Adanya musuh bersama
4. Eksklusivisme
5. Mengedepankan toleransi dengan budaya yang berbeda
Berdasarkan pernyataan di atas, faktor pendorong integrasi sosial adalah ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 3, dan 5
D. 2, 3, dan 4
E. 2, 4, dan 5
No. 4
Konflik di Indonesia seringkali terjadi antara kelompok mayoritas dan minoritas.
Terkadang untuk memunculkan integrasi, ada upaya penekanan dengan menggunakan
kekuasaan agar kelompok minoritas dapat membaur dengan kelompok mayoritas. Hal
tersebut menunjukkan terjadinya integrasi ….
A. geografis
B. kultural
C. fungsional
D. normatif
E. koersif
No. 5
"Kepribadian nasional juga tidak menghilangkan identitas budaya Karena seluruh
kebudayaan di Indonesia memiliki satu benang merah yang sama, yaitu budaya
ketuhanan, budaya beramal, budaya kebersamaan, budaya musyawarah, budaya
berbagi yang dapat diperas menjadi satu, yakni gotong royong. Namun, Kini kita
berhadapan dengan ancaman yang berasal dari perilaku intoleran dan politik identitas
yang sektarian, yang menentang penghormatan pada lambang negara, untuk mengatasi
hal tersebut, interaksi antarbudaya perlu dibangun untuk menghapus berbagai
prasangka” Ujar Puan. Sumber:Tribunnews.com
Berdasarkan artikel di atas, integrasi yang terwujud adalah integrasi normatif karena ....
A. norma yang muncul didasarkan atas keterbukaan Indonesia terhadap budaya asing
B. kepribadian bangsa tidak terbentuk dalam waktu singkat
C. norma yang telah terbentuk mampu mempersatukan masyarakat dalam menghadapi
ancaman bangsa
D. norma dijalankan agar terhindar dari penyatuan secara paksaan
E. tatanan masyarakat tidak harus terwujud melalui norma

No. 6
Penyesuaian atas perbedaan - perbedaan dapat lebih cepat dilakukan jika kelompoknya
lebih kecil. Karena jika dalam kelompok besar yang kemajemukannya tinggi, integrasi
sosial akan sulit dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi dipengaruhi oleh faktor
…. A. mobilitas geografis
B. efektivitas komunikasi
C. struktural
D. akomodatif
E. besar kecilnya kelompok
No. 7
Pembangunan yang sentralistik pada wilayah perkotaan mendorong masyarakat
melakukan migrasi dari desa ke kota. Efeknya adalah sering kali kita temukan konflik-
konflik yang melibatkan perbedaan latar belakang budaya. Sulitnya menciptakan
integrasi pada masyarakat perkotaan tersebut disebabkan oleh ....
A. adanya perlakuan yang tidak setara terhadap antaranggota masyarakat
B. urbanisasi yang dilakukan membuat seseorang lupa daerah asal
C. sulitnya melakukan penyesuaian dengan nilai dan norma di wilayah yang didatangi
D. adanya tekanan dari penduduk lokal terhadap para pendatang
E. dominasi kelompok asli membuat kelompok pendatang mudah beradaptasi
No. 8
Hingga saat ini, Papua masih menjadi wilayah yang belum terlepas dari serangkaian
konflik bersenjata. Isu yang seringkali muncul berkaitan dengan kemerdekaan dan
persoalan rasisme. Resolusi konflik yang bisa pemerintah Indonesia lakukan adalah
dengan melakukan dialog. Cara berdialog ini dapat dikatakan cara yang tepat
dibandingkan mengerahkan kekuatan militer karena ....
A. penyelesaian dengan cara paksaan membuat masyarakat mudah dalam melakukan
proses reintegrasi
B. berdialog adalah cara yang lebih demokratis dalam membangun komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat Papua
C. dialog tidak selalu menemukan kesepakatan sehingga tidak lebih baik dari
pengerahan pasukan militer
D. konflik di papua akan terus terjadi karena karakteristik budaya yang berbeda
E. jika dialog gagal, maka militer siap diturunkan
No.9
Permasalahan pendidikan merupakan proses panjang yang masih belum terselesaikan.
Pendidikan selalu diupayakan agar mampu mengikuti berbagai macam perubahan
zaman. Menanggapi hal ini, para guru bertekad untuk membentuk Ikatan Guru
Indonesia yang bertujuan untuk menghimpun segala hal yang berkaitan dengan
kepentingan dan kemajuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, jenis
integrasi yang dilakukan adalah …
A. Normatif
B. Koersif
C. Fungsional
D. Kohesi
E. Kesetaraan

No. 10

Dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Sekolah, setiap kelas diminta untuk
mengajukan satu kandidat sebagai perwakilan untuk mengikuti lomba. Setiap kelas
memiliki jumlah siswa yang berbeda-beda. Kelas IPA sebanyak 15 orang, sedangkan
kelas IPS sebanyak 30 orang. Kelas IPA lebih cepat menentukan kandidat karena hanya
menyatukan pendapat dari 15 orang saja. Sedangkan kelas IPS perlu waktu yang lebih
lama karena banyak perbedaan pendapat antara satu sama lain dengan jumlah siswa
yang lebih banyak. Faktor penyebab yang menghalangi terjadinya integrasi tersebut
adalah ...
A. Homogenitas kelompok yang memunculkan banyaknya perbedaan pendapat
B. Besar kecilnya kelompok yang mempengaruhi penentuan mufakat
C. Heterogenitas pandangan setiap kelompok sehingga mempermudah tercapainya
mufakat
D. Kurangnya efektifitas komunikasi diantara siswa baik IPA maupun IPS
E. Kurangnya solidaritas antar siswa IPS sehingga sulit dalam pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai