Anda di halaman 1dari 3

“Integrasi dan Reintegrasi Sosial”

A. Definisi Disintegrasi Sosial


Disintegrasi sosial adalah suatu proses terpecahbelahnya suatu keadaan dari kesatuan menjadi tercerai-berai.

Faktor pendorong Disintegrasi Sosial


1. Adanya perbedaan pandangan mengenai tujuan yang ingin dicapai bersama
2. Norma yang ada pada masyarakat mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Terjadinya pertentangan antar norma yang ada di masyarakat.
4. Adanya ketidak konsistensi pemberian sanksi kepada pelanggar norma.
5. Tindakan warga yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
6. Isu-isu yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras)

Jenis-jenis Disintegrasi Sosial


1. Pergolakan Daerah
Adalah suatu gerakan sosial yang dilakukan secara bersama dengan menggunakan berbagai cara untuk
memaksakan suatu kehendak atau cita-cita.
Contoh : Pemberontakan PKI Madiun

2. Aksi Perotes dan Demonstrasi


Adalah suatu tuntutan, baik dari individu maupun kelompok yang dilakukan untuk memperjuangkan
kepentingan suatu tindakan.
Contoh : Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh guru honorer terkait pengangkatan menjadi PNS dan
upah yang keci.

3. Kriminalitas
Adalah tindakan sosial yang bersifat disosiatif.
Contoh : Pembunuhan, perampokan, penculikan dll.

4. Kenakalan Remaja
Adalah sebuah perbuatan negatif yang dilakukan oleh seorang remaja.
Contoh : Seks bebas, tawuran.

B. Definisi Integrasi Sosial


Integrasi sosial adalah pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Homogenitas Kelompok
2. Besar kecilnya kelompok
3. Mobilitas geografis
4. Efektivitas komunikasi

Bentuk-bentuk Integrasi Sosial


1. Integrasi Normatif
Integrase normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrase yang terjadi akibat adanya norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.  Sebuah integrasi
dapat terbentuk dengan mengedepankann fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
dari masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut sebagai penyedia hasil laut, suku minang
yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut. Dengan demikian akan terjadi integrasi
dlam masyarakat.

3. Integrasi Koersif
Integrasi terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal penguasa menerapkan
cara-cara koersif (kekerasan). Contohnya adalah perusuh yang berhenti mengacau karena polisi membakar gas
air mata.

Proses-proses Integrasi
1. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Contoh akulturasi : saat budaya rap  dari negeri asing digabungkan dengan bahasa jawa, sehingga menge-
rap dengan menggunakan bahasa jawa.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah pembaruan dau kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga
membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang
atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimisali meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan,
sikap dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut, diantaranya :

 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.


 Terdapat pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
 Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Faktor-faktor Pendorong
Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:

 Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.


 Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda.


2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat.
3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaan.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuaran.
7. Adanya musuh bersama dari luar.
C. Definisi Reintegrasi Sosial
Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-
nilai dalam masyarakat. Kondisi ini oleh Soerjono Soekanto disebut sebagai disorganisasi atau disintegrasi
sosial. Awal terjadinya kondisi ini adalah situasi dimana ada ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur
dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem masyarakat tidak berfungsi dengan baik.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan menjadi chaos (kacau).
Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak
mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan
salah.

Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi dimana lembaga politik,
ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada didalam keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini
disebut dengan reintegrasi.

Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan
nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang mengalami perubahan.

Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial.
Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai