Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Materi Integrasi dan Reintegrasi

Sub Materi : Dampak Konflik Terhadap Disintegrasi

Kelas : XI IPS

Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari konflik dan kekerasan. Seharusnya
kalian sudah paham dan bisa mengidentifikasi konflik serta kekerasan. Kali ini kita akan
membahas dampak konflik dan kekerasan terhadap perpecahan atau disintegrasi. Sejatinya di
dalam masyarakat terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat mengarah pada konflik sosial.
Untuk menyelaraskan perbedaan tersebut, diperlukan upaya konsensus menuju ke arah
integrasi sosial. Hal ini bertujuan agar setip perbedaan dapat hidup secara berdampingan.

Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian, peleburan, penyatuan unsur-unsur


yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
di dalam masyarakat itu meliputi ras, etnik, agama, suku, budaya, bahasa, kebiasaan, sistem
nilai dan norma. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat
sepakat mengenai struktur-stuktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai,
norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Setidaknya ada 3 syarat jika ingin integrasi sosial
terwujud. Pertama, anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan di antara mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosial mereka dapat terpenuhi
oleh sistem sosial. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan setiap anggota
masyarakat saling menjaga keterikatan antara satu dengan yang lainnya.

Kedua, masyarakat berhasol menciptakan kesepakatan bersama (konsensus) mengenai


norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang
dilarang menurut kebudayaan. Ketiga, norma-norma dan nilai-nilai sosial berlaku dalam
jangka waktu yang lama, tidak berubah, dan dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota
masyarakat. Syarat-syarat terwujudnya integrasi sosial di masyarakat yang telah disebutkan
di atas merupakan sebuah satu kesatuan, yang artinya jika salah satu syarat saja tidak ada
maka integrasi sosial itu akan sulit untuk terwujud.

Selain syarat terwujudnya, integrasi sosial juga memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangannya, baik membuat integrasi sosial menjadi lebih cepat,
ataupun membuat integrasi sosial menjadi lebih lambat. Faktor-faktor tersebut adalah (1)
homogenitas kelompok, (2) besar kecilnya kelompok, (3) mobilitas geografis, (4) efektivitas
komunikasi. Faktor homogenitas kelompok dapat mempengaruhi perkembangan integrasi
sosial, semakin tinggi tingkat kemajemukan sebuah kelompok maka integrasi sosial akan
semakin sulit untuk diwujudkan, sedangkan semakin rendah tingkat kemajemukan sebuah
kelompok, maka integrasi sosial akan semakin mudah untuk diwujudkan. Lalu faktor besar
kecilnya kelompok pun demikian, umumnya dalam kelompok kecil integrasi sosial akan
mudah diwujudkan, sedangkan dalam kelompok besar integrasi sosial akan sulit untuk
dicapai.

Mobilitas geografis dari anggota kelompok masyarakat juga bisa sangat berpengaruh
terhadap integrasi sosial. Semakin tinggi arus mobilisasi anggota kelompoknya maka akan
semakin sering dibutuhkannya penyesuaian diri kembali terhadap lingkungan baru atau
anggota baru. Sedangkan dalam masyarakat yang mobilitasnya rendah maka integrasi sosial
akan semakin mudah dan kuat. Kemudian yang terakhir adalah efektivitas komunikasi yang
baik dalam masyarakat tentunya akan memudahkan integrasi sosial terwujud di masyarakat
tersebut. Sedangkan pada masyarakat yang tidak memiliki sistem komunikasi yang efektif,
maka integrasi sosial akan sulit tercapai.

Setidaknya ada tiga bentuk integrasi sosial, yaitu (a) integrasi normatif, merupakan
bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya noram-norma yang berlaku di masyarakat, seperti
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi sebuah norma yang dapat mengintegrasikan perbedaan
yang ada dalam masyarakat. (b) integrasi fungsional, merupakan bentuk integrasi yang terjadi
karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Misalnya Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing
suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia hasil-hasil
laut, suku Minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual hasil-hasil laut
tersebut. Dengan demikian, akan tercipta sebuah integrasi masyarakat. Bahasa mudahnya
“semua ada tugasnya masing-masing”. (c) integrasi koersif, merupakan bentuk integrasi yang
terjadi karena adanya kekuasaan yang dimiliki penguasa. Contohnya adalah perusuh yang
berhenti mengacau karena polisi menembakan gas air mata.

Sebagai sebuah proses, integrasi sosial tercipta secara bertahap. Proses tersebut dapat
bermula dari akomodasi keinginan berbagai pihak untuk bekerja sama. Kemudian proses
dilanjutkan dengan kerja sama yang akhirnya dapat menciptakan persatuan. Berikut adalah
proses integrasi sosial:

1. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok
sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses
sosial itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri. namun akulturasi berlangsung tanpa menghilangnya
kepribadian atau ciri-ciri kebudayaan itu sendiri. Kesimpulannya akulturasi adalah (jawab
sendiri kalian pasti tau)

2. Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha
untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam
masyarakat. Pada asimilasi, setiap individu dalam masyarakat berusaha untuk mempertinggi
kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan
tujuan bersama. Batas-batas di antara masyarakat akan hilang dan lebur menjadi satu
kesatuan. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang
bersifat emosional, dengan tujuan mencapai kesatuan.

3. Akomodasi

Akomodasi adalah sebuah proses usaha manusia untuk meredakan pertentangan dan
mencapai kestabilan. Akomodasi di dalam masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan
pertentangan atau konflik tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi akan meredakan
konflik dan menjadikan interaksi yang bersifat lebih damai.

FAKTOR PENDORONG INTEGRASI SOSIAL

1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda.


2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran (amalgamasi)
7. Adanya musuh bersama dari luar.

DISINTEGRASI SOSIAL
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Pada dasarnya, perubahan merupakan
proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang
terjadi dalam masyarakat disebut perubahan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang
masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan
(progress) atau kemunduran (regrees). Perubahan sosial ini lah yang dapat menyebabkan
disintegrasi sosial. Selain itu, perbedaan-perbedaan dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan konflik dan kekerasan juga sangat berpotensi menciptakan disintegrasi sosial.
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan
menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu
suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah. Hal itu berakibat
pada ketidakmampuan anggota masyarakat untuk mengukur tindakan-tindakannya. Mereka
tidak mampu melihat dengan jelas batasan antara yang baik dan buruk.

Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial dan perbedaan di masyarakat


dapat berbentuk pergolakan, demonstrasi yang anarkis, kriminalitas, dan kenakalan. Situasi
disintegrasi biasanya ditandai oleh hal-hal berikut ini:

1. Sebagian besar anggota masyarakat tidak lagi mematuhi norma-norma yang berlaku
di dalam masyarakat
2. Timbul ketidaksepahaman di antara anggota masyarakat dalam hal tujuan sehingga
hilang rasa kesatupaduan dan solidaritas dalam kelompok
3. Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma tidak dilaksanakan dengan konsekuen
sehingga ada kesan bahwa sanksi sudah tidak berfungsi lagi
4. Menurunnya kewibawaan para tokoh masyarakat dan pimpinan masyarakat, sehingga
warga masyarakat bingung siapa yang masih bisa dijadikan panutan atau teladan.

Dari tanda-tanda disintegrasi sosial di atas, menurut kalian apakah tanda-tanda


tersebut sudah terlihat di negara kita? Jika sudah mengarah pada tanda-tanda tersebut
sebaiknya kita semua harus berhati-hati dan mencoba kembali kepada persatuan, dan
berusaha untuk tetap mempertahankan integrasi serta memulihkan situasi (reintegrasi).

Anda mungkin juga menyukai