KELAS= XI IPS 4
1. Dalam proses Integrasi Sosial, homogenitas kelompok menjadi salah satu faktor yang
mendorong terjadinya Integrasi Sosial. Jekaskan mengenai apa itu homogenitas kelompok!
Homogenitas adalah suatu kelompok yg mempunyai ciri yg sama yg didasarkan atas
letak geografis, adat istiadat, budaya, kebiasaan, dan kepercayaan yang sama.
contoh : Masyarakat pedesaan pegunungan mayoritas punya profesi sbg petani,
Masyarakat pedesaan pantai berprofesi sbg nelayan, atau Masyarakat jawa
kebanyakan ngomongnya pake bahasa jawa dan mayoritas agamanya islam.
Karena dengan homogenitas kelompok maka tidak ada keragaman. Untuk membuka
kesempatan bagi keberagaman untuk memasuki kelompok yang homogenitas, pasti
diperlukan waktu yang cukup lama. Lain halnya jika kelompok yang homogen
tersebut bersedia membuka kesempatan bagi keberagaman untuk memasuki kelompok
tersebut. Maka akan dibutuhkan waktu yang agak cepat.
Dalam kelompok atau masyarakat yang tingkat kemajemukannya rendah, integrasi
sosial akan mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat majemuk,
integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan waktu yang sangat lama. Dengan
demikian, dapat kita katakan bahwa semakin homogen suatu kelompok atau
masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara anggota di dalam kelompok
atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok atau masyarakat yang homogen adalah
kelompok atau masyarakat dengan satu suku bangsa.
2. Isilah table berikut berdasarkan bentuk-bentuk Integrasi dan Reintegrasi Sosial. Berilah
pula contohnya!
INTEGRASI SOSIAL.
1
suku Minang yang pandai
berdagang difungsikan sebagai
penjual hasil-hasil laut tersebut.
Dengan
demikian, akan tercipta sebuah
integrasi dalam masyarakat.
Proses interaksi adalah proses paling awal untuk membangun suatu kerjasama yang
ditandai dengan adanya kecenderungan serta niat positif yang berpotensi menjadi
aktivitas bersama.
2. Proses Identifikasi
Berangkat dari proses interaksi tersebut, dapat berlanjut ke proses identifikasi. Proses
identifikasi ini berlangsung ketika tiap-tiap pihak dapat menerima secara terbuka
terhadap keberadaan pihak lain secara utuh. Sehingga, pada hakikatnya, proses
identifikasi merupakan proses untuk memahami berbagai karakter, latar belakang, dan
kepentingan pihak lain.
3. Kerjasama (Cooperation)
Charles H. Cooley mengungkapkan jika suatu kerjasama dapat mungkin terjadi jika
masing-masing pihak sadar bahwa mereka punya kepentingan yang sama. Di saat
yang bersamaan pula, mereka memiliki pengetahuan dan pengendalian diri yang
cukup untuk mencapai kepentingan tersebut dengan kerjasama. Ketika hal ini sudah
dipahami oleh masing-masing pihak, maka proses integrasi akan berjalan lebih mudah
karena setiap pihak sudah bersedia untuk membuka diri untuk menjalin kerjasama
yang positif.
4. Proses Akomodasi
5. Proses Asimilasi
Proses asimilasi dalam hal ini dapat dipahamai sebagai suatu cara yang ditandai
dengan kegiatan nyata untuk mengurangi perbedaan pada individu atau kelompok
2
yang sedang berkonflik. Proses ini juga meliputi usaha untuk menyatukan persepsi
kedua belah pihak dengan cara memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
6. Proses Integrasi
c. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
INTERN.
-Perubahan Penduduk.
Setiap masyarakat tentunya mengalami proses sosial di antaranya adalah interaksi sosial dan
sosialisasi. Kedua kondisi ini baik cepat maupun lambat akan mengubah pola pemikiran dan
tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan. Perubahan penduduk yang
ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah akan mengakibatkan
keramahtamahan semakin menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak, struktur
kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
- Penemuan-penemuan Baru
Penemuan baru juga dapat memengaruhi perubahan sosial. Penemuan yang benar-benar baru
disebut discovery. Penemuan baru ini berupa alat, gagasan, atau rangkaian ciptaan.
Faktor penyebab perubahan sosial lainnya adalah adanya konflik di dalam masyarakat. Adanya
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat seperti perbedaan ciri-ciri fisik,
kepentingan pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain seringkali
memicu munculnya konflik. Konflik dapat terjaid antarindividu, antarkelompk, antar individu
dengan kelompok, dan antargenerasi. Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses
disosiatif, namun tidak selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan
memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan
menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda
dengan keadaan sebelum terjadi konflik.
EKSTERN.
3
- Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Faktor penyebab perubahan sosial dari luar bisa terjadi karena perubahan alam. Hal ini
dikarenakan alam juga memiliki peranan yang snagat penting bagi kehidupan manusia. Alam
merupakan penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber
kesehatan dan keindahan. Nah, pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat
laun bisa merusak alam. Jika jumlah penduduk semakin tinggi, maka akan semakin tinggi juga
tekanan terhadap alam. Oleh karena itu, akan terjadi perusakan alam.
- Adanya Peperangan
Adanya peperangan di suatu wilayah juga menjadi faktor penyebab perubahan sosial. Hal ini
mengakibatkan berubahnya kepribadian setiap individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal
di wilayah tersebut. Perubahan sosial karena peperangan ini bisa terjadi karena melibatkan
seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik
besar maupun kecil.
- Pengaruh Kebudayaan
Pengaruh yang terjadi pada kebudayaan masyarakat lain adalah salah satu dari faktor penyebab
perubahan sosial eksternal. Hal ini dikarenakan hubungan sosial selalu terjadi dalam kehidupan
masyarakat sehingga kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya bertemu dalam proses sosialm
baik bertemunya tersebut secara asosiatif ataupun disosiatif. Pertemuan dari dua kebudayaan atau
lebih yang memiliki latar belakang berebda pada dasarnya menjadi faktor penyebab sosial
budaya. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk akulturasi ataupun dalam bentuk asimilasi.
-Bencana Alam
Adanya bencana alam juga merupakan faktor penyebab perubahan sosial. Hal ini bisa terjadi
karena dengan adanya bencana dalam suatu masyarakat akan mengubah segala bentuk struktur
dan juga sistem hidup yang direncanakan.
JAKARTA, KOMPAS.com
4
mengelola perbedaan. Padahal sebut Bambang, karakter dan kepribadian Indonesia adalah bangsa
majemuk.
Hal ini perlu segera direspon melaluii langkah konkrit yang diarahkan untuk meredam ekspresi intoleransi
dalam bentuk permusuhan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap pihak lain, termasuk
menumbuhkan sikap individu dan kelompok masyarakat untuk bersedia hidup bersama dalam sebuah
komunitas yang beragam dan mengedepankan nilai-nila utama, yakni toleran, terbuka, inklusif, bersih,
disiplin, produktif, dan inovatif. Bambang menyebut, salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2015-
2019 adalah pembangunan manusia yang tidak hanya melihat manusia sebagai sumber daya pembangunan,
tetapi juga sebagai insan berkarakter. Menurut Bambang, progres dari pembangunan masyarakat tersebut
salah satunya dituangkan dalam Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMas) dengan variabel yang
digunakan antara lain toleransi, gotong royong, dan rasa aman. Sebagai ukuran yang menggambarkan
pembangunan manusia dan masyarakat, kata Bambang, IPMas dibangun dengan kohesi sosial, inklusi
sosial, dan pengembangan kapasitas masyarakat sipil. Di tingkat provinsi, tercatat DI Yogyakarta
menempati posisi tertinggi (0,70), sedangkan terendah adalah Papua (0,51). "Hal ini menunjukkan
masyarakat di Yogyakarta konsisten menjaga harmoni dalam keberagaman," tutur Bambang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembangunan Harus Beri Ruang untuk Nilai-nilai
Lokal ", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/27/145429526/pembangunan-harus-beri-ruang-untuk-
nilai-nilai-lokal.
Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Erlangga Djumena
Sakina Rakhma Diah Setiawan menuliskan sebuah artikel berjudul judul "Pembangunan Harus
Beri Ruang untuk Nilai-nilai Lokal” yang di sampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro yang menyatakan, masyarakat
Indonesia perlu terus menghargai keberagaman dan perbedaan.
b. Berikan analisis anda mengenai artikel tersebut dan kaitkan dengan perdamaian dan
integrasi sosial!
Artikel tersebut ada hubunganya dengan perdamaian dan integrasi sosial karena ada
kata-kata yaitu ”masyarakat Indonesia perlu terus menghargai keberagaman dan perbedaan.
Oleh karena itu, pembangunan, khususnya bidang kebudayaan harus tetap memberi ruang yang
cukup bagi tumbuhnya nilai-nilai lokal. Ini termasuk pula pengakuan atas keunikan lokalitas, dan
keragaman budaya daerah, yang menemukan saluran artikulasi melalui otonomi dan
desentralisasi. "Berbagai keunikan lokal dan identitas kedaerahan harus ditransformasikan
menjadi pilar utama dalam menopang bangunan negara bangsa majemuk dalam suatu konsensus
nasional dalam wujud NKRI.” Dari pernyataan tersebut dapat saya simpulkan bahwasanya artikel
tersebut ada hubunganya dengan integrasi sosial karna sama-sama ingin mewujudkan dan
menemukan jati diri bangsa,
c. Menurut anda, bagaimana kaitan antara nilai nilai local, konflik sosial, dan integrasi
sosial?
5
Berbagai macam konflik dan kekerasan kemudian menjadi stimulan untuk metode-
metode baru agar bisa menjawab tantangan yang ada. Perdamaian adalah sebuah istilah /
kata untuk membicarakan suatu kondisi yang ada harmoni, kemanan (tidak terjadi
perang), serasi, dan keberadaan saling pengertian. Perdamaian juga bisa diartikan damai
yang tenang dan tidak tenang.
Melalui kelembagaan dapat mendorong terjadinya dinamika proses seperti interaksi yang intensif,
terjadi harmonisasi, toleransi, kegiatan kolektif, dan partisipasi. Dinamika proses yang terjadi
menghasilkan integrasi sosial dengan dukungan tiga kekuatan integratif, yaitu koersif di pusat
Kota Terpadu Mandiri (KTM), integrasi fungsional.
d. Apa saja faktor-faktor yang dapat memudarkan integrasi sosial berdasarkan kasus
tersebut?
Persoalan muncul dengan menguatnya kecenderungan intoleransi dan diskriminasi yang diperkuat
dengan semakin pudarnya sikap menghormat keragaman dan kemampuan mengelola perbedaan.
Padahal sebut Bambang, karakter dan kepribadian Indonesia adalah bangsa majemuk.
6
7