Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah
sebagaiberikut:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara
mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut
kebudayaan
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan
secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
2.Proses Identifikasi
Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses identifikasi manakala masing-masing pihak dapat
menerima dan memahami keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya, proses identifikasi
adalah proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain.
3.Kerjasama (Kooperation)
Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja
sama yang berguna.
4.Proses Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya
5.Proses Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan
tujuan-tujuan bersama.
6.Proses Integrasi
Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda hingga
membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Dalam integrasi sosial, terdapat kesamaan
pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi dalam kehidupan. Adanya
hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.
Dalam reintegrasi sosial sarana mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang
berkonflik dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-ketegangan yang timbul dari dampak
konflik. Contohnya:
1. Melalui kompromi antara perwakilan
2. Yang berkonflik melakukan perdamaian dan menyadari kesalahan-kesalahan tindakan
yang telah diperbuatnya
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan integrasi sebagai upaya pemecahan masalah konflik dan kekerasan
2. Mendeskripsikan reintegrasi sosial sebagai upaya pemecahan masalah konflik dan kekerasan
Mengamati Fakta
1. Integrasi Sosial
Pengertian Integrasi Sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran
sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga
menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau
meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti satu. Dari uraian
tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-
unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa,
kebisaaan, sistem nilai, dan norma.Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat
terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di
antara mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan
secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.Suatu integrasi sosial dapat berlangsung
cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Homogenitas kelompok
2. Besar kecilnya kelompok
3. Mobilitas geografis
4. Efektivitas komunikasi
Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses sosial
itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri. Namun umumnya akulturasi berlangsung tanpa menghilangkan
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan asing akan relative mudah diterima apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1. Tidak ada hambatan geografis, seperti daerah yang sulit dijangkau
2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan
kebudayaan yang lama.
3. Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama
4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu
5. Kebudayaan itu bersifat kebendaan
Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi
dimana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada didalam keadaan
yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut dengan reintegrasi.
Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali
norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang
mengalami perubahan.
Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal
sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan
memakan waktu yang lama.
Sebagai contoh 1:
masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara
tidak langsung masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik
mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa
menghilangkan kebudayaan setempat.
Contoh 2:
Konflik sampit terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari Pulau Madura.
Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah
warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari
100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.
Contoh 3:
lagi, yaitu sosial budaya Provinsi Maluku Utara, yaitu dimana corak kebudayaannya pada tipikal
perkawinan antara ciri budaya lokal dan budaya islam Maluku Utara pada masa lampau, karena
pendapatan yang dicapai pada hasil pertanian dan perikanan, karena memiliki laut yang Luas.
Gerakan radikalisme dan konflik sosial diprediksi masih akan terus terjadi pada tahun-tahun men
datang. Pada tahun 2012, pemerintah dan khususnya aparat keamanan, harus mewaspadai terjadi
nya aksi radikalisme yang terdiri dari konflik-konflik sosial dan kekerasan atas nama agama.
TUGAS
INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL
DISUSUN OLEH
NAMA :
KELAS :
NO. ABSEN :