Nasikun)
Disusun sebagai Resume Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Individu
Pada Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia.
Oleh :
Kelas D
2020
PENDAHULUAN
“Bineka Tunggal Ika” Sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus
diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar
hidup di dalam masyarakat. Konflik pada hakikatnya merupakan suatu gejala sosial yang
melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, dan melekat pula di dalam kehidupan setiap
bangsa Akan tetapi konflik sosial di dalam berbagai masyarakat senantiasa memiliki derajat
dan polanya masing-masing. Hal itu terjadi karena sumber yang menyebabkannya
PENDEKATAN TEORITIS
Parsons dan para pengikutnya, dapat dikaji melalui sejumlah anggapan dasar mereka sebagai
berikut :
1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling
3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara
fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah ekuilibrium yang bersifat
senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang panjang keadaan tersebut
proses institusionalisasi. Dengan kata lain, sekalipun integrasi sosial pada tingkatnya
yang sempurna tidak akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan
saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak
6. Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam
tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar (extra systemic change),
7. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial
menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar. Sistem nilai tersebut tidak saja
sekaligus juga merupakan unsur yang menstabilisir sistem sosial budaya itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa suatu sistem sosial pada dasarnya tidak lain adalah suatu
sistem daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara
berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh
dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar
penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang penting di
antara berbagai standar penilaian umum tersebut adalah apa yang kita kenal sebagai norma-
norma sosial. Norma-norma sosial itulah yang sesungguhnya membentuk struktur sosial.
Prosesnya adalah sebagai berikut, karena setiap orang menganut dan mengikuti pengertian-
pengertian yang sama mengenai situasi-situasi tertentu (sharing the same definition of the
Terdapat anggapan dasar bahwa setiap sistem sosial memiliki kecenderungan untuk
mencapai stabilitas atau ekuilibrium di atas konsensus para anggota masyarakat akan nilai-
dalam bentuk tumbuhnya diferensiasi sosial yang semakin kompleks adalah akibat daripada
pengaruh faktor-faktor yang datang dari luar. Anggapan semacam itu mengabaikan
bersifat internal, yang pada gilirannya justru menjadi sumber bagi terjadinya
perubahan-perubahan sosial.
2. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar
3. Suatu sistem sosial di dalam waktu yang panjang dapat juga mengalami konflik-
penyesuaian yang lunak akan tetapi dapat juga terjadi secara revolusioner.
berakhir atau dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di
2. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya atau dengan kata lain
4. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang
Berikut ini adalah syarat agar lembaga-lembaga dapat berfungsi secara efektif :
mengambil keputusan-keputusan tanpa campur tangan dari badan-badan lain yang ada
di luarnya.
demikian.
kepentingan yang berlawanan satu sama lain itu merasa terikat kepada lembaga-
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara
kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
non komplementer.
4. Secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coecion) dan saling
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timus ke
barat dan 1.000 mil dari utara ke selatan dan merupakan faktor yang sangat besar
Indonesia. Karena letaknya yang berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan laut
3. Keadaan iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara
Dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia yang menjadi semakin penting artinya
dari waktu ke waktu dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial
ekonomi modern beserta organisasi administrasi nasional yang mengikutinya maka kontras
pelapisan sosial antara sejumlah orang-orang yang secara ekonomis dan politis berposisi
lemah pada lapisan bawah dan sejumlah kecil orang-orang yang relatif kaya dan berkuasa
Dulu ketika pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955 terdapat 4 partai besar yang
memenangkan pemilu dengan perolehan suara yang cukup besar yaitu partai
Muhammadiyah, partai PNI, partai NU, dan partai PKI. Keempat partai tersebut memiliki
pendukung-pendukung yang sangat banyak dari lapisan atas hingga bawah. Sebenarnya
seluruh partai yang ada di Indonesia memiliki konflik-konflik yang mirip seperti
perbedaan suku-bangsa, agama, daerah, dan stratifikasi sosial. Herbert Feith melihat konflik-
konflik politik di Indonesia sebagai konflik ideologis yang bersumber di dalam ketegangan-
ketegangan yang terjadi antara pandangan dunia tradisional (tradisi Hindu-Jawa dan Islam) di
satu pihak dengan pandangan dunia modern (khususnya pandangan dunia barat) di lain pihak.
Perwujudannya dinyatakan oleh konflik ideologis di antara lima buah aliran pemikiran
politik, yaitu : Nasionalisme radikal, Tradisionalisme Jawa, Islam Sosialisme Demokrat, dan
Komunisme. Sementara itu Donald Hindley melihat keragaman pola kepartaian di Indonesia
bersumber di dalam dua macam penggolongan masyarakat Indonesia yang bersifat silang
menyilang, yaitu : Penggolongan yang bersifat keagamaan di satu pihak dan penggolongan
atas penganut pandangan dunia tradisional dan penganut pandangan dunia modern di lain
pihak. Walaupun begitu dua pakar tersebut melihat juga bagaimana perbedaan-perbedaan
penggolongan politik.
BAB V
INTEGRASI NASIONAL
Sedikitinya terdapat dua macam tingkatan konflik yang mungkin terjadi yaitu :
Pada tingkat yang bersifat ideologis, konflik tersebut terwujud di dalam bentuk konflik antara
sistem-nilai yang dianut serta menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial. Pada tingkat
yang bersifat politis, konflik tersebut terjadi dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian
status kekuasaan dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas di masyarakat. Di dalam situasi
konflik maka sadar atau tidak setiap pihak yang berselisih akan berusaha mengabadikan diri
bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Tetapi di samping terdapat
banyak konflik, suatu masyarakat majemuk dapat juga terintegrasi karena adanya saling
ketergantungan di antara berbagai kelompok atau kesatuan sosial di dalam lapangan ekonomi.
Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh dapat berkembang apabila :
dari negara sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka menjadi warganya.
Jadi, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus
nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku bagi
seluruh masyarakat tersebut. Yang pertama merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa
mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu bangsa, suatu kesadaran nasional yang
membedakan apakah seseorang termasuk sebagai warga dari suatu bangsa atau tidak. Yang
bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan suatu konsensus nasional mengenai “sistem
nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan sosial di antara para anggota suatu
masyarakat bangsa.
Dalam hal itu konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa Indonesia
harus diwujudkan atau diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan di dalam proses
pertumbuhan Pancasila sebagai dasar falsafah atau ideologi negara. Secara yuridis-formal,
Pancasila sebagai dasar falsafah negara pada tingkat yang sangat umum telah diterima
sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan kelahiran negara Republik
Indonesia sebagai negara yang merdeka dan bebas dari penjajahan bangsa lain.
sendiri. Yang pertama, Pancasila pada hakikatnya merupakan pernyataan perasaan anti
meliputi toleransi dan akomodasi timbal balik dalam bidang kesukuan, keagamaan,
kedaerahan, dan pelapisan sosial. Ketiga, Pancasila pada hakikatnya merupakan perumusan
Indonesia di atas cinta-cita ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
prinsip Pancasila tersebut kemudian di turunkan atau dijabarkan ke dalam bentuk norma-
norma hukum berupa Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan perundang-
Indonesia.
Ada beberapa indikasi yang biasa dipakai oleh para ahli ilmu-ilmu sosial untuk
mengorganisir diri untuk melakukan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, atau
pimpinan dari rezim atau pemerintah tersebut, atau terhadap ideologi, kebijaksanaan,
kurangnya kebijaksanaan, atau terhadap suatu tindakan atau tindakan yang sedang
direncanakan.
satu pihak, dan penggunaan berbagai macan senjata atau alat pemukul oleh para
pelaku kerusuhan dari demonstrasi dan armed attack yang akan kita kemukakan
3. Serangan bersenjata (Armed Attack), yakni suatu tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh atau untuk kepentingan kelompok tertentu dengan maksud melemahkan atau
Terdapat indikator lain yang dapat dipergunakan untuk menilai sampai seberapa jauh
coercion mengambil peranan di dalam proses integrasi masyarakat yaitu yang disebut dengan
governmental sanction yaitu sesuatu tindakan yang diambil oleh penguasa untuk menetralisir,
menindak, atau meniadakan suatu ancaman terhadap keamanan pemerintah, rezim yang
mengancam media massa seperti surat kabar, majalah, buku-buku, radio, maupun
televisi.
memelihara keamanan dalam negeri, atau penentuan jam malam. Meliputi juga
keyakinan politik atau melakukan tindakan politik tertentu, pembubaran partai politik,
orang-orang dengan alasan melakukan kegiatan politik atau melakukan oposisi yang
orang (warga negara Indonesia atau warga asing) ditahan dengan tuduhan kegiatan
dibangun oleh sub-sub sistem. Jika terjadi ketegangan, penyimpangan, atau konflik dalam
sistem tersebut maka kinerja sistem tersebut akan terganggu. Namun, diasumsikan bahwa
sistem tersebut selalu bergerak menuju titik keseimbangan yang pada akhirnya akan
mencapai integrasi.
Sistem sosial Indonesia dibangun atas keberagamaan suku bangsa, ras, agama, dan
sekaligus menyimpan potensi konflik yang krusial. Di antara kekayaan itu adalah cross
cutting affiliation, yaitu loyalitas ganda yang dapat menetralisir konflik antara kesatuan sosial
dengan kesatuan sosial yang lain. Dengan demikian, pluralisme tidak selalu identik dengan
konflik karena jika pluralisme dikelola dengan baik akan menciptakan masyarakat yang