Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

“Rencana Penataan Ruang Dalam Kota”

DISUSUN OLEH :
AFRIYANTI NUR AMELIA
60800120008
Kelas A

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

SAMPUL i

DAFTAR ISI ii

KATA PENGANTAR iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Perlu Direncanakan 6

B. Interaksi Dalam Ruang 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurah limpahkan kepada sang pembawa cahaya kebajikan bagi sekalian alam, Nabi

Muhammad SAW. Alhamdulillah, berkat rahmat dan anugerah-Nya sehingga makalah mata

kuliah pengantar perencanaan wilayah dan kota dengan judul “rencana penataan ruang dalam

kota”, dapat diselesaikan tanpa ada halangan yang berarti. Pemakalah menyadari bahwa masih

terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini. Baik itu kesalahan dalam pembahasan

maupun penulisan, pemakalah mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang.

Demikian, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Malili, Oktober 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. penataan ruang
adalah suatau kegiatan yang integral, tidak hanya terkait dengan perencanaan saja, namun
juga bagaimana pemanfaatan serta pengendalian terhadap ruang yang ada, sehingga
sasaran akhir yang ingin dicapai dapat terwujud yaitu kesejahteraan dan keadilan sosial.
Ketentuan mengenai kawasan perkotaan diatur dalam pasal 1 angka 25 yang berbunyi :
“Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Perencanaan tata ruang kota tidak dapat dilepaskan dari persoalan pengaturan tata ruang
secara umum, karena keduanya saling terkait dan integral”. Sejak ribuan tahun yang lalu,
fenomena perkembangan kota di berbagai tempat, suku bangsa akan selalu dipengaruhi
oleh dinamika perkembangan masyarakatnya yaitu perkembangan kehidupan sosial,
ekonomi, budaya, politik dan pendidikan yang tercermin dalam perkembangan kotanya.
Dinamikan dan perkembangan masyarakat tumbuh dan berkembang secara alamiah
karena masyarakat yang hidup selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dan
mengekspresikannya didalam setiap perkembangnannya. Oleh karena itu perubahan
dalam setiap aspek kehidupan kota, baik itu perubahan sosial, ekonomi, budaya, politik
dan pendidikan sebaiknya dipandang sebagai suatu dinamika kehidupan yang selalu akan
berkesinambungan. Karena itu dapat dikatakan bahwa kota adalah sesuatu yang berproses
yang selalu disertai oleh dimensi waktu dan faktor kehidupan manusia di dalamnya.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya adalah :


1. Mengapa ruang perlu direncanakan?

2. Apa saja interaksi dalam ruang?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui mengapa ruang perlu direncanakan.


2. Untuk mengetahui interaksi dalam ruang.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Perlu Direncanakan

“Dialah (Allah) yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira


sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat
bersih, agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, agar kami
member minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak” (Q.S.Al-Furqan:48-49).
Penjelasan dari Al-Furqan 48-89 adalah bahwa manusia haruslah selalu
mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Oleh Allah SWT. Tentunya nikamat
tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita lestarikan agar kelak nanti anak cucu kita
masih dapat menikmati atas apa yang telah diberikan-Nya. Serta merencanakan
pembangunan tata ruang yang tidak merugikan masyarakat, berharap pembangunan dan
perkembangan kota menuju Button Up Top Down yaitu perekembangan kota mengarah
kepada masyarakat lapisan bawah.
Adapun Istilah dan Defenisi :
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
7. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
8. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
9. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
10. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
11. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
14. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
15. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah
administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan
atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok
dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai
operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan
yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah

7
satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan pemanfaatan
ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan
ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang.
Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin,
dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.

B. Interaksi Dalam Ruang

Tata ruang kota adalah wujud struktural dari pola pemanfaatan ruang yang direncanakan
maupun tidak. Kondisi penduduk secara sosial maupun ekonomi sangat terkait erat dengan
penataan ruang kota, pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang ada. Karena itu
penataan ruang tersebut sangat berpengaruh pada sumber daya manusia yang berinteraksi
dengan tempat, waktu dan budaya masyarakat setempat. Dalam penataan kota, ada beberapa
unsur atau elemen yang menjadi pembentuk dalam tatanan kota tersebut, dimana elemen-
elemen tersebut sangatlah berpengaruh terhadap pola dan bentuk kota.
Pembangunan kota yang berkelanjutan harus diawali dengan perencanaan tata ruang
kota yang berkelanjutan. Kota berkelanjutan akan terbentuk jika penggunaan ruang di
dalamnya diatur secara tepat dan ditaati bersama, sehingga memungkinkan dilaksanakannya
pembangunan ekonomi, sosial, lingkungan dan kelembagaan secara optimal. Ketiga aspek ini
harus diperhitungkan dalam perencanaan dan penataan kota. Karena pilihan rencana dan
tatanan tertentu akan berpengaruh pada pembangunan dan kehidupan yang terjadi di dalam
kota. Secara ekonomis, kota berkelanjutan dapat mewujudkan dua tujuan pembangunan
secara seimbang, yaitu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Kota
berkelanjutan sebagai kota dimana pencapaian pembangunan sosial. ekonomi dan fisik
dilakukan untuk lestari. Sebuah kota berkelanjutan mempunyai pasokan sumber daya alam
yang lestari sebagai dasar pembangunan yang dilaksanakannya. Sumber daya alam hanya
digunakan sejauh hasilnya dapat menjamin keberlanjutan. Sebuah kota berkelanjutan juga
memelihara keamanan jangka panjang terhadap kerusakan-kerusakan lingkungan yang dapat

8
mengancam pencapaian-pencapaian pembangunan.1 Pembangunan ekonomi yang tidak
merata tentu akan berakibat pada kesenjangan. Kemajemukan rencana dan tata ruang tentu
juga dimengerti akan mengakibatkan dampak yang kurang menguntungkan untuk
pembangunan kota. Kota bukanlah sebuah pulau yang terisolir. Sebaliknya kota adalah
sebuah kawasan yang terbuka dan terhubung dengan kawasan-kawasan lain. Oleh karenanya
kota harus merupakan sebuah entitas yang mampu bersaing dan sekaligus bekerjasama
dengan kawasan-kawasan lain. Bagi pengembangan kegiatan perekonomian, akses-akses
yang mudah terhadap kantongkantong tenaga kerja, pusat-pusat jasa nasabah dan pelanggan
serta jaringan informasi merupakan hal-hal yang penting dalam pengaturan lokasi. Semua
faktor ini amat mempengaruhi perhitungan skala usaha dan dipentingkan oleh semua pelaku
usaha. Semua ini sangat berkaitan dengan pengaturan jalan serta jaringan dan fasilitas
transportasi kota. Pengaturan rencana dan tata kota tersebut berpengaruh juga terhadap
pengembangan sosial kota. Panataan kota yang dapat memadukan antara kawasan ekonomi
dengan berbagai fasilitas umum juga dapat mendukung pengembangan modal sosial. Sebab
warga kota dapat melakukan berbagai hal yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan
mental dan spriritual.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimupulan
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan perkotaan sangat komplek, sehingga
memerlukan suatu konsep perencanaan dalam menata kawasan perkotaan. Dalam
Perencanaan kawasan perkotaan perlu memperhatikan beberapa elemen yang sangat
penting, salah satunya adalah pengaturan mengenai perencanaan tata kota itu sendiri,
sehingga apa yang diharapkan oleh masyarakat dalam perencanaan tata kota yaitu
terwujudnya kesejahteraan serta keadilam bagi seluruh rakyat menjadi kenyataan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :
1. Jadikan makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar yang
lebih tinggi lagi.
2. Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai
wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

WAHID, YUNUS., 2014. PENGANTAR HUKUM TATA RUANG. Jakarta : Kencana


SILALAHI, DAUD., 2001. HUKUM LINGKUNGAN (dalam sistem penegakan hukum
lingkungan indonesia). Bandung : Penerbit Alumni.
Effendi, dkk, 2010, Sinergisitas Penataan Ruang, Kanun, Jurnal Ilmu Hukum, Nomor 52 Tahun
XII, Desember 2010.
Hasni, 2008, Hukum Penataan Ruang Dan Penatagunaan Tanah, Rajawali Pers, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai