DISUSUN OLEH:
MUH. GUFRAN RASHADI D051116003
ASTRID NURAINI LENTANG D051171502
EMILIA RAMDHANI RAHMAN D051181315
M. FAATHIR ATH THAARIQ D051181318
ADE MUFTIAH D051181322
MULTAZAM AL ISRA’ ILYAS D051181324
NURUL NIZA M. SAID D051181326
NIRMALA AZIZA D051181328
AMIRAH ARKANITA RIDWAN D051181504
MUH. SABIR S. HALIM D051181518
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
PENDAHULUAN
Perkembangan suatu kota tidak akan pernah lepas dari identitas atau ciri
khasnya. Citra terhadap suatu kota berkaitan erat dengan identitas dari beberapa
elemen dalam kota yang berkarakter dan khas sebagai jati diri yang dapat
membedakan dengan kota lainnya (Purwanto, 2001). Citra kota sangat penting
ditinjau untuk dapat mengetahui apakah produk rancangan suatu kawasan berhasil
dipahami oleh masyarakat luas dan bisa memiliki ciri khas tersendiri dari kawasan
perkotaan tersebut. Citra amatlah penting untuk pengembangan suatu kota, guna
pembentuk identitas kota dan sebagai penambah daya tarik kota.
Ada lima elemen pembentuk citra kota menurut Kevin Lynch yang mampu
memberikan kualitas visual bagi kota itu sendiri. Elemen-elemen inilah yang terlihat
dan terasa di kawasan kota. Semakin kuat kelima elemen ini maka semakin baik kota
itu akan memberikan kualitas citra kota terhadap pengamat. Lima elemen pembentuk
citra kota adalah: Landmark (Tetenger/Penanda), Path (Jalur), Districk (Kawasan),
Nodes (Simpul), Edge (Batas atau Tepian).
Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah Nodes
(simpul). Keberadaan nodes merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota
yang dapat menciptakan representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung.
Menurut Lynch “Nodes adalah fokus strategis dimana pengamat dapat masuk,
biasanya persimpangan jalan, atau konsentrasi beberapa karakteristik” (Lynch, 1960:
72). Mereka adalah titik-titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana pengamat
bisa masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke dan dari mana dia berjalan. Nodes
bisa merupakan persimpangan jalan, tempat break (berhenti sejenak) dari jalur,
persilangan atau pertemua path, ruang terbuka atau titik perbedaan dari suatu
bangunan ke bangunan lain. Elemen ini juga berhubungan erat dengan elemen
district, karena simpul-simpul kota yang kuat akan menandai karakter suatu district.
Untuk beberapa kasus, nodes bisa juga ditandai dengan adanya elemen fisik yang
kuat. Nodes menjadi suatu tempat yang cukup strategis, karena bersifat sebagai
tempat bertemunya beberapa kegiatan/aktifitas yang membentuk suatu ruang dalam
kota.
Kota Makassar yang sedang berkembang pesat di berbagai sektor tentu perlu
adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun perencana untuk memperkenalkan
diri sebagai suatu wilayah yang beridentitas dan tertata dengan baik yang berpegang
pada elemen pembentuk kota terutama nodes yang merupakan salah satu aspek paling
penting dari elemen citra visual kota.
Tujuan dari makalah ini adalah menemukenali apa saja yang menjadi nodes-
nodes yang berada di kota Makassar yang merupakan citra kota Makassar itu sendiri.
PEMBAHASAN
Selanjutnya, contoh nodes kota Makassar yang tak kalah penting adalah Tugu
Mandiri yang berada di Jl. Riburane, Pattunuang, Kec.Wajo, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90111.
Tugu Bank Mandiri ini juga dikenal sebagai tugu titik 0. Sesuai namanya,
tugu ini berada di titik 0 kota Makassar. Tugu ini merupakan sumbangan Bank
Mandiri kepada masyarakat Kota Makassar.
Tugu ini ditopang dengan 4 sisi sebagai lambang 4 etnis besar yang banyak
mendiami Kota Makassar. Tugu ini menjadi pertemuan antara jalan nusantara, jalan
riburanne dan jalan ujung pandang. Keberadaan tugu ini juga telah menjadi pengatur
lalu lintas bagi pengguna jalan dan juga menjadi ikon kota Makassar