1. Path
Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak
atau berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat
bergerak melaluinya pada saat mengamati kota dan di sepanjang jalur
tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan.
Path merupakan elemen yang paling penting dalam image kota yang
menunjukkan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk
melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan
transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai
identitas yang lebih baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke
stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain), serta ada/ penampakan yang kuat
(misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau belokan yang jelas.
Contoh :
Lokasi : JL. Dr. Mansyur, Medan
2. EDGE
Unsur linier yang tidak dianggap path, yaitu batas antara dua phase,
pemutusan dari suatu kontinuitas, misalnya; pantai, pemotongan oleh
jalur kereta api, batas suatu pembangunan, dan bisa juga dinding. Edge
adalah suatau penahan (yang kadang-kadang bisa ditembus) yang
menutup suatu daerah dari daerah lain, atau bisa juga merupakan kolom
diantara dua daerah yang menghubungkan daerah tersebut. Unsur ini
meskipun tidak lebih dominan daripada path, tetapi untuk banyak orang
merupakan alat (sifat) yang penting untuk membedakan daerah-daerah
misalnya; batas suatu kota oleh air (sungai), atau tembok batas kota.
Jika edge penting diberikan hubungan (visual dan sirkulasi) dengan
arsitektur lokal lainnya, maka dapat menjadi sesuatu untuk
mempermudah pengenalan. Suatu cara memeperbesar visibility dari edge
adalah dengan memperbesar kegunaannya atau accesbility-nya.
Edge juga merupakam pengakhiran dari sebuah District atau batasan
sebuah District dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih
baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi
batasnya harus jelas : membagi atau menyatukan.
Contoh :
Lokasi : Rel kereta Api JL. M. T Haryono
Jalur kereta api yang membatasi antara distrik Medan Barat dan distrik
Medan timur.
3. DISTRICT
Suatu daerah yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dan memberikan
citra yang sama.
Distrik yang ada dipusat kota berupa daerah komersial yang didominasi
oleh kegiatan ekonomi.
Daerah pusat kegiatan yang dinamis, hidup tetapi gejala spesialisasinya
semakin ketara. Daerah ini masih merupakan tempat utama dari
perdagangan, hiburan-hiburan dan lapangan pekerjaan. Hal ini ditunjang
oleh adanya sentralisasi sistem transportasi dan sebagian penduduk kota
masih tingal pada bagian dalam kota-kotanya (innersections). Proses
perubahan yang cepat terjadi pada daerah ini sangat sering sekali
mengancam keberadaan bangunan-bangunan tua yang bernilai historis
tinggi. Pada daerah-daerah yang berbatasan dengan distrik masih banyak
tempat yang agak longgar dan banyak digunakan untuk kegiatan ekonomi
antara lain pasar lokal, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi
rendah dan sebagian lain digunakan untuk tempat tinggal.
Contoh :
Lokasi : Kampung Madras a.k.a Kampung Keling
Contoh :
Lokasi : Di depan Pangkalan Udara Soewondo
Sebuah patung yang memiliki ukiran cicak khas orang Batak yang
terletak di depan Pangkalan Udara Soewondo yang dulunya
merupakan bandar udara Polonia. Begitu melihat patung ini saat
keluar dari bandara, maka akan langsung tahu bahwa telah sampai di
kota Medan.
Contoh lain :
5. NODE
Node merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah
atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas
yang lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang,
jembatan, atau bagian kota secara keseluruhan dalam skala makro
misalnya pasar, taman, Square, dsb.
Ciri-ciri Node :
Pusat kegiatan
Pertemuan beberapa ruas jalan
Tempat pergantian alat transportasi
Tipe Node :
Junction Node, misalnya stasiun bawah tanah, stasiun kereta api
utama.
Thematic Concentration, berfungsi sebagi Core, Focus, dan simbol
sebuah wilayah penting
Junction dan Concentration
Contoh :
Lokasi : Jalan Monginsidi