Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR


STRUKTUR TENDA

DOSEN PEMBIMBING
Lukman Afif M.T

DISUSUN OLEH
Ikhwan Andre H (201745500173)

UNIVERSITA INDRAPRASTA PGRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
TEKNIK ARSITEKTUR
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman, wawasan serta
ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami apabila didalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

. Jakarta, 27 November 2019

. Penyusun
Ikhwan Andre Hidayat
(201745500173)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2


A. Definisi struktur kabel ................................................................................................... 2
B. Sejarah struktur kabel .................................................................................................... 3
C. Jenis dan Material sistem struktur kabel ...................................................................... 5
D. Analisa bangunan ........................................................................................................ 10
E. Kelebihan dan Kekurangan ......................................................................................... 11
F. Metodologi .................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Simpulan ..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
a.

C. Tujuan
Menambah pengetahuan dan juga wawasan mengenai struktur .

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Struktur Tenda

Struktur tenda adalah struktur membran yang bekerja dengan memberikan gaya
eksternal yang menarik membran. (Schodek, 1998) Salah satu cara untuk memberikan
prategang pada membran adalah dengan memberikan gaya jacking yang cukup untuk tetap
menegangkan membran pada berbagai kondisi pembebanan yang mungkin terjadi. Gaya
jacking berasal dari kata ‘jack’ yang berarti dongkrak. Prinsip kerja dari struktur membran
prategang ini adalah mempertahankan semua permukaan membran mengalami tarik dalam
semua kondisi pembebanan.
.

2
B. Sejarah Singkat Struktur Kabel

Struktur kabel telah digunakan bahkan sejak abad pertama SM di Cina pada jembatan
yang menggunakan rantai, kemudian sekitar tahun 70 SM struktur kabel digunakan
sebagai atap amphitheatre Romawi. Pada tahun 1218 di Eropa, struktur rantai tergantung
pernah dibangun di Alpen, Swiss. Meskipun 2 pemakaiannya sudah lama dikembangkan,
teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1595, tepatnya sejak
Fausto Veranzio menerbitkan jembatan gantung. Kemudian pada tahun 1941, jembatan
rantai di Durban Country, Inggris dibangun dan menjadi jembatan gantung pertama di
Eropa.

(Gambar 1.1 Struktur atap kabel pada Roman Collosseum, abad ke 70 SM. Kabel tali membentang
secara radial melintasi struktur terbuka. Bentang struktur adalah 188 m pada sumbu manyor dan
166 m pada sumbu minor (dari drum)).

Pada abad pertengahan 15, Leonardo da Vinci (1452-1519) membuat sketsa gambar
konstruksi jembatan dengan sistem jembatan kabel sebagai penopangnya (cable stayed
bridge). Kemudian sketsa ini diperkenalkan kepada Fritz Leonhard di Jerman.

Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di
Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat
memikul beban lalu lintas. Findley membangun jembatannya untuk pertama kali pada
tahun 1810 di Jacobs Creek, Uniontown, Pennsylvania dengan menggunakan rantai besi
fleksibel. Inovasi Findley bukanlah kabelnya, melainkan penggunaan dek jembatan yang
diperkaku yang pengkakunya diperoleh dengan menggunakan rangka batang kayu.
3
Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah bentuk sehingga
bentuk permukaan jalan juga tidak berubah.

Inovasi Findley dilanjutkan oleh Thomas Telford di Inggris dengan mendesain


jembatan yang melintasi Selat Menai di Wales (1818-1826). Louis Navier, ahli
matematika Perancis membahas karya Findley dengan menulis buku mengenai jembatan
gantung, Rapport et Memoire sur les Ponts Suspends, yang diterbitkan pada tahun 1823

Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun,
misalnya jembatan Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan jembatan Brooklyn (oleh
John Roebling). Banyak pula jembatan modern yang dibangun setelah itu, misalnya
jembatan yang membentangan Selat Messina dengan bentang tengah sekitar 1525 m dan
jembatan Verazano-Nanrows yang bentang tengahnya 1300 m.

Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada
kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Struktur pavilion pada pameran Nijny-
Novgorood yang oleh V. Shookhov pada tahun 1896 dianggap sebagai awal mulainya
aplikasi pada gedung modern. Struktur-struktur yang dibangun berikutnya adalah paviliun
Lokomotif pada Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging Pavillion
yang dibangun di Raleigh North Carolina sekitar tahun 1950. Sejak itu, banyak dibangun
gedung yang menggunakan sistem struktur kabel.

Struktur kabel banyak dipakai untuk menyelesaikan kasus-kasus bangunan dengan


bentang lebar pada masa sekarang. Contoh dari bangunan yang banyak menggunakan
struktur kabel ialah stadion yang memiliki bentang sangat lebar dan elemen struktur yang
ada diharapkan tidak akan ada yang menghalangi pandangan penonton ke tengah
lapangan. Maka dari itu, penyelesaian dengan struktur kabel merupakan pilihan yang
tepat.

4
C. Jenis dan material sistem struktur kabel

1. Prinsip – prinsip umum pada system stuktur kabel

Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, dan menggunakan sistem


statis tertentu. Pada sistem struktur, dituntut sistem yang stabil dengan kabel
yang tegang. Daya tarik tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni
memungkinkan baja sebagai elemen struktur yang dapat membentangi jarak
besar. Kabel dinilai fleksibel karena ukurannya dari sisi kecil, dibandingkan
dengan panjangnya. Fleksibel menunjukkan daya lengkung yang terbatas,
karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh fleksibelnya
kabel. Beban-beban yang dipikul oleh batangbatang tarik terbagi diantara
kabel-kabel. Masing-masing kabel memikul beban dengan tegangan yang
sama dan di bawah tegangan yang diperkenankan.

Untuk dapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul


beban vertikal, maka dijelaskan dengan gambar di bawah ini:

Pada gambar tersebut terlihat suatu kabel yang ujungujungnya dipegang


kuat oleh angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban
P, kedua bagian kabel tertarik dan membentuk segitiga, setiap bagian kabel
memikul 1⁄2 P .

Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada
lenturan, yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik
terendah pada kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya
tarik pada kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan dengan
gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat
melenturnya kabel dapat dibagi dalam dua bagian yang sama karena
pembebanan simetri.

5
Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian
kabel akan berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang
batang penunjang mendatar antara kedua landasan.

Lenturan yang besar menambah panjang kabel, tetapi tegangan menjadi


lebih rendah sehingga dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil.
Sebaliknya apabila lenturannya kecil, panjang kabel dapat berkurang, tetapi
tegangan menjadi lebih besar, jadi diperlukan kabel dengan potongan lintang
(Gambar 1.1 Struktur atap kabel pada Roman Collosseum, abad ke 70 SM.
Kabel tali membentang secara radial melintasi struktur terbuka. Bentang
struktur adalah 188 m pada sumbu manyor dan 166 m pada sumbu minor (dari
drum)). 3 yang besar. Yang paling ekonomis adalah dengan mengambil lenturan
dengan sudut 45°

Garis katenari pembebanan merata sepanjang kabel

Garis pada pembebanan horizontal merata

Garis parabola hampir berhimpitan dengan katenari

Polygon yang funikuler

6
2. Kabel sebagai struktur funicular

Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis-garis lurus


karena tegang membentuk segi banyak. Secara alami bentuk funikular akan
diperoleh apabila kabel yang bebas berubah bentuk saat dibebani. • Beban
terpusat: Kumpulan bentuk funikular untuk beban tipikal. Apabila tinggi
struktur funikular berkurang, maka gaya dalam akan bertambah, dan begitu pula
sebaliknya.

Kumpulan beban terdistribusi secara horizontal.

(Gambar 1.2 Bentuk funikular beban terpusat)

Sebagai akibat dari beban merata yang bekerja pada struktur kabel,
terbentuk dua macam pola kurva yaitu kurva parabola dan kurva katenari. Kabel
yang berpenampang melintang konstan dan hanya memikul berat sendirinya
akan mempunyai bentuk katenari. Kabel yang memikul beban vertikal yang
terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel, seperti beban utama pada
jembatan gantung yang memikul dek horizontal, akan mempunyai bentuk
parabola. Kabel yang memikul beban terpusat (dengan mengabaikan bentuk
sendirinya) akan mempunyai bentuk segmen-segmen garis lurus. Kombinasi
berbagai beban akan memberikan bentuk kombinasi dimana beban terbesar akan
memberikan bentuk yang dominan. Bentuk pelengkung untuk beban yang sama
merupakan kebalikan sederhana dari bentuk yang telah disebutkan di atas.

Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam
struktur, begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung
kabel juga bergantung pada parameterparameter tersebut. Reaksi ujung

7
mempunyai komponen vertikal dan horizontal yang harus ditahan oleh pondasi
atau elemen struktural lainnya, misalnya batang tarik.

3. Jenis – jenis struktur kabel

Struktur kabel non-pretension, adalah struktur kabel yang tidak diregang


sebelum maupun sesudah diberi beban luar. Momen yang timbul dalam
struktur kabel non-pretension sebenarnya diakibatkan oleh berat dari kabel itu
sendiri, juga karena beban dari luar. Contohnya adalah kabel yang tergantung
bebas. Kabel non-pretension dibagi menjadi:

 Kabel vertikal. Gaya yang bekerja hanya gaya yang disebabkan oleh
beban gantung, sehingga membentuk kabel menjadi garis vertikal.
 Kabel horizontal. Ketika kabel membentuk garis horizontal dan adanya
gaya tarik, maka kabel akan membentuk garis lurus yang benar-benar
horizontal dengan catatan berat sendiri dapat diabaikan.
 Kabel diagonal, dimana sering digunakan di pengerjaan jembatan
gantung.
 Kabel-kabel parabola, dimana balok tepi sejajar, sejajar melengkung ke
atas membentuk bidang sinklastik, sejajar kebawah membentuk bidang
antiklastik, berbentuk busur, atau balok tepi space frame.
 Kabel-kabel radial, dimana balok tepi berbentuk ring yang bersifat
rigid, dengan kabel-kabel yang tergantung, bebas yang dihubungkan
kepada satu titik

Struktur kabel pretension, dimana struktur kabel direnggangkan terlebih


dahulu sebelum diberi beban luar.

 Konstruksi kabel dimana setiap kabel diregang sebelumnya sehingga


konstruksi menjadi tegang karena kabel-kabel bagian bawah menarik
kabel bagian atas
 Konstruksi kabel dengan batang-batang tekan
 Sistem radial
 Sistem dengan kolom terurai
 Sistem dengan kombinasi 3 dimensi

8
Konstruksi kabel-jaring, dimana pada lengkungan kabel jaring satu arah,
maka pembebanan juga satu arah dengan satu poros. Pembebanan ke arah
lainnya secara konstruktif tidak efektif

Pada lengkungan sinklastik, poros dari struktur ini sudah menjadi dua
arah. Begitu juga dengan pembebanannya. Pada bidang ini, konstruksi akan
menjadi minimal bila gaya kedua arah sama besarnya

Pada lengkung antiklastik, kabel-kabel yang satu arah akan menerima


beban sedangkan kabel-kabel yang kea rah lainnya akan berfungsi sebagai
peregang sebelum terjadi peregangan.

4. Solusi desain system struktur kabel terhadap deformasi

Sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi


deformasi pada sistem struktur kabel antara lain:

 Peningkatan beban mati


 Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
 Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
 Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
 Metoda prategang searah kabel (masted structure)

9
D. Analisa

National Athletics Stadium (Bruce Stadium)

Bruce Stadium merupakan tempat pertandingan nasional dan internasional,


serta markas tim Canberra Raiders yang didirikan pada tahun 1977, di Bruce,
Australian Capital. Stadion ini menggunakan sistem struktur kabel, dimana kabel
struktur mendukung atap seluar 112x20 m. Terdapat 5 tiang struktur disepanjang atap.
Tiang ini dihubungkan dengan tiga penggantung ke balok atap dan kolom baja yang
runcing. Tiap kabel mendukung 650 titik beban pada atap. Atap kabel berdiameter 36
mm, kabel penggantung belakang berdiameter 52 mm yang dibuat dari 37x7mm kabel.
Terdapat 2 penggantung belakang untuk setiap tiang struktur penggantung dan 9 kabel
yang mendukung atap. Tiang-tiang digantung pada kaki tiang ke kolom yang dikaitkan
di dinding belakang dari tiang, dengan demikian memungkinkan tiang untuk diputar
dalam, sesuai bidang perpanjangan dari tempat berdirinya.

Balok baja persegi kosong (tidak masif) yang membentuk atap dipasang pada
ujung rangka beton dari tempat duduk. Slab beton 100mm kemudian diberi dek metal
yang telah dibuat menjadi rangka atap dan bersifat permanen. Ini kemudian menjadi
beban mati untuk menjadi penahan pada saat angin kencang.

Sementara tiang dimiringkan ke depan, kemudian kabel penggantung belakang


dipasang pada kepala tiang yang kemudian dikembalikan pada posisi akhirnya,
memungkinkan ujung yang lebih rendah dari kabel penggantung belakang untuk
dihubungkan pada angkur di tanah. Kabel penggantung belakang kemudian
ditegangkan secara berpasangan yang menyebabkan atap kabel dapat memikul beban.

(Gambar 1.5 Detail sambungan)

10
E. Kelebihan dan kekurangan struktur kabel

Bangunan bentar lebar dengan sistem struktur kabel memiliki beberapa


kelebihan, yaitu elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas, materialnya yang ringan dan dapat meminimalisasi
beban sendiri sebuah konstruksi, memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik,
untuk bentangan ratusan meter mengungguli semua sistem lain, memberikan efisiensi
ruang lebih besar, memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan
struktur tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah
temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi
dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko kehancuran, cocok
untuk bangunan bersifat permanen, serta jika dilihat dari segi teknik, pada saat terjadi
penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang
baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan.

Namun, sistem struktur ini juga memiliki kelemahan dimana sistem struktur ini
mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk), serta ketidak mampuannya menahan
gaya tekan karena hanya mengalami gaya tarik. Struktur ini dapat bertahan terhadap
gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan,
tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan.

11
F. Metodologi

MULAI

STUDI PUSTAKA

1. DATA STRUKTUR KABEL PENGUMPULAN DATA

1. Definisi Struktur Kabel


2. Sejarah Struktur Kabel
3. Jenis dan Material sistem struktur kabel
4. Analisa bangunan
PENGOLAHAN DAN 5. Kelebihan Dan Kekurangan
PENYUSUNAN DATA 6. Metodologi
7. Kesimpulan

SELESAI

12
BAB II
PENUTUP

A. Simpulan

1. Struktur kabel sangat cocok digunakan pada atap stadion. Struktur kabel tidak
membutuhkan kolom-kolom yang besar untuk menyalurkan beban, sehingga
pandangan penonton ke arena pertandingan tidak terganggu. Selain itu
penggunaan struktur kabel pada atap stadion dapat menambah nilai estetis
bangunan

2. Struktur kabel sebenarnya bisa digunakan di Indonesia, namun sampai saat ini
belum dijumpai penggunaan struktur kabel pada atap stadion..

13
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ikhwa/Downloads/Documents/Struktur_Kabel__National_Athletics_Stadium.pdf

file:///C:/Users/ikhwa/Downloads/PENDAHULUAN%201.%20SISTEM%20STRUKTUR%20KABEL.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai