DOSEN PEMBIMBING
Lukman Afif M.T
DISUSUN OLEH
Ikhwan Andre H (201745500173)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman, wawasan serta
ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami apabila didalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
. Penyusun
Ikhwan Andre Hidayat
(201745500173)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
a.
C. Tujuan
Menambah pengetahuan dan juga wawasan mengenai struktur .
1
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur tenda adalah struktur membran yang bekerja dengan memberikan gaya
eksternal yang menarik membran. (Schodek, 1998) Salah satu cara untuk memberikan
prategang pada membran adalah dengan memberikan gaya jacking yang cukup untuk tetap
menegangkan membran pada berbagai kondisi pembebanan yang mungkin terjadi. Gaya
jacking berasal dari kata ‘jack’ yang berarti dongkrak. Prinsip kerja dari struktur membran
prategang ini adalah mempertahankan semua permukaan membran mengalami tarik dalam
semua kondisi pembebanan.
.
2
B. Sejarah Singkat Struktur Kabel
Struktur kabel telah digunakan bahkan sejak abad pertama SM di Cina pada jembatan
yang menggunakan rantai, kemudian sekitar tahun 70 SM struktur kabel digunakan
sebagai atap amphitheatre Romawi. Pada tahun 1218 di Eropa, struktur rantai tergantung
pernah dibangun di Alpen, Swiss. Meskipun 2 pemakaiannya sudah lama dikembangkan,
teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1595, tepatnya sejak
Fausto Veranzio menerbitkan jembatan gantung. Kemudian pada tahun 1941, jembatan
rantai di Durban Country, Inggris dibangun dan menjadi jembatan gantung pertama di
Eropa.
(Gambar 1.1 Struktur atap kabel pada Roman Collosseum, abad ke 70 SM. Kabel tali membentang
secara radial melintasi struktur terbuka. Bentang struktur adalah 188 m pada sumbu manyor dan
166 m pada sumbu minor (dari drum)).
Pada abad pertengahan 15, Leonardo da Vinci (1452-1519) membuat sketsa gambar
konstruksi jembatan dengan sistem jembatan kabel sebagai penopangnya (cable stayed
bridge). Kemudian sketsa ini diperkenalkan kepada Fritz Leonhard di Jerman.
Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di
Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat
memikul beban lalu lintas. Findley membangun jembatannya untuk pertama kali pada
tahun 1810 di Jacobs Creek, Uniontown, Pennsylvania dengan menggunakan rantai besi
fleksibel. Inovasi Findley bukanlah kabelnya, melainkan penggunaan dek jembatan yang
diperkaku yang pengkakunya diperoleh dengan menggunakan rangka batang kayu.
3
Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah bentuk sehingga
bentuk permukaan jalan juga tidak berubah.
Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun,
misalnya jembatan Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan jembatan Brooklyn (oleh
John Roebling). Banyak pula jembatan modern yang dibangun setelah itu, misalnya
jembatan yang membentangan Selat Messina dengan bentang tengah sekitar 1525 m dan
jembatan Verazano-Nanrows yang bentang tengahnya 1300 m.
Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada
kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Struktur pavilion pada pameran Nijny-
Novgorood yang oleh V. Shookhov pada tahun 1896 dianggap sebagai awal mulainya
aplikasi pada gedung modern. Struktur-struktur yang dibangun berikutnya adalah paviliun
Lokomotif pada Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging Pavillion
yang dibangun di Raleigh North Carolina sekitar tahun 1950. Sejak itu, banyak dibangun
gedung yang menggunakan sistem struktur kabel.
4
C. Jenis dan material sistem struktur kabel
Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada
lenturan, yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik
terendah pada kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya
tarik pada kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan dengan
gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat
melenturnya kabel dapat dibagi dalam dua bagian yang sama karena
pembebanan simetri.
5
Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian
kabel akan berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang
batang penunjang mendatar antara kedua landasan.
6
2. Kabel sebagai struktur funicular
Sebagai akibat dari beban merata yang bekerja pada struktur kabel,
terbentuk dua macam pola kurva yaitu kurva parabola dan kurva katenari. Kabel
yang berpenampang melintang konstan dan hanya memikul berat sendirinya
akan mempunyai bentuk katenari. Kabel yang memikul beban vertikal yang
terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel, seperti beban utama pada
jembatan gantung yang memikul dek horizontal, akan mempunyai bentuk
parabola. Kabel yang memikul beban terpusat (dengan mengabaikan bentuk
sendirinya) akan mempunyai bentuk segmen-segmen garis lurus. Kombinasi
berbagai beban akan memberikan bentuk kombinasi dimana beban terbesar akan
memberikan bentuk yang dominan. Bentuk pelengkung untuk beban yang sama
merupakan kebalikan sederhana dari bentuk yang telah disebutkan di atas.
Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam
struktur, begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung
kabel juga bergantung pada parameterparameter tersebut. Reaksi ujung
7
mempunyai komponen vertikal dan horizontal yang harus ditahan oleh pondasi
atau elemen struktural lainnya, misalnya batang tarik.
Kabel vertikal. Gaya yang bekerja hanya gaya yang disebabkan oleh
beban gantung, sehingga membentuk kabel menjadi garis vertikal.
Kabel horizontal. Ketika kabel membentuk garis horizontal dan adanya
gaya tarik, maka kabel akan membentuk garis lurus yang benar-benar
horizontal dengan catatan berat sendiri dapat diabaikan.
Kabel diagonal, dimana sering digunakan di pengerjaan jembatan
gantung.
Kabel-kabel parabola, dimana balok tepi sejajar, sejajar melengkung ke
atas membentuk bidang sinklastik, sejajar kebawah membentuk bidang
antiklastik, berbentuk busur, atau balok tepi space frame.
Kabel-kabel radial, dimana balok tepi berbentuk ring yang bersifat
rigid, dengan kabel-kabel yang tergantung, bebas yang dihubungkan
kepada satu titik
8
Konstruksi kabel-jaring, dimana pada lengkungan kabel jaring satu arah,
maka pembebanan juga satu arah dengan satu poros. Pembebanan ke arah
lainnya secara konstruktif tidak efektif
Pada lengkungan sinklastik, poros dari struktur ini sudah menjadi dua
arah. Begitu juga dengan pembebanannya. Pada bidang ini, konstruksi akan
menjadi minimal bila gaya kedua arah sama besarnya
9
D. Analisa
Balok baja persegi kosong (tidak masif) yang membentuk atap dipasang pada
ujung rangka beton dari tempat duduk. Slab beton 100mm kemudian diberi dek metal
yang telah dibuat menjadi rangka atap dan bersifat permanen. Ini kemudian menjadi
beban mati untuk menjadi penahan pada saat angin kencang.
10
E. Kelebihan dan kekurangan struktur kabel
Namun, sistem struktur ini juga memiliki kelemahan dimana sistem struktur ini
mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk), serta ketidak mampuannya menahan
gaya tekan karena hanya mengalami gaya tarik. Struktur ini dapat bertahan terhadap
gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan,
tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan.
11
F. Metodologi
MULAI
STUDI PUSTAKA
SELESAI
12
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
1. Struktur kabel sangat cocok digunakan pada atap stadion. Struktur kabel tidak
membutuhkan kolom-kolom yang besar untuk menyalurkan beban, sehingga
pandangan penonton ke arena pertandingan tidak terganggu. Selain itu
penggunaan struktur kabel pada atap stadion dapat menambah nilai estetis
bangunan
2. Struktur kabel sebenarnya bisa digunakan di Indonesia, namun sampai saat ini
belum dijumpai penggunaan struktur kabel pada atap stadion..
13
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ikhwa/Downloads/Documents/Struktur_Kabel__National_Athletics_Stadium.pdf
file:///C:/Users/ikhwa/Downloads/PENDAHULUAN%201.%20SISTEM%20STRUKTUR%20KABEL.pdf
14