Anda di halaman 1dari 9

Semester Ganjil – 5 Pertemuan Minggu ke - 7

Tahun Ajaran 2020/2021 Olek : Enik Kristiana, ST., MT


DEFINISI

COPNG BEHAVIOR
Penyesuaian diri seseorang terhadap persepsi lingkungan yaitu:
1. Rangsangan yang di persepsikan berada pada batas-batas optimal dengan
kondisi keseimbangan (homeostatis)
2. Rangsangan terseut berada di atas batas optimal (everstimulation) atau di
bawahnya (understimulation)
PERSEPSI

HOMEOSTATIS
LINGKUNGAN STRESS
OVERSTIMULATION
UNDERSTIMULATION

PENYESUAIAN
KAITAN ANTARA MANUSIA DENGAN
LINGKUNGAN FISIKNYA ada 2 Jenis Perilaku
Penyesuaian diri (Coping Behavior)
Semakin sering atau konstan suatu stimulus
1. Adaptasi : muncul, maka akan timbul proses
Mengubah tingkah laku agar sesuai pembiasaan berupa adaptasi dan udjustment,
dalam bentuk respons yang menyebabkan
dengan lingkungannya kekuatan stimulus menjadi semakin
melemah.
2. Adjustment :
Mengubah lingkungan agar Semakin lama tinggal akan semakin besar
menjadi sesuai dengan perilakunya pula potensi individu untuk dapat
melakukan proses pembiasaan terhadap
stimulus lingkungan yang tidak
menyenangkan atau yang dapat
menimbulkan stres
COPING BEHAVIOR DAN
KEPADATAN

KEPADATAN TINGGI Fase I :


merupakan: Kepadatan tinggi dianggap sebagai kondisi
fisik yang membuat keadaan tidak
Stresor lingkungan yang dapat menyenangkan, seperti :
menimbulkan kesesakan bagi individu - Kehilangan control
yang berada di dalamnya. (Holahan - Stimulus yang berlebihan
1982) - Kehilangan kebebasan berperilaku
Salah satu aspek lingkungan yang Keadaan in tergantung :
dapat menyebabkan stress, penyakit, - Perbedaan individu : jenis kelamin,
atau akibat-akibat negative pada kepribadian, umur
perilaku masyarakat. (Stokols, 1991) - Keadaan/situasi, seperti : waktu pada
lokasi tertentu, kehadiran stressor
- Kondisi sosial : hubungan antara orang-
orang yan berada di sana & intensitas
interaksi.
COPING BEHAVIOR DAN
KEPADATAN

Jika aspek negative dari Fase II :


kepadatan tinggi itu tidak Sesorang dalam keadaan stress akan
menonjol maka : mengadakan coping, bila coping
berhasil dilakukan individu, maka
Lingkungan akan individu akan dapat beradaptasi dan
dipersepsikan ke dalam suatu terbiasa dengan keadan tersebut.
keadaan yang optimal dan
efek negatf tidak akan terjadi, Bila coping tidak berhasil dilakukan
tetapi bila ketidakleluasaan individu, maka individu akan
dari kepadatan tinggi kehilangan kemampuan untuk
menonjol, maka kesesakan melakukan adaptasi, sehingga
akan terjadi akhirnya dapat meyebabkan
ganggguan fisik / mental, putus asa,
tidak berdaya dan lain-lain
COPING BEHAVIOR DAN
KESESAKAN

Kesesakan Menurut Fase II :


Freedman (1975): Sesorang dalam keadaan stress akan
mengadakan coping, bila coping
Suatu keadaan yang dapat berhasil dilakukan individu, maka
bersifat positif maupun individu akan dapat beradaptasi dan
negative tergantung dari terbiasa dengan keadan tersebut.
situasinya.
Bila coping tidak berhasil dilakukan
individu, maka individu akan
kehilangan kemampuan untuk
melakukan adaptasi, sehingga
akhirnya dapat meyebabkan
ganggguan fisik / mental, putus asa,
tidak berdaya dan lain-lain
COPING BEHAVIOR DAN
KESESAKAN

KONSEKUENSI NEGATIF DARI 4. Model Atribusi


KESESAKAN terdapat 5 asumsi :
Akibat negative dari kepadatan dan
1. Model stimulus berlebih, dimana akan
tidak mampu di respon dengan baik, kesumpekan hanya terjadi di tempat dan
sehingga muncul kondisi tidak berdaya situasi tertentu.
dan tidak nyaman. Asumsi I ini
disesuaikan teori information overload. 5. Model Arousal
2. Model Perilaku terbatas Kepadatan dan kesumpekan akan
Perilaku yang dapat dikerjakan sesorang menyebabkan tersimulinya perangkat-
didalam suasana dengan kepadatan tinggi perangkat fisiologis, menaikkan tekanan
dan penuh sesak cenderung terbatas
darah dan menimbulkan stress.
3. Model ekologi
Perilaku negative yang muncul akibat
suasana sumpek dan padat hanya terjadi
pada situasi dimana pilihan-pilihan dan
sumber yang tersedia sedikit.
LATIHAN SOAL

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi stress pada linngkungan perumahan


2. Upaya untuk mengatasi stress (coping behavior) dapat berupa adaptasi dan
adjustment. Apa yang dimaksud dengan adaptasi dan adjustment?, berikan
contoh masing-masing pada kasus rumah tinggal
3. Apa ynag terjadi jikalau coping behavior gagal, misalnya pada rumah tinggal?
4. Mengapa semakin lama seseorang tinggal dalam suatu seting akan semakin
melemah kekuatan stimulus yang menyebabkan stress?
5. Dalam situasi apa keksesakan barangkali justru menyenangkan dan tidak
menimbulkan stress?
6. Tugas kecil : membuat desain rumah anda berdasarkan coping behavior
arsitektur.
a. kondisi eksisting (isu permasalah)
b. analisis dan konsep secara garis besar. (dilengkapi foto dan denah)

Anda mungkin juga menyukai