Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH : ARSITEKTUR POST MODERN

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH : Ir. PILIPUS JERAMAN, MT

ARSITEKTUR MODERN SETELAH


TAHUN 1940
(KASUS STUDI : ARSITEKTUR KARYA ARSITEK HUGO
ALFAR HENDRIK AALTO DAN EERO SAARINEN)

OLEH :

FANDY THIMOTIUS RADJA UDJU (22117102)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2019
Arsitektur Karya Arsitek Hugo Alfar Henrik Aalto dan
Eero Saarinen

Fandy Thimotius Radja Udju

221 17 102

Jurusan Arsitektur - Fakultas Teknik - Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

ABSTRAK

Arsitektur modern ditandai dengan penyederhanaan bentuk dan penciptaan


ornamen dari struktur dan tema bangunan. Arsitektur modern diadopsi oleh banyak
berpengaruh arsitek dan pendidik arsitektur. Arsitektur Moderen adalah gaya
arsitektur baru yang muncul di banyak negara barat dalam dekade setelah Perang
Dunia I. Hal ini didasarkan pada penggunaan "rasional" bahan modern, prinsip -
prinsip perencanaan fungsionalis, dan penolakan terhadap ornamen. Gaya ini
umumnya telah ditunjuk sebagai modern. Pengaruh Post-modernisme ini merebak
hampir di segenap aspek kehidupan manusia seperti seni, arsitektur, sastra,
komunikasi, gaya hidup hingga teknologi. Awal lahir dan berkembangnya Post-
modernisme dalam bidang arsitektur dilatar-belakangi oleh adanya ‘kegagalan’ dari
arsitektur modern, di mana muncul kebosanan dalam keseragaman, tiada identitas
diri pada lokasi, belenggu efektivitas dan efisiensi dari produk massal, serta pengaruh
kuat dari proses industrialisasi komponen bangunan. Metode penulisan ini
menggunakan metode deskriptif dengan mendeskripsikan Arsitektur Modern setelah
tahun 1940 karya Arsitek Hugo Alfar Henrik Aalto dan Eero saarinen dan metode
komperatif dengan membandingkan karya arsitek hugo alfar henrik aalto dan Eero
Saarinen. Arsitek-arsitek Modernist yang mewakili pemikiran gaya ini diantaranya
adalah: Mies van der Rohe, Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, Hugo Alfar Henrik Aalto,
Eero Saarinen, dan masih banyak lagi lainnya. Pada tahun 1926 oleh Le Corbusier,
merumuskan lima poin pokok yang menjadi acuan dalam arsitektur modern abad ke-
20. Lima poin ini dikenal menjadi pendekatan baru untuk desain arsitektur
yaitu elemen penopang, taman atap, rancangan bebas denah dasar, jendela
horisontal, dan desain bebas façade. Mereka secara umum mencanangkan Arsitektur
Modern sebagai dasar berpikir merancangnya walaupun mereka mempunyai kekhasan
konsep masing-masing yang berbeda.

Kata Kunci : Arsitektur Modern, Perang Dunia I, Arsitektur.

ABSTRACT

Modern architecture is characterized by simplifying the shape and creation of


ornaments from the structure and theme of the building. Modern architecture was
adopted by many influential architect and architectural educators. Modern architecture
is a new architectural style that emerged in many western countries in the decade
after World War I. This was based on the use of "rational" modern materials, the
principles of functionalist planning, and the rejection of ornaments. This style has
generally been designated as modern. The influence of Post-modernism has spread in
almost all aspects of human life such as art, architecture, literature, communication,
lifestyle to technology. Early birth and development of Post-modernism in the field of
architecture was motivated by the existence of 'failure' of modern architecture, where
boredom emerged in uniformity, no identity at the location, shackles of effectiveness
and efficiency of mass products, and strong influence of the component
industrialization building. This writing method uses descriptive method by describing
Modern Architecture after 1940 the work of Architects Hugo Alfar Henrik Aalto and
Eero saarinen and the comparative method by comparing the works of architect hugo
alfar henrik aalto and Eero Saarinen. Modernist architects who represent this style of
thinking include: Mies van der Rohe, Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, Hugo Alfar
Henrik Aalto, Eero Saarinen, and many others. In 1926 by Le Corbusier, formulated
five main points which became a reference in 20th century modern architecture. These
five points are known to be new approaches to architectural design, namely supporting
elements, roof garden, basic floor-free design, horizontal windows, and façade-free
design. They generally proclaim Modern Architecture as the basis for thinking about
designing it even though they have a distinctive concept of each different.

Keywords : Modern Architecture, World War I, Architecture.


1. PENDAHULUAN

Gaya Arsitektur sebelum munculnya arsitektur modern diwaranai dengan pernak-


pernik ornamen yang meramaikan fasade bangunannya. Dengan adanya revolusi
industri yang memicu lahirnya Arsitektur Modern, merubah sama sekali gaya
perwajahan yang telah ada sebelumnya ini. Tujuan gerakan Arsitektur Modern adalah
untuk menciptakan sebuah ”gaya murni” yang mengekspresikan zamannya. Faktor
kedua yang mempengaruhi munculnya gagasan Arsitektur Modern adalah Revolusi
Industri. Revolusi Industri telah menyediakan metode konstruksi baru yang
memungkinkan solusi baru, menciptakan dukungan dan masalah-masalah baru, dan
mendorong terciptanya bentuk-bentuk baru.

2. METODE PENULISAN

Metode penulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan mendeskripsikan


Arsitektur Modern setelah tahun 1940 karya Arsitek Hugo Alfar Henrik Aalto dan Eero
saarinen dan metode komperatif dengan membandingkan karya arsitek hugo alfar
henrik aalto dan Eero Saarinen berdasarkan data sekunder yaitu literatur pustaka.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakter Arsitektur Modern Setelah Tahun 1940.

Arsitektur Modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan
dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan
menghapus segala macam ornamen. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan
dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk
beberapa dekade dalam abad ke-20 ini. Gaya bangunan Arsitektur Modern, juga telah
menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Dalam Arsitektur Modern, gaya hidup modern
berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan
fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini
hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar,
dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Karakter Arsitektur Modern :

 Mengenai bentuk ruang lebih menekankan pada fungsi dan kegunaan ruang.

 Bentuk bangunan cenderung kubisme, geometris, asimetri dan bukan


merupakan masa.

 Sederhana, teratur, seragam, bersih dan anti ornamen.

 Konstruksi terekspose baik itu material struktur yang terfabrikasio maupun


konvensional.

 Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal, asimetri dan
teratur.

 Tidak berhubungan dengan sejarah masa lalu, berdiri sendiri sesuai dengan
perkembangan iptek.

 Bersifat universal karena adanya industrialisasi, ilmu pengetahuan, teknologi


serta manusianya yang universal.

Arsitektur modern dipelopori oleh para arsitek pada generasinya,


terutama yang pernah menjadi murid dari tokoh-tokoh arsitektur modern pada
masa sebelumnya. Salah satunya adalah peranan Hugo Alfar Henrik Aalto dan
Eero Saarinen sebagai tokoh Arsitektur Modern melalui bangunan gedung yang
didesain oleh mereka.
3.2 Karakter Arsitektur karya Alfar Henrik Aalto dan Eero Saarinen :

1. HUGO ALFAR HENRIK AALTO (1898 – 1976)

Alvar Aalto atau lengkapnya asli Hugo Alvar Henrik Aalto


adalah salah seorang arsitek dan designer dari Finlandia.
Di dilahirkan pada 3 Februari 1898 di Kuortane, sebuah
kota di Finlandia dan meninggal pada 11 Mei 1976 di
Helsinki. Semasa hidupnya, Alvar Aalto tidak hanya
mendisain rumah dan bangunan, tapi ia juga
mendisain furniture dan glassware. ayahnya, Johan
Henrik Aalto adalah seorang surveyor tanah-tanah di
Finlandia, ibunya Selly Matilda adalah seorang kepala
Gambar 1. Hugo Alfar H.
kantor pos. Pada tahun 1916, ia mendaftarkan diri untuk
Aalto
belajar arsitektur di Universitas Teknologi Helsinki, dan
Sumber : archdaily.com
lulus pada tahun 1921. Proyeknya yang cukup penting
yang dibuat pada masa itu adalah Baker House, di Cambridge, Massachusetts,
sebuah asrama untuk mahasiswa senior. Lokasinya di dalam kampus pinggiran Sungai
Charles, dengan pemandangan ke arah sungai merupakan yang terbaik dibanding
dengan lainnya. Permukaannya lebih panjang dengan sebuah unit tunggal bentuk S.
Bangunan ini sederhana, tanpa penonjolan elemen struktur (kolom dan balok) seperti
pada arsitektur fungsionalisme. Bentuknya meliuk – liuk seperti ular, sangat spesifik
dan khas Aalto.

Bangunan ini :

• Konstruksinya menggunakan bata exposed, tidak diplester sehingga dinding –


dindingnya berwarna merah termasuk pada ruang dalamnya.
• Atapnya kombinasi datar dan miring cukup tajam tanpa tritisan, sehingga dari
luar bentuknya kontras, terdiri dari blok di atasnya datar dan runcing – runcing.
• Konstruksi bata dikombinasikan dengan konstruksi kayu yang juga exposed
menjadi elemen dekorasi pada ruang dalam
• Lingkungan pemukimannya dikelilingi hutan dan berbukit – bukit termasuk
lahan di mana kompleks berdiri, dengan tidak banyak mengubah bentuk
permukaan unit – unitnya disusun berteras – teras tinggi rendah.

Gambar 2. Tampak depan (atas), Denah (tengah), Potongan (bawah))


Baker House, di Cambridge, Massachusetts.
Sumber : sumalyo,yulianto (1997).” Arstektur modern akhir abad xix dan abad xx”

Gambar 3. Perspektif Baker House, Cambridge, Massachusetts.


Sumber : archdaily.com

Karya berikut dari Hugo Henrik Alfar Alto adalah, Balai Kota (Town Hall)
Saynatsallo di Finlandia (1950-1952). Secara keseluruhan konstruksi
bangunanmenggunakan bata exposed , tidak diplester sehingga dinding - dindingnya
berwarna merah termasuk pada ruang dalamnya. Atapnya kombinasi datar dan miring
cukup tajam tanpa tritisan, sehingga dari
luar bentuknya kontras, terdiri dari blok di atas nya datar dan runcing - runcing.
Konstruksi bata ini dikombinasikan dengan konstruksi kayu yang juga exposed
menjadi elemen dekorasi padaruang dalam. Lingkungan permukiman gedung Balai
Kota Saynatsallo, dikelilingi oleh hutandan berbukit - bukit termasuk lahan di
manakompleks berdiri, dengan tidak banyak mengubah bentuk permukaan unit -
unitnya disusun berteras - teras tinggi rendah.

Gambar 4. Eksterior Town hall saynatsallo, Finlandia.


Sumber : architravel.com

Gambar 5. Roof Plan (kiri) Main floor (kanan) Town hall saynatsallo, Finlandia.
Sumber : greatbuildings.com
Gambar 6. Pot. A – A (atas), Pot. B - B (bawah) Town hall saynatsallo, Finlandia.
Sumber : greatbuildings.com

Gambar 7. Tampak kiri (atas), Tampak kanan (bawah) Town hall saynatsallo,
Finlandia.
Sumber : greatbuildings.com

Karya berikut dari Hugo Henrik Alfar Alto adalah Riola Parish Church, Italy
(1978) . bentuk beton yang menakjubkan yang meniru dan memodulasi dengan
kontur lanskap Italia-nya. Baptistery yang megah, terletak delapan kilometer selatan
Bologna di kota kecil Riola. Arsitektur modernis yang menggugah Aalto menangkap
semangat suasana gunung ini; itu adalah struktur spiritual yang, di dalam dan luar,
tanpa cela mengungkapkan kesucian iman dan tempat. Permainan kapel interior
tentang cahaya sangat ilahi; cahaya utara disebarkan melalui tulang rusuk asimetris
vertikal, yang menciptakan kisi cahaya lembut yang agung yang diproyeksikan turun
ke penyembah. Kehadiran cahaya dengan cemerlang melampaui si penjajah ke dalam
kondisi suci. Gereja Paroki Riola dikatakan sebagai karakteristik lampu Alvar Aalto;
tulang rusuk arsitektur yang menopang rak-rak cahaya pada struktur ini mengingatkan
pada struktur yang digunakan untuk mendukung struktur perlengkapan lampunya.
Profil eksterior gereja yang berbeda terinspirasi oleh tiga gunung yang mengelilingi
Riola: Montovolo, Monte Vigese dan Monte Vigo. Bentuknya selaras dengan alam, dan
ini hadir dalam bentuk geometris murni yang sengaja dibuat Aalto yang berkumpul di
titik pusat untuk mewakili pusat yang diwakili oleh gereja itu sendiri.

Gambar 8. Perspektif Riola Parish Church, Italy


Sumber : archdaily.com
Gambar 9. Layout Riola Parish Church, Italy
Sumber : archdaily.com

Gambar 10. Tampak kiri (atas), Pot. Memanjang (bawah) Riola Parish Church, Italy
Sumber : archdaily.com

Gambar 11. Tampak kiri kanan (atas), tampak kiri layout (bawah) Riola Parish Church, Italy
Sumber : archdaily.com
2. EERO SAARINEN (1910 – 1961)

Dilahirkan pada tanggal 20 Agustus tahun 1910 di kota


Kirkkonummi, Finlandia, dengan ayah bernama Eliel
Saarinen. Pada tahun 1923, keluarga Saarinen ini kemudian
beremigrasi ke Amerika Serikat, dan dua tahun kemudian
menetap di Crunbrook, Michigan. Pada tahun 1929 hingga
tahun 1931, Eero Saarinen belajar tentang (sculpture) di
Paris Perancis, Tahun 1930-1934, ia melanjutkan
sekolahnya di Yale University School of Architecture dan
Gambar 12. Eero Saarinen
sekolah travel di Eropa. Pada tahun 1936, Saarinen
Sumber : archdaily.com
menamatkan sekolahnya, dan kembali ke Cranbrook
(Amerika Serikat ) dan bekerja magang di perusahaan milik ayahnya. Eero Saarinen
adalah salah seorang arsitek kelompok “fungsionalis” , yang menganut paham bahwa
suatu bentuk selalu mengikuti fungsinya atau lebih dikenal dengan istilah “ form follow
function ” . Bangunannya sangat dipengaruhi oleh dominasi operasi sistem struktur.
Bangunan tidak berornamen, dan sebagian besar menggunakan bahan material pre
fabrikasi.

Sedangkan ciri-ciri dari bangunannya adalah :

1. kesederhanaan dalam bentuk dan bahan


2. kejujuran dalam mengekspresikan ide arsitek
3. kesederhanaan dalam mengekspresikan fungsi bangunan itu sendiri.
Dalam karya-karya yang pertama terlihat bahwa Saarinen banyak dipengaruhi oleh
vocabulary Mies, purism form, penggunaan material metal dan kaca. Hal ini bisa,
dipahami, sebab pada saat itu khususnya di Amerika gerakan arsitektur modern banyak
didominasi oleh Mies Van de Rohe dengan arsitektur International Stylenya. Beberapa
Karya – karya yang cukup terkenal adalah :
General Motor Technical Centre, Michigan (1948-1956), adalah
merupakan karya awal Saarinen dimana dapat lihat jelas pengaruh Mies van de rohe
yang sangat besar pada rancangannya ini. Konsep yang di ambil adalah form follow
function mengacu semata-mata kepada fungsi ruang dan bangunan,tanpa hiasan atau
elemen lainnya yang tak fungsional. Saarinen menginterpretasikan pengertian sebuah
pusat teknik dan hubungannya dengan fast moving train teknologi. hasilnya adalah
sebuah kompleks teknik yang terdiri dari 25 buah bangunan yang disusun mengelilingi
sebuah danau buatan, dengan bentuk bangunan yang bervariasi baik dalam bentuk dan
ukuran. Semuanya menggunakan material kaca, baja atau alumunium.

Gambar 13. Perspektif eksterior General Motor Technical Centre, Michigan.


Sumber : michiganmodern.org

Gambar 14. Perspektif interior General Motor Technical Centre, Michigan.


Sumber : michiganmodern.org
Karya berikut dari Saarinen adalah , The Kresge Chapel,
Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Mass (1953-1956),
dapat dikatakan sebagai usaha Saarinen dalam mencari ekspresi bentuk baru dari
karya desainnya, bahkan secara terang-terangan terlihat bahwa ini merupakan kritik
Saarinen langsung terhadap gaya “rectilinearity” International Style dan Miesian box.
The Kresge Chapel adalah sebuah gereja kecil yang dibangun dari material bata
dengan bentuk melingkar seperti drum silinder. Rancangan bangunan ini lebih
menekankan pada nilai – nilai ekspresif yang ditimbulkan pada desainnya. Kritikan
para pengamat arsitektur, yaitu selama karirnya sebagai arsitek, dalam melaksanakan
proses perancangannya ia umumnya tidak pernah berpegang secara konsisten pada
suatu aturan tertentu atau teori atau bahkan terhadap aturan rancangan yang telah
ia desain sebelumnya dan bagi Saarinen hal itu merupakan sesuatu yang masuk akal
bila ketiganya didesain berbeda. Hal tersebut karena ketiga bangunan ini dibangun di
lokasi yang berbeda,dibuat untuk klien yang berbeda, dengan menggunakan bahan
material yang berbeda dan yang paling penting menurutnya fungsi ketiga bangunan
ini berbeda pula, sehingga tak ada alasan ketiga bangunan itu harus serupa satu sama
lainnya.

Gambar 15. Perspektif eksterior The Kresge Chapel, Massachusetts Institute of


Technology, Cambridge.
Sumber : pinterest.com
Gambar 16. Perspektif eksterior The Kresge Chapel, Massachusetts Institute of
Technology, Cambridge.

Sumber : pinterest.com

Gambar 17. Tampak kanan The Kresge Chapel, Massachusetts Institute of


Technology, Cambridge.

Sumber : pinterest.com

Gambar 18. Perspektif interior The Kresge Chapel, Massachusetts Institute of


Technology, Cambridge.

Sumber : pinterest.com
Bandar Udara Trans World Airlines (TWA), di Kennedy New York
(1956-1962) Terminal Trans World Airlines barangkali merupakan desain Saarinen
yang paling terkenal dengan ekspresi bangunan yang luar biasa. la dengan sengaja
memberikan kesan dramatis pada rancangannya ini, seolah-olah bangunan ini bagai
burung yang sedang melayang. Tampak dari keseluruhannya menampilkan gerakan
lalu lintas yang konstan dari penumpang pesawat udara. Struktur dasarnya terdiri dari
empat hubungan bidang lengkung tipis yang didukung oleh empat buah kolom beton
berbentuk “Y”. Bentuk bidang lengkung ini merupakan struktur cangkang beton yang
berbentang lebar dengan ke tinggian bangunan ± 15 meter dan panjang bangunan
±95 meter, yang mewadahi/melingkapi keseluruhan ruangan penumpang di terminal.
Saarinen dan konsultan engineernya ( Amman & Whitney) meletakkan bentuk dasar
dari lengkungan dalam desainnya untuk seluruh ruangan yang ada di luar maupun di
dalam bangunan dengan hasil terminal menjadi satu dengan struktur yang tampil
ekspresif sesuai dengan teknologi pada masa itu. Penataan bentuk ruangan yang
dinamis ini memberikan vista yang berbeda-beda pada bangunan, dengan tidak
melupakan fungsinya sebagai airport. Kecintaannya terhadap kurva tampak dari
interior Terminal TWA.

Gambar 19. Perspektif eksterior Bandar Udara Trans World Airlines (TWA), di Kennedy,
New York.

Sumber : pinterest.com
Di dalam terminal ini, kemudian digunakan banyak peralatan-peralatan modern untuk
mengatur sistem aliran sirkulasi penumpang di dalamnya. Salah satunya adalah sistem
baru berjalan untuk aliran penumpang dan barang antara terminal dengan pesawat
udara. Bangunan bentang lebar ini menggunakan tirai anti udara panas untuk
menahan radiasi panas matahari masuk ke dalam ruangan sebagai pengganti bukaan
bangunan.

Gambar 20. Tampak depan Bandar Udara Trans World Airlines (TWA), di Kennedy,
New York.

Sumber : medcom.id

Gambar 21. Interior Bandar Udara Trans World Airlines (TWA), di Kennedy, New
York.

Sumber : Properti.kompas.com
3.3 Diskusi
Dari beberapa karya yang dirancang dan dihasilkan oleh Hugo Alfar Henrik
Aalto dan Eero Saarinen, pada dasarnya memiliki karakter sebagai berikut :
3.3.1 Ruang

 Penataan ruang dari hasil karya Hugo Alfar Henrik Aalto dapat disimpulkan
bahwa karya Arsitektur dari Alvar Aalto tidak memikirkan bentuk terlebih
dahulu, yang diutamakan dalam perancangannya adalah tujuannya praktis,
mengacu pada fungsi dan kebutuhan ruang sesuai dengan kegiatannya, selain
itu disusun sedemikian rupa sehingga menampilkan kompleks atau unit
bangunan yang indah dan menarik.
 Karya Arsitektur Eero Saarinen mengacu pada fungsi ruang dan bangunan,
tanpa hiasan atau elemen lainnya yang tak fungsional.

3.3.2 Bentuk dan Tampilan

 Bentuk bangunan yang dihasilkan dari rancangan Hugo Alfar Henrik Aalto yaitu
mengacu pada fungsi dari bangunan itu sendiri. Sedangkan pada tapilan
bangunan Aalto lebih menekan pada komposisi garis dan bidang horisontal ,
dan menggunakan material expozed.
 Beberapa karya Eero Saarinen dalam bentuk sculptural, plastis, melengkung –
lengkung bentuk kurva. Pemakaian material kaca sering menjadi hiasan karya
Arsitektur Eero Saarinen. Karya Arsitektur Eero Saarinen mengacu pada
kesederhanaan dalam mengekspresikan fungsi bangunan itu sendiri.

3.3.3 Struktur dan Konstruksi

 Struktur dan Konstruksi yang digunakan pada karya Arsitektur Hugo Alfar
Henrik Aalto maupun Eero Saarinen umumnya menggunakan sistem konstruksi
beton bertulang yang di biarkan secara alami “ekspozed” . Hal ini dapat dilihat
pada karya – karya mereka yang sering dijumpai atap – atap datar bertulang.
3.3.4 Ragam Hias

 Hasil karya kedua Arsitek diatas jarang bahkan hampir tidak pernah memakai
ragam hias pada karya mereka melainkan ornamen – ornamen penghias pada
karyamereka adalah material – material yang di ekspozed dan permainan kaca
pada karya – karya mereka.

4. KESIMPULAN

Arsitektur Moderen adalah gaya arsitektur baru yang muncul di banyak negara
barat dalam hal ini didasarkan pada penggunaan "rasional" bahan modern, prinsip -
prinsip perencanaan fungsionalis, dan penolakan terhadap ornamen. Hal inilah
mengapa pada setiap karya – karya Hugo Alfar Henrik Aalto maupun Eero Saarinen
menghindari pemakaian ornamen – ornamaen sebagai penghias karyanya, melainkan
menggunakan material – material yang diekspozed dan material modern dalam hal ini
adalah kaca sebagai penghias pada karya arsitektur mereka. Hal ini juga tidak trlepas
dari pengaruhnya kemajuan teknologi pada bidang material bangunan. Selain
beberapa hal diatas karya – karya Arsitektur mereka juga di pengaruhi oleh Lima butir
Arsitektur Modern yang dikenal menjadi pendekatan baru untuk desain arsitektur
yaitu elemen penopang, taman atap, rancangan bebas denah dasar, jendela
horisontal, dan desain bebas façade.
DAFTAR PUSTAKA

Sumalyo, Yulianto (1997) . “ Arsitektur modern akhir abad xix dan abad xx “

Jogjakarta, gajamada university press.

Rahman, Nurinayat (2004) . “ Eero Saarinen: Pandangan & Peranannya Terhadap


Arsitektur “

AD Classics (2011) Riola Parish Church / Alvar Aalto

Tietz, Jurgen (1999). “Kisah Arsitektur modern abad xx”

pinterest.com

greatbuildings.com

www.arsitur.com

e-journal.uajy.ac.id

www.archdaily.com

www.konteks.org

medcom.id

Properti.kompas.com

michiganmodern.org

architravel.com
GLOSARIUM

Dekorasi : Ornamen – ornamen yang memperindah.

Dinamis : Sesuatu hal yang terus berubah dan berkembang secara aktif.

Efektifitas : Pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan


yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan
menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

Ekspos/Ekspozed : Menunjukan,memamerkan.

Fasad/Fasade : Suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan.

Fungsional : Hal yang dirancang untuk mampu melakukan satu atau lebih
kegiatan yang practical, lebih mengutamakan fungsi dan
kebergunaan ketimbang hal-hal yang berbau dekorasi atraktif.

Industrialisasi : Suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem


pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

Ornamen : Dekorasi yang digunakan untuk memperindah bagian dari


sebuah bangunan atau objek.

Rasional : Hal yang bisa dilakukan dengan hal yang ada.

Refolusi : Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara


cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan
masyarakat.

Reputasi : Gambaran yang ada di dalam benak seseorang.


LAMPIRAN

Gambar 1. Hugo Alfar H. Aalto Gambar 2. Tampak depan (atas), Denah (tengah),
Potongan (bawah))
Baker House, di Cambridge, Massachusetts.

Gambar 3. Perspektif Baker House, Gambar 4. Eksterior Town hall


Cambridge, Massachusetts.
saynatsallo, Finlandia.
Sumber : architravel.com

Gambar 5. Roof Plan (kiri) Main floor (kanan) Town hall saynatsallo, Finlandia.
Gambar 14. Perspektif interior General Gambar 15. Perspektif eksterior The
Motor Technical Centre, Michigan. Kresge Chapel, Massachusetts
Institute of Technology, Cambridge.

Gambar 16. Perspektif eksterior The Gambar 17. Tampak kanan The
Kresge Chapel, Massachusetts Kresge Chapel, Massachusetts
Institute of Technology, Cambridge. Institute of Technology, Cambridge.

Gambar 18. Perspektif interior The


Gambar 19. Perspektif eksterior
Kresge Chapel, Massachusetts
Bandar Udara Trans World Airlines
Institute of Technology, Cambridge.
(TWA), di Kennedy, New York.

Gambar 20. Tampak depan Gambar 21. Interior Bandar Udara Trans
Bandar Udara Trans World Airlines World Airlines (TWA), di Kennedy, New
(TWA), di Kennedy, New York. York.
Gambar 6. Pot. A – A (atas), Pot. B - B Gambar 7. Tampak kiri (atas), Tampak kanan
(bawah) Town hall saynatsallo, Finlandia. (bawah) Town hall saynatsallo, Finlandia.

Gambar 8. Perspektif Riola Parish Church, Gambar 9. Layout Riola Parish Church, Italy.
Italy.

Gambar 10. Tampak kiri (atas), Pot. Gambar 11. Tampak kiri kanan (atas), tampak
Memanjang (bawah) Riola Parish Church, kiri layout (bawah) Riola Parish Church, Italy.
Italy.

Gambar 12. Eero Saarinen. Gambar 13. Perspektif eksterior General


Motor Technical Centre, Michigan.

Anda mungkin juga menyukai