Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Pengertian Arsitektur Kontekstual


Istilah kontekstual bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan kondisi keterkaitan. Dengan kata lain konstektual
bisa diartikan adanya keterkaitan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Di
bidang arsitektur, dalam sebuah proses perencanaan dan perancangan, perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang direncanakan. Halhal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah lingkungan, budaya,
gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll.
Menurut Anthony C. Antoniades dalam buku Poetics of Architecture:
Kontekstual merupakan suatu hubungan antara arsitektur dansitenya, berkaitan
dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan kondisi bangunan sekitar,
dimana masyarakat, budaya, area dan materialnya berasal dari tempat yang akan
dibangun. Prinsip prinsip arsitektur kontekstual :

Untuk menghadirkan bangunan yang memperhatikan kondisi sekelilingnya


sehingga keberadaannya serasi dan menyatu, dan dengan demikian potensi

dalam lingkungan tersebut tidak diabaikan.


Satu kesatuan citra oleh pengamat dalam suatu kawasan dan lingkungan,
yang terbentuk dari suatu komposisi bangunan dengan periode keberadaan
yang berlainan. Kesatuan citra oleh pengamat, terbentuk karena komposisi
fisik

yang

dilihatnya

mempunyai

kesinambungan,

meskipun

keberadaannya tidak secara bersamaan.

1.2 Identifikasi Obyek


Villa Mairea merupakan rumah yang di desain oleh Alvar Aalto untuk
Klient Wealty pada tahun ( 1938 -1941 ) di Firlandia. Alvar Aalto membuat villa
yang menciptakan tempat-tempat yang mengatur rumah sesuai dengan lantai yang
bertingkat dia juga berniat mengaburkan pembagian ruang dalam dan luar yang
membaur dengan alam. Villa mairea di bangun di daerah hutan yang berlokasi di

daerah Noormarkku, Finland. Villa mairea di buat seperti bangunan kamuflase di


tengah hutan.

Villa Mairea yang dibangun oleh Alvar Aalto hunian yang signifikan
yang menandai transisi dari tradisional ke arsitektur modern. Rumah berdiri di
tengah-tengah hutan pinus di atas bukit di bagian barat Finlandia . Rumah tampak
terutama pada peregangan menerus tak terputus hutan.
1.3 Aspek Lingkungan Yang Mempengaruhi Perancangan
Alvar Aalto dalam proses merancang bangunan ini melihat potensipotensi kekayaan alam yang ada di lokasi tersebut. Dari kekayaan alam ( pohon,
batu , tanah ) dia mengambil unsur-unsur alam tersebut yang kemudian di jadikan
sebagai acuan dalam proses perancangan.
1.4 Ciri-ciri Kontekstual Pada Villa Mairea
a) Adanya pengulangan motif dari desain
bangunan terhadap motif yang ada
diluar ruangan. Gambar disamping,
motif lantai bangunan yang bermaterial
batu alam sehingga tercipta keselarasan
terhadap lingkungan luar.
b) Adanya pendekatan dari bentuk, pola
datau irama lain terhadap bangunan
sekitar lingkungan sehingga hal ini unutk menjaga karakter Villa
Mairea.

Material

kolom

digunakan

di

yang

dalam

Villa

Mairea menggunakan bambu


yang mempunyai tujuan agar
penguni

Villa

Mairea

merasakan potensi alam diluar


bisa

diraasakan

didalam

ruangan.
1.5 Konsep Bangunan Villa Mairea
a) Bagian dalam Villa Mairae seluruh rumah berhubung dengan sekitar
halaman ( ruang tengah ) . Hal ini kemudian dikelilingi oleh ruang
pendukung yang semua memiliki berbagai fungsi . Halaman juga
menghubungkan langsung ke lingkungan luar ( hutan ).
b) Sistem struktural Building
Menampilkan semua elemen struktural ( dinding dan tiang ) yang
dapat menampung sampai gedung. Aalto menggunakan berbagai
dinding dan tiang sebagai sistem struktur dan diagram ini
menunjukkan pola grid seperti dari sistem struktur . Aalto
mendasarkan bangunan nya pada sistem grid dan diagram. Dia
menggunakan sistem grid untuk bekerja di luar struktur penting dari
rumah.

1.6 Perancangan Mengakomodasi Faktor-Faktor

Alvar Aalto saat proses merancang Villa Mairea menngakomodasi faktorfaktir pontensi dari

lingkungan Villa yaitu

hutan . Suasana hutan tersebut

dijadikan ide untuk proses merancang dan menyelesaikan tipologi ruang Villa
Mairea. Alvar Aalto dalam mendesain Viila Mairea, dia menggunakan pendekatan
Intangible Metaphors. Intangible Metaphors , ( metafora yang tidak dapat
diraba ), metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan
nilai-nilai seperti ; individualisme, naturalisme, tradisi dan budaya.

Jadi bisa di

rasakan ketika pengunjung masuk dan melihat suasana dan juga penggunaan
interior di dalam villa mairea , hal ini menyesuaikan bangunan di bangun di
tengah hutan. Antara lain :
a) Banyaknya kolom

yang terbuat dari

material kayu di ibaratan seperti pohonpohon yang besar yang ada di hutan.

b) Penggunaan lantai keramik yang berwarna


coklat

di ibaratan seperti tanah yang

berlumpur sedangkan pada elevasi pada


lantai di ibaratkan seperti kontur tanah yang
melandai-landai (naik turun)

c) Banyaknya

penggunaan

material

perabotan,rotan,dedaunan, batu(material alam)

kayu

baik

pada

d) Adanya

green

roof

membuat

kamuflase pada bangunan ini yang


terletak di tengah-tengah hutan dan
kolam renang seperti rawa- rawa di
tengah hutan.

1.7 Metode Perancangan


Alvar Aalto saat proses merancang Villa Mairea ini mengunaka ide dasar
rancangan dengan metode Golden Section. Golden section ini digunakan
sebagai pendekatan dalam menemukan proporsi yang ideal melalui
perbandingan rasio dari bentuk-bentuk geometris dalam arsitektur. Metode
Golden Section pada Villa Mairea ini diterpakan dalam menetukan denah,
tampak, potongan. Dibawah ini tahapan perancangan denah Villa Mairea
dengan metode golden section.

Anda mungkin juga menyukai