Anda di halaman 1dari 6

Pemahaman Karakter Visual Rumah Osing

Geomtri Dasar Bangunan

Bentuk dasar rumah Osing sama seperti rumah tradisional jawa yang berbentuk persegi
panjang yang memanjang kea rah belakang rumah, namun ada beberapa pola yang melebar ke
samping. Semakin ke pusat bentuk bangunan semakin privat dan penting fungsi/keberadaan
runag tersebut.

Geometri dasar bangunan pada rumah Osing bila dilihat dari bentuk atapnya dapat
dikategorikan menjadi yaitu Tikel Balung, Baresan, dan Cerocogan.Tikel Balung berada pada
posisi di bagian depan rumah mulai dari bagian depan (Amper) hingga ke bagian tengah
(pendopo) sedangkan Baresan dari pendopo hingga ke pawaon dan Cerecogan dari pawon
hingga ke bagian belakan pawon.Bentuk dasar dari Rumah Osing tidak mengenal hirarki yang
berkaitan erat dengan strktur social masyarakat Osing.
Karakteritik Atap

Karakteritik atap pada rumah osing merupakan indicator dari bentuk rumah Osing itu sendiri. Bentuk atap berasal dari bentuk yang sama
dengan rumah Jawa yang merupakan induknya, yang membedakan pada nama dan bentuk kontruksi yang lebih sederhana.

Cerecogan Baresan Tikel Balung

Karakteristik Dinding

Sistem fasad dan partisi dapat membedakan rumah Osing atas rumah asli dan yang sudah mengalami perubahan. Pada rumah Osing yang
masih asli dindingnya menngunakan anyaman bamboo (gedheg pipil) dan tidak memiliki jendela sama sekali. Pada bagian depan
menggunakan gebyok dari papan kayu dilengkapi roji sebagai lubang ventilasi dan pencahayaan.Sedangkan pada Rumah Osing yang sudah
mengalami perubahan menggunakan tembok/bata merah seperti rumah biasa pada umumnya. tetapi karakteristik bentuknya masih sama
seperti rtumah aslinya.
Salah satu rumah Osing yang Anyaman Bambu (Gedheg)
mengalami perubahan pada dinding

Roji

Gebyok
Karakteristik Lantai/Ruang

Susunan ruang pada rumah Osing hampir sama pada rumah tradisional jawa. Pembagian ruang pada Rumah Osing terbagi menjadi tiga
susunan ruang yaitu Bale,Jrumah dan pawon yang diatur secara berturut-turut yang selalu ada ditambahdengan ruang penunjang yaitu
amper,ampok,pendopo dan lumbung. Bale terletak didepan sebagai ruamh tamu, ruang keluarga, ruang ceremonial. Jrumah terletak
dibagian tengah berfungsi sebagai ruang pribadi dan ruang tidur dan Pawon berada di bagian depan yang berfungsi sebagai dapur, ruang
tamu informal dan ruang keluarga.Pola hubungan ruang menganut prinsip closed ended plan, dimana sumbu simetri keseimbangan membagi
susunan menjadi kiri dan kanan dan berpusat pada Jrumah.

Pawon dengan 4 Bale dengan


tungkunya perabotnya

Amper berserta Pendopo


perabotnya
Pada bagian pawon terdapat km/wc menggunakan partisi massif dengan ketinggian orang dewasa. Selain itu di pawon digunakan sebagai
tempat penyimpanan kayu bakar. Penyimpanan kayu bakar bisa bertahun-tahun untuk menghabiskannya. Terdapat juga runag penyimpanan
barang-barang dapur seperti plafon.

Tempat penyimpanan KM/WC Susunan Kayu


barang/plafon di dapur

Karakteristik Ragam Hias

Secara umum rumah Osing tidak kaya akan ornament/ragam hias. Ornamen yang ada bersifat
konstruktif dengan motif flora dan geomtris. Ornamen motif flora terdiri dari peciringan (bunga
matahari), anggrek dan ukel (sulur-suluran) seperti pakis, anggrek atau kangkung. Motif geometris
antara lain slimpet (swastika) dan kawung. Pada pintu masuk terdapat dua bentuk oranamen yang
disebut ayom jago yang melambangkan keberanian dan kesatriaan.

Ornamen slimper pada


bagian Gebyok
Ornamen peciringan dan Ayom Jago pada pintu Ayom Jago pada amper
Ukel masuk ke bale

Anda mungkin juga menyukai