Pada struktur rangka timbul lentur, gaya geser dan gaya aksial pada semua elemen, balok
maupun kolom. Momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral (angin dan gempa) seringkali
mencapai maksimum pada penampang dekat titik hubung. Dengan demikian, ukuran elemen
struktur di bagian yang dekat dengan titik hubung pada umumnya dibuat besar atau diperkuat
bila gaya lateralnya cukup besar. Rangka kaku dapat diterapkan pada gedung besar maupun kecil.
KEKAKUAN RELATIF BALOK DAN KOLOM
Seperti yang terjadi pada balok menerus, momen maksimum yang terjadi
pada struktur rangka bukan terjadi pada saat rangka itu dibebani penuh.
Melainkan pada saat dibebani sebagian. Hal ini sangat menyulitkan proses
analisisnya. Masalah utamanya adalah masalah prediksi kondisi beban yang
bagaimanakah yang menghasilkan momen kritis.
RANGKA BERTINGKAT BANYAK
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis rangka bertingkat banyak
yang mengalami beban lateral. Salah satunya
adalah Metode Kantilever (Gambar 4.28), yang
mulai digunakan pada tahun 1908. Metode ini
menggunakan banyak asumsi, yaitu antara lain :
- ada titik belok di tengah bentang setiap balok
- ada titik belok di tengah tinggi setiap kolom
- besar gaya aksial yang terjadi di setiap kolom
pada suatu tingkat sebanding dengan jarak
horisontal kolom tersebut ke pusat berat semua
kolom di tingkat tersebut.
RANGKA VIERENDEEL
Struktur Vierendeel seperti pada
Gambar, adalah struktur rangka kaku
yang digunakan secara horisontal.
Struktur ini tampak seperti rangka
batang yang batang diagonalnya
dihilangkan. Perlu diingat bahwa
struktur ini adalah rangka, bukan
rangka batang. Jadi titik hubungnya
kaku. Struktur demikian digunakan
pada gedung karena alasan fungsional,
dimana tidak diperlukan elemen
diagonal. Struktur Vierendeel ini pada
umumnya lebih efisien daripada
struktur rangka batang.
Desain Rangka Kaku
Untuk menentukan momen desain, diperlukan momen gabungan akibat beban vertikal dan beban
horisontal. Momen kritis terjadi apabila momen-momen tersebut saling memperbesar.
Apabila momen maksimum kritis, gaya aksial dan geser internal telah diperoleh, maka penentuan
ukuran penampang elemen struktural dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(1) Mengidentifikasi momen dan gaya internal, maksimum yang ada di bagian elemen struktur
tersebut, selanjutnya menentukan ukuran penampang di seluruh elemen tersebut berdasarkan gaya
dan momen internal tadi, sampai ukuran penampang konstan pada seluruh panjang elemen struktur
tersebut. Cara ini seringkali menghasilkan elemen struktur yang berukuran lebih (over-size) di seluruh
bagian elemen, kecuali titik kritis. Oleh karena itu, cara ini dianggap kurang efisien dibanding cara
kedua berikut ini.
(2) Menentukan bentuk penampang sebagai respon terhadap variasi gaya momen kritis. Biasanya cara
ini digunakan dalam desain balok menerus.
c) Penentuan Bentuk Rangka
Penentuan bentuk elemen struktur dapat pula dilakukan dengan menggunakan profil
tersusun. Titik hubung yang memikul momen umumnya dilas/disambung dengan baut pada
kedua flens untuk memperoleh kekakuan hubungan yang dikehendaki. Umumnya digunakan
plat elemen pengaku di titik-titik hubung kaku agar dapat mencegah terjadinya tekuk pada
elemen flens dan badan sebagai akibat dari adanya tegangan tekan yang besar akibat momen.
Rangka beton bertulang umumnya menggunakan tulangan di semua muka sebagai
akibat dari distribusi momen akibat berbagai pembebanan. Tulangan baja terbanyak umumnya
terjadi di titik-titik hubung kaku. Rangka kayu biasanya mempunyai masalah, yaitu kesulitan
membuat titik hubung yang mampu memikul momen. Salah satu usaha yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah dengan memakai knee braces. Titik hubung perletakannya biasanya
berupa sendi.
KEUNTUNGAN RIGID FRAME
SIRKULASI VERTIKAL
Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi Horizontal
RUANG HIJAU SELAIN BERFUNGSI SEBAGAI
STRUKTUR, BAJA JUGA
MODUL GRID
DIGUNAKAN SEBAGAI ELEMEN
DEKORASI EKSTERIOR
(PENGEKSPOSAN STRUKTUR
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
4 4
3
4
4 2
KETERANGAN :
1 : PROFIL BAJA LAMINASI W 310 X 310 X 313
2 : BAUT Ø12MM
PROFIL BAJA
LAMINASI W
200 X 200 X PROFIL BAJA
LAPISAN BETON LAMINASI W 200 X
150 DIBAUT
KE BALOK 200 X 150
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
DETAIL KANTILEVER PADA TERAS BANGUNAN
JENDELA/KACA YANG
TERDAPAT PADA FASAD
MENYATU DENGAN BAJA /
STRUKTUR BANGUNAN.
1 5 3 6 7 4
2
1 : Profil baja lamniasi W 310x310x313
2 : Profil baja UB 8x4 (non-struktural)
3 : Lembaran logam
4 : Bekisting untuk kolom dengan
cladding baja (e = 1 cm)
5 : Beton (untuk melapisi struktur utama 7 1
6
baja)
6 : Balok perimetral, profil baja W
MODUL YANG BERULANG DISEPANJANG
250x250x149
FASAD BANGUNAN 7 : Baja profil-U sebagai penahan