Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK 3

1. FATIHA ANIA (03061181621008)


2. YOSI OKTAVIANI (03061181621013)
3. NYAYU THALHA AMALIA 903061181621019)
4. ALDI RIVAI (03061181621022)
5. NURUL INAYAH UTAMI (03061181621024)
6. MARETA RIZKI 903061181621026)
RANGKA KAKU (RIGID FRAME)
RIGID FRAME

 Rangka kaku adalah struktur yang


terdiri dari atas elemen-elemen
linier, umumnya balok dan kolom
yang saling dihubungkan pada
ujung-ujungnya oleh joints (titik
hubung) yang dapat mencengah
rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkannya.

 Kekuatan struktural terletak pada


sambungan kaku (rigid connection)
PRINSIP RANGKA KAKU
 Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku
struktur rangka sederhana adalah dengan
membandingkan perilakunya terhadap beban
dengan struktur post and beam;

 Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam


hal titik hubung, dimana titik hubung ini bersifat kaku
pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and
beam.
BEBAN VERTIKAL
Suatu struktur rangka kaku mengalami
beban vertikal seperti di atas, beban
tersebut juga dipikul oleh balok,
diteruskan ke kolom dan akhirnya
diterima oleh tanah. Beban itu
menyebabkan balok cenderung berotasi.
Tetapi pada struktur rangka kaku akan
terjadi rotasi bebas pada ujung yang
mencegah rotasi bebas balok. Hal ini
dikarenakan ujung atas kolom dan balok
berhubungan secara kaku
BEBAN HORISONTAL

Pada struktur rangka timbul lentur, gaya geser dan gaya aksial pada semua elemen, balok
maupun kolom. Momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral (angin dan gempa) seringkali
mencapai maksimum pada penampang dekat titik hubung. Dengan demikian, ukuran elemen
struktur di bagian yang dekat dengan titik hubung pada umumnya dibuat besar atau diperkuat
bila gaya lateralnya cukup besar. Rangka kaku dapat diterapkan pada gedung besar maupun kecil.
KEKAKUAN RELATIF BALOK DAN KOLOM

Momen yang lebih besar akan timbul pada kolom


yang memikul beban horisontal lebih besar
(kolom yang lebih kaku). Perbedaan kekakuan
relatif antara balok dan kolom juga
mempengaruhi momen akibat beban vertikal.
Semakin kaku kolom, maka momen yang timbul
akan lebih besar daripada kolom yang relatif
kurang kaku terhadap balok. Untuk struktur yang
kolomnya relatif lebih kaku terhadap balok,
momen negatif pada ujung balok yang bertemu
dengan kolom kaku akan membesar sementara
momen positifnya berkurang. Efek variasi
kekakuan tersebut seperti pada Gambar
GOYANGAN (SIDEAWAYS)

Pada rangka yang memikul beban vertikal, ada fenomena yang


disebut goyangan (sidesway). Bila suatu rangka tidak berbentuk
simetris, atau tidak dibebani simetris, struktur akan mengalami
goyangan (translasi horisontal) ke salah satu sisi.
PENURUNAN TUMPUAN (SUPPORTT SETTLEMENT)
Berbagai jenis tumpuan (vertikal, horisontal,
rotasional) dapat menimbulkan momen. Semakin
besar differential settlement, akan semakin besar
pula momen yang ditimbulkan. Bila gerakan
tumpuan ini tidak diantisipasi sebelumnya, momen
tersebut dapat menyebabkan keruntuhan pada
rangka. Oleh karena itu perlu diperhatikan desain
pondasi struktur rangka kaku untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya gerakan tumpuan.
EFEK KONDISI PEMBEBANAN SEBAGIAN

Seperti yang terjadi pada balok menerus, momen maksimum yang terjadi
pada struktur rangka bukan terjadi pada saat rangka itu dibebani penuh.
Melainkan pada saat dibebani sebagian. Hal ini sangat menyulitkan proses
analisisnya. Masalah utamanya adalah masalah prediksi kondisi beban yang
bagaimanakah yang menghasilkan momen kritis.
RANGKA BERTINGKAT BANYAK
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis rangka bertingkat banyak
yang mengalami beban lateral. Salah satunya
adalah Metode Kantilever (Gambar 4.28), yang
mulai digunakan pada tahun 1908. Metode ini
menggunakan banyak asumsi, yaitu antara lain :
- ada titik belok di tengah bentang setiap balok
- ada titik belok di tengah tinggi setiap kolom
- besar gaya aksial yang terjadi di setiap kolom
pada suatu tingkat sebanding dengan jarak
horisontal kolom tersebut ke pusat berat semua
kolom di tingkat tersebut.
RANGKA VIERENDEEL
Struktur Vierendeel seperti pada
Gambar, adalah struktur rangka kaku
yang digunakan secara horisontal.
Struktur ini tampak seperti rangka
batang yang batang diagonalnya
dihilangkan. Perlu diingat bahwa
struktur ini adalah rangka, bukan
rangka batang. Jadi titik hubungnya
kaku. Struktur demikian digunakan
pada gedung karena alasan fungsional,
dimana tidak diperlukan elemen
diagonal. Struktur Vierendeel ini pada
umumnya lebih efisien daripada
struktur rangka batang.
Desain Rangka Kaku

Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila


digunakan untuk beban lateral yang sangat besar. Untuk memikul
beban yang demikian akan lebih efisien menambahkan dinding
geser (shear wall) atau pengekang diagonal (diagonal bracing)
pada struktur rangka. Masalah desain yang utama adalah pada
penentuan tiitik hubung, jenis material dan ukuran penampang
struktur.
a) Pemilihan Jenis Rangka

Derajat kekakuan struktur


rangka tergantung antara
lain pada banyak dan lokasi
titik-titik hubung sendi dan
jepit (kaku). Titik hubung
sendi dan jepit seringkali
diperlukan untuk maksud-
maksud tertentu,
meminimumkan momen
rencana dan memperbesar
kekakuan adalah tujuan-
tujuan desain
umum dalam memilih jenis
rangka.
Momen yang diakibatkan oleh
turunnya tumpuan pada rangka yang
mempunyai tumpuan sendi akan
lebih kecil daripada yang terjadi
15
pada rangka bertumpuan jepit.
Selain itu, pondasi untuk rangka
bertumpuan sendi tidak perlu
mempunyai kemampuan memikul
momen. Gaya dorong horisontal
akibat beban vertikal juga biasanya
lebih kecil pada rangka bertumpuan
sendi dibandingkan dengan rangka
yang bertumpuan jepit. Rangka
bertumpuan jepit dapat lebih
memberikan keuntungan
meminimumkan momen dan
mengurangi defleksi bila
dibandingkan dengan rangka
bertumpuan sendi
b) Momen Desain

Untuk menentukan momen desain, diperlukan momen gabungan akibat beban vertikal dan beban
horisontal. Momen kritis terjadi apabila momen-momen tersebut saling memperbesar.

Apabila momen maksimum kritis, gaya aksial dan geser internal telah diperoleh, maka penentuan
ukuran penampang elemen struktural dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(1) Mengidentifikasi momen dan gaya internal, maksimum yang ada di bagian elemen struktur
tersebut, selanjutnya menentukan ukuran penampang di seluruh elemen tersebut berdasarkan gaya
dan momen internal tadi, sampai ukuran penampang konstan pada seluruh panjang elemen struktur
tersebut. Cara ini seringkali menghasilkan elemen struktur yang berukuran lebih (over-size) di seluruh
bagian elemen, kecuali titik kritis. Oleh karena itu, cara ini dianggap kurang efisien dibanding cara
kedua berikut ini.
(2) Menentukan bentuk penampang sebagai respon terhadap variasi gaya momen kritis. Biasanya cara
ini digunakan dalam desain balok menerus.
c) Penentuan Bentuk Rangka

1) Struktur Satu Bentang


Pendekatan dengan menggunakan respon terhadap beban vertikal sebagai rencana awal tidak
mungkin dilakukan berdasarkan momen negatif dan positif maksimum yang mungkin terjadi di
setiap penampang akibat kedua jenis pembebanan tersebut. Konfigurasi yang diperoleh tidak
optimum untuk kondisi beban lateral maupun beban vertikal, namun dapat memenuhi kondisi
simultan kedua jenis pembebanan tersebut.

(2) Rangka Bertingkat Banyak


Pada struktur rangka bertingkat banyak juga terjadi hal-hal yang sama dengan yang terjadi
pada struktur rangka berbentang tunggal.
d) Desain Elemen dan Hubungan
19

Penentuan bentuk elemen struktur dapat pula dilakukan dengan menggunakan profil
tersusun. Titik hubung yang memikul momen umumnya dilas/disambung dengan baut pada
kedua flens untuk memperoleh kekakuan hubungan yang dikehendaki. Umumnya digunakan
plat elemen pengaku di titik-titik hubung kaku agar dapat mencegah terjadinya tekuk pada
elemen flens dan badan sebagai akibat dari adanya tegangan tekan yang besar akibat momen.
Rangka beton bertulang umumnya menggunakan tulangan di semua muka sebagai
akibat dari distribusi momen akibat berbagai pembebanan. Tulangan baja terbanyak umumnya
terjadi di titik-titik hubung kaku. Rangka kayu biasanya mempunyai masalah, yaitu kesulitan
membuat titik hubung yang mampu memikul momen. Salah satu usaha yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah dengan memakai knee braces. Titik hubung perletakannya biasanya
berupa sendi.
KEUNTUNGAN RIGID FRAME

• Momen-momen disebarkan kembali.


• Lantai tidak sensitif terhadap getaran
• Lendutan lebih kecil.
• Panjang kolom efektif lebih pendek.
• Keuntungan utama dari struktur rangka kaku adalah bahwa mereka
tidak memiliki dinding struktural atau penyangga diagonal yang
berorientasi vertikal.
• Kerangka kaku menyediakan kebebasan arsitektur dalam desain.
• Rangka kaku biasanya memberlakukan gaya yang lebih kecil di pondasi
daripada sistem struktural lainnya
KERUGIAN RIGID FRAME

 Rangka kaku yang tidak


secara spesifik diperinci
untuk ketahanan seismik
 Biaya tambahan
dihasilkan dari
penggunaan bagian yang
lebih berat di bagian
yang kaku menahan
rangka, membutuhkan
penggunaan baja yang
lebih banyak
 Jumlah bangunan lantai
hanya bisa mencapai 30
lantai
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
Nama :Lake Shore Drive Apartements
Arsitek :Mies Van Der Rohe
Lokasi :Chicago, IL 60611, USA
Fungsi :apartemen
Tinggi :254ft (82 meter)
Tingkat :26 lantai
Area :33, 804 ft2
Insiyur struktural :Frank J. Kornacker
Kontraktor :Sumner S. Sollitt
Company
Tahun Proyek :1951
Material : Baja
Material fasad :Kaca
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

Siteplan Tampak Potongan


Kolom Struktur Baja
SIRKULASI HORIZONTAL Balok Struktur Baja

SIRKULASI VERTIKAL
Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi Horizontal
RUANG HIJAU SELAIN BERFUNGSI SEBAGAI
STRUKTUR, BAJA JUGA
MODUL GRID
DIGUNAKAN SEBAGAI ELEMEN
DEKORASI EKSTERIOR
(PENGEKSPOSAN STRUKTUR
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

DENGAN ADANYA CORE INI,


MAKA KETAHANAN LATERAL
PADA DENAH INI TERLIHAT BANGUNAN MENINGKAT
GRID – GRID STRUKTUR KARENA NITERAKSI INTI DAN
YANG BERFUNGSI UNTUK RANGKA. SISTEM CORE INI
MENAHAN GAYA VERTIKAL MEMUAT SISTEM MEKANIS
DAN GAYA HORIZONTAL DAN TRANSPORTASI
YANG BERKERJA PADA VERTIKAL
CORE SEBAGAI
BANGUNAN UTILITAS

DIKATAKAN CORE UTILITAS


KARENA TERDAPAT KOLOM DI
PADA FASAD BANGUNAN
SUDUT-SUDUT CORE YANG
TERDAPAT BAJA NON-
BERFUNGSI UNTUK MENAHAN
STRUKTURAL SEBAGAI
GAYA / BEBAN YANG BERKERJA
ORNAMEN EKSTERIOR UNTUK
PADA BANGUNAN
MENUNJUKKAN STRUKTUR DAN
MENINGKATKAN VERTIKALITAS
BANGUNAN DENAH TIPIKAL
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

STRUKTUR LAKE SHORE TIDAK DIPERKUAT OLEH


TIPIKAL TRIANGULASI (PERSILANGAN SAN
ANDRES, BRACING IN K), KARENA TIDAK
MEMUNGKINKAN UNTUK MEMILIKI BANYAK
PERMUKAAN KACA SEPERTI PADA FASAD
BANGUNAN. NAMUN, LAKE SHORE
APARTEMENTS MENJADI LEBIH KAKU KARENA
INTI / CORE (TANGGA DAN LIFT), YANG
DILETAKKAN SATU PADA MASING-MASING BLOK.
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN INI TERDAPAT PADA KOLOM DAN BALOK YANG
BERKERJA SALING MENGIKAT SATU SAMA LAIN. KOLOM SEBAGAI UNSUR
VERTIKAL YANG BERTUGAS UNTUK MENERIMA BEBAN DAN GAYA. SEDANGKAN
BALOK SEBAGAI UNSUR HORIZONTAL MEDIA PEMBAGI/PENYALUR BEBAN DAN
GAYA MENUJU KE KOLOM

SKEMA PENYALURAN BEBAN


BAIK BEBAN VERTIKAL MAUPUN BEBAN BEBAN HORIZONTAL
YANG BERKERJA PADA BANGUNAN DISALURKAN MELALUI
BALOK MENUJU KE KOLOM DAN KEPONDASI UNTUK
SETERUSNYA DISALURKAN KE TANAH
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
RENCANA PONDASI
Dinding pemikul Basement
Pondasi Pile cap
Pondasi Foot Plat A

Pondasi Foot Plat B


LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
PONDASI
APARTEMENT INI MEMILIKI 40 PONDASI SETEMPAT
(FOOTPLAT) DAN 8 PONDASI PILE CAP PADA STRUKTUR
DINDING PEMIKUL BASEMENT.
- FOOTPLAT : YANG MENERIMA BEBAN DARI KOLOM
STRUKTUR (BAJA, DITUTUPI DENGAN BETON), KE
TANAH.
- FOOTPLAT SENDIRI TERRDIRI DARI 2 JENIS:
• PONDASI FOOT PLAT A ADALAH YANG SESUAI
DENGAN PONDASI BANGUNAN
• PONDASI FOOT PLAT B SESUAI DENGAN GRID
DI ANTARA RUANG YANG DIPERPANJANG PADA
RUANG BAWAH TANAH.
- PONDASI PILE CAP : YANG MEMBANTU
MENYALURKAN BEBAN DARI DINDING PEMIKUL
BASEMENT KE TANAH, MENGINGAT RUANG
BASEMENT YANG LEBIH LEBAR DARI RUANG
DIATASNYA.
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
STRUKTUR BANGUNAN DIBENTUK OLEH RANGKA KAKU (KOLOM DAN
BALOK) YANG DISAMBUNGKAN MENGGUNAKAN PELAT BAJA DAN BAUT.
KOLOM-KOLOM BAJA PROFIL DISATUKAN PER 3 LANTAI DAN DILAPISI
DENGAN BETON DAN DITUTUPI DENGAN LEMBARAN LOGAM PADA
BAGIAN LUAR. BAJA PROFIL-I NON-STRUKTURAL DI SAMBUNGKAN
DENGAN BALOK PERIMETRAL MENGGUNAKAN PELAT BAJA/LOGAM.

RENCANA PEMBALOKAN, PERLETAKAN


KOLOM DAN PELAT LANTAI (METAL DECK)
KEDUA APARTEMENT
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM DAN BALOK

4 4

3
4
4 2

KETERANGAN :
1 : PROFIL BAJA LAMINASI W 310 X 310 X 313
2 : BAUT Ø12MM

ANTAR KOLOM DAN BALOK DISAMBUNGKAN 3 : PELAT BAJA E = 20MM


4 : MORTIR LEVING EKSPANSIF E = 3MM
DENGAN CARA DIBAUT, NAMUN TETAP
5 : BALOK UTAMA , PROFIL BAJA LAMINASI W
DIPERLUKAN PELAT BAJA SEBAGAI MEDIA
360 X 170 X 57.8,
PENYAMBUNG ANTAR BAJA.
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

PENGHUBUNG KEDUA BANGUNAN


LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
SAMBUNGAN LANGIT- LANGIT PENGHUBUNG JALAN KEDUA BANGUNAN
TERDAPAT 3 KANTILEVER PADA BANGUNAN INI, YAITU PADA PENGHUBUNG
ANTAR KEDUA BNGUNAN, DAN YANG LAINNYA PADA TERAS MASING-MASING
BANGUNAN. KANTILEVER INI DISAMBUNGKAN PADA BALOK UTAMA DENGAN
MEMBERIKAN CELAH ANTARA KANTILEVER DAN SLAB / PELAT LANTAI.
KANTILEVER MASUK KE DALAM BANGUNAN SEJAUH 110CM. TEKNIK
PENYAMBUNGAN INI MEMBUAT STRUKTUR KANTILEVER TAMPAK MELAYANG.
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
DETAIL KANTILEVER PENGHUBUNG KEDUA BANGUNAN

PROFIL BAJA LAMINASI W 310 X 310 X 313, DI LAPISI


DENGAN BETON 60 X 60 CM
PROFIL BAJA UB 8X4 (NON-STRUKTURAL)
PROFIL BAJA LAMINASI W 250 X 250 X 149, DI LAPISI
DENGAN BETON 60 X 60 CM

PROFIL BAJA
LAMINASI W
200 X 200 X PROFIL BAJA
LAPISAN BETON LAMINASI W 200 X
150 DIBAUT
KE BALOK 200 X 150
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
DETAIL KANTILEVER PADA TERAS BANGUNAN

PROFIL BAJA LAMINASI W 310 X 310 X 313, DI LAPISI


DENGAN BETON 60 X 60 CM
PROFIL BAJA UB 8X4 (NON-STRUKTURAL)
PROFIL BAJA LAMINASI W 250 X 250 X 149, DI LAPISI
DENGAN BETON 60 X 60 CM

PROFIL BAJA PROFIL BAJA


LAMINASI W LAPISAN BETON LAMINASI W 200 X
200 X 200 X
200 X 150
150 DIBAUT
KE BALOK
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS
RENCANA LANGIT-LANGIT BANGUNAN
STRUKTUR INI DIULANG PADA TIAP LANTAI
BANGUNAN BAIK PADA LANTAI BASEMENT
HINGGA KE LANTAI PALING ATAS.
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

DETAIL SUDUT DENGAN BAJA


KOLOM STRUKTURAL
L-PROFIL TANPA FUNGSI
BAJA I-PROFIL STRUKTURAL DAN PANEL BAJA
NON-STRUKTURAL HITAM YANG MENUTUPI KOLOM

BAJA DILAPISI DENGAN


BETON, SESUAI DENGAN
KETENTUAN DARI KODE
BANGUNAN CHICAGO

BAJA -PROFIL NON


STRUKTURAL, BERFUNGSI
UNTUK MENUNJUKKAN
STRUKTUR DAN
MENINGKATKAN VERTIKAITAS
BANGUNAN
LAKE SHORE DRIVE APARTEMENTS

JENDELA/KACA YANG
TERDAPAT PADA FASAD
MENYATU DENGAN BAJA /
STRUKTUR BANGUNAN.
1 5 3 6 7 4

2
1 : Profil baja lamniasi W 310x310x313
2 : Profil baja UB 8x4 (non-struktural)
3 : Lembaran logam
4 : Bekisting untuk kolom dengan
cladding baja (e = 1 cm)
5 : Beton (untuk melapisi struktur utama 7 1
6
baja)
6 : Balok perimetral, profil baja W
MODUL YANG BERULANG DISEPANJANG
250x250x149
FASAD BANGUNAN 7 : Baja profil-U sebagai penahan

Anda mungkin juga menyukai