Anda di halaman 1dari 28

Pengertian Struktur Atas

Struktur atas sebuah gedung adalah seluruh bagian bangunan yang ada di atas muka tanah. Struktur
atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan dinding geser, yang masing-masing memiliki peran yang
sangat penting.

Komponen - komponen Struktus Atas Gedung

1. Kolom

Kolom merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam suatu bangunan. Keruntuhan pada
kolom merupakan lokasi paling kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan pada bangunan. Fungsi
kolom adalah penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk
menentukan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup, serta beban angin. Agar pekerjaan
sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Merupakan gabungan antara material yang tahan
tekanan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton yang bisa digunakan sebagai bagian
dari struktur lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya.

A. Prinsip Kerja Kolom

Elemen struktur kolom yang memiliki nilai perbandingan antara panjang dan dimensi penampang
melintangnya relatif kecil disebut kolom pendek. Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak tergantung
pada panjang kolom dan jika diperlukan beban berlebihan, maka kolom pendek pada umumnya akan
gagal karena hancurnya bahan. Dengan demikian, kapasitas pikul-beban batas tergantung pada
kekuatan material yang digunakan. Semakin lama suatu elemen tekan, elemen relatif akan berubah
hingga mencapai yang disebut elemen langsing. Perilaku elemen langsing sangat berbeda dengan
elemen tekan pendek. Perilaku elemen menekan panjang terhadap beban tekan adalah beban kecil,
elemen masih dapat mempertahankan bentuk liniernya, demikian pula mempertahankan bebannya
meningkat. Pada saat beban mencapai nilai tertentu,

Hal inilah yang membuat fenomena tekuk (tekuk) mempertanyakan elemen struktur (dalam hal ini
adalah kolom) telah menekuk, maka kolom ini tidak memiliki kemampuan lagi untuk menerima beban
tambahan. Sedikit saja menghabiskan beban akan menyebabkan elemen struktur tersebut runtuh.
Dengan demikian, beban pikul-beban untuk elemen struktur kolom adalah beban besar yang
menyebabkan kolom tersebut memerlukan tekuk awal. Struktur yang sudah diperbaiki tekuk tidak perlu
kemampuan layan lagi. Fenomena tekuk adalah suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh
ketidakstabilan suatu elemen struktur yang disebabkan oleh aksi beban. Kegagalan yang diakibatkan
oleh ketidakstabilan dapat terjadi pada berbagai material. Pada saat tekuk terjadi, taraf gaya internal
bisa sangat rendah. Fenomena terkait dengan kekakuan elemen struktur. Beberapa elemen yang
memiliki kekalahan kecil lebih mudah dibandingkan dengan yang memiliki kekakuan besar. Semakin
panjang suatu elemen struktur, semakin kecil kekakuannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (Pcr) pada elemen struktur tekan panjang. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:

· Panjang Kolom

Pada umumnya, kapasitas pikul-beban kolom berbanding terbalik dengan kuadrat panjang elemennya.
Selain itu, faktor lain yang menentukan beban besar adalah yang terkait dengan karakteristik kekakuan
elemen struktur (jenis material, bentuk, dan ukuran penampang).

· Kekakuan

Kekakuan elemen struktur sangat ditentukan oleh banyaknya bahan dan distribusinya. Pada elemen
struktur persegi panjang, elemen struktur akan selalu menekuk pada arah seperti yang diilustrasikan
pada bagian bawah (a). Namun bentuk berpenampang simetris (misalnya bujursangkar atau lingkaran)
tidak memiliki arah tekuk khusus seperti penampang segiempat. Ukuran distribusi material (bentuk dan
ukuran penampang) dalam hal ini pada umumnya dapat disetujui dengan momen inersia (I).

· Kondisi Ujung Elemen

Jika ujung-ujung kolom bebas berotasi, kolom tersebut memiliki kemampuan pikul-beban lebih kecil
dibandingkan dengan kolom sama yang ujung-ujungnya dijepit. Adanya tahanan menambah kekakuan
sehingga juga meningkatkan kestabilan yang mencegah tekuk. Mengekang (menggunakan bracing) suatu
kolom pada suatu Arah juga meningkatkan kekakuan. Fenomena teken pada umumnya karena
menghabiskan menghemat biaya pikul-beban elemen tekan. Beban maksimum yang bisa dipikul kolom
pendek ditentukan oleh materi yang hancur, bukan tekuk.

2. Balok

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian dari struktur yang
digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai penguat
horisontal bangunan akan beban-beban . Balok juga memiliki beberapa jenis yaitu:

· Balok sederhana, balok yang bertumpu pada kolom ujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statistik lainya nilai dari semua reaksi
pergeseran dan momen untuk balok sederhana tidak tergantung bentuk penampang material.

· Balok Kantilever, balok yang diproyeksikan atau dipasang dengan kaku hanya didukung dengan
satu ujung tetap.

· Balok Teritisan, balok sederhanya yang memanjang yang melewati kolom tumpuannya.
· Balok Bentang Tersuspensi, balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang
dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

· Balok Kontinu, balok yang memanjang lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan
kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari pembuatan balok yang tidak perlu dengan
beban yang sama.

Balok terbagi beberapa macam yaitu:

a) Balok Kayu

Balok kayu menopang papan atau dek struktural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang, atau
dinding penopang beban.

b) Balok Baja

Balok baja terbuat dari baja atau papan beton pracetak. Balok DAPAT ditopang Oleh balok induk
( girder ), Kolom, ATAU Dinding penopang BEBAN.

c) Balok Beton

Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

3. Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat
lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Ketebalan plat lantai di tentukan oleh:

· Besar lendutan yang diijinkan.

· Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.

· Bahan konstruksi dan plat lantai.

Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat, yaitu:


a) Plat Kaku

Pelat kaku merupakan pelat tipis yang memilikki ketegaran lentur ( kekakuan lentur ), dan memikul
beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser
transversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang disetujui dalam bidang teknik adalah pelat
kaku, kecuali jika dinyatakan lain.

b) Membran

Membran merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser
aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban ini dapat didekati dengan jaringan kabel yang tegang
karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan.

c) Plat Fleksibel

Pelat flexibel merupakan gabungan pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan gabungan
momen, gaya geser transversal dan gaya geser terpusat, serta gaya aksial. Struktur ini sering dipakai
dalam industri ruang angkasa karena manfaat berat dengan bebannya menguntungkan.

d) Plat Tebal

Pelat tebal merupakan pelat yang ditentukan.

4. Dinding Geser

Dinding Geser ( dinding geser ) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing vertikal, untuk
digunakan menahan gaya lateral. Seperti dinding geser berbentuk persegi panjang, Inti kotak ada
tangga, lift atau poros lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau poros guna
menahan beban lateral tanpa diatur dalam ruang bangunan.

Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur dinding geser, diberikan kabel
pada dinding yang mengandung baja berkualitas tinggi. Dengan memberikan profil sebagai tambahan
untuk pengaku dalam memegang gaya lateral. Dinding geser dengan perbandingan profil memberikan
hasil yang jauh lebih besar dibandingkan penampang Dinding geser biasa dengan perbedaan berbeda
100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn) dan beban aksial (Pn). Perbedaan tersebut
diperoleh dengan menarik garis linear pada diagram tersebut.

Dengan dinding geser yang kokoh pada bangunan, sebagian besar gempa akan terserap oleh dinding
geser tersebut. Perencanaan geser pada dinding struktural untuk bangunan tahan gempa pada gaya
yang dibuat terkait beban gempa. Namun, dalam praktiknya masih ada yang akan mempertanyakan
hasil desain dinding yang bergeser sesuai konsep ini. Hal ini menyangkal kan masih disyaratkannya
desain desain untuk perencanaan dinding geser dalam berbagai proyek gedung tinggi di Indonesia.
Menurut konsep desain kapasitas, kuat geser dinding yang dirancang berdasarkan momen yang paling
mungkin terjadi di dinding dasar.

Dalam praktiknya, dinding geser selalu fokus dengan sistem rangka pemikul momen pada gedung.
Dinding struktural yang umum digunakan di gedung tinggi adalah dinding geser kantilever dan dinding
geser berangkai. Dinding geser beton bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur gedung yang
dirancang untuk memikul beban geser akibat gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya dapat
terjadi akibat momen lentur (melalui gaya geser), melalui pembentukkan sendi plastis di dasar dinding.

5. Atap

Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan penghuninya secara
fisik maupun metafisik (mikrokosmos / makrokosmos).

Permasalahan atap tergantung pada luasnya harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan
lapisan pemilihannya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur atap
terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap yang terbuat dari bahan penutup.
Penopang rangka atap adalah balok kayu / baja yang disusun membentuk segitiga, disebut dengan
istilah kuda-kuda.

Fungsi dari atap adalah:

· Mencegah pengaruh dari hembusan angin.

· Penaruh beban sendiri.

· Curah hujan.

· Melindungi ruang bawah, manusia serta elemen yang ada di bawahnya dari pengaruh cuaca.

· Sinar cahaya matahari.

· Sinar panas matahari.

· Petir dan bunga api transisi.

1. Kuda-kuda

Kontruksi kuda-kuda adalah komponen kerangka yang berfungsi untuk mendukung beban atap
termasuk juga beratnya sendiri dan dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda - kuda merupakan
penyangga utama pada struktur atap. Merujuk kuda-kuda mulai dari:

· Kuda-kuda Kayu

Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

· Kuda-kuda Bambu

Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.


· Kuda-kuda Baja

Sebagai pendukung atap, dengan kerangka kerja sistem atau lengkung dapar mendukung beban atap
sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga,
bangunan pabrik, dan lain-lain.

· Kuda-kuda dari Beton Bertulang

Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga.
Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok tidak
dapat menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya dapat menerima beban vertikal
saja. Kuda-kuda diperuntukkan untuk mendukung beban-atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-
beban yang dihitung adalah beban mati (reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air
hujan, orang pada saat memasang / memperbaiki atap).

Struktur Bawah Bangunan

1. Pondasi

Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang terhubung langsung dengan
tanah, atau bagian bangunan yang terhubung dengan bwah permukaan tanah yang digunakan memikul
beban bangunan yang ada diatasnya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan
angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh ada penurunan level melebihi batas yang di
izinkan.

Agar dapat memecahkan masalah, buat pondasi bangunan harus diletakkan di atas tanah yang cukup
keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa kesulitan yang berlebih. Pondasi merupakan
bangunan dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan yang ada
diatasnya. Proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

· Cukup kuat untuk memuat muatan geser.

· Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil.

· Tahan terhadap perubahan cuaca.

· Tahan terhadap pengaruh bahan kimia.

Ada yang mendukung dan mendukung bangunan yang ada diatasnya. Untuk itu pondasi harus kuat,
stabil, dan aman agar tidak menurun, tidak dapat rusak karena akan memperbaiki sistem pondasi.
Pembuatan pondasi harus berdasarkan beberapa hal berikut:

· Berat bangunan yang akan di pikul oleh pondasi.

· Jenis tanah dan daya dukung tanah.

· Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempet.


· Alat dan tenaga kerja yang tersedia.

· Lokasi dan Lingkungan pekerjaan.

· Waktu dan biaya pekerjaan.

Hal yang penting terkait dengan pondasi adalah apa yang disebut investigasi tanah, atau penyelidikan
tanah. Pondasi harus di letakkan di tanah yang keras dan padat. Untuk mengetahui letak / kedalaman
tanah yang keras dan tgangan tanah, maka perlu diadakannya pemeriksaan tanah, yaitu dengan cara:

· Pengeboran ( Driling ), dari lubang hasil pengeboran akan diunduh contoh-contoh tanah yang
kemudian dikirim ke laboratorium mekanika tanah.

· Percobaan Penetrasi ( Uji Penetrasi ), dengan cara menggunakan alat yang disebut Sondir Statik
Penetrometer. Ujungnya terdiri conus yang ditekan masuk ke tanah, dan secaa otomatis akan dibaca
hasil sondir tegangan tanah.

2. Galian Tanah

Galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan sesuai ukuran, lebar, dan sesuai dengan peil-peil
yang tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohon yang diperlukan pada
bagian pondasi yang dilakukan harus dibongkar dan disimpan dan dibuang. Bekas pipa yang tidak
terpakai harus disumbat. Jika lokasi yang akan dibuat adalah bangunan pipa udara, pipa gas, pipa
pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya maka kabarnya diberitahukan kepada
konsultan managenen konstruksi atau hubungan yang memerlukan untuk mendapatkan petunjuk
selanjutnya.

Pekerjaan pekerja / kontraktor yang bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut. Jika penggalian ini melebihi tingkat yang telah ditentukan maka kontraktor
harus mengisi / mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah di tentukan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

Pekerjaan galian pondasi harus menjada agar lubang galian ini bebas dai longsoran tanah di kiri dan
kanannya, sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang
telah dibuat di tentukan.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian dilakukan selapis demi selapis sambil disiram udara
secukupnya dan di tumbuk sampai padat. Pekerjaan pengesian kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah dilakukan pemeriksaan dan mendapat persetujuan manajemen konstruksi, baik mengenai
pembangunan, lapisantanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.

3. Struktur Basement
Konstruksi basement merupakan solusi yang berguna untuk mengatasi keterbatasan lahan dalam
pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur di bawah tanah, desain atau pelaksanaan konstruksi perlu
dilakukan dengan menghitung banyak hal. Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah
pentingnya adalah aspek Lingkungannya. Kualitas pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat
mempengaruhi umur dari basement tersebut.

Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi
dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang dibahas dengan bahasa Italia Basement yang perlu dibahas
adalah metode dan bahasa Italia. Beban tersebut biasanya terdiri dari beban terbagi rata, beban titik,
dan beban garis dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan metode galian sedangkan terbagi
menjadi: open cut, cantilever, angker, dan strut.

Pemilihan metode disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan konsdisi di lapangan. Pada metode
galian basement ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain: jenis tanah, kondisi
proyek, muka air tanah, besar tekanan tanah yang bekerja, waktu pelaksanaan, analisis biaya dan
sebagainya.

Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan basement galian, seperti penurunan
permukaan tanah galian yang dapat menyebabkan kerusakan struktural di dekat galian, kipas yang
direbut kembali menggunakan saluran dan fasilitas lain. Salah satu penyebabnya adalah penurunan
permukaan air tanah akibat pemompaan selama konstruksi. Untuk mencegah masalah yang timbul
maka metode pemilihan dewatering sangan menentukan.

Pada artikel ini kita akan mencari tempe dan tahu tentang jembatan berdasarkan sistem
strukturnya. oke langsung saja saya beritahu tentang jembatan jika ditinjau dari sistem
strukturnya maka jembatan dapat dibedakan menjadi, sebagai berikut :
1.      Jembatan lengkung (arch bridge)

Gambar 1. Contoh jembatan lengkung


Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai kemampuan sangat tinggi
terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk –
bentuk lainnya adalah bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan
tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan lengkung hanya bisa
dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe lengkung lebih efisien digunakan
untuk jembatan dengan panjang bentang 100 – 300 meter.

2.      Jembatan gelagar (beam bridge)

Gambar 2. Contoh jembatan gelagar


Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat dari beton, baja atau
beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan menggunakan diafragma, dan umumnya
menyatu secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas. Jembatan ini digunakan
untuk variasi panjang bentang 5 – 40 meter.

3.      Jembatan Kabel (cable-stayed)

Gambar 3. Contoh jembatan cable – stayed


Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu lintas. Pada cable-
stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus
dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang.
Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga
jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan digunakan untuk
variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
4.      Jembatan gantung (suspension bridge)

Gambar 4.Contoh jembatan gantung


Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang memikul kabel
gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung
dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu lintas
dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi.
Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel
sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan
untuk panjang bentang sampai 1400 meter.

5.      Jembatan Beton Prategang (prestressed concrete bridge)

Gambar 5. Contoh jembatan beton prategang


Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan beton. Pada
Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi
tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua
sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang
ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada
beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang
mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya
prategang terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton
prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis
ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.

6.      Jembatan rangka (truss bridge)

Gambar 6. Contoh jembatan rangka (truss bridge)


Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen
rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima gaya
aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan tertua dan dapat
dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung atau kantilever.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 – 100 meter.

7.      Jembatan box girder


Gambar 7. Contoh jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun prategang. box
girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem
jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box girder
adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan
karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk,
tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box
memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini
biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem
prategang post tensioning. Analisa full prestressing suatu desain dimana pada penampang tidak
diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 20 – 40 meter. 

Apa itu Hidrolika?


Apa itu hidrolika? dari kata-katanya kita akan melihat kata hidro yang erat hubunganya dengan zat
cair. jadi Hidrolika adalah cabang ilmu teknik sipil yang membahas tentang zat cair. Ada cabang ilmu
yang sama namun berbeda adalah ilmu hidrologi yang membahas tentang air hujan debit sungai,
banjir dan sejenisnya. Untuk membantu pembuatan bangunan untuk fasilitas hidup.

1. Pipa saluran udara misalnya pembuatan gorong-gorong atau pipa udara PAM yang perlu
diperhitungkan seperti rumah setiap bisa teraliri dengan deras 
2. Bangunan penutup air pada bendungan sehingga dapat mengatur sebagian besar volume
udara yang akan diminta dan dialirkan.
3. pipa tambang minyak
4. sungai
5. kolam
6. Pelabuhan
7. Pengendalian banjir seperti banjir di daerah perlu dipikirkan bagaimana mengatasi banjir di
kota jakarta indonesia dibuat banjir sungai barat dan banjir kanal timur.
8. Irigasi pertanian seperti membuat arus transportasi yang dapat membagi semua tanah
persawahan dengan baik dan adil sehingga semua petani mendapatkan hasil panen yang
baik karena taninya mendapatkan minum secara teratur 

Dalam ilmu hidrolika yang dipelajari bagaimana caranya dan sifat zat cair yang ada di dalam bejana
yang sesuai dengan pengetahuan yang bisa digunakan dan bermanfaat dalam menunjang
kehidupan masyarakat, penggunaan ilmu hidrolika juga dapat ditemui di dunia otomotif yaitu sistem
rem hidrolik yang dengan tenaga inj melaju kencang bisa dibayangkan berhasil kaki harus langsung
menahan larangan kendraan agar berhenti maka bukanya berhenti kendaraanya tapi
pengemudianya 

Bermacam-macam persamaan hidrolika dapat dijumpai pada cabang ilmu teknik sipil ini yang
membutuhkan pengetahuan ilmu matematika atau disebut juga dengan kalkulus. ya .. apapun
cabang ilmunya disetujui dengan sungguh-sungguh tentu akan memudahkan kita dalam kenyataan
kehidupan ini karena belajar itu dimulai sejak lahir menjadi bayi mungil sampai masuk ke liang kubur
menjadi… (bisa dibayangkan sendiri) selamat belajar dan dapatkan bantuan terbaik hidup ini.

RUMUS HIDROLIKA

Di dalam praktik, faktor penting dalam studi hidraulika adalah: kecepatan V  atau debit aliran  Q.
Dalam hitungan praktis, rumus yang banyak digunakan adalah persamaan
kontinuitas,  Q = A x V , dengan A adalah tampang aliran. Bila kecepatan dan tampang
aliran diketahui, maka debit dapat dihitung. Demikian pula, jika kecepatan dan debit
diperhitungkan maka dapat dihitung luas tampang aliran yang diperlukan untuk
melewati debit tersebut. Dengan kata lain dimensi pipa atau saluran dapat
ditentukan. Setiap debit yang ditentukan oleh kebutuhan air yang diperlukan oleh suatu
proyek (kebutuhan air minum dari suatu kota atau untuk kebutuhan, debit listrik dan
sebagainya) atau debit yang dilakukan pada proyek tersebut (debit aliran melalui
sungai). Debit aliran demikian sudah pasti. Berarti untuk menghitung tampang aliran  A,
Terlebih PT KARYA CIPTA PUTRA Harus dihitung KECEPATAN  V .
A. Rumus Chezy
Seperti yang telah diketahui, perhitungan untuk aliran melalui saluran terbuka hanya
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus empiris, karena banyaknya
variabel yang berubah. Untuk itu berikut ini disampaikan rumus-rumus empiris yang
banyak digunakan untuk perencanaan suatu saluran terbuka.
Chezy berusaha mencari hubungan antara zat cair yang melalui saluran terbuka akan
menimbulkan tegangan geser (pertahanan) pada dinding saluran, dan akan diimbangi
oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di aliran
seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran seimbang dengan tahanan geser,
sedangkan tahanan geser ini tergantung pada kecepatan aliran. Setelah melalui
beberapa penurunan rumus, akan diperoleh persamaan umum:

Dengan  V  adalah  Kecepatan aliran (m / det),  R  adalah Jari-jari Hydraulik (m), I


adalah Kemiringan saluran dasar dan  C  adalah Koefisien Chezy
B. Rumus Manning
Rumus Manning yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka, juga
dapat digunakan untuk pengaliran di pipa. Rumus ini memiliki bentuk:

Mencari Google Artikel  n  Adalah koefisien Manning Dan  R  Adalah jari-jari Hydraulik,


Yaitu PERBANDINGAN ANTARA Luas tampang Aliran  A  Dan keliling basah  P .

Untuk pipa Lingkaran,  A  = πD 2 /4 dan  P  = π  D  , sehingga:

ATAU

D = 4R
Untuk aliran dalam pipa Distribusi menjadi:

Contoh soal hidrolika:


Saluran terbuka berbentuk segi empat dibuat dari pasangan batu bata yang difinish
dengan plester & aci (n = 0,025) memiliki lebar 10 m dan kedalaman air 3 m. Jika
kemiringan dasar saluran adalah 0,00015 dan koefisien chezy 50. Hitung aliran debit.
Penyelesaian:
Luas tampang basah:
A = B   x  h
   = 10   x  3 = 30 m
Keliling basah:
P = B + 2h
     = 10 + 2   x  3 = 16 m
Jari - Jari Hydrolik
R=A/P
    = 30/16 = 1.875 m
Kecepatan aliran

V = 50 sqrt (1,875 x 0,00015)


    = 0,8385 m / d
Debit Aliran
Q = A x V
    = 30 x 0,8385 = 25,155 m3 / d

1.         Gelombang badan atau body wave adalah gelombang yang merambat melalui bagian
dalam bumi. Gelombang badan merupakan gelombang yang tiba sebelum gelombang
permukaan yang dipancarkan oleh gempa bumi. Gelombang ini memiliki frekuensi
yang lebih tinggi daripada gelombang permukaan. Gelombang badan dibedakan
menjadi dua, yaitu gelombang primer (P-wave) dan gelombang sekunder (S-wave).
a)     Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal, di mana arah pergerakan
partikel akan searah dengan arah rambat gelombang. Ciri-cirinya:
         Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf
         Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah dengan
arah rambatan.
          Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
         Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
          Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
         Amplitudo kecil
b)     Gelombang S merupakan gelombang transversal, di mana arah pergerakan pertikel
akan tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Ciri-cirinya:
         Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
         Hanya bisa merambat di medium padat saja.
         Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
         Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer
Gelombang S

2.     Gelombang permukaan merupakan gelombang yang merambat hanya melalui kerak


bumi. Gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih rendah dibandingkan dengan
gelombang badan. Gelombang permukaan dibedakan menjadi dua, yaitu: gelombang
Love dan gelombang Reyleigh.
a)  Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara
horizontal dan tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang Love terbentuk
karena interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada
permukaan bebas. Ciri –ciri :
   Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan araah rambatan.
   Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
   Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
   Getaran yang dirasakan manusia pertama kali

   Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911

Gelombang Love

b) Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak partikelnya menyerupai


elips. Dihasilkan oleh gelombang datang P dan gelombang S yang berinteraksi pada
permukaan bebas dan merambat sejajar dengan permukaan tersebut. Gelombang
Love lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan lebih dahulu sampai pada
seismograf. Ciri –Ciri :
           Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi secara
umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti gelombang laut.
      Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang Sekunder)
           Ditemukan oleh Lord Rayleigh tahun 1885.
Gelombang Rayleigh

Pemecah gelombang atau pemecah gelombang adalah prasarana yang dibangun untuk


memecahkan gelombang atau ombak dengan cara menghabiskan sebagian energi
gelombang. Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang dapat
menggerus garis pantai dan juga untuk mengatasi gelombang dipelabuhan sehingga
dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat.  
Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
pemecah gelombang “sambung pantai” dan “lepas pantai”. Tipe pertama banyak
digunakan pada perlindungan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan
pantai terhadap erosi. Secara umum, perencanaan kedua jenis sama, hanya pada tipe
pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang
pemecah gelombang, seperti yang diperlukan pada perencanaan dermaga. 

Gambar 2. Ilustrasi Bangunan Pemecah Gelombang

Sumber: Google.com

Pemecah gelombang atau pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap erosi dengan
energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang
bangunan. Endapan ini dapat memindahkan transpor sedimen ke pantai lalu dari itu
gelombang pecah harus dipasang dengan arus laut tidak menyebabkan pendangkalan
karena pasir yang ikut arus mengendap di kolam pelabuhan. Bila hal ini terjadi maka
pelabuhan perlu dikeruk secara teratur. 
A. FUNGSI PEMECAH GELOMBANG 

1. Pemecah gelombang yang berfungsi sebagai pelindung dari kolam yang bisa
ditembus gelombang yang bisa dilepas di aktivitas yang baik pada saat
dipasangkan, badai atau pun yang terjadi di alam lainnya. 
2. Pemecah gelombang untuk mengurangi energi gelombang dan mengurangi
endapan yang masuk ke dalam daerah terlindung. Pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sedimen tersebut. 
3. Gelombang yang menjalar tentang suatu bangunan perambatan gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan ( Refleksi ), sebagian diteruskan
( Transmisi ) dan sebagian dihancurkan ( Dissipasi ) melalui gelombang pecah,
kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lain.
4. Gelombang energi yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung
karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman udara), tipe
bangunan peredam gelombang dan geometrik bangunan peredam (kemiringan,
elevasi, dan puncak bangunan).

B. TIPE PEMECAH GELOMBANG


1. Breakwater Sisi Miring

Gambar 3. Pemecah Gelombang Sisi Miring

Sumber: Google.com

Pemecah gelombang sisi dibuat dari batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung
berbentuk beton atau batu besar dengan bentuk tertentu. Pemecah gelombang tipe ini
lebih cocok digunakan pada kondisi tanah yang lebih baik dan tidak terlalu
dalam. Breakwater sisi miring lebih dari yang fleksibel sehingga terhindar dari serangan
gelombang yang kuat, kerusakan tidak akan terjadi tiba - tiba. Susunan butiran dari
breakwater ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu di bagian luar terdiri dari batu dengan
ukuran besar dan semakin besar ke dalam ukurannya akan semakin kecil. Bentuk
butiran yang digunakan juga akan mempengaruhi ikatan antar butiran sehingga bentuk
butiran yang digunakan memiliki sisi yang berbeda karena ikatan antar butiran yang
terjadi akan lebih baik dan stabil.
Butir batu pelindung bisa terdiri dari batu alam dengan berat mencapai ton dan bisa
juga dari batu buatan beton yang membentuk kubus atau bentuk lainnya. Butir
pelindung buatan dari beton dapat terdiri dari: Tetrapod, Cube, Tribar, Quadripod,
Dolos, Core-loc Accropod.

Gambar 4. Tipe - Tipe Pemecah Gelombang Sisi Miring

Sumber: Google.com

2. Pemecah Sisi Sisi Tegak


Breakwater tipe ini biasa ditempatkan di laut dengan kedalaman lebih dalam dangan
tanah dasar keras. Karena dinding breakwater tegak, maka akan terjadi gelombang
diam atau klapotis yaitu superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul. 
Tinggi gelombang klapotis adalah 2 kali tinggi gelombang datang. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah: 

 Untuk kedalaman lebih dari 20 meter, pemecah sisi tegak dibangun diatas
pemecah sisi miring. 
 Kedalaman maksimum berlayar 15 - 20 meter.
 Lebar pemecah gelombang minimal 3/4 tinggi.
 Kedalaman di bawah air terendah ke dasar bangunan tidak kurang dari 1 ¼ -1 ½
kali atau lebih baik 2 kali tinggi gelombang datang. 
 Tinggi pemecah gelombang di atas muka pasang udara tidak boleh kurang dari 1
1/3 -1 ½ kali gelombang tinggi datang.
Jenis - Jenis Konstruksi Breakwater Tegak.
A. Blok Beton 

Gambar 5. Pemecah Gelombang Blok Beton

Sumber: Google.com

Dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara vertikal. Masing-masing blok
dikunci dengan beton bertulang yang dicor di tempat setelah blok-blok tersebut
disusun. Puncak pemecah gelombang dibuat berdinding beton yang dicor
ditempat. Fondasi dibuat dari kumpulan batu yang diberi lapis pelindung dari balok
beton.

B. Sel Papan Pancang ( Sel Pile Sheet )

Gambar 6. Pemecah Gelombang Papan Pancang

Sumber: Google.com

Pemecah gelombang ini terdiri dari turap beton dan tiang beton yang dipancang melalui
tanah hingga tanah keras. Bagian atas dari turap dan tiang yang dibuat blok beton.
Gelombang pecah ini dibuat dasar laut yang terdiri dari tanah yang sangat tebal,
sehingga terbuat dari tanah dengan yang menjadi mahal.

C. Kaison ( Caisson )

Gambar 7. Pemecah Gelombang Caisson

Sumber: Google.com

Pemecah gelombang ini dibuat di daratan dan kemudian dipindahkan ke lokasi yang
telah ditentukan dengan ditarik oleh kapal. Pengangkutan ke lokasi dilakukan pada saat
air tenang. Setelah sampai ke lokasi kaison tersebut ditenggelamkan ke dasar laut
dengan mengisikan udara ke diisi dan kemudian diisi dengan pasir. Bagian atas
kemudian dibuat lantai dan dinding beton. Kaison dibuat seperti kotak dengan sisi
bawah tertutup dan dengan dinding-dinding diafragma yang memisahkan kotak.

3. Pemecah gelombang Gabungan

Gambar 8. Pemecah Gelombang Gabungan

Sumber: Google.com

Pemecah gelombang gabungan adalah kombinasi dari pemecah gelombang sisi tegak
dan pemecah gelombang sisi miring, sedangkan pemecah gelombang sisi tegak
dibangun diatas pemecah gelombang sisi miring. Breakwater gabungan ini digunakan
pada kedalaman udara yang sangat dalam dan tanah tidak mampu menahan beban
dari pemecah gelombang sisi tegak. Uniknya adalah pada saat air surut maka yang
bekerja adalah sisi miring, sedangkan pengganti udara pasang lalu lintas yang
berfungsi. Mengenai pertimbangan lebih lanjut mengenai sisi tegak dengan
menggunakan batunya. Pada dasarnya ada tiga macam yaitu: 

 Tumpukan batu dibuat sampai setinggi udara saat pasang tertinggi, sedangkan
bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas. 
 Tumpukan batu setinggi udara paling tinggi
 Tumpukan batu hanya merupakan pondasi tambahan dari bangunan sisi tegak. 

C. BREAKWATER PERTIMBANGAN PERENCANAAN


Dalam merencakan pemecah gelombang tentu saja ada faktor - faktor penting yang
perlu dipertimbangan, Diantaranya adalah: 

 Ukuran dan Layout Pelabuhan


 Bahan Pemecah Gelombang
 Kedalaman Perairan
 Kondisi Tanah dasar laut
 Besar gelombang dan arah gelombang
 Pasang surut air laut

TOTAL STATION ATAU THEODOLITE ?

Kalian lebih terbiasa pake yang mana, total station atau theodolite ? atau malah sudah tahu dua
alat ini ? hebat donk !!
Kalau begitu mari kita perhatikan perbedaan dari fungsi kedua alat ini dengan saksama.
Sebelumnya saya mau cerita dulu tentang apa itu total station ?
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total
station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar,
koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi.
Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total station :
1.     Total Station : adalah peralatan elektronik ukur sudut  dan jarak (EDM) yang menyatu dalam 1
unit alat.
2.    Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang  berupa on-board/internal,
external (elect field book) atau berupa card/PCMCIA Card.  -> salah catat tidak ada.
3.    Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll) di dalam alat. Juga
mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi arah, Setting-out, Hitungan Luas
dll, kemampuan ini tergantung type total stationnya.
4.    Untuk type “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi dengan ATR-
Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma).
5.    Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V, kesalahan diametral,
koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat.
6.    Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual dan
meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
7.    Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM tanpa
reflector )
8.    Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan program mapping
software.

PERBEDAAN THEODOLITE DAN TOTAL STATION.


Theodolite sebenarnya adalah alat pengukur sudut saja, jadi data primer yang
dihasilkan dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal dan bacaan rambu
ukur. Untuk mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM,
meteran atau dengan tachimetri. Sedangkan Total station langsung bisa
mendapatkan data sudut dan jarak dalam satu pengukuran.
CARA KERJA TOTAL STATION
Total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan horisontal,
piringan vertikal dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga data  primer ini ( Sudut
horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta
beda tinggi. Data direkam dalam memory dan selanjutnya bisa ditransfer ke
komputer untuk di olah menjadi data spasial.

SARAN PEMAKAIAN :
1.         Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran tata batas baru, baik itu tata
batas hutan maupun tata batas dengan pihak ketiga seperti halnya pinjam pakai dan
tukar menukar kawasan hutan.
2.        Theodolite sebaiknya digunakan untuk pengukuran berulang (contoh : rekonstruksi
batas kawasan hutan), dimana data sebelumnya diperoleh dari pengukuran
menggunakan Total Station juga.

MANFAAT TOTAL STATION


Kedua stasiun theodolite dan total station yang digunakan untuk mengukur sudut
horisontal dan vertikal selama mensurvei dan proyek. Masing-masing memiliki pro
dan kontra tertentu yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Secara umum, hal
itu akan tergantung pada waktu, uang, tenaga, dan keahlian yang telah tersedia pada
saat penentuan alat yang tepat untuk pekerjaan Anda dan tentunya bila ada
mengininkan keakuratan dalam pekerjaan konstruksi atau design anda saat survei
gunakanlah alat Laser Auto Level.

Meskipun theodolites telah digunakan selama ratusan tahun, operasi utama dari alat
ini tetap sama. theodolite terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara sumbu
vertikal dan horisontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan
presisi cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup menggunakan
alat dan trigonometri dasar. Namun, penggunaan theodolite secara umum
memerlukan bantuan dari setidaknya satu orang lain selain operator utama untuk
membantu mengukur dan menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi, sangat
penting bahwa kedua operator yang terlatih dan memahami semua elemen
pengumpulan data; ini mungkin termasuk meratakan saham tripod / theodolite dan
pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan mengukur garis untuk mengumpulkan
data yang akurat, dan akhirnya menggunakan kemampuan matematika dan grafis
untuk menghasilkan output yang sesuai.

Manfaat dari total station akan melebihi downsides, dalam banyak kasus, karena
fitur-fiturnya semua-inklusif dan integrasi digital. A total station mengintegrasikan
fungsi theodolite untuk mengukur sudut dan jarak dengan EDM (meter jarak
elektronik). Total stasiun menggunakan sistem prisma dan laser untuk
mengembangkan pembacaan digital dari seluruh pengukuran selama pekerjaan Anda.
Semua informasi yang dikumpulkan dengan total station disimpan dalam sebuah
komputer eksternal di mana data dapat dimanipulasi dan ditambahkan ke program
CAD. Robotic total stasiun yang tersedia yang memungkinkan operator untuk
bekerja sendiri dengan menggunakan remote control. Artinya total station adalah
alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja
dengan sistem elektrolis aau dengan kata lain total station adalah theodolit yang
sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter). kalau sebelumnya alat
sudut terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk total station kedua fungsi ini
sudah terintegrasi menjadi satu kesatuan.

Operasionalisasi total station prinsipnya sama dengan theodolit pada umumnya,


bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lngkaran horizontal dan penggerak
halusnya, tidak mempunyai limbus.
karena bacaan lingkaran secara digital, maka tidak ada bacaan yang diestimasi
sebagimana pada skala garis. pada theodolit tipe ini juga dilengkapi tombol untuk
meng-nolkan, sudut horizontal dapat diukur kearah kanan maupun kiri, bacaat sudut
dapat dilihat pada layer display monitor, layer ini ada yang dua muka sehingga
memudahkan pembacaan, namun adapula yang hanya satu saja. bacaan lingkaran
vertical bias berupa helling/sudut vertical adapula sudut zenith, adapula yang dapat
diatur sesuai selera operator.satuan sudut ada yang system sexagesimal (dalam
derajat) adapula yang sentisimal (grade/gon)
sumber tenaga menggunakan baterai, serta dilengkapi tombol monitoring kondisi
baterenya. adapun tingkat ketelitian bacaan bervariasi.

Sifat-sifat Mekanis Bahan


By  Admin   On  %s In Bahan Bangunan  Tagged  Bahan Bangunan Leave a comment 
 FACEBOOK
 TWEET
 GOOGLE+
 PINTEREST
 LINKEDIN

Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana


bahan merespon beban yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-
sifat tersebut adalah :
1. Stiffness (kekakuan) 
Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti
regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi.
Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah
material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa,
akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya
lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya
kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang.
2. Strength (kekuatan)
Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu
renggang sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas
proposional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai
yang cukup bisa untuk mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan
berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan.
3. Elasticity (elastisitas)
Sifat material yang dapat kembali ke dimensi awal setelah beban
dihilangkan. Sangat sulit menentukan nilai tepat elastisitas. Yang bisa
dilakukan adalah menentukan rentang elastisitas atau batas elastisitas.
4. Ductility (keuletan)
Sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beban tarik sebelum
benar-benar patah (rupture). Material ulet adalah material yang dapat
ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa rusak.
Keliatan ditandai dengan persen perpanjangan panjang ukur spesimen
selama uji tarik dan persen pengurangan luas penampang. Besar
keuletan dapat dinyatakan dengan pernyataan sebagai berikut :
Persen Pertambahan = (pertambahan panjang ukur : panjang ukur awal)
x 100%
Persen pengurangan luas = ((luas awal – luas akhir): Luas awal) x 100%
5. Brittleness (kegetasan)
Menunjukkan tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak. Material
yang getas akan tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dahulu.
Material getas tidak mempunyai titik mulur atau proses pengecilan
penampang (necking down process) dan kekuatan patah = kekuatan
maksimum. Material getas, misalnya : Besi cor, batu, dan semen cor,
yang umumnya lemah dalam uji tarik, sehingga penentuan kekuatan
dengan menggunakan uji tekan.
6. Malleability (kelunakan)
Sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan
yang bekerja sebelum benar-benar patah. Kebanyakan material yang
sangat liat adalah juga cukup lunak.
7. Toughness (ketangguhan)
Sifat material yang mampu menahan beban impack tinggi atau beban
kejut. Jika sebuah benda mendapat beban impack, maka sebagian energi
diserap dan sebagian energi dipindahkan. Pengukuran ketangguhan =
luasan di bawah kurva tegangan-regangan dari titik asal ke titik patah.
8. resilience (kelenturan)
Sifat material yang mampu menerima beban impack tinggi tanpa
menimbulkan tegangan lebih pada batas elastis. Ini menunjukkan bahwa
energi yang diserap selama pembebanan disimpan dan dikeluarkan jika
material tidak dibebani. Pengukuran kelenturan sama dengan
pengukuran ketangguhan.

Anda mungkin juga menyukai