Anda di halaman 1dari 11

A.

PENGERTIAN

Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen
linear, seperti balok dan kolom yang ujung-ujungnya dihubungkan dengan joints (titik hubung)
yang bersifat kaku atau rigid. (Schoedek, 1991)

Gambar 1. Struktur rangka kaku (rigid frame)

Aksi lateral pada rangka menimbulkan lentur, gaya geser dan gaya aksial pada semua
elemen (balok dan kolom). Momen lentur pada lateral akan mencapai maksimum pada
penampang dekat titik hubung. Sehingga ukuran elemen struktur didekat titik hubung harus
dibuat lebih besar atau diperkuat.

Distribusi gaya pada struktur rangka kaku pada bangunan bertingkat banyak, apabila
gedung mengalami gaya lateral, maka kolom akan mengalami gaya tarik dan gaya tekan. Kolom
merupakan unsur vertikal yang berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah,
sedangkan balok adalah unsur horizontal yang berfungsi membagi beban beban dan gaya menuju
kolom.

Gambar 2. Kolom dan balok rigid frame


Salah satu cara untuk lebih memahami struktur rangka kaku adalah dengan
membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post-and-beam.

Struktur post-and-beam adalah struktur dengan sambungan atau tumpuan struktur antara
balok dan kolom menggunakan tumpuan sederhana.

Gambar 3. Struktur post-and-beam

Berikut adalah perbandingan struktur rangka kaku dan struktur post-and-beam terhadap
beban yang diterima.

Struktur rangka kaku (rigid frame)

Struktur post-and-beam

Gambar 4. Perbandingan struktur rangka kaku dan struktur post-and-beam


B. JENIS – JENIS RIGID FRAME
Dalam perkembangannya terdapat beberapa jenis rangka kaku, yaitu:

1. Rangka dengan grid sempit


Grid merupakan kisi-kisi yang bersilangan tegak lurus satu sama lain. Grid
sempit mempunyai dimensi perencanaan terbatas antara 90 cm sampai dengan
350 cm.

Gambar 5. Rangka grid sempit


Karakteristik rangka dengan grid sempit adalah dinding luar yang dipecah
menjadi beberapa jendela, pembatas ruang hanya dapat ditempatkan pada kolom
karena dimensi ruang relatif kecil. Semakin kecil jarak kolom, maka semakin
tinggi kemungkinan pemasangan dinding penyekat.

2. Rangka dengan grid lebar


Grid lebar merupakan rangkaian balok yang disusun pada kolom yang
dapat dibagi menjadi beberapa petak yang tidak memikul beban, dan balok bentang
akan memikul berat lantai, sama halnya dengan balok ditingkat-tingkat yang diatas,
maka dimensi balok utama dapat disamakan. Lagipula semua beban disalurkan
langsung ke pondasi dalam tanah melalui kolom struktur.

Gambar 6. Rangka grid lebar


3. Rangka batang (trussed frame)
Kelakuan lateral pada struktur yang sangat tinggi dapat diperbesar dengan
elemen diagonal brancing. Gaya lateral dipikul oleh elemen vertikal (rangka) dan
elemen diagonal (rangka batang), dimana kolom berlaku sebagai gaya pemikul gaya
vertikal.
gaya

Kolom
Rangka batang

Gambar 7. Diagonal brancing


4. Struktur komposit

Beton bertulang merupakan struktur komposit dimana kulit beton


(concrete) melingkupi besi beton terhadap faktor kerusakan seperti korosi. Beton
komposit lain yang lebih modern adalah dengan membungkus baja konstruksi
dengan beton (concrete) yang berfungsi sebagai flens suatu balok T yang berfungsi
memikul tegangan – tegangan tekan.
C. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN RIGID FRAME

1. Kekurangan rigid frame :

 Jarak kolom mempunyai batas maksimal yang relative kecil, sehingga akan
mempengaruhi dimensi balok
 Ruang – ruang dihasilkan relatif kecil
 Jarak antar kolom yang jauh mempengaruhi dimensi balok yang akan bertambah
besar dan kurang ekonomis.

2. Kelebihan rigid frame :

 Merupakan struktur paling kaku dan menggunakan bahan paling ekonomis


 Struktur dapat bereaksi langsung terhadap beban
 Rangka ruang biasanya di rakit pada unsur prefab standar sehingga dapat
dibongkar atau dipasang tanpa membuang bahan.
D. BANGUNAN YANG MENERAPKAN STRUKTUR RIGID FRAME

Gambar 8. Empire state building, New York, AS

Bangunan tinggi Empire State Building telah menjadi salah satu icon tersendiri di
Amerika Serikat khususnya kota New York. Dibangun dengan ketinggian mencapai 102
lantai dengan struktur utama rigid frame pada tahun 1931, bangunan ini dinilai sebagai
kemajuan teknologi dalam bidang konstruksi pada saat itu.
Empire State Building kemudian dinobatkan sebagai bangunan tertinggi di dunia,
dan bertahan selama kurang lebih 40 tahun sampai berdirinya menara kembar World
Trade Center pada tahun 1972. Gedung dengan tinggi 443,2 meter ini dibangun dalam
jangka waktu 1 tahun dan 45 hari. Konsep bangunan ini diambil dari bentuk pensil.
Bangunan ini berfungsi untuk bisnis berupa tempat berbelanja, restoran, serta area
kantor.
1. Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan oleh Empire State Building adalah sistem
struktur rangka kaku. “Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri
atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada
ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif diantara
elemen struktur yang dihubungkannya.” (Schoedek, 1991).

Gambar 9. Denah lantai 30


Gambar 10. Denah lantai 39

Gambar 11. Denah lantai 40


2. Sistem Core
Untuk bagian core pada Empire State Building menggunakan sistem single core.
Penggunaan inti tunggal (single core) dan kolom-kolom berjarak dekat (rangka dengan
grid sempit) yang memikul lantai bersama inti gedung. Inti gedung memikul sebagian
beban vertikal dan juga dibebani beban horizontal akibat gempa bumi dan angin (beban
lateral).

SINGLE CORE

Gambar 12. Denah lantai 66

3. Material Struktur

Tinggi total Empire state building adalah 1.454 kaki (tepatnya 1.454 kaki, 8
9/166 inci) atau 443,2 meter dari dasar ke
puncak gedung (penangkal petir) . Dengan
tinggi bangunan yang sangat tinggi maka
pemilihan material yang tepat untuk
bangunan ini adalah baja fabrikasi. Struktur
baja sangat tepat digunakan pada bangunan
bertingkat tinggi karena material baja
mempunyai kekuatan serta tingkat daktilitas
yang tinggi bila dibandingkan dengan
Gambar 13. Pengerjaan Bangunan
material-material struktur yang lain.
Baja mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga tidak ekonomis untuk
bangunan bertingkat rendah. Struktur baja ini mempunyaikelemahan yaitu tidak tahan
terhadap api. Bangunan ini menghabiskan 57.000 ton kolom baja dan balok, 62.000
kilogram kubik beton untuk konstruksinya.

Gambar 14. Proses pembangunan Empire State Building


Referensi :

Ariestadi, Dian. (2008). Teknik Struktur Bangunan jilid 3 Untuk SMK.Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Schoedek, D. L. (1991). Struktur. Bandung: PT Eresco.

Zuhri, Syaifuddin. (2011). Sistem Struktur Pada Bangunan Beringkat. Klaten: Yayasan
Humaniora.

https://www.buildings.com/article-details/articleid/3180/title/the-empire-state-building-an-
innovative-skyscraper (diakses tanggal 03 Maret 2018, Pukul 19:45 Wita)

http://www.empirestaterealtytrust.com/properties/office/empire-state-building1/availabilities
(diakses tanggal 03 Maret 2018, Pukul 19:45 Wita)

Mata Kuliah / Kode : Struktur Dan Konstruksi Bangunan V / STARS 16303


Dosen Pengasuh : A. Lukas, ST., MT

Mahasiswa / NIM : Polce Junaedy Herry Neonane / 1506090036

Anda mungkin juga menyukai