Anda di halaman 1dari 12

BALOK

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian
struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya
adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.
Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang mengakibatkan
timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok tersebut.
Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan yang harus ditahan
oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian bawah. Agar stabilitas
terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat untuk
menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang di daerah tegangan
tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis balok disebut sebagai bertulangan
baja tarik saja (Dipohusodo,1996).
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut :
a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih. Tinggi
balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang dipilih.
b. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan
untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus
dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada
keadaan-keadaan khusus.
c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.
d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya harus
dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik
pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada
jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.
e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil
lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja sebagai
tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari
tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada
jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis baja keras.
Jenis-Jenis Balok
a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.
b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya
pada satu ujung tetap
c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.
d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi
e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk
menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian
balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Berdasarkan bahannya, balok dibedakan menjadi:


a. Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok
induk, tiang, atau dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut
harus dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas structural, modulud elastisitas, nilai tegangan
tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi minimal yang diizinkan untuk
penggunaan tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan
jenis koneksi yang digunakan.
1) Balok kayu laminasi lem
Kayu laminasi lem memiliki batas tegangan yang lebih besar, penampilan yang
lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang yang beragam.
2) Balok kayu berserat parallel
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu
structural yang dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah
panas dan tekanan dengan menggunakan adhesive kedap air. Kayu ini digunakan
sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok, header, serta lintel
pada konstruksi rangka ringan.
3) Balok kayu veneer berlaminasi
Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber ( LVL ) adalah produk
kayu yang dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas dan
tekanan menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah
longitudinal yang seragam menghasilkan produk yang kuat ketika ujungnya dibebani
sebagai balok atau permukaannya dibebani sebagai papan.LVL digunakan sebagai
header dan balok .

b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh
balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka
bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar
langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong,
dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa
konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja structural dapat
dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.
Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara structural telah
menggantikan bentuk klasik I-beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel ( C ), tube
structural,
c. Balok beton
Balok beton merupakan pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut
bentangan dan bentuk cetakannya

Berdasarkan Fungsinya, balok terdiri atas:


a. Balok dukung girder
Balok dukung girder merupakan suatu balok yang daya dukungnya perlu
ditambahkan dengan cara menambahkan pelat baja lebar pada bagian sayap atas dan
bawah suatu penampang lintang balok profil
b. Balok lantai
Balok lantai merupakan suatu balok yang berfungsi menompang balok anak dan
balok induk dalam suatu system struktur lantai.
c. Balok anak dan balok induk pada system lantai
Balok anak dan balok induk pada system lantai merupakan suatu balok yang
berfungsi menompang pelat lantai, dimana pelat lantai dapat terbuat dari beton, papan
kayu, pelat baja, dan aluminium.
d. Balok atap ( kuda- kuda, kasau dan sebagainya )
Balok struktur atap seperti balok gordeng untuk menompang balok kasau, dan balok
kasau menompang balok reng dan sebagainya.
e. Balok spandrel
Balok spandrel merupakan balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk lengkung,
lurus horizontal.
f. Balok lintel
Balok ini terletak diatas kusen pintu atau jendela, yang berfungsi sebagai penompang
horizontal yang mentransfer beban dinding diatas kusen.
g. Balok pengikat
Balok pengikatnberfungsi mentransfer beban vertical maupun lateral kebalok
maupun kekolom struktur.
h. Balok stringer
Balok ini berhubungan langsung kepada system lantai yang ditopang pada titik
sambungan panel lantai-balok rangka batang pada setiap sisi dek pelat lantai
i. Balok diaphragms
Balok diaphragms merupakan balok diantara balok girder pada suatu system struktur
rangka batang.
Pendekatan Dimensi Balok
Balok yang memakai bahan beton mempunyai tinggi ± 1/10 sampai dengan 1/12 panjang
bentang, dan mempunyai lebar ½ sampai dengan 2/3 dari tinggi balok. Balok yang memakai
bahan kayu mempunyai tinggi ± 1/20 panjang bentang dan mempunyai lebar 5/3 dari tinggi
balok. Balok yang memakai bahan baja mempunyai tinggi 1/25 bentang. Dimensi balok-balok
tersebut tidak mutlak benar, hanya digunakan sebagai pendekatan kasar saja pada tahap pra-
desain bangunan, karena kondisi diatas masih tergantung pada jarak antara balok dan besarnya
beban/ muatan yang bekerja pada elemen tersebut

KOLOM
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi laterial terkecil
(Dipohisodo,1994). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang beton)
adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom berfungsi sebagai
pengikat pasangan dindng bata dan penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian
diterima oleh pondasi. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan
tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila
besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan.
Kegagalan kolom akan berakibat langsung akan runtuhnya komponen struktur lain yang
berhubungan dengannya atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur suatu
bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan
tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur
kolom harus diperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih
tinggi daripada untuk komponen struktur lainnya.

Jenis-Jenis Kolom
Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan sengkang.
b. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral sengkang atau lateral.
c. Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja atau pipa. Structural di dalamnya
dengan/tanpa diberi tulangan pokok memanjang.

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom
beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).
b. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah
memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh,
sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).
c. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur
tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan
atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Berdasarkan kolom yang digunakan pada bangunan sederhana, kolom dibedakan menjadi:
a. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan
dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran
20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah
besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10
cm).
b. Kolom Praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan
beton 4 d 10 begel d 8-20.

Dasar- dasar Perhitungan


Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuan terkait perhitungan kolom:
a. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu
bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang
menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.
b. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang
pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula
pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
c. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung
terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan
komponen struktur lainnya.
d. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada
kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan
juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.

PONDASI

Pondasi, adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk memikul beban bangunan,
meneruskan dan membaginya secara merata ke atas lapisan tanah yang keras. Keseimbangan
akan tercapai apabila pondasi menyalurkan beban dari bangunan kelapisan tanah secara
merata, sehingga bilapun pada suatu saat harus terjadi penurunan itu juga akan terjadi secara
merata. Beban yang harus dipikul oleh pondasi terdiri dari beban mati, yaitu beban berat
sendiri pondasi dan seluruh bangunannya, beban angin dan lain-lain. Disamping beban mati,
juga dipikul beban hidup, seperti beban manusia (penghuni), perabotan dan lain-lain.
Konstruksi pondasi harus dirancang dengan penuh perhitungan, dengan memeprtimbangkan
factor-faktor sebagai berikut :
a. Organisasi ruang bangunan
b. Kapasitas dan berat beban bagian-bagian bangunan
c. Struktur bangunan
d. Kondisi tanah (jenis dan kedalaman tanah keras)
e. Jenis bahan pondasi
f. Analisis hidrologis
g. Daya dukung tanah dan lain-lain

Klasifikasi Pondasi
Pondasi terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Pondasi Dangkal (Shallow foundations) . Pondasi dangkal (kadang-kadang disebut
‘pondasi menyebar’ termasuk dudukan umpak (‘pondasi terisolasi’), pondasi
memanjang, pondasi tapak dan pondasi raft.
b. Pondasi Dalam (Deep foundations ). Pondasi dalam termasuk tiang pancang, bor
pile , dinding diafragma dan caissons.

a. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah,
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang
baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau
kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi
dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat
dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang
didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya
tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug
dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.
a. Pondasi Batu Kali

Gambar . Pondasi Batu Kali


Sumber: fuebook.net

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya
cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 100 cm. Dengan lebar tapak
sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :

1) Batu belah (batu kali/gunung)


2) Pasir pasang
3) Semen PC (abu-abu).
Kelebihan :
1) Pelaksanaan pondasi mudah
2) Waktu pengerjaan pondasi cepat
3) Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan :
1) Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
2) Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
3) Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
b. Pad foundations (Pondasi Tapak)

Gambar . Pondasi Tapak


Sumber: b4nd1t30.blogspot.com
Pondasi tapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung beban titik
individual seperti kolom struktural. Pondasi tapak ini dapat dibuat dalam
bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya
terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapi pondasi
pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini
dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak
disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi
dalam.

Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan
dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:

1) Batu pecah / split (2/3)


2) Pasir Beton
3) Semen PVC
4) Besi Beton
5) Papan kayu sebagai bekisting ( papan cetakan )
Kelebihan :

1) Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya


2) Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
3) Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal
daripada pondasi batu belah.
Kekurangan :

1) Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
2) Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai
umur beton).
3) Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
4) Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
5) Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian
tanah.
c. Pondasi Raft

Gambar . Pondasi Raft


Sumber: news.ralali.com

Pondasi ini biasanya digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas
area yang luas. Pondasi ini sering digunakan di tanah yang lunak dan atau longgar
dengan kapasitas daya tahan rendah.

1. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural
dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih
dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk
pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi
. Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam
untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya
beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah
dapat dihindari.
a. Pondasi Sumuran

Gambar . Pondasi Sumuran


Sumber: kavlingmurahpontianak.com

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Disebut pondasisumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah
berdiameter 60 - 100 cm seperti menggali sumur.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter. Pada bagian atas pondasi yang
mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan
bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan
transportasi untuk mengangkut tiang pancang.

Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang


digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan
pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.
Kelebihan :
1) Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak
dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
2) Tidak diperlukan alat berat.
3) Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan :
1) Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan
adukan dilempar/ dituang dari atas)
2) Pemakaian bahan boros.
3) Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
4) Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam
menggalinya.
b. Pondasi Tiang Pancang

Gambar . Pondasi Tiang Pancang


Sumber: b4nd1t30.blogspot.com

Pondasi tiang pancang memiliki pengertian seperti biasanya dipergunakan untuk


jenis-jenis tanah yang lembek, tanah yang berawa dengan jenis kondisi daya dukung
tanah yang kecil. Jika Anda menjual tanah yang lembek maka konsumen harus diberi
edukasi terhadap tanah tersebut. Mungkin Anda bisa merekomendasi website ini
untuk menjadi bahan pengetahuan bagi konsumen Anda. Sehingga jenis ponasi tiang
pancang merupakan suatu jenis kontruksi pondasi yang memiliki kekuatan untuk
menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan lenturan yang menyerap.
c. Pondasi Piers (Dinding Diafragma)

Gambar . Pondasi Tiang Pancang


Sumber: news.ralali.com
Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang
dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier
dipasangkan kedalam galian tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Andi, Darma M.2011.Jenis-Jenis Pondasi (Online).http://b4nd1t30.blogspot.com/2011/07/jenis-


jenis-pondasi.html diakses pada 4 September 2018.
Dziqrie.2013.Modul Pondasi(Online). http://dzikrie26.blogspot.com/2013/05/modul-
pondasi_27.html diakes pada 4 September 2018.
Fadlih, Rizkie.2018.6 Jenis Pondasi Bangunan Yang Perlu Anda Ketahui Beserta Material Yang
Cocok Untuk Digunakan (Online). https://news.ralali.com/jenis-dan-bahan-pondasi-
bangunan/ diakses pada 4 September 2018.
Hutajulu, Mutiha.2013.Modul Pondasi (Online). http://mutihahutajulu03.blogspot.com/
2013/05/modul-pondasi.html dikases pada 4 September 2018.
Ramadhan, Wahyu.2016. Reverensi Blok dan Kolom (Online).
http://kolomdanbalok.blogspot.com/ diakses pada 3 September 2018.

Anda mungkin juga menyukai