Anda di halaman 1dari 34

MEMBUAT RENCANA

GAMBAR KOLOM BETON


BERTULANG
PENGERTIAN DAN FUNGSI
KOLOM
• Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur
yang memikul beban dari balok dan pelat.
• Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur
Kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban
aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban
seluruh bangunan ke pondasi
Struktur kolom terbuat dari besi tulangan
dan beton, keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan
tarikan dan tekanan.
Besi adalah material yang tahan tarikan
Beton adalah material yang tahan tekanan
Struktur bangunan gedung terdiri atas 2 bangunan
utama, yaitu
• Struktur bangunan bawah dan
• Struktur bangunan atas.
Selanjutnya balok dan kolom ini menjadi satu
kesatuan kokoh dan sering disebut kerangka
(portal) dari suatu gedung
JENIS-JENIS KOLOM
• Jenis kolom berdasarkan bentuk dan susunan tulangan
• Jenis kolom berdasarkan letak/komposisi beban aksial
• Jenis kolom berdasarkan panjang kolom
• Kolom utama
• Kolom praktis
JE N IS KO LOM BE RDA SARK A N BEN T UK DAN SUSUN AN TU LA N GAN

a. Kolom segi empat, baik berbentuk empat persegi panjang


maupun bujur sangkar, dengan tulangan memanjang dan
sengkang.
b. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengkang
spiral
c. Kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan
profil baja structural yang berada didalam beton
GAMBAR JENIS-JENIS KOLOM
JENIS KOLOM BERDASARKAN LETAK/KOMPOSISI BEBAN AKSIAL

a.kolom beban sentries


Untuk kolom dengan posisi sentries, berarti kolom menahan beban
aksial tepat pada sumbu kolom. Pada keadaan seperti ini seluruh
permukaan penampang beton beserta tulangan kolom menahan beban
tekan.
b.kolom dengan posisi beban eksentris
Untuk kolom dengan beban eksentris, berarti beban aksial bekerja
diluar sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e
Beban eksentrisitas e ini akan menimbulkan momen (M) sebesar M =
P.e
KOLOM UTAMA

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi


utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 30/30, dengan tulangan pokok 8 Ø12mm, dan
begel Ø 8-10 cm
Kolom Praktis :
kolom yang berfungsi membantu kolom utama
dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding
stabil. Jarak maksimum antar kolom 3.5m atau
pada pertemuan pasangan bata.
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan
pokok 4Ø10 dan begel Ø8-20cm
LETAK KOLOM DALAM KONSTRUKSI

Kolom portal/utama/struktur harus dibuat terus


menerus dari lantai bawah sampai lantai atas.
Ukuran kolom utama/struktur makin keatas boleh
makin kecil, sesuai beban bangunan makin keatas
makin kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada
lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama.
PEKERJAAN KOLOM

1. Pekerjaan lantai kerja/beton decking


2. Pekerjaan pembesian
3. Pekerjaan bekisting
4. Pekerjaan kontrol kualitas sebelum pengecoran
- posisi dan kondisi bekisting
- posisi dan penempatan pembesian
- jarak antar tulangan
- panjang penjangkaran
- ketebalan beton decking
- ukuran baja tulangan yang digunakan
- posisi penempatan water stop
5. Pekerjaan kontrol kualitas pada
saat pengecoran
6. Pekerjaan pengecoran
7. Pekerjaan curing, curing dilakukan
sehari ( 24Jam) setelah pengecoran selesai
dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol
untuk tetap dalam keadaan basah
PENULANGAN KOLOM

Yang perlu diperhatikan dalam penulangan kolom antara


lain :
- Penyambungan kolom diatas balok/sloof
- Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari
pada bagian tengah kolom
- Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan
ditengah tengah lebar
- Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter
12 mm
PRINSIP STRUKTUR (BETON) BANGUNAN TAHAN GEMPA

Beban gempa merupakan beban yang besar maupun arahnya, tidak


dapat diperkirakan secara pasti.
Besarnya gaya gempa sangat dipengaruhi oleh perilaku struktur
tersebut
Agar gaya gempa tidak terlalu besar, dan arahnya dapat
diprediksikan, distribusi gaya direncanakan dengan sederhana
melalui: rancangan yang baik tentang tata letak struktur, desain
kapasitas, dan pendetailan konstruksi.
PRINSIP STRUKTUR (BETON) BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN KRITERIA BERIKUT:

1.Bentuk sederhana dan simetris


Bentuk struktur sederhana lebih tahan gempa, karena perilaku struktur akan
lebih mudah dikenali.
Bentuk yang rumit akan sulit untuk dikenali dan kemampuan untuk mengenali
masih terbatas teorinya.
Bentuk denah bangunan yang simetris kedua arah sumbu x dan sumbu y akan
mengurangi pengaruh torsi yang susah diperkirakan bila dilanda gempa.
Bangunan berbentuk leter L, T, U dan H, sebaiknya dihindari, karena akan
terjadi kerusakan yang lebih besar bila terjadi gempa.
2.Bentuk struktur tidak terlalu langsing
Semakin panjang denah bangunan, semakin besar
kemungkinan terjadinya gerakan gempa yang berlawanan pada
kedua ujungnya.
Apabila bentuk bangunan harus panjang, dibuat pemisahan yang
cukup lebar (sekitar 100 mm) untuk menghindari benturan kedua
bangunan bila terjadi gempa.
Tinggi kelangsingan bangunan dibatasi antara 3-4 kali lebarnya,
semakin tinggi bangunan, semakin besar gaya lateral yang
diakibatkan gempa bumi. (Gambar 4).
3. Distribusi kekuatan sepanjang bangunan dan menerus
• Prinsip distribusi kekuatan sepanjang bangunan dan menerus adalah
1) Distribusi (bentang kolom) yang seragam.
2) Semua kolom dan dinding menerus tanpa pemutusan dari atap sampai
fondasi.
3) Semua balok berhubungan secara menerus.
4) Balok dan kolom mempunyai sumbu yang sama.
5) Balok dan kolom mempunyai lebar yang sama.
STRUKTUR BETON HARUS MENERUS DAN MONOLIT
4.PENDETAILAN KONSTRUKSI YANG BAIK
Pendetailan yang baik mencakup komponen sebagai berikut:
1) Fondasi
a) Tulangan memanjang minimum 0,15% setiap arah.
b) Tulangan memanjang diangker pada sisi bebas.
c) Tiang fondasi dan poer diikat menjadi satu kesatuan.

2) Balok fondasi
a) Persentase tulangan memanjang minimum 1%.
b) Persentase tulangan memanjang maksimum 6%.
c) Diameter sengkang minimum 8 mm, untuk bangunan sederhana. sengkang minimum ∅6-125, atau ∅8-150.
d) Jarak maksimum sengkang sama dengan kolom.
e) Diameter tulangan memanjang minimum 12 mm.
• Kolom
a) Perbandingan ukuran sisi kolom b/h ≥ 0,4.
b) Dimensi minimum ukuran sisi kolom 300 mm.
c) Diameter tulangan kolom minimum 12 mm.
d) Diameter sengkang minimum 8 mm, untuk bangunan sederhana
• sengkang/beugel minimum ∅6-125, atau ∅8-150.
e) Luas tulangan memanjang untuk kolom, minimum 1% dan maksimum
6%.
• Fungsi utama tulangan memanjang atau longintudinal adalah menahan
beban eksentris (Pn). Secara umum jika penampang kolom menerima gaya
(pn) eksentris di sebelah kiri penampang maka pada bagian kiri penampang
akan mengalami tekan yang ditahan oleh beton sedangkan pada bagian
kanan akan mengelami tarik yang ditahan oleh tulangan longitudinal.
• Sedangkan tulangan geser (sengkang) berfungsi untuk menahan gaya geser
yang disebabkan oleh gempa
• Menurut SNI 03-2847-2002,
• jumlah minimum tulangan memanjang untuk kolom persegi
adalah 4 buah (satu untuk setiap sudut), dan minimum 6 buah
tulangan memanjang untuk kolom bulat.
• Jarak bersih minimum antar muka tulangan memanjang kolom
adalah 25 mm, dan disarankan 40 mm. Sedangkan jarak maksimum
antar tulangan memanjang adalah 150 mm.
• Jarak maksimum sengkang adalah nilai terkecil dari setengah
tinggi efektif penampang (d/2), atau 250 mm untuk tulangan
polos, dan 300 mm untuk tulangan ulir.
• Balok
a) Diameter tulangan memanjang minimum 12 mm.
b) Untuk mendapatkan daktilitas, persentasi tulangan tarik maksimum 2,5%.
c) Luas tulangan tarik minimum adalah:1,4/fy xbxd
d) Pemakaian tulangan geser miring dihindarkan.
e) Pemutusan tulangan tidak menimbulkan krtitis baru, pemutusan penulangan satu tempat
dihindarkan.
f) Kait dan bengkokan sesuai SNI 03-2847-2002.
g) Sedikitnya ada 4 tulangan memanjang pada seluruh bentang balok.
h) Diameter sengkang minimum 8 mm.
i) Gaya geser tidak boleh tidak boleh diterima oleh tulangan tarik miring.
• Pelat lantai
a) Diameter tulangan pelat minimum 8 mm.
b) Tulangan tarik minimum pada setiap arah kedua sisi 0,15% untuk tulangan mutu tinggi, dan
0,25% untuk baja lunak.
c) Tulangan bagi minimum 0,15%.
d) Untuk pelat kantilever harus dipasang tulangan bawah untuk menghindari terbaliknya
momen gaya gempa.
e) Lubang pada lantai harus diberi kerangka tulangan ekstra agar dapat menahan gaya
diafragma selama terjadi gempa
• Kait dan bengkokan
a) Bengkokan 180-derajat ditambah perpanjangan 4db dengan minimum 60 mm pada
ujung bebas kait.
b) Bengkokan 90-derajat ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
SISTEM PENULANGAN PADA JOIN ANTARA BALOK DAN KOLOM

Berdasarkan guideline DPU tersebut, tulangan lentur balok harus ditekuk, dengan bagian tekukan
ditanam sedalam 40xD kedalam kolom bawah(D adalah diameter tulangan lentur balok). Hal
yang sama berlaku untuk penanaman tulangan kolom.
MERANCANG TITIK PENEMPATAN KOLOM
Penempatan titik kolom pada dasarnya disesuaikan dengan
kondisi arsitektur sebuah bangunan.
Sebagai contoh bangunan gedung pertunjukan diusahakan tidak
ada kolom yang ditempatkan ditengah-tengah ruangan supaya
tidak menghalangi arah pandangan penonton.
Jika di kaitkan dengan sistem struktur diharapkan penempatan
kolom struktur disesuaikan dengan sistem rangka/portal dimana
jarak antar kolom disesuaikan dengan dimensi balok yang akan
dipikul oleh kolom.

Anda mungkin juga menyukai