BAB II
TINJAUAN UMUM
4. Berdasarkan bentuk
Benuk kolom pada bangunan sederhana ada dua jenis sebagai berikut:
Kolom utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada di atasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom
utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak
tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 m,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama
untuk bangunan rumah tinggal 2 lantai biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, beugel diameter
8 dengan jarak 10 cm.
Kolom praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama
dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 m, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 beugel d 8-20.
dengan eksentrisitas terhadap titik berat penampang kurang dari 1/10 dari ukuran
kolom di arah eksentrisitas itu, tulangan-tulangan memanjang harus disebar merata
sepanjang keliling teras kolom.
5. Tulangan memanjang kolom harus diikat oleh sengkang-sengkang dengan jarak
maksimum sebesar ukuran terkecil penampang 15 kali diameter baja tulangan
memanjang yang tersebar dengan minimum 6 mm pada baja lunak dan baja
sedang dan 5 mm pada baja keras.
6. Apabila tulangan memanjang kolom disambung lewat tulangan pada stek, maka
ujung-ujung batang tidak boleh diberi kait kecuali apabila di tempat itu tersedia
cukup ruang sehingga kemungkinan terjadinya sarang-sarang kerikil dapat
dianggap tidak ada.
Jarak spasi tulangan sengkang tidak lebih dari 16 kali diameter tulangan pokok
memanjan, 48 kali diameter tulangan sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar)
kolom. Selanjutnya diisyaratkan bahwa tulangan sengkang atau pengikat harus
dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-sudutnya tidak dibengkok dengan
sudut lebih besar dari 135º. Sengkang dan kait pengikat harus cukup kokoh untuk
menopang batang tulangan pokok memanjang, baik yang letaknya di pojok maupun di
sepanjang sisi ke arah lateral. Berikut contoh susunan penulangan pada kolom tipikal:
Apabila Pn adalah beban aksial dan Pnb adalah beban aksial pada kondisi
seimbang, maka:
1. Pn < Pnb adalah keruntuhan tarik.
2. Pn = Pnb adalah keruntuhan seimbang.
3. Pn > Pnb adalah keruntuhan tekan.
Dalam segala hal, keserasian regangan (strain compatibility) harus tetap
terpenuhi.
namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat
digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.
Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan
bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini
mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting
tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk
yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam perkembangan selanjutnya terdapat
jenis material bekisting baru yang dapat digunakan dalam pembuatan bekisting,
biasanya tetap mengkombinasikan pemakaian bekisting tradisional dengan
bekisting yang modern untuk pekerjaan-pekerjaan struktur yang kecil. Dengan
menggunakan bekisting metode konvensional kekurangannya adalah:
1. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali.
2. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama.
3. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi kotor.
4. Bentuknya tidak presisi.
Bekisting Fiberglass
Material fiber untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide brillian.
Hal ini disebabkan karena fiber memiliki keunggulan yang lebih baik dari pada
kayu, di samping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah
keunggulan bekisting fiber:
1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk.
2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting.
3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting.
4. Tidak berkarat.
5. Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah
dan lingkungan berair.
6. Efisien secara biaya.
7. Kualitas hasil yang lebih baik.
8. Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah.
9. Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat
digunakan hingga 1000 kali.
10. Tahan panas.
11. Ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi.
12. Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi.
13. Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji.
14. Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang
retak, gampang untuk dibersihkan.
15. Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang
tahan cuaca.
16. Sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan
sangat ramah lingkungan.
b. Perancah (Scafolding)
Menurut Permenaker dan Trans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja konstruksi bangunan, Perancah (scaffolding) adalah bangunan
pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga
tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan
termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Jenis-jenis Scafolding menurut
bentuknya diantaranya:
a) Modular scaffold
Adalah scaffolding yang seluruh perlengkapannya dibuat melalui pabrikasi
termasuk rangka yang menyilang.
b) Frame scaffold
Adalah rangka scaffolding yang dibuat secara pabrikasi termasuk rangka
menyilang dan perlengkapannya.
c) Independent scaffold
Adalah scaffolding yang dilengkapi dengan tiang sebanyak dua atau lebih
dihubungkan satu dengan yang lain secara melintang dan membujur.
d) Hanging scaffold
Scaffolding Independent yang digantungkan pada salah satu struktur tetap
dan tidak dapat diangkat dan diturunkan.
e) Mobile scaffold
Adalah scaffolding yang berdiri sendiri dan dapat berpindah dan dilengkapi
roda pada bagian bawah tiang.
f) Single pole scaffold
Adalah scaffolding terdiri dari tiang satu deret yang disambung dengan
ledger, putlog diikat pada ledger dan diperkuat pada salah satu dinding struktur
tetap atau bangunan.
g) Tube scaffold
Adalah scaffolding yang mempergunakan pipa sebagai tiang, rangka
menyilang, pengikat dan lain-lain, yang disambung dengan klamp.
h) Overhead Scaffold
Adalah scaffolding yang dipasang disuatu ketinggian tertentu pada bagian
luar suatu bangunan yang sifatnya dibangun ke atas atau ke bawah yang berdiri
sendiri dengan bantuan batang penopang.
Jenis-Jenis Scafolding menurut pemasangannya adalah sebagai berikut:
a) Spur scaffold
Adalah scaffolding yang tidak dipasang dari landasan namun dimulai dari
suatu ketinggian yang berada pada bagian luar dari bangunan yang dibantu oleh
batang penopang dari bawah.
b) Cantilever Scaffold
Adalah scaffolding yang ditopang oleh struktur (cantilever), dengan prinsip
kerja seperti tuas.
c) Drop Scaffold
Adalah scaffolding yang dibuat karna tidak memungkinkan membangun
scaffolding jenis yang lain. Dirancang sebagai jenis scaffolding beban sedang
yang dilengkapi 3 lift yang terpasang ke bawah.
Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan
dapat dipindah-pindahkan. Tinggi perancah besi dapat disetel, untuk jarak
kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal
papan 3 cm.
b) Perancah Tiang
Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m,
Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan.
Perancah tiang ada 3 macam, yaitu:
Perancah tiang dari bambu
Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di
lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:
• Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
• Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang
kembali tanpa merusak bambu.
• Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.
e) Perancah Menggantung
Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,
pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dan seterusnya. Jadi perancah
menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya
perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau
rantai besi.
f) Perancah Frame
Perancah frame biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini
dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi
untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
g) Perancah Dolken
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/dolken
Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dengan ukuran yang biasanya
digunakan adalah berdiameter 6-10 cm.
b. Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai dengan ukuran
selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak atau silinder. Dalam
pembuatannya, diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya dipakai
sebagai pengikat pada tulangan.
Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi
yang yang diinginkan, selain itu untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan
akan selalu diselimuti beton yang cukup dan menjaga agar tulangan pada beton tidak
korosi.
2. Pasir
Pasir yang bagus adalah pasir dengan kandungan lumpur yang sedikit.
Misalnya pasir galunggung/pasir beton, pasir putih (pasir bangka), dan pasir sungai
berwarna hitam. Salah satu ciri pasir yang mengandung lumpur yaitu berwarna
kecoklatan. Saat dicuci akan menghasilkan warna air yang keruh. Ketika
digenggam seringkali menggumpal.
3. Kerikil
Batu split yang digunakan juga ada standarnya. Baik ukuran maupun
bentuknya. Tidak mudah tergores, tidak boleh terlalu pipih karena mudah pecah
atau tidak boleh bulat karena licin dan semen sulit merekat. Jenis batu yang
digunakan berupa batu cadas atau batu kali yang dipecah. Ukuran yang dipakai bisa
split 1/2 atau split 3/4 menyesuaikan dengan kerapatan besi tualangan struktur
rumah.
4. Air
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O.
5. Tulangan Baja
Tulangan baja merupakan salah satu material yang paling penting pada beton
bertulang. Hal ini dikarenakan beton tidak kuat terhadap tarik. Oleh karena itu
digunakan baja yang kuat terhadap tarik sebagai tulangan sehingga struktur beton
lebih kuat. Baja untuk tulangan pada umumnya dijual dengan berbagai ukuran. Jika
diameter baja yang digunakan lebih kecil dibandingkan spesifikasi yang ditentukan,
kekuatannya tentu akan berkurang. Ada 2 jenis tulangan baja, yaitu:
a. Tulangan ulir (Deformed Bar)
Berdasarkan SNI (dalam Wahyudi, 1999:33), digunakan simbol D untuk
menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19
menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm. Tulangan ini
tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih
besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.
Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi,
1999:33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang
tulangan. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton
bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa, karena antara lain
terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya.
12. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa dilakukan
dengan berpedoman pada ukuran bekisting atau mengukur sisa cor dari ujung atas
bekisting.