KELOMPOK 6
TISYA ADELIA – 1307114558
ADITYA MAHENDRA – 1507122941
I. PENGERTIAN KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok, yang
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996)
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil
Gambar 1. Kolom pada bangunan
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton
Merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.
Besi merupakan material yang tahan tarikan, sedangkan beton material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton, memungkinkan kolom atau bagian
struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.
Sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri.
Meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup dan beban mati ke pondasi.
III. JENIS – JENIS KOLOM
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis - jenis kolom ada tiga :
1. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar.
Apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d8-10cm (8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah)
IV. JENIS KOLOM PADA BANGUNAN SEDERHANA
2. Kolom Praktis
Kolom Praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil. Biasanya kolom praktis di buat sama tebalya dengan tebal dinding.
Jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut),
kanan dan kiri lubang pintu dan jendela dan jepitan kusen.
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
IV. JENIS KOLOM PADA BANGUNAN SEDERHANA
I. PENGERTIAN BALOK
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Balok juga dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan memikul
gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser.
GAMBAR BALOK BETON DALAM BANGUNAN
II. KLASIFIKASI
BALOK
A. BERDASARKAN JENISNYA
e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.
II. KLASIFIKASI
BALOK.
B. BERDASARKAN BAHANNYA
a. Balok beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut
bentangan dan bentuk cetakannya.
II. KLASIFIKASI
BALOK.
b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak.
Balok dapat ditopang oleh balok induk ( girder ), kolom, atau
dinding penopang beban.
II. KLASIFIKASI
BALOK.
c. Balok kayu
• Jenis kayu
• Kualitas structural • Nilai tegangan geser yang diizinkan
• Modulus elastisitas • Defleksi minimal yang diizinkan untuk
• Nilai tegangan tekuk penggunaan tertentu.
• Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing),
alat atau mesin yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka
bangunannya.
I. KONSTRUKSI KOLOM
Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolom dari produk
kayu laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar 8.24. Kolom gabungan dapat disusun
dari dua batang kayu atau berupa papan yang membentuk bangun persegi.
Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok loteng, maupun
beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnya dan terhindar dari tekuk
sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindari pengurangan tampang efektif
kolom.
Bentuk lain adalah berupa kolom dari kayu laminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu
buatan yang tersusun dan direkatkan dari kayu tipis
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun
gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk
kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari
sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan
balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan.
Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil. Balok sering dibebani
penggantung plafon atau komponen konstruksi lain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut
tidak merusak struktur, pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari
sobek batang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel untuk penggantung
sangat disarankan untuk maksud tersebut.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti
3. Pemeriksaan Penulangan
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan
menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai.
Metodenya ialah :
1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran
dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut
momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.
2) Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck
ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan
adalah12±2.
3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan
dengan pipa baja. 3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton
ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete
pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
5) Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah
meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator.
8) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah ditentukan.
9) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
Standar hasilnya :
1. BETON BUNTING
Beton bunting adalah istilah lain dari beton yang mengembang tidak
sesuai dengan bekisting yang dibuat. Penyebabnya adalah bekisting
tidak mampu menahan berat beton basah saat pengecoran karena
menggunakan material kayu dan triplek bekisting yang tidak
berkualitas. Elemen struktur yang sering terjadi adalah balok,
dinding beton, dan kolom tinggi. cara memperbaikinya adalah
dengan dibobok.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK
2. BETON KEROPOS
BETON KEROPOS
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK
Hal ini bisa berbahaya jika ternyata lebar retak dan panjang
retaknya besar. Solusi yang tepat untuk memperbaiki adalah
identifikasi terlebih dahulu jenis retaknya dan injek dengan semen
khusus.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK
RETAK BETON
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK
4. PEMASANGAN BEGEL
PENEKUKAN TULANGAN
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK
Selain pekerjaan struktur, pekerjaan arsitek pun juga ada kesalahan yang
sering terjadi yaitu penggunaan perekat bata ringan yang tidak penuh
sehingga pada pasangan bata ringan terlihat banyak celah. Hal ini sangat
tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan keretakan apabila terjadi gempa.
Kebiasaan para tukang yang salah adalah penggunaan cetok untuk
pemasangan bata ringan meskipun dari pihak semen mortar lebih dianjurkan
menggunakan roskam bergerigi agar perekat bata ringan lebih merata dan
lebih hemat tentunya.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK