Anda di halaman 1dari 53

STRUKTUR BANGUNAN

“KOLOM DAN BALOK”

KELOMPOK 6
TISYA ADELIA – 1307114558
ADITYA MAHENDRA – 1507122941

TEKNIK SIPIL S1 – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS RIAU
KOLOM BETON DALAM BANGUNAN

I. PENGERTIAN KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok, yang
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996)

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil
Gambar 1. Kolom pada bangunan
 Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton
 Merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.
 Besi merupakan material yang tahan tarikan, sedangkan beton material yang tahan tekanan.
 Gabungan kedua material ini dalam struktur beton, memungkinkan kolom atau bagian
struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.

Gambar 2. Proses pembuatan kolom Gambar 3. Kolom pada bangunan


II. FUNGI KOLOM

 Sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri.

 Meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup dan beban mati ke pondasi.
III. JENIS – JENIS KOLOM
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis - jenis kolom ada tiga :

1. Kolom ikat (tie column)


2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)

Gambar 4. Jenis – jenis kolom


1. Kolom Ikat (Tie Column)

 Kolom ikat (tie column) merupakan kolom yang memakai


pengikat berupa sengkang lateral.
 Kolom ini dibuat dengan memasang tulang pada kolom
menggunakan batang tulangan yang berbentuk pokok
memanjang.
 Pada jarak tertentu, kolom-kolom ini diikat memakai
pengikat sengkang ke arah lateral.
 Pemasangan tulangan ini berguna untuk mengikat tulangan
pokok sehingga strukturnya lebih kokoh.
2. Kolom Spiral (Spiral Column)

 Kolom spiral (spiral column) ialah kolom bangunan yang


memanfaatkan pengikat berupa spiral. Secara teknis, wujud
kolom spiral ini mirip sekali dengan kolom ikat.
 Tulangan berbentuk spiral dililitkan di sepanjang kolom
menggunakan pola heliks.
 Pengikat berupa tulangan spiral ini dinilai lebih efektif
karena akan membuat kolom sanggup menyerap deformasi
yang cukup besar. Hal ini memungkinkan kolom spiral dapat
mencegah bangunan mengalami runtuh keseluruhan
3. Kolom Komposit (Composite Column)

 Kolom komposit (composite column) adalah kolom yang


diperkokoh menggunakan pipa atau gelagar baja profil
secara memanjang.
 Pembangunan kolom komposit bisa dibuat dengan
menambahkan tulangan pokok memanjang atau tanpa
diberi batangan sama sekali.
 Kolom komposit diklaim memiliki tingkat kekuatan yang
lebih kokoh dibandingkan dengan kolom tali dan kolom
spiral.
IV. JENIS KOLOM PADA BANGUNAN SEDERHANA

1. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya.
 Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar.
 Apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung
 Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d8-10cm (8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah)
IV. JENIS KOLOM PADA BANGUNAN SEDERHANA

2. Kolom Praktis

Kolom Praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil. Biasanya kolom praktis di buat sama tebalya dengan tebal dinding.
 Jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut),
kanan dan kiri lubang pintu dan jendela dan jepitan kusen.
 Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
IV. JENIS KOLOM PADA BANGUNAN SEDERHANA

Gambar 5. Kolom praktis dan kolom utama


BALOK BETON DALAM BANGUNAN

I. PENGERTIAN BALOK

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.

Balok juga dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan memikul
gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser.
GAMBAR BALOK BETON DALAM BANGUNAN
II. KLASIFIKASI
BALOK
A. BERDASARKAN JENISNYA

a. Balok sederhana : bertumpu pada kolom diujung-


ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki
momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak
tergantung bentuk penampang dan materialnya.

b. Kantilever : adalah balok yang diproyeksikan atau struktur


kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap

c. Balok teritisan : adalah balok sederhana yang


memanjang melewati salah satu kolom tumpuannya.
II. KLASIFIKASI
BALOK

d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi


dan rotasi

e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.
II. KLASIFIKASI
BALOK.

B. BERDASARKAN BAHANNYA

a. Balok beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut
bentangan dan bentuk cetakannya.
II. KLASIFIKASI
BALOK.

b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak.
Balok dapat ditopang oleh balok induk ( girder ), kolom, atau
dinding penopang beban.
II. KLASIFIKASI
BALOK.

c. Balok kayu

Merupakan suatu elemen struktur yang digunakan untuk


balok struktural dan non struktural. Dan sekarang ini
balok kayu masih banyak digunakan pada konstruksi
bangunan tradisional seperti rumah panggung.

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok


dapat ditopang oleh balok induk, tiang, atau dinding
penopang beban.
II. KLASIFIKASI
BALOK.
c. Balok kayu

Dalam pemilihan balok kayu, faktor berikut harus dipertimbangkan:

• Jenis kayu
• Kualitas structural • Nilai tegangan geser yang diizinkan
• Modulus elastisitas • Defleksi minimal yang diizinkan untuk
• Nilai tegangan tekuk penggunaan tertentu.

Sebagai tambahan , perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis


koneksi yang digunakan.
II. KLASIFIKASI
BALOK.
c. Balok kayu
1. Balok Kayu Laminasi Lem

Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu


kualitas tegang ( stress grade ) dengan bahan adhesive di
bawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel terhadap
urat kayu semua lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem
dibandingkan kayu utuh secara umum yaitu batas
tegangan yang lebih besar, penampilan yang lebih
menarik dan ketersediaan bentuk penampang yang
beragam.

Kayu laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya


dengan sambungan scarf dan finger sesuai panjang yang
diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau
kedalaman yang lebih besar.
II. KLASIFIKASI
BALOK.

2. Balok Kayu Berserat Parallel

Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand


Lumber ( PSL ) adalah kayu structural yang dibuat
dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama
dibawah panas dan tekanan dengan menggunakan
adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di
bawah merek dagang Parallam, digunakan sebagai balok
dan kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok,
header, serta lintel pada konstruksi rangka ringan.
II. KLASIFIKASI
BALOK.

3. Balok Kayu Veneer Berlaminasi

Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer


Lumber ( LVL ) adalah produk kayu yang dibuat
dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama
dibawah panas dan tekanan menggunakan bahan
adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah
longitudinal yang seragam menghasilkan produk
yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok
atau permukaannya dibebani sebagai papan. LVL
digunakan sebagai header dan balok .
III. BEBAN YANG BEKERJA

• Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing),
alat atau mesin yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka
bangunannya.

• Beban hidup : berat dari penghuni dan atau barang-barang yang


dapat berpindah

• Beban angin : beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya


karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang)

• Beban gempa : besarnya getaran yang terjadi di dalam struktur


rangka bangunan akibat adanya gerakan tanah oleh gempa,
dihitung berdasarkan suatu analisa dinamik

• Beban khusus : beban yang bekerja antara lain karna adanya


pergantian suhu,penurunan pondasi dan kesusutan tanah.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

I. KONSTRUKSI KOLOM

a. Konstruksi Kolom Kayu

Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolom dari produk
kayu laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar 8.24. Kolom gabungan dapat disusun
dari dua batang kayu atau berupa papan yang membentuk bangun persegi.

Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok loteng, maupun
beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnya dan terhindar dari tekuk
sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindari pengurangan tampang efektif
kolom.

Bentuk lain adalah berupa kolom dari kayu laminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu
buatan yang tersusun dan direkatkan dari kayu tipis
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

(contoh pekerjaan pembesian kolom)


b. Konstruksi Kolom Beton

1. Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestat yang


telah dibuat dan rakit sesuai pada gambar
kerja. Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan
besi dan pembengkokannya digunakan alat bar
cutter dan dan bar bending.

2. Instal besi kolom yang telah dirakit sesuai


dengan denah kolom pada gambar.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

(Contoh Bekisting Kolom)

3. Selanjutnya, Bekisting Kolom dibuat sedemikian


rupa dengan scafolding/ perancah-perancah/
sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga pada
saat pengecoran bekisting tidak mengalami
kerusakan/jebol.

4. Beri ganjalan menggunakan beton decking antara


papan bekisting dengan besi tulangan, sehingga
besi tulangan tidak melekat pada papan bekisting
dan memudahkan pada waktu pembongkaran
bekisting.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

(Contoh Pekerjaan Pengecoran Kolom)

5. Lakukan pengecekan untuk instalasi yang akan


ditanam kedalam struktur kolom seperti instalasi
pipa pembuangan (Jika ada).

6. Setelah semua langkah diatas selesai dan kolom


siap sudah siap untuk dicor, selanjutnya adalah
tahap pengecoran kolom. dalam pengecoran
gunakan alat concrete vibrator agar beton kolom
tetap padat.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

II. KONSTRUKSI BALOK


a. Konstruksi Balok Kayu

Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun
gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk
kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari
sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan
balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan.

Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil. Balok sering dibebani
penggantung plafon atau komponen konstruksi lain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut
tidak merusak struktur, pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari
sobek batang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel untuk penggantung
sangat disarankan untuk maksud tersebut.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

b. Konstruksi Balok Beton

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti

1. Pemeriksaan Bekisting, yang meliputi :


a) Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).
b) Pemeriksaan elevasi dan kelurusan
bekisting.
c) Pemeriksaan sambungan pada
bekisting.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

2. Pengecekan elevasi bekisting

Pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok


dengan alat theodolite.

• Pengecekan elevasi balok dan pelat lantai ialah :


1. Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan
alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari
permukaan pelat lantai di bawahnya)
2. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
3. Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek
dengan alat waterpass.
4. Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan
gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan posisi
bottom balok
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

3. Pemeriksaan Penulangan

a) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan


utama.
b) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi
sengkang.
c) Pemeriksaan panjang overlapping dan
penjangkaran pada tulangan.
d) Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e) Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan
menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai.
Metodenya ialah :
1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran
dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut
momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

2) Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck
ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan
adalah12±2.

3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan
dengan pipa baja. 3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton
ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete
pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

4) Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan


calbond (super bonding agent).

5) Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah
meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator.

6) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan


dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

7) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

8) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah ditentukan.

9) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

Standar hasilnya :

1) Menghasilkan produk beton pada


balok dan pelat lantai sesuai dengan
rencana, mutu dan bentuk yang presisi,
tidak bocor, tidak lendut, dan tidak
retak.

2) Jika ada yang menyimpang maka


diperlukan pekerjaan perbaikan..
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

III. DISTRIBUSI BEBAN PADA KOLOM DAN BALOK


PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

IV. KEGAGALAN KOLOM DAN


BALOK

Adapun kegagalan dalam suatu konstruksi


bangunan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya yaitu kurangnya
ketelitian dalam perhitungan atau
pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan
Gambar 6. Contoh kerusakan pada kolom
yang direncanakan
PELAKSANAAN DAN KESALAHAN DALAM
KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK

V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA


PROYEK

1. BETON BUNTING

Beton bunting adalah istilah lain dari beton yang mengembang tidak
sesuai dengan bekisting yang dibuat. Penyebabnya adalah bekisting
tidak mampu menahan berat beton basah saat pengecoran karena
menggunakan material kayu dan triplek bekisting yang tidak
berkualitas. Elemen struktur yang sering terjadi adalah balok,
dinding beton, dan kolom tinggi. cara memperbaikinya adalah
dengan dibobok.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

BALOK BUNTING PEMBOBOKAN KOLOM BUNTING


V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

2. BETON KEROPOS

Beton keropos disebabkan oleh proses pengecoran yang kurang


maksimal. Sehingga beton basah tidak dapat menjangkau seluruh
ruangan dibekisting. Penggetaran dengan vibrator saat pengecoran
sangat diperlukan agar beton dapat menjangkau ruangan-ruangan
kecil sehingga tidak ada rongga udara yang terjebak. Solusi
perbaikannya adalah dengan injeksi atau groating menggunakan
semen khusus groating yang mempunyai kekuatan tinggi.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

BETON KEROPOS
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

3. RETAK PADA BETON

Kesalahan yang tidak boleh dianggap remeh pada struktur adalah


adanya retak rambut pada balok. Balok merupakan struktur
horizontal yang menopang pelat. Jika mutu beton saat pengecoran
tidak sesuai dengan perencanaan bisa menyebabkan retak atau
crack pada tengah bentang balok dan pelat beton.

Hal ini bisa berbahaya jika ternyata lebar retak dan panjang
retaknya besar. Solusi yang tepat untuk memperbaiki adalah
identifikasi terlebih dahulu jenis retaknya dan injek dengan semen
khusus.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

RETAK BETON
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

4. PEMASANGAN BEGEL

Kesalahan yang sering terjadi jika pengawas lapangan bekerja tidak


maksimal adalah pembesian. Memasang tulangan sengkang atau
begel dengan pengait 90 derajat. Hal ini sangat berbahaya
mengingat sengkang adalah penahan gaya geser terbesar. Pada saat
terjadi gempa sengkang ini bisa lepas jika kait dipasang 90 derajat.
Pemasangan yang benar adalah 135 derajat.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

PEMASANGAN SENGKANG YANG SALAH PEMASANGAN SENGKANG YANG BENAR


V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

5. PEMASANGAN TULANG UTAMA

Ada beberapa kesalahan yang kadang terjadi di lapangan saat


pemasangan tulangan utama balok dan pelat yaitu panjang tulangan
tidak sesuai dengan perencanaan. Panjang tulangan harus dari ujung
kiri sampai ujung kanan. kesalahan ini tidak boleh dibiarkan.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

TULANGAN TIDAK SAMPAI UJUNG


V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

6. PEMBENGKOKAN TULANG KOLOM

Tulangan kolom hendaknya benar-benar lurus dari lantai bawah sampai


atas. Kesalahan yang biasa terjadi adalah pembuatan kolom tidak
mengikuti as kolom lantai bawahnya sehingga pada saat akan mensetting
tulangan kolom lantai atasnya harus dikenik atau ditekuk terlebih dahulu
agar sesuai dengan as bawahnya. Kenik atau pembengkokan yang
berlebihan akan menyebabkan eksentrisitas kolom berkurang sehingga
sangat berbahaya.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

PENEKUKAN TULANGAN
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

7. PEREKAT BATA RINGAN TIDAK PENUH

Selain pekerjaan struktur, pekerjaan arsitek pun juga ada kesalahan yang
sering terjadi yaitu penggunaan perekat bata ringan yang tidak penuh
sehingga pada pasangan bata ringan terlihat banyak celah. Hal ini sangat
tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan keretakan apabila terjadi gempa.
Kebiasaan para tukang yang salah adalah penggunaan cetok untuk
pemasangan bata ringan meskipun dari pihak semen mortar lebih dianjurkan
menggunakan roskam bergerigi agar perekat bata ringan lebih merata dan
lebih hemat tentunya.
V. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM YANG TERJADI PADA
PROYEK

TERDAPAT CELAH TERDAPAT CELAH

Anda mungkin juga menyukai