Anda di halaman 1dari 20

PRINSIP PER.

ARSITEKTUR II
Dari Tiada Menjadi Ada
(LAO TZU)
Dosen Pembimbing : ARMELIA DAFRINA,S.T,M.T
23 03 2016
DARI TIADA MENJADI ADA
• Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta berasal, ke mana
bergeraknya, dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan
keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik.
Para ilmuwan dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti
dan telah menghasilkan beberapa teori.
• Teori yang berlaku sampai awal abad ke-20 ialah bahwa alam
semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada tanpa awal,
dan bahwa terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan
ini, yang disebut 'model alam semesta statis', alam semesta tidak
mempunyai awal ataupun akhir.
• Dengan mengacu filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya
Pencipta seraya masih berpendapat bahwa alam semesta
merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah.
DARI TIADA MENJADI ADA
Thirty spoke converage upon a single hub;
It is on the hole in the center that the purpose of the axle depends

We make a vessel from a lump of clay;


It is the empty space within the vessel that makes it useful

We make doors and windows for a room


But it is these empty spaces that make the room habitable

Thus while the tangible has advantages;


It is the intangible that makes it useful
Lao Tzu (c. 550 S.M.)

Zhuozhing yuan di Suzhou


We make doors and windows for a room
DARI TIADA MENJADI ADA
30 jari bertemu pada satu hubungan;
Ini adalah pada lubang di tengah bawah tujuan
dari poros tergantung.

Kami membuat kapal dari segumpal tanah liat;


Ini adalah ruang kosong dalam kapal yang
membuat berguna.

Kami membuat pintu dan jendela untuk ruang;


Tapi inilah ruang kosong yang membuat ruang
dihuni.

Jadi sementara nyata memiliki kelebihan;


Ini adalah tidak berwujud yang membuatnya
berguna.
Lao Tzu (c. 550 S.M.)
Zhuozhing yuan di Suzhou We make doors and
windows for a room
• Menurut Lao Tzu
Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita
maupun disekitar objek atau benda. Ruang yang ada di
dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya.
Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi
yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada
• Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan
antara dunia di dalam dan dunia di luar.
Inti dari filsafat Lao Tzu adalah Tao, atau The Way of
Becoming. Ini menggambarkan pengertian bahwa tidak ada yang
abadi di dunia yang selalu berubah ini. Keluwesan pola pikir Tao
mencerminkan pandangan ke depan yang benar terhadap
pemikiran manusia yang selalu berubah.
Lao Tzu telah meletakkan dasar bagi prinsip filosofis dan
fenomenologis polaritas lebih dari 2500 tahun yang lalu. Pada
bab-bab awal bukunya Tao Teh Ching, dia menyatukan Being
(yang ada) dan Non-Being (yang tak ada) kedalam suatu konsep
yang bergema dalam seluruh perkembangan peradaban manusia.
Bagian kesebelas dari Tao Teh Ching, seperti kutipan di
atas, mengandung lebih dari sekedar prinsip dari dua elemen yan
bertentangan; karena bagian itu juga menyibakkan superioritas
yang terkandung, yakni ruang di dalamnya. Yang tidak nyata
justru menjadi hakikatnya, dan di-nyata-kan dalam bentuk materi.
Estetika arsitektural akhir abab ke-19 menyatakan bahwa
eksistensi ruang menjadi esensi dari arsitektur.
Louis I Kahn, Ayub National Hospital, Dacca,
Bangladesh
Tinjauan lebih dalam pada kutipan bab buku diatas akan
menyibakkan sebuah fenomena lain yang memiliki kaitan khas
terhadap arsitektur. Ikatan teruji yang menjadi satu kesatuan boleh
disebut sebagai bentuk tektonik.

Potongan lintang, bentuk tektonik


Gerbang Agung Selatan di Todaiji
Hans Hollein, Candle Shop, Vienna, (1964-1965),
Stereotomik dengan logam

Pada kuplet ke dua, We make a vessel from a lump of clay; It is


the empty space within the vessel that makes it useful. Ruang tercipta
dengan membuat rongga dari gumpalan lempung, ini menujukkan
pada suatu jenis kualitas teknik dan material yang menurut Gottfried
Semper disebut sebagai bentuk stereotomik.
PETER EISENMAN’S HOUSE III
Bangunan ini menggunakan kolom sebagai
elemen pembatas ruangnya. Selain sebagai
pembatas, kolom juga berfunngsi sebagai
elemen dekoratif.

Pada bangunan ini tersdapat sebuah kolom yang


menembus lantai dan langit-langit. Pada ruang
tidur atas, kolom yang tembus ini seolah-olah
memberikan kesan dua ruang maya yang
memisahkan dua buah tempat tidur.

Dinding-dinding yang ada selain sebagai


pemisah juga berfungsi sebagai penghubung
antara ruang luar dan ruag dalam.
pemikiran lain yang masih aktual dengan zaman ini terkandung
dalam kuplet ketiga syair di atas. We make doors and windows for a
room, But it is these empty spaces that make the room habitable. Lao
Tzu telah menyatakan bahwa ruang yang terkandung di dalam adalah
lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni massa. Namun pada titik ini,
Lao Tsu meletakkan tekanan pada batas antara ruang internal dan
ruang eksternal: yakni dinding pemisah. Ia mau menjelaskan
kekosongan yang terbingkai oleh pintu dan jendela, yang boleh
dianggap sebagai ruang transisi yang membatasi bentuk arsitektur yang
fundamental tersebut.

Peter Eisenman, House III, Miller Residence,


Lakeville, conn (1974)
Charles Moore dan MLTW,
Moore House, New Haven,
Conn., (1967).
Proyeksi aksonometrik,
menunjukkan tiga ruang
interior, yang membentuk
pelapisan ganda dari
dindingnya.

Karena ruang terdapat pada kedua sisi dinding, dan karena


batas ini harus ditembus pada suatu tempat tertentu, akan terjadi
pemisahan dan sekaligus penyambungan. Boleh jadi, dindingnyalah
yang menjadi ekspresi sejati dan jujur dari fungsi internalnya, atau
dinding itulah yang berotientasi ganda: satu interior dan satu
eksterior.
DARI TIADA MENJADI ADA

LOUIS I KAHN, AYUB NATIONAL HOSPITAL, BANGLADESH


BURNS HOUSE

Bangunan ini menunjukkan


perbedaan ketinggian lantai
yang mengalir tak beraturan
dan juga tembok yang saling
overlapping sebagai
pembentuk ruang.
Dengan demikian, Lao Tzu sampai tiga tahapan
hirarki ruang:
1. Ruang sebagai hasil dari perangkain secara tektonik.
2. Ruang yang dilimgkupin bentuk stereotomik.
3. Ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan
antara dunia didalam dengan dunia di luar.

Pada puisi diatas, ide tentang ruang dikaitkan


dengan bentuk arsitektural. Maka dari itu boleh
dikatakan bahwa sajak ini mewakili contoh pertama dari
estetika ruang. Sajak ini mengkombinasikan suatu
sikap moral (yang baik) dengan apresiasi fisik terhadap
bentuk (keindahan).
• Menurut Plato
Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, mejadi teraba karena memiki
karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini,
segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan teraba.
• Menurut Aristoteles
Ruang adalah sebagai tempat( topos ), tempat ( topos ) sebagai suatu dimana, atau
suatu place of belonging, ruang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik
cenderung berada. Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak
keatas dan kebawah menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu
tempat, yakni dalam suatu tempat. ” suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki
sesuatu wadaq. ( cornelis van de ven, 1995 ).
Karakteristik dari ruang :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di lingkupinya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan
5) Tempat selau mengikuti objek walaupun objek terus bergerak
• Menurut Josef Prijotomo
Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara
dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat
hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
• Menurut Rudolf Amheim
Ruang adalah sesuatu yang dapat di bayangkan sebagai suatu kesatuan terbatas
atau tak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan untuk mengisi
barang.
• Menurut Imanuel Kant
Ruang bukanlah merupakan sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu
yang subjektif sebagai hasil pikiran manusia.
Unsur – Unsur Pembentuk
Ruang
Secara umum, ruang di bentuk oleh 3 pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan
pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur
perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau
sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah
unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap
pengaruh iklim.
Terima Kasih...
Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh

Anda mungkin juga menyukai