5.1 Pendahuluan
Garis kontur adalah adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik
dengan ketinggian yang sama terhadap bidang referensi (acuan).
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas
peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Garis kontur dapat
dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar
dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan
skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Adanya garis kontur pada gambar tapak akan membantu perencana dalam
memvisualisasikan bentuk lahan secara tiga dimensi. Dalam rekayasa tapak, kontur bisa
dirubah dari keadaan aslinya untuk mengarahkan aliran air hujan menjauhi struktur bangunan
/daerah-daerah kegiatan, atau memudahkan sirkulasi kendaraan dan menyesuaikan struktur
buatan manusia pada keadaan topografi yang ada.
50
G
Gambar 2. Koontur Asli dan Kontur Usulaan
Padda gambar di
d bawah (A
A) angka yaang tertulis 2650
2 meterr, 2660 meteer, 2670
meter, 2680 meter dann 2690 metter pada gaaris kontur merah
m disebbut Indeks Kontur.
Hal ini menunjukkan
m n kontur memiliki
m in
nterval ketinnggian 10 meter, sed
dangkan
interval konnturnya senndiri adalahh 2 meter. Biasanya
B diggunakan paada tapak yaang luas
misalnya daaerah hutann lindung.
Seddangkan padda gambar (B)
( angka yang
y tertuliss pada tiap garis kontu
ur adalah
28, 29, 30, 31, 32 dst hingga
h 36. Hal ini men
nunjukkan kontur
k padaa tapak ini memiliki
m
51
interval ketinggian 1 meter. Interval kecil digunakan pada tapak skala kecil seperti
kavling bangunan.
(A) (B)
Gambar 3. Interval dan Index Kontur
52
d. Kemiringan lereng/ slope (%)
Kemiringan lahan berkontur dihitung dengan persen (%) atau perbandingan,
semakin kecil nilai % semakin landai lereng dan sebaliknya semakin besar nilai % maka
lahan semakin curam. Berikut gambaran standar kemiringan lahan yang normal untuk
elemen-elemen tapak:
1 Jalan 8% 0,5%
7 Ramp 10% 1%
53
peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien rata-
ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.
54
5.3. Siffat-sifat Garis Konturr
1. Garis kontuur selalu berrpasangan
2. Garis kontuur tidak pernnah berpotoongan
55
10. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
Turun
11. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggung gunung.
12. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang
Lembah
Punggung
56
Gambarr 5. Visualisasi 3D kontur taapak asli dan hasil
h grading
CUT
FILL CUT
Gambar 6. B
Bangunan padda lahan berko
ontur dengan desain
d split leevel
mengurangi cut
c & fill tanahh yang berlebihan
57
5.5 Merrancang paada Lahan Berkonturr
Lahan berkkontur yangg biasanya terletak dii daerah peegunungan merupakan
n sebuah
pottensi desainn bagi banngunan dan tapak, nam
mun harus memperhaatikan struk
ktur dan
konnstruksi yaang tepat agar amann dan mud
dah dalam
m pencapaiaan. Ada beberapa
b
pennanganan khhusus yang sering diterrapkan antarra lain:
1. Penggunaann dinding penahan
p tannah (retainiing wall) pada
p sekelilling bangun
nan atau
lansekap.
G
Gambar 8. Coontoh penggun
naan retaining wall
58
2. Merancang bangunan dengan konstruksi panggung, split level atau dengan sistem
sengkedan (terraced house) untuk meminimalkan rekayasa lahan (cut & fill)
3. Lahan yang lebih landai dimanfaatkan untuk parkir, dengan parkir bertingkat (stepped
down parking)
59
5.6 Rangkuman
Lahan berkontur merupakan sebuah potensi bagi desain bangunan dan tapak. Bagi
perencana peta kontur membantu untuk memvisualisasikan bentuk lahan ke dalam tiga
dimensi. Dalam rekayasa tapak, kontur bisa dirubah dari keadaan aslinya untuk mengarahkan
aliran air hujan menjauhi struktur bangunan/ daerah-daerah kegiatan, atau memudahkan
sirkulasi kendaraan dan menyesuaikan struktur buatan manusia pada keadaan topografi yang
ada.
Inti dari rekayasa kemiringan lahan (grading) adalah mengurangi kegiatan cut & fill sehingga
biaya kontruksi tidak mahal dan lebih mudah. Oleh karena itu desain bangunan dan tapak
harus bisa merespon kondisi topografi lahan dengan tepat seperti penggunaan bangunan
panggung dan split level.
5.7 Pustaka
De Chiara, Joseph and Lee E. Koppelman,. 1994 Standar Perencanaan Tapak., Jakarta:
Erlangga
Frick, Heinz,.2003 Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan. Jakarta: Kanisius
Hakim, Hardi Utomo.2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Reid, Grant W,.2001. Grafik Lansekap. Jakarta: Erlangga
Rubenstein, HM.1968. A Guide to Site and Enviromental Planning. John Walley & Sons,Inc
5.8 Penutup
5.8.1 Tes Formatif
Tes formatif ini berupa:
a) Tugas kelompok : membuat maket kontur skala 1:200 sesuai peta yang diberikan. Masing –
masing peta kontur terdapat kontur asli dan kontur usulan.
b) Tugas Individu: masing-masing anggota kelompok diminta membuat potongan tapak sesuai
maket yang dibuat, menggambarkan garis kontur asli dan usulan serta mengidentifikasi mana
lereng yang di gali dan yang di urug (cut & fill) area.
5.8.2 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Maket hasil kerja kelompok di presentasikan di depan kelas dan direview bersama
60