Anda di halaman 1dari 17

Citra kota dapat disebut juga sebagai kesan atau persepsi antara pengamat dengan

lingkungannya. Kesan pengamat terhadap lingkungannya tergantung dari kemampuan


beradaptasi “pengamat” dalam menyeleksi, mengorganisir sehingga lingkungan yang diamatinya
akan memberikan perbedaan dan keterhubungan. Persepsi atau perseive dapat diartikan sebagai
pengamatan yang dilakukan secara langsung dikaitkan dengan suatu makna. Persepsi setiap
orang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman yang dialami,
sudut pengamatan, dan lain-lain.

Citra kota belum tentu merupakan identitas. Citra Kota dapat dibuat secara instan, sedangkan
identitas membutuhkan waktu yang lama untuk membentuknya. Jati diri kota berkaitan dengan
ritme sejarah yang telah melalui proses panjang sehingga jati diri suatu kota tidak dapat
diciptakan begitu saja berbeda dengan citra kota

Lynch, (1975: 6-8) dalam bukunya “The Image of The City” sebuah citra memerlukan:

– Identitas pada sebuah obyek atau sesuatu yang berbeda dengan yang lain

– Struktur atau pola saling hubung antaran obyek dan pengamat

– Obyek tersebut mempunyai makna bagi pengamatnya

Citra/kesan/wajah pada sebuah kota merupakan kesan yang diberikan oleh orang banyak bukan
individual. Citra kota lebih ditekankan pada lingkungan fisik atau sebagai kualitas sebuah obyek
fisik (seperti warna, struktur yang kuat, dll), sehingga akan menimbulkan bentuk yang
berbeda,bagus dan menarik perhatian.

Elemen pembentuk citra kota menurut Kevin Lynch adalah:

1. Paths

Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau berpindah tempat.
Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada saat mengamati kota dan
disepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan. Path
merupakan elemen yang paling penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute sirkulasi
yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-
gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai identitas
yang lebih baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun,dan
lain-lain), serta ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau belokan
yang jelas.
Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh
Markus Zand

Gambar Path

2. Edges

Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. Edge memiliki identitas yang
kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge merupakan penghalang walaupun kadang-kadang
ada tempat untuk masuk yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah
district dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas tampak
jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas : membagi atau menyatukan. Contoh :
adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu pelabuhan dan kawasan perdagangan.

Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh
Markus Zand

Gambar Edge

3. Districts

Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh
pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang khas begitu juga pada batas district
sehingga orang tahu akhir atau awal kawasan tersebut. District memiliki ciri dan karakteristik
kawasan yang berbeda dengan kawasan disekitarnya. District juga mempunyai identitas yang
lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta
fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan perdagangan, kawasan permukiman, daerah
pinggiran kota, daera pusat kota.
Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh
Markus Zand

Gambar District

4. Nodes

Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu
dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square,
tempat suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya. Node juga merupakan suatu tempat
di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam tempat yang sama. Node
mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih
mudah diingat), serta tampilan berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). Contoh:
persimpangan jalan

Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh
Markus Zand

Gambar Node

5. Landmark

Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan yang menarik perhatian.
Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik serta terdapat perbedaan skala dalam
lingkungannya. Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat
dilihat di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa
di lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu
orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga merupakan titik yang menjadi ciri
dari suatu kawasan. Contoh: patung Lion di Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk.

Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh
Markus Zand

Gambar Landmark

Daftar Pustaka:

Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius

Elemen Citra Pembentuk Ruang Kota

Menurut Kevin Lynch, 1990 elemen-elemen pembetuk ruang kota atau biasa disebut dengan citra
kota dibagi dalam lima elemen, yaitu :

a.Patch (Jalur)
Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan
secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan lain
sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki tujuan rute sirkulasi yang
besar (tugu, alun-alun, dan lain sebagainya), serta ada penampakan yang kuat (misal fasade,
pohon, dan lain-lain), atau ada belokan yang jelas, mempunyai karakter spesifik.Karakteristik
Path meliputu : Pola Jaringan jalan, Pencapaian bangunan, dan kekhasan Jalan.
Sumber : Paris Projet, Numero 27.28, L'Amenegement U Del'est de Paris, 1999

b. Edges
Edges adalah elemen linier yang tidak dipakai sebagai path. Edge berada
pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus
linier, misalnya : pantai, tembok, lintasan jalan, dan jalur kereta api. Edge
merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat masuk. Edges
merupakan pengakhiran sebuah district. Edges memiliki identitas yang lebih
baik apabila kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi
batasnya harus jelas, membagi atau menyatukan. Edges ini terbentuk
karena pengaruh dari fasade bangunan, kondisi alam, maupun karakteristik
fungsi kawasan.

Sumber : Paris Projet, Numero 27.28, L'Amenegement U Del'est de Paris, 1999


Pada kawasan edge berupa pembatas kawasan yang berupa fisik, pada kawasan koridor edge
dapat juga berupa tepian jalan (sebagai pembatas kawasan koridor)
.
Tepian Jalan Menjadi Edge dari suatu koridor jalan

c. Distrik (kawasan)
Sebuah district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula
dalam batasnya, orang akan merasa harus mengakhiri atau memulainya. District
mempunyai identitas yang baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan
dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas (introvert/ekstrovert; berdiri
sendiri atau dikaitkan dengan yang lain). Citra distrik ini tidak boleh hilang, karena bila
hal ini terjadi akan mengaburkan citra kawasan.

Sumber : Paris Projet, Numero 27.28, L'Amenegement U Del'est de Paris, 1999


Contoh lainnya adalah pada Koridor Jalan Jend. Sudirman Solo, yang merupakan
kawasan perkantoran dan jasa (jasa pelayanan dan perbankan). Dilihat dari fungsi
aktivitas bangunan perkantoran yaitu terdapat Kantor Balai Kota, sedangkan Jasa
pelayanan yaitu kantor Pos dan telkom untuk Jasa perbankan yetdapat Bank Indonesia,
Bank Bukopin, Bank Danamom, BRI.
d. Nodes (Simpul)
Nodes merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis yang arah atau aktivitasnya
saling bertemu dan dapat dirubah ke arah atau ke aktivitas lain, misalnya persimpangan
lalu lintas, pasar, taman dan lain sebagainya (catatan : tidak semua persimpangan jalan
adalah nodes). Adalah suatu tempat yang orang mempunyai perasaan “masuk” dan
“keluar” dalam tempat yang sama. Nodes mempunyai identitas yang lebih baik jika
tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat) serta tampilan
berbeda dari lingkungannya (fungsi dan bentuk).

Sumber : Paris Projet, Numero 27.28, L'Amenegement U Del'est de Paris, 1999


e. Landmark (Tetanger)
Landmark merupakan titik referensi, atau elemen eksternal dan merupakan bentuk
visual yang paling menonjol dari sebuah kota. Landmark adalah elemen penting dari
bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan
membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih
baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, ada sekuens dari beberapa
landmark (merasa nyaman dalam orientasi) serta ada perbedaan skala .

Sumber : Paris Projet, Numero 27.28, L'Amenegement U Del'est de Paris, 1999

contoh landmark: pada kawasan koridor jln Jend Sudirman Solo, balaikota yang merupakan
pusat pemerintahan kota Solo menjadi landmark kawasan tersebut. Pada Kota Jakarta terdapat
monas yang menjadi Landmark Kota Jakarta.

Balai Kota Solo menjadi Landmark Kawasan Koridor Jl Jend Sudirman Solo

Monas Menjadi Landmark dari Kota Jakarta


Sumber lainnya:
Kevin Lynch, Image Of City
Rahman Boby dkk, Produk Tugas Dasar Arsitektur Kota Tahun 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keberadaan sebuah kota terdiri dari bentukan-bentukan fisik yang berfungsi untuk
memadahi kegiatan warganya dengan nyaman. Bentuk fisik tersebut akan mengisi setiap bagian
kota yang secara keseluruhan akan saling mengisi satu sama lain sehingga akan membentuk satu
kesatuan. Keserasian dari komposisi bentukan bentukan fisik tersebut merupakan hal yang harus
diperhatikan untuk mewujudkan fasade / tampak lingkungan yang akan menampilkan suasana
yang menyenangkan.
Citra Kota merupakan kesan fisik yang memberikan ciri khas kepada suatu kota. Dalam
pengembangan suatu kota, citra kota berperan sebagai pembentuk identitas kota, dan sebagai
penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra kota yang jelas dan kuat akan memperkuat
identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik.

Dalam memahami citra kota perlu diketahui beberapa pengertian citra kota dan elemen-
elemen pembentuk citra kota

2. Pengertian Citra Kota


Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia , kata citra itu sendiri mengandung arti: rupa,
gambar, gambaran, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan/organisasi/produk. Dapat juga diartikan sebagai kesan mental atau bayangan visual
yang ditimbulkan oleh sebuah kota.secara langsung citra kota dapat di definisikan sebagai kesan
fisik yang di alami oleh pengamat yang merupakan ciri khas pada suatu kota.

3. Elemen Elemen Pembentuk Citra Kota


Citra kota menurut Lynch (1982) terbentuk dari elemen-elemen pembentuk citra kotanya
yang terdiri dari:
a) Tetenger ( Landmark ), yang merupakan titik referensi seperti elemen simpul tetapi tidak
masuk kedalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Tetenger adalah elemen eksternal yang
merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota misalnya gunung, bukit, gedung tinggi,
menara, tanah tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan lain-lain. Beberapa tetenger letaknya dekat
sedangkan yang lain jauh sampai diluar kota. Tetenger adalah elemen penting dari bentuk kota
karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah.

b) Jalur ( Path ), yang merupakan elemen paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch
menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang
meragukan citra kotanya secara keseluruhan. Jalur merupakan alur pergerakan yang secara
umum digunakan oleh manusia seperti jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api,
saluran dan sebagainya. Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan yang
besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan yang kuat (misalnya pohon)
atau ada belokan yang jelas.

c) Kawasan ( District ), yang merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah
kawasan memiliki ciri khas mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula dalam batasnya,
dimana orang merasa harus mengakhiri atau memulainya. Kawasan dalam kota dapat dilihat
sebagai referensi interior maupun eksterior. Kawasan menpunyai identitas yang lebih baik jika
batasnya dibentuk dengan jelas berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain.

d) Simpul ( Nodes ), yang merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau
aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah arah atau aktivitasnya misalnya persimpangan lalu
lintas, stasiun, lapangan terbang, dan jembatan. Kota secara keseluruhan dalam skala makro
misalnya pasar, taman, square dan lain sebagainya. Simpul adalah suatu tempat dimana orang
mempunyai perasaan masuk dan keluar dalam tempat yang sama.

e) Batas atau tepian ( Edge ), yang merupakan elemen linier yang tidak dipakai atau dilihat
sebagai jalur. Batas berada diantara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linier
misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api, topografi dan lain-lain. Batas lebih
bersifat sebagai referensi daripada misalnya elemen sumbu yang bersifat koordinasi (linkage).
Batas merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk. Batas
merupakan pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan yang lainnya.
Demikian pula fungsi batasnya harus jelas membagi atau menyatukan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Deskripsi lokasi
Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota Aceh, Indonesia. Dahulu kota
ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh.
Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial
dan budaya.

Gbr 1. Kota Banda Aceh


Sumber : www.bandaacehkota.go.id

Kota yang telah berumur 802 tahun ini - berdasarkan Peraturan Daerah Aceh Nomor 5
Tahun 1988, tanggal 22 April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Cheng
Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi pertamanya setelah singgah di Palembang.

Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang
diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia. Bencana ini menelan ratusan
ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini.

Gbr. 2. Kota Banda Aceh Pasca Tsunami


Sumber : http://www.johnvink.com/tsunami-aceh.
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah

 Fakta Geografi
Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°33'03" Lintang Utara, 95°19'42" Bujur
Timur. Batas wilayah
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Darul imarah Kabupaten Aceh Besar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pekan Bada, dan Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten
Aceh Besar
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Krueng Baronajaya,
Kecamatan Baitussalam Aceh Besar

 Demografi
Penduduk Kota Banda Aceh mencapai 219.659 (Buku Statistik Kota Banda Aceh)
dengan kepadatan mencapai 2.507. Penduduk Kota Banda Aceh terdiri dari berbagai suku
bangsa diantaranya Aceh, Cina, Melayu, Padang, Jawa, Gayo, dan suku bangsa minoritas
lainnya.
Agama yang dianut mayoritasnya adalah Islam, selebihnya penganut agama Kristen,
Katolik, Budha, dan Hindu.

 Topografi
Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir, dari luapan sungai Krueng Aceh dan
70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 m dari permukaan laut. Kearah
hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketingian hingga 50 m di atas permukaan
laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal disebelah barat dan timur dengan ketinggian lebih
dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.

Gbr. 3. Kota Banda Aceh


Sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php

2. Analisa Citra Kota Banda Aceh


a) Tetenger (landmark)
Landmark merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungai untuk
membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi untuk mengenal kota itu sendiri
secara keseluruhannya dan kota-kota lain.
Mesjid raya merupakan salah satu landmark Provinsi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh
karena selain letaknya ada dipusat kota, bangunan ini juga memiliki nilai sejarah selain itu
struktur ruang Kota Banda Aceh menunjukkan “pola radial“, terlihat dari pemusatan kegiatan
dengan konsentrasi kepadatan di pusat kota, dimana kegiatan tersebut memanjang hampir linier
mengikuti pola jaringan jalan utama, dan relatif radial dengan MASJID RAYA
BAITURRAHMAN dan sekitarnya sebagai pusat utama yang diperkuat oleh keberadaan Pasar
Aceh dan Pasar Peunayong.

Gbr 4. Masjid Raya Baiturrahman


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013

a. Selain karena fungsinya dan bentuk nya yang monumental, mesjid raya juga menjadi landmark
karena pola pergerakan atau mobilitas ke kawasan yang lain yang radial
b. Skala landmark yaitu skala nasional.
c. Selain berfungi sebagai tempat ibadah, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat rekreasi,
baik itu bagi masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar wilayah Kota Banda Aceh.

Gbr 5. Masyarakat yang berekreasi di halaman Masjid Raya


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013

b) jalur (path)
Jalur merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti
jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya
Salah satu jalan protokol yang tersibuk di Banda Aceh adalah jalan Daud
Beureueh.karena jalur ini merupakan jalan arteri sekunder yang terletak di area perkantoran, baik
itu kantor pemerintahan dan jasa.

Gbr.6. Suasana Jl. Daud Beureuh pada jam 16.30 WIB


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013

a. Jalan Daud Beureueh menghubungkan


kawasan perdagangan dengan pusat kota
b. Tampilan visual bangunan pada jalur ini di dominasi dengan bangunan yang berarsitektur neo
v0ernakular dan modern. Ini di karenakan pada jalur ini banyak terdapat bangunan bangunan
Pemerintahan Aceh yang menggambarkan bangunan tradisional aceh. sedangkan untuk bangunan
modern di dominasi oleh bangunan Bank Swasta.

c. Kondisi fisik jalan pada jalur ini sangat baik serta tidak mengalami kerusakan. untuk jalur
pedestrian memiliki lebar ± 2 m dengan kondisi yang baik. Akan tetapi pada jam 16.00 WIB
jalur pedestrian mulai dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan sehingga timbul rasa
ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.

Gbr.8. Kondisi Fisik Jalan Dan Pedestrian


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
d. Kondisi keamanan pada jalur ini aman, ini ditandai dengan tidak pernah terjadinya kecelakaan
lalu lintas serta tindakan kriminal lain nya.
e. Penunjuk arah pada Jl.Daud Bereueh

Gbr.10. Penunjuk Arah Pada Jl Daud Bereueh


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013

f. Fungsi lain yang tercipta di Jl Daud Bereueh adalah sebagai area car free dayyang dilakukan
pada setiap hari minggu

c) Kawasan(district)

Kawasan merupakan sebuah area dengan fungsi khusus yang di dominasi oleh sebuah
aktifitas utama,bisa berupa kawasan perdagangan, pendidikan, militer, perkantoran, jasa atau
wisata
Seutui merupakan sebuah kawasan perdagangan di Kota Banda Aceh (RT RW Kota
Banda Aceh 2009-2029). Kawasan ini terletak di Jalan Teuku Umar dari arah simpang jam ke
arah simpang tiga PU. Pada jaman kerajaan dulu sebagian daerah seutui ini termasuk ke dalam
komplek istana kerajaan tepatnya dibagian gunongan dan taman budaya. sekarang Seutui ini
menjadi kawasan perdagangan dengan banyaknya bermunculan ruko ruko. Pada tahun 2012
Pemko Banda Aceh membangun Aceh Town Square di daerah ini. Aceh Town Square merupakan
sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Aceh.

a. Seutui merupakan kawasan perdagangan (RT RW Kota Banda Aceh 2009-2029) dan tidak jauh
dari tempat bersejarah dan beberapa cagar budaya seperti, taman putroe phang, museum tsunami,
taman sari, pendopo gubenur, dll

Gbr.11. Suasana Kawasan Seutui


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013

b. Pola pergerakan menuju kawasan seutui yaitu Radial mengikuti jalan utama. dari arah Timur
Laut bisa di akses melalui Jl. Nyak adam kamil 1, Jl. Sultan Mahmudsyah, Jl. Balai Kota dan Jl.
Iskandar Muda. sedangkan dari arah Barat Daya bisa di akses melalui Jl. Jendral Sudirman dan
Jl. Cut Nyak Dhien.
c. Kawasan seutui ini mulai aktif dari jam 05:00 wib sampai jam 01:00 wib. Di pagi hari aktifitas
nya di dominasi oleh orang berjualan baik itu di pasar seutui maupun pedagang yang menjual
jajanan pagi di pinggir jalan. Selanjutnya dari jam 09:30 wib sampai jam 17:30 wib aktifitasnya
di dominasi oleh toko-toko, rumah makan dan warung kopi. Sedangkan dari jam 17:30 wib
sampai jam 01:00 wib aktifitasnya di dominasi oleh penjual makanan di pinggir jalan dan
warung kopi.

Gbr.12. Suasana Kawasan Seutui pada pagi, siang dan malam hari
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah

d. Tipe-tipe bangunan yang ada pada kawasan ini di dominasi oleh ruko-ruko. Namun ada juga
bangunan massa tunggal, seperti bangunan Aceh Town Square. Hotel Rasamala dan Masjid
Mekeutop.

Gbr.13. tipe-tipe bangunan di kawasan seutui


Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah

e. Keamanan di kawasan seutui ini relatif aman.hal Ini di tandai dengan tidak pernah terjadi nya
kecelakaan dan kejahatan kriminal lain nya di kawasan ini.

d) Simpul (nodes)

Simpul adalah pertemuan atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya
saling bertemu dan dapat diubah arah atau aktivitasnya misalnya persimpangan lalu lintas,
stasiun, lapangan terbang, dan jembatan.

Simpang lima merupakan sebuah persimpangan jalan yang padat, di Kota Banda Aceh.
Simpang lima ini terletak tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman dengan jarak lebih kurang
500 meter. fungsi simpang lima ini hampir sama seperti fungsinya bundaran HI di jakarta, tempat
ini juga sering dijadikan sebagai tempat demonstrasi, karena ini merupakan pertemuan lima jalur
utama Kota Banda Aceh

Gbr.13. simpang lima banda aceh


Sumber : http://www.panoramio.com/photo/27173561

a. Simpang lima merupakan sebuah simpul pertemuan lima jalan utama Kota Banda Aceh. Yaitu
dari arah Jl. Daud bereueh, Jl. T, angkasah, Jl. Tengku panglima polem, Jl. Sri ratu safiatuddin
dan Jl. Diponegoro
Gbr.13. Peta Simpang Lima
Sumber : http://wikimapia.org

b. Node ini berfungsi sebagai tempat pertemuan lima jalur utama Kota Banda Aceh (persimpangan)
c. Node ini aktifnya 24 jam, karna ini merupakan jalur utama Kota Banda Aceh. Pada momen
momen tertentu simpang lima berfungsi juga sebagai tempat menyampaikan orasi (demonstrasi)
dan sebagai tempat perayaan malam tahun baru.

Gbr.13. Ragam Aktifitas Di Simpang Lima


Sumber : http://www.acehkita.com/page

d. Lokasi ini dipilih sebagai nodes karena pola pergerakannya adalah radial atau menjari sehingga
membentuk pola seperti simpul, ditambah lagi dengan adanya tugu yang berada ditengah
persimpangan dan menghubungkan lebih dari 2 jalan utama.

e) Batas(edge)

Edge merupakan batas yang berada diantara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai
pemutus linier misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api, topografi dan lain-lain
Krueng lamnyong merupakan anak sungai Krueng Aceh yang berhulu di cot seuke Aceh
Besar dan bermuara di pantai Alue Naga. Sungai ini terletak di kecamatan Syiah Kuala. Sungai
lamnyoeng ini membelah kawasan pendidikan darussalam dan kawasan perdagangan di jelingke.

a. Edge yang menjadi analisa pada item ini merupakan sebuah sungai yang ada di kecamatan syiah
kuala Kota Banda Aceh
b. Krueng lamnyoeng ini membatasi antara dua kawasan yang berbeda aktifitas yaitu kawasan
pendidikan (kopelma darussalam) dan kawasan perdagangan (lamnyoeng)

c. Selain sebagai batas kawasan, daerah disepanjang sungai juga berfungsi sebagai area
race track, tempat latihan memanah, dan juga sebagai area berlatih dayung

Gbr.14. Ragam Aktifitas Di krueng lamnyong


Sumber : http://www.acehkita.com/page

BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan

Memahami citra sebuah kota sangat penting karena akan menimbulkan kesan fisik yang
memberikan ciri khas kepada suatu kota. Dalam pengembangan suatu kota, citra kota berperan
sebagai pembentuk identitas kota, dan sebagai penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra
kota yang jelas dan kuat akan memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota
tersebut menarik dan memiliki daya tarik tersendiri. Seperti hal nya Kota Banda Aceh yang
memiliki citra kota yang baik, hal ini di tandai dengan pembangunan kota yang begitu pesat di
segala faktor baik itu sarana maupun prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

- http: //jumiati-bensu.blogspot.com/2012/02/perubahan-suhu-di-kota-banda-aceh-pra.html
- http: //www.acehkita.com/page
- http: //wikimapia.org
- http: //www.skyscrapercity.com
- http: //www.johnvink.com/tsunami-aceh
- Rancangan Qanun RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029
- bps,2012 Statistik Daerah Kota Banda Aceh. Banda Aceh:pdf
- foto dokumentasi survey :2013

Anda mungkin juga menyukai